Anda di halaman 1dari 39

SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN KONSTRUKSI

Paket Pekerjaan : REHABILITASI RUANG KELAS SD INPRES JENEBATU

1. SPESIFIKASI : A. PEKERJAAN TANAH DAN PASIR


BAHAN 1. Pasir
BANGUNAN Harus terdiri dari butir-butir yang tajam dan keras, butir-
KONSTRUKSI butir harus bersifat kekal, artinya tidak pecah atau hancur
oleh pengaruh cuaca, seperti terik matahari dan hujan.
Kadar lumpur tidak boleh melebihi 5 %,
2. Tanah timbunan
Harus terdiri dari bahan tanah berpasir atau padas yang
memenuhi persyaratan dan harus memiliki sifat tertentu
tergantung dari maksud penggunaannya.

B. PEKERJAAN PONDASI
1. Batu Gunung
Batu gunung umumnya ukurannya tidak beraturan. Batu
gunung mempunyai kekerasan yang lebih keras dari batu
pondasi sejenis, serta tidak gampang rapuh apabila
terpendam atau terexpose udara luar.

C. PEKERJAAN BETON BERTULANG


1. Semen Portland (PC)
- Digunakan Portland Cement Tipe I menurut NI - 8
tahun 1972 dan memenuhi S - 400 menurut Standar
Cement Portland yang disyaratkan oleh Asosiasi
Semen Indonesia (NI 8 tahun 1972).
- Tidak diperkenankan menggunakan semen yang
telah mengeras sebagian maupun seluruhnya dalam
satu zak sebagai bahan campuran.
- Penyimpanan harus sedemikian rupa sehingga
terhindar dari tempat yang lembab agar semen tidak
cepat mengeras. Tempat penyimpanan semen harus
ditinggikan 30 cm dan tumpukan paling tinggi 2 m.
Setiap semen baru yang masuk harus dipisahkan
dari semen yang telah ada agar pemakaian semen
dapat dilakukan menurut urutan pengiriman.
2. Agregat (Pasir, kerikil atau batu pecah)
- Kerikil yang digunakan harus bersih dan bermutu
baik, serta mempunyai gradasi dan kekerasan
sesuai yang disyaratkan dalam PBI 1971.

Rehabilitasi Gedung Sekolah


- Untuk Beton mutu fc'= 24.0 Mpa (K-275)
mengunakan material kerikil beton batu pecah (Split)
- Penumpukan material kerikil dengan pasir harus
dipisahkan agar kedua jenis material tersebut tidak
tercampur untuk menjamin adukan beton dengan
komposisi material yang tepat.
- Untuk bahan agregat (halus dan kasar) dapat
dipakai agregat alami atau buatan asal memenuhi
syarat menurut PBI-1971
- Bila dianggap perlu, dapat dilakukan pengujian
butiran dengan memperhatikan persyaratan PUBI-
1982.
- Agregat halus harus bersih, keras dan berbutir
tajam, bebas dari lumpur, gumpalan tanah/lumpur,
bahan organik lainnya yang dapat mengurangi atau
merusakkan mutu beton.
- Agregat kasar harus bersih dan bebas dari bagian-
bagian yang halus, mudah pecah, keropos, tipis atau
panjang-panjang, bebas dari bahan-bahan organik
atau dari substansi yang merusak.

3. A i r
Air yang digunakan harus air tawar, tidak mengandung
minyak, asam alkali, garam, bahan-bahan organis atau
bahan-bahan lain yang dapat merusak beton atau baja
tulangan. Dalam hal ini sebaiknya dipakai air bersih
yang dapat diminum.

4. Besi beton.
Besi beton yang digunakan adalah, besi beton polos (Ø
10, Ø 12 ) dan behel Ø6, Ø8 serta untuk pembesian
plat beton menggunakan Wiremesh M8. Diameter besi
yang digunakan harus sesuai dengan gambar kerja dan
mendapat persetujuan dari Konsultan pengawas. Daya
lekat baja tulangan harus dijaga dari kotoran, lemak,
minyak, karat lepas dan bahan lainnya, jika besi
tulangan yang diorder tidak ada label spesifikasi dari
pabrik maka harus dilakukan Uji Tarik, biaya
ditanggung kontraktor.

5. Bahan campuran tambahan (additive)


- Pemakaian bahan tambahan kimiawi (concrete
admixture), kecuali yang disebutkan tegas di dalam

Rehabilitasi Gedung Sekolah


RKS dan gambar harus mendapat izin tertulis dari
Konsultan Pengawas. Untuk itu kontraktor
diharuskan mengajukan permohonan tertulis dengan
menyertakan analisa kimiawinya dan bukti
pemakaian di Indonesia selama 5 tahun terakhir.
Bahan campuran tambahan beton yang dipakai
harus sesuai dengan iklim tropis, khususnya daerah
tepi pantai dan memenuhi persyaratan ASTM C-
494 jenis B dan D sekaligus sebagai pengurang air
adukan dan penunda pengerasan awal.
- Penggunaan additive harus sesuai dengan petunjuk
dari pabrik. Pemakaian additive ini tidak boleh
menyebabkan dikuranginya volume semen dalam
adukan.
- Bahan tambahan yang mempercepat pengerasan
awal sama sekali tidak boleh dipakai, sedangkan
untuk beton kedap air dibawah tanah tidak boleh
mempergunakan waterproofer yang mengandung
garam.

6. Bekisting, Cetakan atau Acuan


- Bahan bekisting / cetakan harus sedemikian rupa
menghasilkan muka beton yang rata. Untuk itu
digunakan cetakan dari multiplex 9 mm, diperkuat
dengan rangka-rangka penyangga, penyokong dll,
sehingga mampu mendukung beton sampai selesai
proses ikatan beton.
- Bekisting harus mampu pula untuk menahan
getaran- getaran vibrator dan kejutan gaya-gaya
lain tanpa berubah bentuk.
- Semua ukuran cetakan harus tepat sesuai dengan
gambar dan sama disemua tempat untuk bentuk
dan ukuran yang dikehendaki sama.
- Steiger cetakan beton dari kayu balok atau pipa-
pipa baja atau bambu. Untuk penggunaan bambu
sebagai steiger, harus diperhatikan konstruksi
pemasangannya untuk menghindari pelendutan,
yang dapat mengakibatkan perubahan dimensi
beton.
- Untuk pemakaian bekisting lebih dari satu kali, wajib
dilakukan pemeriksaan kwalitas bekisting sebelum
digunakan kembali, dan mendapat persetujuan
Konsultan Pengawas.

Rehabilitasi Gedung Sekolah


7. Selimut beton
Penepatan besi beton didalam cetakan tidak boleh
menyinggung dinding atau dasar cetakan, serta harus
mempunyai jarak tetap untuk setiap bagian-bagian
konstruksi, apabila tidak ditentukan didalam gambar
rencana, maka tebal selimut beton untuk satu sisi pada
masing-masing konstruksi adalah sebagai berikut :
- Balok sloof 4 cm
- Balok 4 cm
- Kolom 4 cm
- Pelat beton 3 cm
8. Mutu beton
Mutu beton yang digunakan untuk pekerjaan struktur
adalah, fc' = 24,0 Mpa (K-275). Sebelum
dilaksanakanya pekerjaan beton harus ada perhitungan
mix disain untuk komposisi campuran mutu beton yang
akan dipakai sebagai pedoman untuk pekerjaan beton
tersebut.
9. Lain-lain
Pada bagian beton yang ada pekerjaan lanjutannya
harus dibuatkan stek besi sepanjang 40 x diameter besi
atau menurut petunjuk direksi (pengawas Lapangan)

D. PEKERJAAN BATU, DINDING & PLESTERAN


1. Dinding Bata Merah
a. Bata Merah
Bata merah untuk pasangan dinding, digunakan
dengan kualitas terbaik yang disetujui oleh
perencana/konsultan Management Konstruksi, Siku
dan sama ukurannya 5x10x20. Sedangkan yang
pecah tidak diperkenankan dipasang untuk dinding .
b. P a s i r
Harus terdiri dari butir-butir yang tajam dan keras,
butir-butir harus bersifat kekal, artinya tidak pecah
atau hancur oleh pengaruh cuaca, seperti terik
matahari dan hujan. Kadar lumpur tidak boleh
melebihi 5 %
c. Semen dan Air
Untuk persyaratan kedua bahan tersebut, mengikuti
persyaratan yang telah digariskan pada pasal beton
bertulang,

Rehabilitasi Gedung Sekolah


2. Pekerjaan Plesteran
Bahan pasir, semen dan air mengikuti persyaratan yang
telah dijelaskan dalam pasal beton bertulang.

E. PEKERJAAN PENUTUP LANTAI


1. Pasir Urug
2. Keramik /Granit Dinding WC 30 x 60 cm
3. Keramik 40 x 40 cm
4. Keramik 30 x 30 cm
5. Keramik 10 x 30 cm, 10 x 40 cm untuk Plint Lantai
6. Keramik Lantai WC/KM 20x20cm
7. Dinding WC/KM 20x25cm
8. Daerah Selasar 30 x 30/40 x 40 cm kasar/anti slip

F. PEKERJAAN PLAFOND
1. Untuk penutup plafond ruangan secara umum, digunakan
bahan Kalsiboard atau GRC ex. Jayaboard tebal 4 mm.
2. Rangka plafond dari besi hollow 60 x 80 yang kwalitas
terbaik
3. Skimcoat interior, untuk penyambungan panel kalsiboard
digunakan merk Aplus
4. Kain Tape Plaster Kalsiboard yang berkwalitas bagus.
5. List Plafond lebar 4 cm, permukaan mulus dan dipasang
dengan rapih.

