SPESIFIKASI TEKNIS
KEGIATAN
1.01.02.2.02 - PENGELOLAAN PENDIDIKAN
SUB KEGIATAN
1.01.02.2.02.12 – PEMBANGUNAN SARANA, PRASARANA DAN
UTILITAS SEKOLAH
PEKERJAAN
PEMBANGUNAN AULA SMP NEGERI 2 SUNGAI APIT KECAMATAN
SUNGAI APIT
A. SYARAT UMUM
PASAL 1
JENIS PEKERJAAN
2. a. Tenaga kerja/tenaga ahli yang cukup memadai dengan jenis pekerjaan yang
dilaksanakan.
b. Alat-alat bantu seperti alat-alat pengangkut dan peralatan lain yang
diperlukan dalam pelaksanaan.
c. Bahan-bahan bangunan dalam jumlah yang cukup untuk setiap pekerjaan
yang akan dilaksanakan tepat pada waktunya.
PASAL 2
PERSYARATAN BAHAN - BAHAN
1. Bila dalam RKS disebutkan nama pabrik pembuatan dari suatu barang, maka hal ini
dimaksudkan untuk menunjukkan tingkat mutu. bahan dan barang yang digunakan.
2. Setiap penggantian nama dan pabrik pembuat dari suatu bahan dan barang harus
disetujui oleh Perencana/Pemberi Tugas dan bila tidak ditentukan dalam RKS serta
gambar kerja maka bahan dan barang tersebut diusahakan dan disediakan oleh
pemborong yang harus mendapat persetujuan dari Pengawas atau Pemberi Tugas.
3. Contoh bahan dan barang yang dipergunakan dalam pekerjaan harus segera
disediakan atas biaya Pemborong, setelah disetujui Pengawas atau Direksi, harus
dianggap bahwa bahan dan barang tersebut yang akan dipakai dalam pelaksanaan
pekerjaan.
4. Contoh bahan dan barang tersebut, disimpan oleh Pengawas atau Direksi untuk
dijadikan dasar penolakan bila ternyata bahan dan barang yang dipakai tidak sesuai
kwalitas maupun sifatnya.
PASAL 4
PERBEDAAN DALAM DOKUMEN LAMPIRAN KONTRAK
1. Jika terdapat perbedaan-perbedaan antara gambar kerja dan RKS ini, maka
Pemborong harus menanyakan secara tertulis kepada Perencana/ Pengawas dan
Pemborong harus mentaati keputusan tersebut
Ukuran-ukuran yang terdapat dalam gambar yang terbesar dan terakhirlah yang
berlaku dan ukuran dengan angka adalah yang harus diikuti daripada ukuran dengan
skala dari gambar-gambar, tetapi jika mungkin ukuran ini harus diambil dari
pekerjaan yang sudah selesai.
2. Apabila ada hal-hal yang disebutkan pada gambar kerja, RKS, atau dokumen yang
berlainan dan atau bertentangan, maka ini harus diartikan bukan berarti untuk
menghilangkan satu terhadap yang lain tetapi untuk menegaskan masalahnya.
3. Kalau terjadi hal ini maka yang diambil sebagai patokan adalah yang mempunyai
bobot teknis dan atau yang mempunyai bobot biaya yang tinggi.
4. Apabila terdapat perbedaan :
a. Gambar arsitektur dengan gambar struktur, maka yang dipakai sebagai
pegangan dalam ukuran fungsional adalah gambar arsiektur, sedangkan untuk
jenis dan kualitas bahan dan barang adalah gambar struktur.
b. Gambar arsitektur dengan gambar Mekanikal, maka yang dipakai sebagai
pegangan dalam ukuran kualitas dan jenis sebagai bahan adalah gambar
mekanikal.
c. Gambar arsitektur dengan gambar elektrikal, maka yang dipakai adalah sebagai
pegangan dalam ukuran fungsional adalahgambar arsitektur, sedangkan untuk
ukuran kualitas dan bahan adalah gambar elektrikal.
