B. PEKERJAAN PONDASI
1. Batu Gunung
Batu gunung umumnya ukurannya tidak beraturan. Batu
gunung mempunyai kekerasan yang lebih keras dari batu
pondasi sejenis, serta tidak gampang rapuh apabila
terpendam atau terexpose udara luar.
3. A i r
Air yang digunakan harus air tawar, tidak mengandung
minyak, asam alkali, garam, bahan-bahan organis atau
bahan-bahan lain yang dapat merusak beton atau baja
tulangan. Dalam hal ini sebaiknya dipakai air bersih
yang dapat diminum.
4. Besi beton.
Besi beton yang digunakan adalah, besi beton polos (Ø
10, Ø 12 ) dan behel Ø6, Ø8 serta untuk pembesian
plat beton menggunakan Wiremesh M8. Diameter besi
yang digunakan harus sesuai dengan gambar kerja dan
mendapat persetujuan dari Konsultan pengawas. Daya
lekat baja tulangan harus dijaga dari kotoran, lemak,
minyak, karat lepas dan bahan lainnya, jika besi
tulangan yang diorder tidak ada label spesifikasi dari
pabrik maka harus dilakukan Uji Tarik, biaya
ditanggung kontraktor.
F. PEKERJAAN PLAFOND
1. Untuk penutup plafond ruangan secara umum, digunakan
bahan Kalsiboard atau GRC ex. Jayaboard tebal 4 mm.
2. Rangka plafond dari besi hollow 60 x 80 yang kwalitas
terbaik
3. Skimcoat interior, untuk penyambungan panel kalsiboard
digunakan merk Aplus
4. Kain Tape Plaster Kalsiboard yang berkwalitas bagus.
5. List Plafond lebar 4 cm, permukaan mulus dan dipasang
dengan rapih.
H. PEKERJAAN PENGECATAN
Bahan-bahan yang digunakan harus berkualitas baik, seperti :
1. Meni kayu, Tembok dan plafon
2. Cat kayu sekualitas Cat Avian,
3. Cat Tembok Ex Mowilex
C. MEMULAI KERJA
E. RENCANA KERJA
1. Sebelum mulai pelaksanaan pekerjaan di lapangan,
kontraktor/Kontrator Pelaksana wajib membuat rencana kerja
pelaksanaan dari bagian-bagian pekejaan berupa BarChart dan
S-Curve Bahan dan tenaga kerja
2. Rencana Kerja tersebut harus sudah mendapat persetujuan
terlebih dahulu dari Direksi Pekerjaan, paling lambat dalam
waktu 7 (tujuh) hari kalender setelah Surat Keputusan
Penunjukan (SPK) diterima Kontraktor/ Kontrator Pelaksana.
3. Kontraktor/Kontrator Pelaksana wajib memberikan salinan
rencana keja rangkap 4 kepada Direksi Pekerjaan, 1 (satu)
salinan Rencana Kerja harus ditempel pada dinding ruang kerja
Kontraktor di lapangan yang selalu diikuti dengan grafik
kemajuan/prestasi kerja.
4. Kontraktor harus selalu dalam pelaksanaan pekerjaan sesuai
dengan jadwal rencana Kerja tersebut di atas.
5. Direksi Pekerjaan akan menilai prestasi pekerjaan berdasarkan
rencana kerja tersebut.
F. TENAGA KERJA
Kontraktor/Kontrator Pelaksana harus menyediakan tenaga
kerja yang ahli, bahan- bahan, peralatan berikut alat Bantu
lainnya untuk melaksanakan bagian-bagian pekerjaan serta
mengadakan pengamanan, pengawasan dan pemeliharaan
terhadap bahanbahan, alat-alat kerja maupun hasil pekerjaan
selama masa pelaksanaan beriangsung sehingga seluruh
pekerjaan selesai dengan sempurna sampai dengan diserah
terimakan pekerjaan tersebut kepada Direksi Pekerjaan.
G. LAPORAN
1. Pelaksana lapangan setiap hari harus membuat Laporan Harian
mengenai segala hal yang berhubungan dengan pelaksanaan
pembangunan/pekejaan, baik teknis maupun Administratif
2. Dalam pembuatan Laporan tersebut, pihak Kontraktor/Kontrator
Pelaksana harus memberikan data- data yang diperlukan
menurut data dan keadaan sebenamya
3. Pengawas Lapangan juga harus membuat Laporan mingguan
dan Laporan bulanan secara rutin
4. Laporan-laporan tersebut diatas, harus diserahkan kepada
Direksi Pekerjaan untuk bahan monitoring dan proses
pembayaran pekerjaan.
F. SPESIFIKASI
METODE Pekerjaan Utama yang diuraikan dalam Metode Pelaksaan
KONSTRUK Pekerjaan ini :
SI/ METODE
PELAKSANA NO JENIS PEKERJAAN UTAMA
AN
PEKERJAAN
1. Pekerjaan Galian, Tanah dan
2. Pondasi
3. Pekerjaan Beton
4. Pekerjaan atap, Rangka dan Plafond
5. Pekerjaan Kusen
6.
Pekerjaan Dinding
7.
Pekerjaan
8.
Pengecatan
9.
Pekerjaan Lantai
10.
11. Pekerjaan Listrik
12. Pekerjaan Sanitasi dan Saniatir
13. Pekerjaan Lain-lain
(sesuai RAB)
2. Syarat-syarat umum
- Mutu beton yang dipakai beton fc’ 24.0 MPa atau
k.275 dan baja tulangan yang dipakai adalah besi
beton untuk pekerjaan sloef, kolom, seperti yang
dijelaskan mengenai pekerjaan beton.