G. PEKERJAAN KUSEN PINTU/JENDELA


1. Kusen Kayu Kelas I (Ext. Kayu Bayam) atau Kelas II
2. Pintu ruangan dalam menggunakan daun pintu kayu
Kelas I atau Kelas II
3. Kaca yang dipakai adalah kaca polos tebal 5 mm.
Penempatanya sesuai dengan gambar bestek,
4. Komponen lain-lain meliputi Engsel Pintu & Jendela,
Kait Angin, Grendel Jendela, Handle Pintu, dan Kunci
Pintu Tanam
5. Pintu WC Aluminium motif atau PVC motif.

H. PEKERJAAN PENGECATAN
Bahan-bahan yang digunakan harus berkualitas baik, seperti :
1. Meni kayu, Tembok dan plafon
2. Cat kayu sekualitas Cat Avian,
3. Cat Tembok Ex Mowilex

Rehabilitasi Gedung Sekolah


4. Scimcoat interior dan eksterior ex. Aplus
5. Plamur kayu ex. cat Avian, Polymix, Vinilex, Platon.
6. Cat Plafond, ex Mowilex
7. Cat Roster 3D, ex Mowilex

I. PEKERJAAN INSTALASI LISTRIK / ELEKTRIKAL


1. Persyaratan umum bahan
- Jenis kabel : NYA, NYM, NYY, NYFGBY, BC dan
lain- lain sesuai gambar rencana.
- Pipa Conduit dan Fitting ex. Clipsal
- Seluruh pengkabelan untuk penerangan, stop
kontak dan fan dilaksanakan dalam pipa dan fitting-
fitting High Impact Conduit PVC untuk dalam
bangunan kecuali untuk feeder dan NYY tanpa
pipa. Untuk di halaman terpasang dalam trench
atau tertanam dalam tanah.
- Sparing pipa menggunakan pipa galvanis yang
ukurannya disesuaikan dengan material yang akan
dipasang.
- Penyambungan dari jalur instalasi ke armature
lampu menggunakan pipa flexible jenis PVC .
- Semua teknik pelaksanaan yaitu percabangan,
pembelokan, pengetapan dan sebagainya harus
menggunakan fitting-fitting yang sesuai yaitu
socket,

2. Syarat syarat dasar


- Semua bahan atau peralatan harus baru dalam arti
bukan barang bekas atau hasil perbaikan.
- Material atau peralatan harus mempunyai kapasitas
atau rating yang cukup.
- Harus sesuai dengan spesifikasi/persyaratan.
- Kapasitas yang tercantum dalam gambar
atau spesifikasi adalah minimum.
- Kontraktor boleh memilih kapasitas yang lebih
besar dari yang diminta dengan syarat :
- Tidak boleh menyebabkan sistem menjadi lebih sulit.
- Tidak menyebabkan pertambahan bahan.
- Tidak meminta pertambahan ruang.
- Tidak menyebabkan adanya tambahan biaya.
- Tidak menurunkan mutu

Rehabilitasi Gedung Sekolah


3. Syarat syarat fisik
- Semua bahan atau peralatan dari kualifikasi atau
tipe yang sama, diminta merek atau dibuat oleh
pabrik yang sama.
- Dalam setiap hal, suatu bagian atau suku-suku
cadang dari peralatan yang jumlahnya jelas
ditentukan, maka jumlah tersebut harus tetap
lengkap setiap kali peralatan tersebut diperlukan,
sehingga merupakan unit yang lengkap.
- Apabila suatu bahan atau peralatan disebutkan
pabrik pembuatnya atau mereknya, hal ini
dimaksud untuk mengikat mutu, tipe perencanaan
dan karakteristik

J. PEKERJAAN INSTALASI SANITAIR


1. Bahan - bahan yang digunakan sebagai berikut :
- Kloset Jongkok Jet Washer ex. American Standart,
- Kran Air Bersih ex. American Standart
- Shower ex. American Standart
- Floordrain ex. American Standart
- Pipa – pipa air bersih 3/4”, ex Wavin
- Pipa pembuangan PVC dia.3”dan 4”
- Westafel 'LW 240 CJ ex American Standart,
- Kran Zink ex. American Standart
2. Warna akan ditentukan kemudian dan pemasangan
harus dengan persetujuan Konsultan Pengawas dan
Pemberi Tugas
3. Semua material harus memenuhi ukuran, standard dan
mudah didapatkan di pasaran, kecuali bila ditentukan
lain.
4. Semua peralatan dalam keadaan lengkap dengan
segala perlengkapannya, sesuai dengan yang telah
disediakan oleh pabrik. Barang yang dipakai adalah
dari produk baru yang telah disyaratkan dalam uraian
dan syarat-syarat dalam buku ini.
5. Kontraktor wajib melampirkan faktur pembelian dan
asal usul barang pada setiap apabila diperlukan.
6. Untuk septitank sesuai dengan Bestek RAB dan
Gambar Rencana
7. Untuk pembuatan Bak Kontrol uk.40x40 cm plat

Rehabilitasi Gedung Sekolah


penutup adalah plat beton t = 10 cm dan mutu beton K
– 250.
8. Bak Septictank menggunakan Pasangan Bata
kapasasitas 1 m3 – 5 m3

K. PEKERJAAN RANGKA ATAP DAN PENUTUP ATAP


• Pekerjaan rangka Kuda Kuda menggunakan rangka
kayu & rangka baja ringan.
• Penutup Atap dipergunakan Material Spandek/
atap Zincalume, ketebalan = 0,30 mm.
• Semua pekerjaan baut ( bolt ) harus memenuhi
syarat AISC, Spesification for Struktural Joint Bolt.
• Bersertifikat SNI dan sertifikat ISO
• Lisplank menggunakan bahan GRC 9mm x 30cm x
244cm

Rehabilitasi Gedung Sekolah


2 SPESIFIKASI A. PERALATAN UNTUK PEKERJAAN BETON
PERALATAN 1. Backhoe Loader Kapasitas Min. 1 m3, mesin ini
KONSTRUKSI
digunakan untuk membantu proses Penggalian Pondasi
DAN
PERALATAN Poer Plat dan pondasi Garis jika lokasi yang dikerja
BANGUNAN cukup banyak bebatuan dan lokasi berbukit bukit.
2. Molen (Concrete Mixer), Mesin ini digunakan untuk
membantu proses aduk semen, dengan menggunakan
alat ini hasil adukan semen akan lebih merata.
3. Tandon dan Pompa Air. Tandon air digunakan untuk
menampung air kerja. Kualitas air yang baik dengan
pompa air yang 60 lt/min
4. Mesin Vibrator Pemadat Beton /Cor Concrete Vibrator
tenaga min. 5,5 HP, alat ini berfungsi memadatkan
adonan beton yang dimasukkan ke dalam bekisting.
5. Mesin Pemotong Besi digunakan untuk memotong besi
sesuai ukuran pada gambar bestek.
6. Mesin Genset kapasitas 2000 Watt, untuk membantu
penyuplai aliran listrik dilokasi.

B. PERALATAN UNTUK PEKERJAAN DINDING DAN


LANTAI
1. Mesin Pemotong (gurinda) dipergunakan untuk
memotong keramik sesuai ukuran pada gambar bestek.
2. Mesin Genset kapasitas 2000 Watt, untuk membantu
penyuplai aliran listrik dilokasi.

C. PERALATAN UNTUK PEKERJAAN KUSEN,


RANGKA, PLAFOND DAN ATAP
 Mesin bor dipergunakan untuk menguatkan
sambungan pada pekerjaan atap spandek, kusen
pintu dan jendela serta rangka plafon hollow
aluminium.
 Mesin bor dipergunakan juga untuk menguatkan
sambungan antara baja ringan yang satu dengan
lainnya pada pekerjaan pemasangan rangka atap
baja ringan. Dimana perkuatan antara ukuran
(potongan baja yang satu dengan lainnya diperkuat
dengan skrup)
 Mesin Pemotong (gurinda)sangat di perlukan sekali
dalam pemasangan atap spandek, plafon gypsum
dan khususnya pada ketika pembuatan rangka, di
mana rangkanya menggunakan hollow atau sejenis

Rehabilitasi Gedung Sekolah


baja ringan.
 Palu / Hammer juga wajib ada. Di pakai pada waktu
pembuatan rangka pada tembok dengan
penggantungan pada rangka atap rumah
 Untuk pemasangan plafon GRC dengan bahan rangka
dari hollow, bor wajib ada. Bor tidak ada, maka jangan
harap plafon akan bisa terpasang. Karena pemasangan
plafon gypsum ini kebanyakan menggunakan sekrup
yang biasa di kenal dengan skrup gypsum.
 Mesin Genset kapasitas 2000 Watt, untuk membantu
penyuplai aliran listrik dilokasi.

D. PERALATAN UNTUK PEKERJAAN LISTRIK


1. Testpen sebagai alat untuk mendeteksi atau
memeriksa apakah suatu peralatan listrik dialiri
tegangan atau tidak.
2. Tang (Cutting Pliers) memiliki rahang tajam.
Fungsinya untuk memotong kawat, kabel plastik, dan
fiber tipis.
3. ELCB Tester suatu alat kerja listrik yang berfungsi
untuk mengetahui kondisi atau kehandalan dari suatu
alat pengaman anti kontak (ELCB) yang sudah
terpasang pada suatu instalasi listrik.
4. Insulation Tester (Megger) berfungsi untuk mengukur
kondisi isolasi dari suatu kabel penghantar listrik.
5. Grounding Tester berfungsi untuk melakukan
pengukuran terhadap kondisi Grounding atau
penahan yang sudah terpasang.