PASAL 6
GAMBAR KERJA (SHOP DRAWING)
PASAL 7
GAMBAR SESUAI PELAKSANAAN TEKNIS (AS BUILD DRAWING)
1. Semula yang belum terdapat dalam gambar kerja baik karena penyimpangan,
perubahan atas perintah Direksi, maka Pemborong harus membuat gambar-gambar
yang sesuai dengan apa yang telah dilaksanakan, yang jelas memperlihatkan
perbedaan antara gambar kerja dan pekerjaan yang dilaksanakan.
B. SYARAT KHUSUS
Gambaran umum pekerjaan adalah :
1. Nama pekerjaan : Pembangunan Aula SMP Negeri 2 Sungai Apit Kecamatan
Sungai Apit
3. Pagu dana : Rp. 1.551.020.666,- (Satu Milyar Lima Ratus Lima Puluh
Satu Juta Dua Puluh Ribu Enam Ratus Enam Puluh Enam
Rupiah)
6. Waktu pelaksanaan : Pekerjaan fisik = 120 (Seratus Dua Puluh) Hari kalender
terhitung sejak tanggal dikeluarkannya Surat Perintah
Mulai Kerja (SPMK)
Pemeliharaan = 180 (Seratus Delapan Puluh) Hari
kalender
SKA Ahli K3
Ahli K3
Konstruksi - Muda
Konstruksi/ D.III (Teknik 3 (tiga)
2. …………….. 1 Orang / Ahli Keselamatan
Ahli Keselamatan Arsitektur/Sipil) tahun
Konstruksi - Muda
Konstruksi
1 2 3 4 5 6 7 8 9
STNK dan
1. Mobil Pick Up ……… 1 Unit 1 - 2 Ton ……… ……… ………
BPKB
3. Concrete Mixer ……… 1 Unit 0,3 - 0,6 M3 ……… ……… invoice ………
5. Waterpass (Total Station) ……… 1 Unit ……… ……… ……… invoice ………
Scafolding
6. ……… 20 Set ……… ……… ……… invoice ………
E. Tabel Penetapan Tingkat Resiko Kerja
F. Tabel Penetapan Tingkat Resiko Kerja
Tingkat Risiko pada paket pekerjaan ini ditetapkan sebagai tingkat risiko Sedang
Pekerjaan yang paling beresiko adalah padaPekerjaanAtap
No UraianPekerjaan IdentifikasiBahaya
A PEKERJAAN ATAP
1 Pemasangan Rangka Kuda-kuda Atap Baja Tertimpa Material kerja
Ringan C.75.100 Terluka Material Kerja
Jatuh Dari Ketinggian
Penerapan SMK3
a. Penerapan Umum
Penerapan secara umum SMK3 pada tahap pelaksanaan pekerjaan ini, antara lain
:
▪ Rompi keselamatan;
▪ Sarung tangan.
HARGA JUMLAH
N SATUAN HARGA
Uraian Kegiatan Satuan
o
(Rp.) (Rp.)