Rehabilitasi Gedung Sekolah


3.SPESIFIKA A. PENJELASAN UMUM KEGIATAN
SI PROSES Dalam melaksanakan pekerjaan ini Kontraktor perlu
KEGIATAN memahami dan menghayati dengan sebaiknya seluruh item
pekerjaan yaitu Gambar Kerja, rencana kerja dan Syarat-syarat
Teknis seperti diuraikan dalam buku ini. Di dalam hal terdapat
ketidakjelasan, perbedaan atau kesimpang siuran informasi di
dalam pelaksanaan, kontraktor wajib mengadakan pertemuan
dengan Direksi Pelaksanaan untuk mendapatkan penjelasan
pelaksanaan.

B.LINGKUP PEKERJAAN DAN LOKASI


1. Pekerjaan yang akan dilaksanakan ialah : Pengelolaan
Pendidikan SEKOLAH DASAR
2. Nama paket pekerjaan: REHABILITASI RUANG KELAS
SD INPRES JENEBATU
3. Lokasi : SD INPRES JENEBATU Kec. BUNGAYA
4. Lingkup pekerjaan melaksananakan pekerjaan sebagai
berikut sesuai yang ada dalam RAB, antara lain:
a. Pekerjaan Galian, Tanah dan Pondasi
b. Pekerjaan Beton dan Batu
c. Pekerjaan Atap,Rangka Atap/Plafond dan Dinding
Partisi
d. Pekerjaan Kusen
e. Pekerjaan Pengecatan
f. Pekerjaan Listrik
g. Pekerjaan Sanitasi dan Sanitair

C. MEMULAI KERJA

Selambat-lambatnya 1 (satu) minggu setelah tanggal


Penunjukan atau Surat Perintah Kerja (SPK), Pihak Kontrator
Pelaksana harus sudah memulai melaksanakan pekerjaan fisik
secara nyata di lapangan.
Sebelum pelaksanaan dimaksud, Kontrator Pelaksana harus
memberitahukan kepada Pihak pertama secara tertulis.

Rehabilitasi Gedung Sekolah


D. MOBILISASI
1. Transportasi peralatan kerja sesuai daftar alat-alat dan barang-
barang yang diajukan dalam penawaran, dari tempat
pembuatannya (pabrik) ke lokasi dimana akan digunakan.
2. Pembuatan kantor Kontrator Pelaksana, gudang dan lain-lain
dilokasi pekerjaan untuk keperluan pekerjaan
3. Dalam jangka waktu 7 (tujuh) hari sejak pemberitahuan
memulai kerja, kontraktor/Kontrator Pelaksana harus
menyerahkan program mobilisasi kepada Direksi Pekerjaan
untuk disetujui.

E. RENCANA KERJA
1. Sebelum mulai pelaksanaan pekerjaan di lapangan,
kontraktor/Kontrator Pelaksana wajib membuat rencana kerja
pelaksanaan dari bagian-bagian pekejaan berupa BarChart dan
S-Curve Bahan dan tenaga kerja
2. Rencana Kerja tersebut harus sudah mendapat persetujuan
terlebih dahulu dari Direksi Pekerjaan, paling lambat dalam
waktu 7 (tujuh) hari kalender setelah Surat Keputusan
Penunjukan (SPK) diterima Kontraktor/ Kontrator Pelaksana.
3. Kontraktor/Kontrator Pelaksana wajib memberikan salinan
rencana keja rangkap 4 kepada Direksi Pekerjaan, 1 (satu)
salinan Rencana Kerja harus ditempel pada dinding ruang kerja
Kontraktor di lapangan yang selalu diikuti dengan grafik
kemajuan/prestasi kerja.
4. Kontraktor harus selalu dalam pelaksanaan pekerjaan sesuai
dengan jadwal rencana Kerja tersebut di atas.
5. Direksi Pekerjaan akan menilai prestasi pekerjaan berdasarkan
rencana kerja tersebut.

F. TENAGA KERJA
Kontraktor/Kontrator Pelaksana harus menyediakan tenaga
kerja yang ahli, bahan- bahan, peralatan berikut alat Bantu
lainnya untuk melaksanakan bagian-bagian pekerjaan serta
mengadakan pengamanan, pengawasan dan pemeliharaan
terhadap bahanbahan, alat-alat kerja maupun hasil pekerjaan
selama masa pelaksanaan beriangsung sehingga seluruh
pekerjaan selesai dengan sempurna sampai dengan diserah
terimakan pekerjaan tersebut kepada Direksi Pekerjaan.

Rehabilitasi Gedung Sekolah


1. TENAGA KERJA/TENAGA AHLI
Tenaga Kerja dan Tenaga Ahli yang memadai dan
berpengalaman dengan jenis dan volume pekerjaan yang akan
dilaksanakan
2. PERALATAN
Menyediakan alat-alat Bantu, seperti mesin las, alat-alat bor,
alat-alat pengangkat dan pengangkut serta peralatan lain yang
benar-benar diperlukan dalam pelaksanaan Pekerjaan ini.
3. PENYEDIAAN DAYA LISTRIK UNTUK BEKERJA
Tenaga Listrik untuk bekerja harus disediakan Kontraktor
selama masa pekerjaan. Penggunaan diesel untuk
pembangkit tenaga listrik hanya diperkenankan untuk
penggunaan sementara atas petunjuk Direksi Pekerjaan.

G. LAPORAN
1. Pelaksana lapangan setiap hari harus membuat Laporan Harian
mengenai segala hal yang berhubungan dengan pelaksanaan
pembangunan/pekejaan, baik teknis maupun Administratif
2. Dalam pembuatan Laporan tersebut, pihak Kontraktor/Kontrator
Pelaksana harus memberikan data- data yang diperlukan
menurut data dan keadaan sebenamya
3. Pengawas Lapangan juga harus membuat Laporan mingguan
dan Laporan bulanan secara rutin
4. Laporan-laporan tersebut diatas, harus diserahkan kepada
Direksi Pekerjaan untuk bahan monitoring dan proses
pembayaran pekerjaan.

H. PENJELASAN SPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR


1. Bila terdapat gambar yang tidak sesuai dengan Rencana kerja
dan Syarat syarat, maka harus dilaporkan kepada Direksi
Pekerjaan dan selanjutnya akan dibahas bersama untuk
ditentukan solusinya.
2. Untuk revisi-revisi pada lokasi, dan detail gambar mungkin akan
dilakukan didalam waktu Pelaksanaan Pekerjaan. Kontraktor
harus melaksanakan pekerjaan sesuai dengan gambar dan
spesifikasinya
3. Shop drawing merupakan gambar detail pelaksanaan di
lapangan yang harus dibuat oleh Kontraktor berdasarkan
Gambar Dokumen Kontrak yang telah disesuaikan dengan
keadaan dilapangan.Kontraktor wajib membuat shop drawing
untuk detail khusus yang belum terangkup lengkap dalam
Gambar Dokumen Kontrak maupun diperintahkan oleh Direksi

Rehabilitasi Gedung Sekolah


Pekerjaan.

I. KESEHATAN, KESELAMATAN DAN KEAMANAN KERJA


1. Kontraktor harus menjamin bahwa tempat kerja selalu
tersedia cukup air minum bagi para pekerja.

2. Kontraktor harus menjamin pemeliharaan kesehatan di


tempat pekerjaan, pencegahan dan pemberantasan
penyakit dan menyediakan perlengkapan P3K yang
cukup. Peti obat- obatan untuk P3K juga disediakan dan
bila terjadi kecelakaan akibat kurang sempurna peralatan
dan kelalaian, menjadi tanggung jawab kontraktor dalam
arti kata yang luas.

3. Kontraktor dilarang mempekerjakan pekerja yang


sedang sakit.

4. Kontraktor harus mengambil tindakan-tindakan


pencegahan yang perlu dan berusaha dengan sebaik-
baiknya untuk menjaga jangan sampai timbul kerusakan
atau pelanggaran hukum, oleh atau diantara para
pekerja atau Sub-Kontraktor dan memelihara keamanan,
melindungi para penghuni dan barang milik disekitar
tempat pekerjaan. Berdasarkan ketentuan-ketentuan
yang berlaku dalam bidang pemeliharaan kesehatan
pekerja, kontraktor harus bertindak sesuai dengan
semua peraturan-peraturan dan hukum- hukum yang
berlaku, Peraturan Pemerintahan setempat yang
berkaitan dengan tenaga kerja yang melaksanakan
pekerjaan.

5. Kontraktor harus menyediakan helm pengaman untuk


semua pegawainya yang bertugas, tenaga kerja dan juga
untuk pengawas pemberi tugas, dan itu menjadi
tanggung jawab kontraktor untuk meyakini bahwa
peraturan –peraturan keselamatan, termasuk memakai
alat pengaman lainnya yang diperlukan.

6. Kontraktor harus mengesahkan adanya cukup


penjagaan di tempat pekerjaan untuk menghindari
terjadinya pencurian- pencurian terutama pada waktu
orang-orang yang bekerja. Kontraktor harus memelihara
Rehabilitasi Gedung Sekolah
gudang-gudang, ruangan- ruangan untuk menyimpan
bahan-bahan dan alat-alat serta pintu pintu nya yang jika
dipandang pertu diperkuat diperbaiki/dipasang kunci.

Untuk para penjaganya, kontraktor dapat mendirikan


suatu tempat kediaman atas biaya kontraktor, dengan
perjanjian bahwa tempat tersebut dapat harus dibongkar
setelah selesai pekerjaan. Penjaga keamanan harus
mendaftarkan diri kepada kantor seksi Polisi terdekat.
Kontraktor harus menjaga dan merawat semua harta
benda milik orang lain atau pihak ke tiga disekitar lokasi
pekerjaan.

7. Untuk kepentingan pengamanan dalam halaman kerja


kontraktor, harus diadakan penerangan-penerangan
lampu pada tempat-tempat tertentu atas biaya
kontraktor.

8. Kontraktor bertanggung jawab sepenuhnya atas bahan-


bahan yang disimpan di dalam halaman pekerjaan baik
terhadap bahaya pencurian maupun terhadap
bahaya kebakaran, dan kerusakan yang disebabkan
kurang sempurnanya pengamanan. Kontraktor
diharuskan menyediakan tabung tabung pemadam
kebakaran di lokasi kerja dan tempat-tempat yang
mudah terjadinya bahaya kebakaran.

9. Kontraktor selama pelaksanaan harus menyediakan


kotak obat – obatan lengkap dengan isinya untuk
pertolongan Pertama Pada Kecelakaan.

10. Kontraktor harus menempatkan petugas keamanan


untuk menjaga keamanan proyek baik barang – barang
milik Proyek, Kontraktor, maupun Direksi/Pengawas
Lapangan.

Rehabilitasi Gedung Sekolah


No JENIS/TYPE IDENTIFIKASI BAHAYA TINGKAT
PEKERJAAN RESIKO
1 Pek. Pondasi -Terjatuh, terluka 3
-Tertimpa batu 3
-Tangan dan kaki kena 2
batu
2 Pek. Dinding & Tergelincir, terpleset ,
Plasteran terjatuh dan terluka
pada 2
saat plasteran
3 Pek. Kusen Terluka pada bagian
Pintu & Jendela tangan tubuh
saat 3
pengoperasian
alat
4 Pek. Atap dan -Jatuh dari ketinggian 4
Plafond -Terluka pada bagian 3
tubuh saat
pengoperasian
Alat
5 Pek. Lantai Tergelincir, terluka pada
bagian tubuh
saat 2
pengoperasian
alat
6 Pek. Listrik Tergelincir, terluka
pada bagian tubuh 3
saat
pengoperasian alat
7 Pek. Sanitasi & -Tergores/terluka
Sanitair akibat terkena 2
material/bahan
sanitasi & sanitair

Rehabilitasi Gedung Sekolah


D. KUALIFIKASI 1. Memiliki SBU Klasifikasi Bangunan Gedung, Sub
PENYEDIA Klasifikasi Jasa Pelaksana Konstruksi Bangunan
Pendidikan (BG 007)
2. Memiliki IUJK, Akte Pendirian Perusahaan, NPWP dan
SPT tahun terakhir.
3. Mempunyai / menguasai tempat usaha berupa
milik/sewa.

E. SUMBER Pelaksanaan kegiatan ini bersumber dari Dana Alokasi Khusus


DANA (DAK) Fisik Bidang Pendidikan Tahun Anggaran 2021 dengan
nilai Pagu sebesar Rp. 348.000.000 dan nilai HPS sebesar Rp.
347.450.091,74

F. SPESIFIKASI
METODE Pekerjaan Utama yang diuraikan dalam Metode Pelaksaan
KONSTRUK Pekerjaan ini :
SI/ METODE
PELAKSANA NO JENIS PEKERJAAN UTAMA
AN
PEKERJAAN
1. Pekerjaan Galian, Tanah dan
2. Pondasi
3. Pekerjaan Beton
4. Pekerjaan atap, Rangka dan Plafond
5. Pekerjaan Kusen
6.
Pekerjaan Dinding
7.
Pekerjaan
8.
Pengecatan
9.
Pekerjaan Lantai
10.
11. Pekerjaan Listrik
12. Pekerjaan Sanitasi dan Saniatir
13. Pekerjaan Lain-lain
(sesuai RAB)

Rehabilitasi Gedung Sekolah


A PEKERJAAN PONDASI.

- 1. PEKERJAAN PONDASI BATU KALI


• Adukan untuk pekerjaan pasangan terdiri dari 1 semen
dan 4 pasir berdasarkan perbandingan volume. Air yang
dipergunakan untuk campuran harus bersih dari
endapan lumpur dan unsur-unsur lain yang dapat
mempengaruhi warna dan baunya. Air yang
mengandung garam akibat pasang surut laut tidak
boleh dipakai. Adukan harus dibuat dalam jumlah
terbatas dan hanya untuk penggunaan langsung.
Adukan yang dalam 30 menit dibuat belum
dipergunakan, harus disingkirkan dan tak boleh dipakai
lagi.
• Pasangan batu kali dilaksanakan dengan adukan 1 PC
: 4 Ps. Pekerjaan harus dilakukan sedemikian rupa
sehingga diperoleh hubungan yang menyatu. Batu-
batu disusun sedemikian rupa, sehingga terdapat 3
bidang/muka mendapat perekat/adukan. Pada waktu
pemasangan batu kali, keadaan galian harus kering,
dan apabila terdapat genangan air harus dipompa
lebih dulu.

B. PEKERJAAN BETON BERTULANG


1. Lingkup pekerjaan
Lingkup pekerjaan beton bertulang yaitu;
- Pekerjaan struktur bawah, meliputi pekerjaan;
pondasi batu kali, Pedestal, Pondasi beton, Sloof
beton.
- Pekerjaan Struktur Atas, yang meliputi pembuatan
kerangka bangunan dari beton bertulang dari dasar
lantai sampai dengan atap termasuk segala bagian
strukturnya, yang terdiri dari Kolom Kolom, Balok
Balok, Ringbalk beton serta konstruksi beton lainnya
seperti yang tertera dalam gambar.

2. Syarat-syarat umum
- Mutu beton yang dipakai beton fc’ 24.0 MPa atau
k.275 dan baja tulangan yang dipakai adalah besi
beton untuk pekerjaan sloef, kolom, seperti yang
dijelaskan mengenai pekerjaan beton.
- Bekisting harus dipasang dengan kuat dan tepat
pada posisi sesuai dengan gambar rencana

Rehabilitasi Gedung Sekolah


- Sloof harus dibuat lantai kerja dari beton tumbuk
tebal 5 cm.
- Stek-stek kolom, harus distek setepat-tepatnya
sebelum pengecoran beton dilaksanakan.
- Harus diperhatikan sebelum memasang bekisting
dan tulangan sloof, pipa-pipa pembuangan air-kotor
dan supply air bersih yang lewat di bawah sloof harus
sudah terpasang pada posisi yang tepat

3. Syarat pelaksanaan
a. Shop drawing : Perhitungan Konstruksi
Sebelum melaksanakan pekerjaan beton, Kontraktor
diharuskan :
- Membuat shop drawing untuk mendapatkan
persetujuan Konsultan Pengawas.
- Memeriksa gambar yang dibuat oleh Konsultan
Perencana, jika terdapat kesalahan yang
membahayakan, kontraktor harus melaporkan
kepada Konsultan Pengawas yang selanjutnya
akan meneruskan kepada Konsultan Perencana.
Sebelum ada kepastian mengenai kebenaran
gambar tersebut, Kontraktor tidak diijinkan
melaksanakan bagian pekerjaan tersebut.

b. Campuran beton
a. Untuk membuat 1 m3 beton mutu f’c = 24,0 MPa
(K 275), slump (12 ± 2) cm, w/c = 0,53 diperlukan
bahan material :
- Portland cement ; 406,000 kg
- Pasir Beton ; 684 kg
- Kerikil (maksimum 30 mm) ;1026 kg
- Air ; 215 Liter

Catatan
:
- Bobot isi pasir = 1.400 kg/m3, Bobot isi kerikil =
1.350 kg/m3, Bukling factor pasir = 20 %.
- Perbandingan bahan tersebut dapat
menghasilkan mutu beton mendekati rencana
K sekian menyesuaikan kondisi bahan
material dimana beton dibuat.
Sumber: SNI ( standart nasional Indonesia )

Rehabilitasi Gedung Sekolah


b. Beton harus dibentuk dari campuran semen
Portland, pasir beton, kerikil dan air seperti
ditentukan sebelumnya dengan perbandingan
yang serasi dan diolah sebaik-baiknya
sampai pada kekentalan yang tepat.
c. Penakaran semen dan agregat (halus dan kasar),
harus dengan kotak-kotak takaran yang sama
volumenya. Banyaknya air untuk campuran beton
ditentukan sedemikian rupa, sehingga mudah
dikerjakan sesuai penggunaanya dan akan
menghasilkan kepadatan beton yang tepat,
kekedapan serta kekuatan yang dikehendaki.
d. Semua pengadukan jenis beton harus
menggunakan mesin pengaduk (beton molen) yang
berkapasitas tidak kurang dari 350 liter. Pengaduk
harus rata, sehingga warna dan kekentalannya
sama setiap kali membuat adukan.

c. Penulangan
a. Baja tulangan sebelum dipasang harus dibersihkan
dari kotoran, karat lepas, serpih-serpih, minyak
gemuk atau lapisan lainnya yang akan merusak
atau mengurangi daya lekat pada beton.
b. Baja tulangan harus dipotong dan dibentuk dengan
teliti sesuai dengan bentuk dan ukuran yang tertera
dalam gambar. Baja tulangan tidak boleh
diluruskan atau dibengkokkan kembali dengan
cara yang dapat merusak bahannya.
c. Baja tulangan harus dipasang pada posisi yang
tepat sesuai gambar rencana. Harus diusahakan,
agar posisinya tidak berubah atau bergeser pada
saat beton dipadatkan.
d. Pada umumnya pengujian untuk besi tulangan
dilakukan sesuai PBI-1971 yaitu mempunyai
kekuatan leleh minimum 3600 kg/cm2. Jika besi
tulangan tersebut tidak memenuhi ketentuan yang
disyaratkan, maka kelompok yang tidak memenuhi
syarat tersebut harus disingkirkan dan tidak boleh
digunakan.