A B C D E
1 Pas. Saluran Bata Keliling Pas. 1 Bata M'
2 Pas. Homogeneous Tile Uk 60 x 60 cm M2
Pas. Homogeneous Tile Uk 60 x 60 cm (
3 Unpolished ) M2
4 Pas. atap Spandek Pasiran Regency Uk. 0,3 mm M2
5 Pas. Plafond Multiplek 6 mm M2
6 Cor Lantai Beton camp 1 Pc : 2Ps : 3Kr, t: 10 cm M3
7 Pas. Wiremesh M8 M2
Cat Minyak (Kusen, Pintu, Jendela, Singap Dan
8 Listplank) M2
Pas. Listplank GRC 12 mm dipasang Double
9 25+10 cm M'
10 Pas. Daun Jendela + Kaca 5 mm M2
11 Cat Plafond M2
12 Pekerjaan Plesteran Camp. 1 : 4 M2
Pemasangan Rangka Kuda-kuda Atap Baja
13 Ringan C.75.100 M2
14 Cat Dinding (Interior) M2
15 Cat Dinding Weathershield (Exterior) M2
16 Pas. Grendel Jendela Bh
17 Pas. Grendel pintu Bh
18 Pemasangan Instalasi Listrik Titik
19 Pas. Engsel Jendela 3" Bh
20 Pemasangan Instalasi air M'
21 Pekerjaan Relief Kolom Selasar dan teras M'
22 Pemasangan Singap Ukir GRC M'
23 Pas. Keramik 20x20 M2
24 Pas. Keramik 20x25 M2
H. Mata Pembayaran Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan
Konstruksi (SMKK)
HARGA TOTAL
SATUAN KUAN
NO RINCIAN BIAYA PENERAPAN SMKK SATUAN HARGA KETERANGAN
UKURAN TITAS
(Rp.) (Rp.)
I II III IV V VI (IV*V) VII
1 Penyiapan Dokumen RKK, RKPPL,RMLLP,RMPK :
a Pembuatan Dokumen RKK, RKPPL, Set 1,00
RMLLP, RMPK
b Pembuatan Prosedur dan Instruksi Set 1,00
kerja
c Penyusunan Pelaporan Penerapan Set 1,00
SMKK
A Sub Total : Jumlah
7 Rambu dan Perlengkapan Lalu Lintas yang Diperlukan atau Manajemen Lalu Lintas :
a Rambu petunjuk Bh 1,00
b Rambu peringatan Bh 1,00
c Rambu informasi Bh 1,00
G Sub Total : Jumlah
C. SYARAT TEKNIS
a. Acuan pedoman pekerjaan dan pemakain bahan
Peraturan teknis bangunan yang digunakan dalam pembangunan Aula baru
adalah peraturan – peraturan tersebut di bawah ini termasuk segala perubahan
dan tambahannya :
1) Peraturan Bangunan Gedung Negara.
2) Tata cara Perhitungan Struktur Beton untuk Bangunan Gedung SNI 03-2847-
2002.
3) Tatacara Perhitungan Struktur Baja untuk Bangunan Gedung SNI 03-1729-
2002.
4) Peraturan Perencanaan Kayu Struktur SNI-T-02-2003.
5) Tatacara Perencanaan Ketahanan Gempa untuk bangunan gedung, SNI 03-
1726-2003.
6) Tatacara Perencanaan Pembebanan untuk Rumah dan Gedung,SNI-03-1727-
1989.
7) Peraturan Umum Instalasi Lstrik (PUIL) SNI 04-0225-2000.
8) Peraturan Umum Keselamatan Kerja dari Departemen Tenaga Kerja.
9) Peraturan dan Ketentuan lain yang berlaku di wilayah Indonesia.
b. Pelaksanaan pekerjaan
1. Pekerjaan persiapan
Pekerjaan persiapan antara lain:
a) Pembersihan lahan; meliputi penebangan pohon (bila ada), pembuangan
sampah dan hal – hal yang tidak diperlukan untuk pekerjaan.
b) Pengukuran lahan; meliputi penentuan batas lokasi dan kemiringan tanah.
c) Penyediaan air kerja : dilakukan untuk menyediakan air untuk pelaksanaan
pekerjaan.
d) Mempersiapkan los/area kerja untuk fabrikasi komponen (misal :
kusen,pintu,rangka besi/baja dan lain – lain).
e) Menyiapkan ruang untuk gudang sebagai tempat penyimpanan bahan
material dan peralatan kerja.
f) Melakukan pengukuran dan pemasangan bouwplank (rambu- rambu).
g) Mempersiapkan format – format untuk mengendalikan,mengevaluasi dan
melaporkan pelaksanaan pekerjaan.
h) Mempersiapkan gambar kerja,RAB, dan jadwal kerja.
i) Membuat dokumentasi pekerjaan mulai tahap awal sampai akhir, baik
keseluruhan hasil pelaksanaan pekerjaan maupun setiap jenis/ masing
masing bagian pekerjaan.