Rehabilitasi Gedung Sekolah


d. Pengecoran
a. Sebelum dilakukan pengecoran, kontraktor harus
mempersiapkan dengan sebaik-baiknya segala
sesuatu yang berhubungan dengan pengecoran
antara lain ; Meneliti kembali tulangan yang telah
dikerjakan dan menyesuaikannya dengan gambar
apabila terdapat kesalahan. Tulangan yang
bengkok, ikatan-ikatan yang lepas atau berobah
posisinya harus dibetulkan. Meneliti semua
instalasi yang akan tertanam dalam beton, apakah
sudah tertanam dengan baik. Memberitahukan
dahulu kepada konsultan Pengawas tentang
pengecoran yang akan dilakukan. Jika tidak ada
pemberitahuan tertulis atau persiapan pengecoran
tidak disetujui, maka kontraktor dapat
diperintahkan untuk menyingkirkan beton yang
akan dicorkan tersebut.
b. Beton harus dicorkan sedekat-dekatnya ke
tujuan. Untuk pengecoran suatu unit atau bagian
pekerjaan harus dilanjutkan tanpa berhenti, dan
tidak boleh
terputus tanpa persetujuan dari Konsultan
Pengawas.
c. Pengecoran harus diselesaikan sebelum adukan
mulai mengental yang dalam keadaan normal
biasanya dalam waktu 30 menit. Tidak diijinkan
mengecor pada waktu hujan turun, kecuali jika
Kontraktor mengambil tindakan yang bisa
mencegah kerusakan beton dan telah disetujui
oleh Konsultan Pengawas.
d. Adukan beton harus dipadatkan secara seksama,
dengan menggunakan alat penggetar Vibrator
Concrete dengan tenaga min. 5,5 HP.
Penggetaran harus dimulai pada saat adukan
dituangkan dan dilanjutkan sampai adukan
berikutnya.
e. Untuk melindungi beton yang baru dicor dari
cahaya matahari, hujan atau angin sampai beton
tersebut mengeras dengan baik dan untuk
mencegah pengeringan yang terlalu cepat, harus
dilakukan perawatan beton sebagai berikut :
- Semua cetakan yang sudah diisi adukan
beton, dibasahi sampai cetakan tersebut

Rehabilitasi Gedung Sekolah


dibongkar.
- Membasahi selama 14 hari terus menerus
segera sesudah permukaan beton cukup
keras.

e. Angkutan Beton
a. Cara dan alat-alat yang digunakan untuk
mengangkut beton harus sedemikian rupa
sehingga beton dengan komposisi dan
kekentalan yang diinginkan dapat dibawa ke
tempat pekerjaan, tanpa adanya kehilangan
bahan yang bisa menyebabkan perobahan nilai
slump.
b. Dalam hal ini, beton yang akan dicor harus
diusahakan agar pengangkutan ketempat
pengecoran sependek mungkin, sehingga pada
waktu pengecoran tidak mengakibatkan
pemisahan antara kerikil dan spesinya.
c. Beton lift digunakan untuk angkutan vertikal,
sedang untuk alat angkut horizontal bisa
menggunakan kereta dorong.
f. Persiapan Bekisting
a. Sebelum beton dituang konstruksi bekisting /
cetakan harus diteliti untuk memastikan bahwa
benar dalam letak, kokoh, rapat, tidak terjadi
penurunan dan pengembangan pada saat beton
dituang serta bersih dari segala benda yang
tidak diinginkan dan kotoran kotoran.
b. Permukaan cetakan harus diberi minyak yang
biasa diperdagangkan (form oil) untuk
mencegah lekatnya beton pada cetakan.
c. Pelaksanaan agar berhati-hati jangan terjadi
kontak dengan besi yang dapat mengurangi
daya lekat besi yang baru dituang,
d. Permukaan cetakan harus dibasahi dengan rata
supaya tidak terjadi penyerapan air beton yang baru
dituang.

g. Pembongkaran Bekisting
a. Beisting / Cetakan beton dapat dibongkar
dengan persetujuan tertulis dari Direksi
b. Tidak dibenarkan untuk membongkar bekisting,
sebelum memcapai kekuatan sesuai PBI 1997

Rehabilitasi Gedung Sekolah


Bab 5 ayat 8 (hal 51),
c. Dengan persetujuan Direksi cetakan beton dapat
dibongkar lebih awal asal benda uji yang kondisi
perawatannya sama dengan beton sebenarnya
telah mencapai kekuatan 75 % dari kekuatan
pada umur 28 hari. Segala ijin yang diberikan
oleh Direktur sekali- kali tidak boleh menjadi
bahan untuk mengurangi / membebaskan
tanggung jawab Kontraktor dari adanya
kerusakan-kerusakan yang timbul akibat
pembongkaran cetakan tersebut,
d. Apabila pembongkaran bekisting menyebabkan
sebagian pekerjaan beton mendapat tekanan
melebihi perhitungan, maka tidak dibenarkan
untuk membongkar bekistingnya untuk jangka
waktu selama keadaan itu berlangsung. Harus
ditekankan disini bahwa tanggung jawab
terhadap keamanan beton sepenuhnya ada
dipihak kontraktor serta harus memenuhi
peraturan mengenai pembongkaran bekisting
didalam PBI 1997.

e. Kontraktor wajib memberitahukan Direksi pada


waktu akan membongkar bekisting bagian-bagian
pekerjaan beton yang penting serta mendapatkan
persetujuan Direksi, tapi hal ini tidak mengurangi
tanggung jawab atas hal tersebut.
f. Pembongkaran cetakan beton tersebut harus
dilaksanakan dengan hati-hati sedemikan rupa
sehingga tidak menyebabkan cacat pada
permukaan beton, tetap dihasilkan sudut-sudut
tajan dan tidak pecah.
g. Bekas cetakan beton untuk bagian-bagian
konstruksi yang terpendam dalam tanah harus
dicabut dan dibersihkan sebelum dilaksanakan
pengurugan tanah kembali.
h. Hasil Pengecoran dan Finishing
a. Semua permukaan beton yang dihasilkan harus
rapih, bersih dan tanpa cacat, lurus dan tepat
pada posisinya sesuai dengan gambar rencana.
b. Permukaan beton yang akan difinish dengan cat,
diplester lagi dengan adukan 1:3, diberi plamur
dan dicat.

Rehabilitasi Gedung Sekolah


c. Pengecatan dapat dilaksanakan setelah
Pengawas memeriksa dan menyatakan
persetujuannya.
i. Pengujian Beton
a. Semua pengujian beton harus sesuai dengan PBI -
1971.
Kekuatan tekan dari beton ditetapkan konsultan
Pengawas dengan silinder berukuran 15 x 30 cm
atau kubus berukuran 15 x 15 cm.
b. Kontraktor harus menyediakan fasilitas guna
keperluan guna pengujian yang representative,
frekwensi pengujian ditetapkan konsultan
Pengawas berdasarkan tingkat pengecoran dan
struktur.
c. Meskipun hasil pengujian kubus- kubus beton
seperti diuraikan diatas memuaskan, konsultan
Pengawas berhak menolak konstruksi beton yang
cacat seperti berikut :
- Konstruksi beton yang sangat keropos.
- Bentuk dan posisi beton tidak sesuai dengan
yang tidak ditunjukkan dalam gambar.
- Konstruksi yang tidak tegak lurus atau rata,
seperti yang direncanakan.
d. Nilai slump dari beton (pengujian kerucut slump)
tidak boleh kurang dari 8 cm dan tidak
melampaui 12 cm.

C. PEKERJAAN DINDING & PLESTERAN


1. Pekerjaan Dinding
a. Pelaksanaan
- Sebelum dipasang bata ringan harus dibasahi
dulu dengan cara direndamkan dalam air hingga
jenuh dan pada waktu dipasang tidak boleh ada
genangan air pada permukaannya.
- Pasangan bata ringan harus rapi, lurus dan sama
tebal.
- Pemasangan bata ringan sedemikian rupa
sehingga ketebalan aduk perekat harus sama
setebal 1cm. Siar- siar harus dikerok dengan
kedalaman ± 1cm dengan rapi,kemudian disirami
air untuk dilanjutkan dengan plesteran.semua
pertemuan horizontal maupun vertical harus terisi
dengan baik dan penuh.

Rehabilitasi Gedung Sekolah


- Pasangan bata dibawah lantai atau terurug oleh
tanah harus diberapen dengan aduk kedap air
1:2.
- Untuk setiap dinding bata yang luasnya lebih dari
12m2 untuk dinding dalam dan luasnya dari 8m2
untuk dinding luar harus diberi kolom penguat
beton (kolom praktis) dengan ukuran ± 12x15
dengan tulangan 4xØ 12mm sengkang Ø8mm
tiap jarak 15 cm dan ditambah balok penguat
kearah horizontal.
- Selama pasangan dinding ini belum difinish,
kontraktor wajib untuk memelihara dan menjaga
dari kerusakan- kerusakan atau pengotoran
bahan. Jika pada saat akan difinish terdapat
kerusakan, kontraktor sampai dinyatakan
diterima oleh Konsultan pengawas.
- Semua sambungan harus dikorek paling sedikit
0,5 cm, agar finish dinding dapat melekat dengan
baik.
- Dalam pemasangan dinding yang kena udara
terbuka, selama waktu-waktu hujan lebat harus
diberi perlindungan dengan menutup bagian atas
dari tembok dengan sesuatu yang sesuai untuk
perlindungan.
- Dinding tembok harus dibasahi terus-menerus
selama paling sedikit 7 (tujuh) hari setelah didirikan.

b. Jenis adukan
- Jenis adukan berikut harus dipakai sesuai dengan
yang diinstruksikan dalam gambar atau dalam
uraian dan syarat-syarat ini:
 M1; Pas. tembok adukan (1 pc : ½ kp : 5 Psr)
atau (1 pc : 4 Psr)
 M2; Pasangan tembok trasraam 1 pc: 2 psr
- Semua pasangan bata ringan dilaksanakan dengan
adukan M1 dimulai dari ketinggian 20cm diatas
lantai dasar maupun lantai atas dan untuk
pasangan bata kedap air dilaksanakan dengan
adukan M2 digunakan
untuk daerah-daerah sebagai berikut:
 Dinding Kamar mandi / WC setinggi 100 - 150 cm
dari permukaan sloof beton
 Dinding tertanam dalam tanah (diberapen sampai
Rehabilitasi Gedung Sekolah
permukaan tanah).
- Diusahakan aduk perekat dalam keadaan belum
mengeras. Jarak waktu percampuran aduk perekat
dengan pemasangan tidak lebih dari 30 menit
terutama untuk aduk kedap air.
- Adukan harus dicampur dalam alat tempat
mencapur yang telah disetujui atau dicampur
dengan tangan di atas permukaan yang keras.
Sangat dilaranag memakai adukan yang sudah
mulai mengeras atau membutuhkan untuk dipakai
lagi.

2. Pekerjaan Plasteran
a. Lingkup pekerjaan
Bidang yang akan memerlukan plesteran dengan
adukan 1pc : 4 ps digunakan untuk daerah-daerah
sebagai berikut:
- Pekerjaan plasteran dilaksanakan setelah pasangan
dinding bata cukup kering Proses plesteran pada
dinding bata ringan yang masih basah membuat
air terperangkap sehingga struktur dinding bisa
menyebabkan dinding lembap.

b. Detail pelaksanaan pekerjaan


- Untuk pasangan bata sebelum diplester harus
dibasahi dulu dan siar-siarnya dikerok sedalam ±
1cm.
- Permukaan beton yang akan diplester harus
dibersihkan dari sisa-sisa bekesting dan kemudian
dikerek (scratch) terlebih dahulu atau diberi
kamprotan adukan.
- Tebal minimal plesteran adalah 15 mm dan tebal
maximal 25mm.Untuk plesteran yang tebal lebih
dari 25mm, harus diberi tulangan dari kawat
ayam. Tebal total dinding ½ bata setelah diplester
tidak lebih dari 1,5 cm,sedangkan tebal total
dinding bata tidak lebih dari 25 cm.
- Pekerjaan plesteran dinding hanya diperkenankan
setelah selesai pemasangan instalasi pipa listrik
untuk seluruh bangunan.
- Angker-angker yang pasang terhadap dinding
yang bersinggungan dengan beton, harus
dimasukan di dalam pondasi sambungan-

Rehabilitasi Gedung Sekolah


sambungan dinding setelah dibersihkan dari kulit
oxid besi, karet dan debu bangunan.
- Beton harus dikasarkan dengan alat yang sesuai
pada sambungan vertical dengan dinding, agar
adukan tembok dapat melekat.
- Kelembaban plesteran yang telah dicuci harus
dijaga sehingga pengeringan berlangsung wajar,
tidak terlalu tiba-tiba dengan cara membasahi
permukaan plesteran setiap kali terlihat kering dan
melindunginya dari terik matahari langsung
dengan bahan penutup yang bisa mencegah
penguapan air secara cepat. Jika terjadi keretakan
akibat pengeringan, maka bidang yang retak
harus dibongkar dan diperbaiki sampai dinyatakan
dapat diterima oleh pengawas atas tanggungan
kontraktor.
- Dinding tembok harus dibasahi teus-menerus
selama paling sedikit 7 (tujuh) hari setelah
didirikan.
- Dalam pemasangan dinding yang kena udara
terbuka, selama waktu-waktu hujan lebat harus
diberi perlindungan dengan menutup bagian atas
dari tembok dengan sesuatu yang sesuai untuk
perlindungan.

Rehabilitasi Gedung Sekolah


D. PEKERJAAN PENUTUP LANTAI
1. Persiapan
a. Sebelum pekerjaan lantai dilaksanakan, kontraktor
harus mengadakan persiapan yang baik terutama
pemadatan pasir urugan yang menggunakan mesin
stemper dengan baik permukaan yang akan dipasang
keramik harus bersih, cukup kering dan rata air. Harus
disetujui oleh pengawas/direksi, baik kontrol rencana
peil lantai yang diinginkan maupun leveling.
b. Semua pasangan pipa-pipa, penanaman ke tanah,
saluran- saluran dan sebagainya harus dilaksanakan
dan diperiksa sebelum memulai memasang tegel.
c. Cara mencampur adukan alas tersebut harus
dicampur dalam tempat mencampur adukan yang
telah disetujui atau dicampur dengan tangan di atas
permukaan yang keras. Sangat dilarang memakai
adukan yang sudah mulai mengeras atau
membubukannya / menghancurkannya untuk dipakai
lagi
d. Permukaan dinding bata/beton harus diberi plester
yang rata dulu, sebelum tegel keramik dipasang.
2. Pelaksanaan
a. Kontraktor harus mendapatkan persetujuan dari
Direksi Lapangan pada saat menentukan awal
pemasangan tegel.
b. Tegel yang akan dipasang harus dalam keadaan baik,
utuh, tidak retak dan cacat.
c. Sebelum dipasang keramik lantai agar direndam
dalam air terlebih dahulu.
d. Setiap jalur pemasangan sebaiknya ditarik benang
dan rata air.
e. Adukan semen kental untuk pemasangan keramik
harus penuh, baik dipermukaan dasar maupun
dibadan belakang keramik yang terpasang, yang
sementara terpasang.
f. Perbandingan dan adukan dan ketebalan rata-rata
dianjurkan adalah : untuk lantai 1pc : 3ps dengan
ketebalan rata-rata ± 0,5 – 1,5 cm diatas lantai kerja.
g. Untuk pemasangan penutup lantai homogeneus tile,
tidak diperkenankan untuk memberi nat. Toleransiny
hanya < 1mm.

Rehabilitasi Gedung Sekolah


h. Untuk pemasangan penutup lantai keramik selain
homogeneus tile, lebar nat yang dianjurkan ± 3 mm.
i. Pengisian nat dengan bahan grouting dilaksanakan
paling sedikit 4 (empat) hari setelah pemasangan
keramik/homogeneous tile mengering. Dioles dengan
jari tangan atau dengan menggunakan bahan dari
karet atau gabus misalnya ; potongan sandal jepit
swallow agar permukaan menjadi mulus dan
mengkilap dipandang mata.
j. Nat diisi dengan bahan pengisi sesuai ketentuan
dalam persyaratan bahan, warna sesuai dengan
warna keramik yang dipasang.
k. Apabila mutu dan cara pemasangan tersebut diatas
tidak memenuhi mutu standard atau percontohan yang
sudah disepakati, maka direksi/pengawas wajib
melakukan perintah pembongkaran secara tertulis
kepada pelaksana kontraktor dilapangan
l. Tegel yang sudah terpasang harus dibersihkan dari
segala macam noda hingga rapih dan bersih.
m. Hasil pemasangan tegel harus dilindungi dari hal-hal
yang dapat menimbulkan kerusakan atau cacat, bila
hal ini terjadi sebelum penyerahan pekerjaan maka
harus diperbaiki atas biaya Direksi Lapangan.

3. Memotong Tegel
a. Sedapat mungkin pemotongan tegel harus dicegah
dan tidak boleh pada ada potongan yang lebih kecil
dari 0,5 ukuran tegel, kecuali jika tercantum dalam
gambar. Pemotongan harus dilakukan dengan hati-
hati tanpa pinggirnya berigi-rigi atau kelihatan
lapisannya.
b. Apabila diperlukan pemotongan, harus menggunakan
mesin pemotong keramik dan sudut tepinya digurinda
hingga halus dan rata.

E. PEKERJAAN PLAFOND
1. Persiapan
a. Sebelum dilaksanakan pemasangan plafond,
pekerjaan lain yang berada di atasnya harus sudah
terpasang seperti misalnya pipa-pipa, kabel dan lain-
lain.
b. Penyimpanan bahan rangka, penutup plafond dan
material lain di tempat pekerjaan harus diletakkan
Rehabilitasi Gedung Sekolah
pada ruang/tempat dengan sirkulasi udara yang baik,
kering dan tidak lembab serta tidak terkena cuaca
langsung.
c. Semua batang profil untuk rangka plafond telah
diseleksi dengan baik, lurus dan rata. Tidak ada
bagian yang bengkok atau melengkung atau cacat-
cacat lainnya. Semua bahan yang akan dipasang
harus disetujui terlebih dahulu oleh Konsultan
Pengawas.
d. Kontraktor wajib membuat mock-up sesuai dengan
petunjuk Direksi Lapangan sebelum pekerjaan mulai
dipasang untuk mendapat persetujuan.