2. Pekerjaan Galian/Urugan
Meliputi penggalian tanah untuk pondasi beton dan pekerjaan lain yang
memerlukan penggalian tanah,dan pengurugan kembali galian disisi pondasi.
3. Pekerjaan Pondasi
Pondasi beton yang dibuat harus memenuhi ketentuan mutu beton K 225
atau dengan campuran 1 Pc : 2 Ps : 3 Kr dengan syarat dan ketentuan
pelaksanaan seperti pada pekerjaan beton.
a) Lingkup pekerjaan
Pekerjaan galian,urugan tanah,pekerjaan anti rayap (untuk daerah yang
banyak rayap) dan pembuatan pondasi.
b) Bahan
Bahan yang digunakan antara lain PC/Semen,Pasir beton (Ps), Kerikil/Split
(Kr),Besi beton dan kawat.
c) Penjelasan pekerjaan
Menyiapkan lantai kerja dan spesi 1 PC : 5 Ps setebal ±5 cm.
Meletakan rangkaian besi beton dengan ukuran baja tulangan minimal
12 mm untuk tulangan utama dan 8 mm untuk begel.
Cor rangkaian besi beton untuk pondasi dengan campuran 1 Pc : 2 Ps :
3 Kr.
Pada lokasi yang tidak ditemukan tanah keras, maka dapat
dibantu/diperkuat dengan cara memasang cerucuk kayu yang
dipasang /dimasukan/ditancapkan sampai mencapai tanah keras.
4. Pekerjaan Beton
Pekerjaan beton meliputi : Sloof,kolom dan balok.Dilaksanakan sesua dengan
ketentuan teknis yang berlaku dengan mempertimbangkan faktor keamanan
terhadap gempa.untuk beton struktural ataupun non struktural seperti kolom
praktis setidak - setidaknya dibuat dengan mutu beton minimal K-225 atau
dengan campuran 1PC : 2Ps : 3Kr dan bata tulangan U-24,dengan ukuran besi
tulangan,jumlah,jarak pasang sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam SK
SNI T-15.1991.03 dan PB 1971.Untuk beton rabat dapat menggunakan
campuran 1PC : 2Ps : 5Kr.
a) Lingkup pekerjaan :
Pekerjaan bekisting,pembesian dan pengecoran.
b) Bahan yang digunakan :
Kayu beksting,PC/Semen,pasir beton,besi beton dan kawat ikat
bindrat.Bekisting dibuat dari kayu kelas III dengan ketebalan papan
minimal 2 cm atau multiplek 9 mm,dengan balok – balok penahan dari
kayuukuran minimal 4/6 cm atau 5/7 cm dan tiang kayu penyangga dari
kayu.
c) Penjelasan pekerjaan:
1) Pekerjaan papan bekisting
Bekisting dipasang sesuai dengan bentuk dan ukuran sloof,balok
dan kolom sesuai dengan gambar perencanaan.Bekisting dibuat
secara kokoh agar bentuk sloof, balok dan kolom tidak berubah
dan tetap pada kedudukannya pada saat dicor.
Sebelum pengecoran,permukaan bekisting harus bebas dari
kotoran (misalnya sebuk gergaji,potongan kayu,tanah
dsb).Permukaan dalam bekisting sebaiknya dilapisi pelumas agar
bekisting mudah dibongkar tanpa merusak permukaan beton.
Setelah pengecoran, proses pengerasan beton tidak boleh
tergangu dari benturan benda keras selama minimal 2 x 24 jam.