2. Pelaksanaan
a. Lakukan pengukuran level ketinggian plafond yang
diinginan sesuai dengan gambar perencanaan,
b. Buat marking pada dinding sekeliling ruang yang akan
dipasang plafond, dengan menggunakan benang,
Setelah diukur kerataannya dengan menggunaan
selang timbang atau waterpass
c. Perhatikan gambar perencanaan, khususnya Rencana
Plafond untuk menentukan pola grid pemasangan
panel plafond.
d. Untuk rangka plafond, gantung batang – batang main
tee sepanjang ruangan, saling sejajar dengan jarak
masing – masing 60 cm. Kemudian pasang cross tee
per 80 cm. Begitu seterusnya sampai seluruh ruangan
terpasang rangka. Agar rangka plafon tetap lurus dan
rata, gantung rangka dengan rod drat per 1 main tee
atau per 2 main tee,
e. Untuk panel yang akan dipasangi lampu downlight,
dilubangi terlebih dahulu sebelum dipasang
f. Untuk ruangan yang menggunakan Plafond
Kalsiboard, rangka menggunakan besi hollow galvanis
40.40.2 mm
g. Rangka dipasang dengan modul grid 60x80 cm. Agar
rangka plafon tetap lurus dan rata, gantung rangka
pada plat lantai atau balok beton terdekat dengan rod
drat, atau kawat putih,
h. Pasang kalsiboard dengan sekrup mulai dari tepi dinding.
Pertemuan Kalsiboard diberi Kasa Kain dan ditutup compound
/ Cornice, dan diamplas sampai permukaan rata dan halus,
i. Semua pekerjaan plafond harus diperhatikan kembali

Rehabilitasi Gedung Sekolah


setalah selesai, dirapikan bagian-bagian yang dirasa
perlu.

F. PEKERJAAN KUSEN PINTU / JENDELA


1. Lingkup Pekerjaan
a. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja,
bahan- bahan, peralatan dan alat bantulainya yang
digunakan untuk melaksanakan pekerjaan ini hingga
dicapai hasil pekerjaan yang bermutu baik dan
sempurna.
b. Pekerjaan pembuatan kusen pintu & jendela
alumunium meliputi seluruh detail yang digunakan
dalam bangunan ini yang ditunjukkan dalam gambar
dan petunjuk Direksi/Pengawas.
c. Pekerjaan daun pintu & jendela dipasang pada
seluruh detail dalam bangunan ini yang ditunjukkan
dalam gambar/sesuai petunjuk Direksi/ Pengawas.

2. Syarat-syarat Pelaksanaan kusen pintu/jendela


a. Pembuatan Kusen Kayu harus mengikuti ketentuan
dalam spesifikasi ini atau spesifikasi lainnya dan
menurut petunjuk Konsultan Pengawas.
b. Pemasangan jalusi kayu maupun kaca harus
mengikuti petunjuk Konsultan Pengawas,
c. Celah/alur untuk memasang kaca harus diberi
sealant/karet agar kedap air sesudah kaca dipasang.

G. PEKERJAAN ACIAN DAN PENGECATAN


1. Acian
- Pekerjaan acian wajib dilaksanakan pada seluruh
bidang dinding yang telah diplaster dan beton yang
terekspose,
- Sebelum melakukan acian, plesteran harus kering.
Acian baru bisa dilakukan pada plesteran berumur dua
sampai tiga minggu untuk dinding dalam. Sedangkan
untuk dinding luar, umur plesteran bisa lebih cepat
yaitu dua minggu.
- Sebelum melakukan acian, basahi dulu permukaan
plesteran dengan air. Uuntuk menghindari agar acian
tidak terlalu cepat kering. Semen putih atau white
mortar sangat membutuhkan air terutama saat proses
hidrasi. Jika acian terlalu cepat kering, hasil acian
akan mudah lunak dan permukaan acian akan
Rehabilitasi Gedung Sekolah
berdebu. Untuk mendapatkan hasil yang baik, waktu
yang dibutuhkan dari proses acian sampai dapat
dipoles sekitar 20-30 menit, maka kelembapan
plesteran cukup. Apabila kurang dari 20 menit berarti
plesteran terlalu kering, dan apabila lebih dari 30
menit berarti plesteran terlalu lembap,
- Tebal acian adalah 1-3 mm. Jika kurang dari 1 mm
akan mengering terlalu cepat. Bila lapisan pertama
kurang dari 1 mm maka sebelum lapis pertama
tersebut kering harus dilakukan lapis berikutnya
sampai minimal 1 mm.
- Untuk memperhalus dan rata permukaan dinding,
khusus untuk interior dapat digunakan Scimcoat

2. Cat Tembok/Plafond/Kusen
- Sebelum pengecatan dinding dimulai Kontraktor harus
membuat contoh-contoh warna kepada Direksi
Lapangan untuk disetujui.
- Kontraktor harus melaksanakan pengecatan atas
semua permukaan sesuai dengan aturan pakai yang
dijelaskan oleh pabrik pembuat cat.
- Permukaan bidang yang akan dicat harus dibersihkan
lebih dahulu dari segala kotoran, debu, minyak dan
dan dibuat rata serta dalam keadaan kering dengan
kadar air max. 15%
- Pengecatan tembok disyaratkan menggunakan roller
atau semprot texture pada tempat-tempat sesuai
dengan gambar atau petunjuk Direksi Lapangan.
- Lapisan pengecatan jenis vinyl acrylic emulsion harus
mencapai minimal 2 (dua) kali, dilakukan pada dinding
interior, jenis weather shield digunakan untuk dinding
exterior sesuai dengan petunjuk pabrik pembuatannya
dan persetujuan Direksi Lapangan.
- Plesteran harus diberi waktu secukupnya untuk
mongering dan jangan dipulas (dicat) sampai
permukaannya betul-betul kering (kadar lembab 8 %).
Semua pekerjaan plesteran atau semen yang cacat
harus dipotong dan diperbaiki dengan plesteran dari
jenis yang sama.
- Retak-retak sedikit harus (retak rambut) ditambal
dengn penambal keras dan tidak menyusut, retak-
retak yang lebar harus dipotong dengan pinggir-
pinggirnya dan tambal dengan plesteran sekelilingnya.

Rehabilitasi Gedung Sekolah


Sebelum permukaan plesteran diberi satu lapisan cat
dasar yang tahan sekali, debu-debu yang menempel
pada permukaannya harus dibersihkan dengan lap
yang kering dan kasar lalu dilanjutkan dengan
menyekannya memakai lap yang dibasahi dengan air
bersih lalu dikeringkan.
3. Cat Besi/baja/logam
- Kontraktor harus membersihkan bagian dari baja yang
akan dicat anti karat dengan cara melakukan
Sandblasting bila menurut Direksi/Direksi Lapangan
dianggap perlu.
- Pelaksanaan pekerjaan cat khusus untuk cat tahan
karat harus menggunakan airless spray, paling sedikit
2 (dua) lapis.
- Kontraktor harus menyerahkan kepada Direksi
Lapangan aturan pemakaian cat dari pabrik
pembuatnya yang disetujui.
- Cat didatangkan ke lapangan pekerjaan harus dalam
kaleng-kaleng asli dari pabrik, lengkap dengan label
perusahaan, merk dan sebagainya.
mungkin dihindari pemakuan dengan benda tajam
yang dapat menembus permukaan, mulai setelah
pengeringan hingga penyetelan tegel sebagai bahan
penutup.
- Ruangan yang telah dicat dijaga dan dilindungi dari
aktifitas lain selama proses pengujian.
- Pengujian dilakukan dengan merendam air pada
ruangan yang dimaksud hingga 2 sampai 3 hari
sebelum dilakukan finishing.
Pekerjaan dianggap selesai apabila hingga
pemasangan lantai/dinding penutup/finishing keramik
dan instalasi plumbing selesai dan dipastikan tidak
adanya kebocoran maupun rembesan.

H. PEKERJAAN INSTALASI LISTRIK / ELEKTRIKAL


1. Peraturan Pemasangan
Pemasangan instalasi pekerjaan listrik ini pada dasarnya
harus memenuhi peraturan-peraturan sebagai berikut:
a. PUIL (Peraturan Umum Instalasi Listrik) yang berlaku
saat ini.
b. PERDA (Peraturan Daerah) yang berlaku
dan yang berkaitan dengan instalasi ini.

Rehabilitasi Gedung Sekolah


c. Standar Nasional Indonedia (SNI) yang berlaku dan
yang berkaitan dengan instalasi ini.
d. SLI (Standard Listrik Indonesia) yang berlaku.
e. Standar IEC dan Standar Internasional lainnya bagi
hal-hal yang belum diatur dalam standar/peraturan
diatas.
f. Standar Nasional Indonesia (SNI tentang Tata Cara
Perencanaa Teknis Konversi Energi pada Bangunan
Gedung.

2. Gambar-Gambar
a. Gambar-gambar rencana dan persyaratan-
persyaratan ini merupakan suatu kesatuan yang saling
melengkapi dan sama mengikatnya.
b. Gambar-gambar sistim ini menunjukkan secara umum
tata letak dari peralatan, sedangkan pemasangan
harus dikerjakan dengan memperhatikan kondisi dari
bangunan yang ada dan memperhatikan juga
kemudahan service maintenance jika peralatan sudah
dioperasikan.
3. Koordinasi
a. Kontrator Pelaksana instalasi ini hendaknya bekerja
sama dengan rekanan lainnya, agar seluruh pekerjaan
dapat berjalan dengan lancar sesuai dengan waktu
yang telah ditetapkan.
b. Koordinasi yang baik perlu ada, agar instalasi yang
satu
tidak menghalangi kemajuan instalasi yang lain.
c. Apabila pelaksanaan instalasi ini menghalangi yang
lain, maka semua akibatnya menjadi tanggung jawab
Kontrator Pelaksana.
d. Melakukan koordinator dengan pihak PLN dalam hal
melakukan setting yang diperlukan dari peralatan
pengaman agar tidak terjadi kesukaran dalam
operationalnya nanti.
4. Testing dan Commissioning
a. Sebelum Testing dan Commissioning dilaksanakan
Kontrator Pelaksana wajib mengajukan terlebih dahulu
program testing dan Commissioning.
b. Kontrator Pelaksana harus melakukan semua testing
dan pengukuran yang dianggap perlu dan atau yang
diminta oleh Direksi untuk mengetahui apakah
keseluruhan instalasi dapat berfungsi dengan baik dan

Rehabilitasi Gedung Sekolah


dapat memenuhi semua persyaratan yang diminta.
c. Semua bahan, perlengkapan dan instalasi lain yang
diperlukan untuk mengadakan testing tersebut
merupakan tanggung jawab Kontrator Pelaksana.
d. Kontrator Pelaksana harus mengadakan test nyala
selama 2 x 24 jam.
e. Kontrator Pelaksana juga harus mengadakan routine
test di site untuk peralatan dan instalasi yang
dikerjakan.