Pembongkaran bekisting hanya dapat dilakukan setelah beton
mencapai kekerasan tertentu.Pembongkaran bekisting kolom
dapat dilakukan setelah beton mencapai waktu minimal 7 hari.
d) Pekerjaan pembesian
Perakitan besi tulangan sesuai dengan gambar
Diameter tulangan,jumlah dan jarak pasang sesuai dengan ketentuan
yang diatur dalam SK SNI T-15.1991.03 dan PBI 1971.
Tulangan beton harus diikat dengan kawat beton untuk menjaga
ketebalan selimut beton antara tulangan dan bekistingdipasang beton
tahu ( bila diperlukan).
Setiap sambungan konstruksi (stek) yang direncanakan untuk
dilanjutkan ,maka pembesiannya harus dilebhkan minimal 40 xd d
(bentangan).
e) Pekerjaan pengecoran
Sebelum pengecoran, bekisting harus dibersihkan dan disiram air
bersih terlebih dahulu.kekentalan beton harus diawasi.
Pengecoran harus merata, dan cukup padat dengan cara memukul –
mukul bagian luar bekisting 5 s.d 10 kali agar beton dapat mengisi
setiap bagian dari rangka bekisting.
15. Penutup
1. Harus diperhatikan betul oleh pemborong segala pekerjaan angkutan
bahan-bahan, puing puing bekas pekerjaan pembersihan setelah
pekerjaan berakhir.
2. Segala peraturan yang tercantum dalam bestek dan gambar-gambar serta
risalah Aanwijzing merupakan lampiran dari Kontrak yang tidak dapat
dipisahkan dan merupakan satu kesatuan untuk hal ini pemborong
dianggap mengerti.
3. Tentang lampiran Bill Of Quantity yang diberikan ini hanya ancar-ancar
saja. Pemborong harus tetap menghitung sendiri apabila dalam
perhitungan perencanaan Bill of Quantity dirasakan kurang maka
pemborong supaya mengajukan perubahan pada waktu aanwijizing dan
apabila ada perubahan, maka akan dimuat pada risalah aanwijizing dalam
hal ini yang mengikat adalah Gambar dan bestek.
4. Pekerjaan yang nyata-nyata menjadi bagian dari pekerjaan ini yang tidak
teruraikan dan termuat dalam bestek ini, tetapi harus diselenggarakan dan
diselesaikan oleh kontraktor, harus dianggap pekerjaan itu telah
diuraikan/ dimuat dalam bestek ini untuk menuju Penyerahan pekerjaan
yang lengkap dan sempurna, sesuai menurut pertimbangan Direksi.
5. Penyerahan pertama dapat dilaksanakan apabila seluruh bagian pekerjaan
sudah lengkap sesuai dengan spesifikasi, gambar rencana dan memenuhi
syarat-syarat teknis, serta dibuatkan chek list/daftar kekurangan-
kekurangan atau cacat yang akan disempurnakan selama waktu
pemeliharaan atau sesuai dengan kontrak.
6. Kontraktor wajib menyerahkan As-Built drawing dan berita acara
adendum jika dalam pelaksanaan nantinya terjadi pekerjaan tambah
kurang (Cco)
7. Apabila penyerahan pertama pekerjaan telah didapat diterima, baru
dibuatkan Berita Acara Serah Terima Pertama Pekerjaan.
8. Penyerahan kedua pekerjaan/terakhir dapat dilaksanakan apabila semua
pekerjaan penyempurnaan selama masa pemeliharaan telah dilaksanakan
dengan baik dan sempurna.
9. Hal-hal yang belum tercantum dalam syarat-syarat umum dan khusus ini,
akan ditentukan oleh pengawas lapangan dan direksi.
10. Semua pekerjaan yang tercantum dalam bestek, rencana anggaran biaya,
gambar-gambar serta berita acara aanwijzing pekerjaan ini adalah
merupakan kesatuan pekerjaan yang ditawar dan wajib dilaksanakan
dengan sempurna seluruhnya oleh kontraktor.
FAKHRURROZI, M.Pd
NIP.19800317 200312 1 003