I. PEKERJAAN INSTALASI SANITAIR


1. Persiapan
a. Sebelum pemasangan dimulai, Kontraktor harus
meneliti gambar-gambar yang ada dan kondisi
dilapangan, termasuk mempelajari bentuk, pola,
penempatan, pemasangan sparing-sparing, cara
pemasangan dan detail-detail sesuai gambar.
b. Bila ada kelainan dalam hal ini apapun antara gambar
dengan gambar, gambar dengan spesifikasi dan
sebagainya, maka Kontraktor harus segera
melaporkannya kepada Perencana/ Konsultan
Management Konstruksi.
c. Kontraktor tidak dibenarkan memulai pekerjaan
disuatu tempat bila ada kelainan/berbedaan ditempat
itu sebelum kelainan tersebut diselesaikan.
d. Selama pelaksanaan harus selalu diadakan
pengujian/pemeriksaan untuk kesempurnaan hasil
pekerjaan dan fungsinya.
e. Kontraktor wajib memperbaiki/mengulangi/mengganti
bila ada kerusakan yang terjadi selama masa
pelaksanaan dan masa garansi, atas biaya Kontraktor,
selama kerusakan bukan disebabkan oleh tindakan
Pemilik.
2. Pekerjaan Kloset dan Westafel
a. Kloset duduk dan Westafel berikut segala
kelengkapannya yang dipakai adalah ex. American
Standart dalam negeri, type yang dipakai dapat dilihat
pada skedule sanitair terlampir.
b. Kloset beserta kelengkapannya yang dipasang adalah
yang telah diseleksi dengan baik, tidak ada bagian
yang gompal, retak atau cacat-cacat lainnya dan telah
disetujui Konsultan Pengawas.
c. Untuk dudukan dasar kloset dipakai papan jati tua
Rehabilitasi Gedung Sekolah
tebal 3 cm dan telah dicelup dalam larutan pengawet
tahan air, dibentuk seperti dasar kloset. Kloset
disekrupkan pada papan tersebut dengan sekrup
kuningan.
d. Kloset harus terpasang dengan kokoh letak dan
ketinggian sesuai gambar, waterpass. Semua noda-
noda harus dibersihkan, sambungan-sambungan pipa
tidak boleh ada kebocoran-kebocoran.

3. Pekerjaan Keran
a. Semua keran yang dipakai, kecuali kran dinding
adalah merk Onda dengan chromed finish. Ukuran
disesuaikan keperluan masing-masing sesuai gambar
plumbing dan brosur alat-alat sanitair. Keran-keran
tembok dipakai yang berleher panjang dan
mempunyaai ring dudukan yang harus dipasang
menempel pada dinding.
b. Keran-keran yang dipasang dihalaman harus
mempunyai ulir sink di ruang saji dan dapat
disambung dengan pipa leher angsa (extention).
c. Stop keran yang dapat digunakan merk Kitazawa
bahan kuningan dengan putaran berwarna hijau,
diameter dan penempatan sesuai gambar untuk itu.
d. Keran-keran harus dipasang pada pipa air bersih
dengan kuat, siku, penempatannya harus sesuai
dengan gambar- gambar untuk itu.

4. Floor Drain
a. Floor drain dan Clean out yang digunakan adalah
metal verchroom, lobang dia. 2” dilengkapi dengan
siphon dan penutup berengsel untuk floor drain dan
depverchron dengan draad untuk clean out merk
setara American Standart.
b. Floor drain dipasang ditempat-tempat sesuai gambar
untuk itu.
c. Floor drain yang dipasang telah diseleksi baik, tanpa
cacat dan disetujui Konsultan Management
Konstruksi.
d. Pada tempat-tempat yang akan dipasang floor drain,
penutup lantai harus dilobangi dengan rapih,
menggunakan pahat kecil dengan bentuk dan ukuran
sesuai ukuran floor drain tersebut.

Rehabilitasi Gedung Sekolah


J. PEKERJAAN RANGKA ATAP DAN PENUTUP ATAP
1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi pengadaan bahan, tenaga,
peralatan dan perlengkapan lain serta pemasangan
semua pekerjaan rangka atap dan penutup atap seperti
yang tercantum dalam gambar dan sesuai petunjuk
2. Syarat-syarat Pelaksanaan
a. Kontraktor wajib meneliti kebenaran dan bertanggung
jawab terhadap semua ukuran-ukuran yang tercantum
pada gambar design.
b. Perhitungan detail dan sambungan dari bagian-bagian
konstruksi kuda-kuda baja ringan yang tidak tercantum
dalam gambar design harus dilengkapi oleh Kontraktor
dan harus dinyatakan dalam gambar pelaksanaan.
Untuk itu Kontraktor harus meminta persetujuan
Konsultan Pengawas / Direksi sebelum memulai
pekerjaan tersebut.
c. Perubahan bahan atau perubahan detail berhubungan
dengan alasan tertentu yang kuat dan dapat diterima,
harus diajukan dan diusulkan kepada Direksi untuk
mendapatkan persetujuan dari pengawas lapangan
dan konsultan perencana, semua perubahan-
perubahan yang disetujui ini dapat dilaksanakan tanpa
ada biaya tambahan yang mempengaruhi kontrak,
kecuali untuk perubahan- perubahan yang
mengakibatkan pekerjaan kurang akan diperhitungkan
sebagai pekerjaan kurang.
d. Kontraktor bertanggung jawab terhadap semua
kesalahan- kesalahan detailing.
e. Ketinggian dasar kolom yang telah ditentukan dan
ketinggian daerah lainnya untuk kedudukan kuda-kuda
harus diukur dengan theodolit oleh Kontraktor dan
disetujui oleh konsultan pengawas.
f. Pekerjaan perubahan dan atau pekerjaan tambahan
lapangan pada waktu pemasangan yang diakibatkan
oleh kekurang telitian atau kelalaian Kontraktor, harus
diperbaiki dan dilaksanakan pemborong tanpa
diajukan sepekerjaan tambah/biaya.
g. Pemasangan penutup atap harus sesuai dengan
petunjuk yang dikeluarkan pabrik. Setelah atap
Spandek terpasang, susunannya harus rapi sehingga
jika pada susunan tersebut ditarik garis horizontal
maupun diagonal, garis tersebut harus lurus.

Rehabilitasi Gedung Sekolah


G. SPESIFIKASI Tenaga yang tercantum pada struktur organisasi akan dilakukan
JABATAN pembuktian pada saat Free Cost Meeting (FCM)
KERJA
KONSTRUKSI Daftar personil managerial pelaksanaan pekerjaan:

No Jenis Keahlian Jumlah Sertifikat keahlian Pengalaman


Tenaga
1 Pelaksana 1 orang SKT Pelaksana 2 thn
Bangunan Gedung
/Pekerjaan Gedung (TA
022)
Sertifikat K3
2 Petugas 1 orang 0 thn
Keselamatan
Konstruksi

Rehabilitasi Gedung Sekolah


KETENTUAN TAMBAHAN

WAKTU PELAKSANAAN PEKERJAAN


Jangka waktu pelaksanaan Pekerjaan adalah 120 (seratus dua puluh) hari
kalender

SERTIFIKAT YANG DIPERLUKAN


Penyedia Jasa /Pelaksana merupakan Badan Usaha yang memenuhi Klasifikasi
Perusahaan Jasa Pelaksana untuk Konstruksi Bidang Bangunan Sipil Sub
Bidang Jasa Pelaksana Konstruksi Bangunan Pendidikan (BG 007)

KEBUTUHAN TENAGA AHLI / SPESIFIKASI JABATAN KERJA KONSTRUKSI

No Jenis Keahlian Jumlah Sertifikat keahlian Pengalaman


Tenaga
1 Pelaksana 1 orang SKT Pelaksana Bangunan 2 thn
Gedung /Pekerjaan Gedung (TA
022)
2 Petugas Keselamatan 1 orang Sertifikat K3 0 thn
Konstruksi

KELENGKAPAN PERALATAN
Memiliki kemampuan untuk menyediakan fasilitas / peralatan / perlengkapan untuk
melaksanakan pekerjaan konstruksi ini, yaitu :
1. Concrete Mixer / Beton Molen kap. 350 liter minimal 1 unit
2. Generator/Genset kapasitas 2000 Watt minimal 1 unit
3. Mesin Vibrator Pemadat Beton /Cor Concrete Vibrator tenaga min. 5,5 HP
minimal 1 unit
4. Mesin Las Listrik kav.Min 900 VA min. 1 Unit
5. Mobil Pick Up Kapasitas 1 ton min. 1 Unit

Rehabilitasi Gedung Sekolah

Anda mungkin juga menyukai