- Bekisting harus dipasang dengan kuat dan tepat
pada posisi sesuai dengan gambar rencana
3. Syarat pelaksanaan
a. Shop drawing : Perhitungan Konstruksi
Sebelum melaksanakan pekerjaan beton, Kontraktor
diharuskan :
- Membuat shop drawing untuk mendapatkan
persetujuan Konsultan Pengawas.
- Memeriksa gambar yang dibuat oleh Konsultan
Perencana, jika terdapat kesalahan yang
membahayakan, kontraktor harus melaporkan
kepada Konsultan Pengawas yang selanjutnya
akan meneruskan kepada Konsultan Perencana.
Sebelum ada kepastian mengenai kebenaran
gambar tersebut, Kontraktor tidak diijinkan
melaksanakan bagian pekerjaan tersebut.
b. Campuran beton
a. Untuk membuat 1 m3 beton mutu f’c = 24,0 MPa
(K 275), slump (12 ± 2) cm, w/c = 0,53 diperlukan
bahan material :
- Portland cement ; 406,000 kg
- Pasir Beton ; 684 kg
- Kerikil (maksimum 30 mm) ;1026 kg
- Air ; 215 Liter
Catatan
:
- Bobot isi pasir = 1.400 kg/m3, Bobot isi kerikil =
1.350 kg/m3, Bukling factor pasir = 20 %.
- Perbandingan bahan tersebut dapat
menghasilkan mutu beton mendekati rencana
K sekian menyesuaikan kondisi bahan
material dimana beton dibuat.
Sumber: SNI ( standart nasional Indonesia )
c. Penulangan
a. Baja tulangan sebelum dipasang harus dibersihkan
dari kotoran, karat lepas, serpih-serpih, minyak
gemuk atau lapisan lainnya yang akan merusak
atau mengurangi daya lekat pada beton.
b. Baja tulangan harus dipotong dan dibentuk dengan
teliti sesuai dengan bentuk dan ukuran yang tertera
dalam gambar. Baja tulangan tidak boleh
diluruskan atau dibengkokkan kembali dengan
cara yang dapat merusak bahannya.
c. Baja tulangan harus dipasang pada posisi yang
tepat sesuai gambar rencana. Harus diusahakan,
agar posisinya tidak berubah atau bergeser pada
saat beton dipadatkan.
d. Pada umumnya pengujian untuk besi tulangan
dilakukan sesuai PBI-1971 yaitu mempunyai
kekuatan leleh minimum 3600 kg/cm2. Jika besi
tulangan tersebut tidak memenuhi ketentuan yang
disyaratkan, maka kelompok yang tidak memenuhi
syarat tersebut harus disingkirkan dan tidak boleh
digunakan.
e. Angkutan Beton
a. Cara dan alat-alat yang digunakan untuk
mengangkut beton harus sedemikian rupa
sehingga beton dengan komposisi dan
kekentalan yang diinginkan dapat dibawa ke
tempat pekerjaan, tanpa adanya kehilangan
bahan yang bisa menyebabkan perobahan nilai
slump.
b. Dalam hal ini, beton yang akan dicor harus
diusahakan agar pengangkutan ketempat
pengecoran sependek mungkin, sehingga pada
waktu pengecoran tidak mengakibatkan
pemisahan antara kerikil dan spesinya.
c. Beton lift digunakan untuk angkutan vertikal,
sedang untuk alat angkut horizontal bisa
menggunakan kereta dorong.
f. Persiapan Bekisting
a. Sebelum beton dituang konstruksi bekisting /
cetakan harus diteliti untuk memastikan bahwa
benar dalam letak, kokoh, rapat, tidak terjadi
penurunan dan pengembangan pada saat beton
dituang serta bersih dari segala benda yang
tidak diinginkan dan kotoran kotoran.
b. Permukaan cetakan harus diberi minyak yang
biasa diperdagangkan (form oil) untuk
mencegah lekatnya beton pada cetakan.
c. Pelaksanaan agar berhati-hati jangan terjadi
kontak dengan besi yang dapat mengurangi
daya lekat besi yang baru dituang,
d. Permukaan cetakan harus dibasahi dengan rata
supaya tidak terjadi penyerapan air beton yang baru
dituang.
g. Pembongkaran Bekisting
a. Beisting / Cetakan beton dapat dibongkar
dengan persetujuan tertulis dari Direksi
b. Tidak dibenarkan untuk membongkar bekisting,
sebelum memcapai kekuatan sesuai PBI 1997
b. Jenis adukan
- Jenis adukan berikut harus dipakai sesuai dengan
yang diinstruksikan dalam gambar atau dalam
uraian dan syarat-syarat ini:
M1; Pas. tembok adukan (1 pc : ½ kp : 5 Psr)
atau (1 pc : 4 Psr)
M2; Pasangan tembok trasraam 1 pc: 2 psr
- Semua pasangan bata ringan dilaksanakan dengan
adukan M1 dimulai dari ketinggian 20cm diatas
lantai dasar maupun lantai atas dan untuk
pasangan bata kedap air dilaksanakan dengan
adukan M2 digunakan
untuk daerah-daerah sebagai berikut:
Dinding Kamar mandi / WC setinggi 100 - 150 cm
dari permukaan sloof beton
Dinding tertanam dalam tanah (diberapen sampai
Rehabilitasi Gedung Sekolah
permukaan tanah).
- Diusahakan aduk perekat dalam keadaan belum
mengeras. Jarak waktu percampuran aduk perekat
dengan pemasangan tidak lebih dari 30 menit
terutama untuk aduk kedap air.
- Adukan harus dicampur dalam alat tempat
mencapur yang telah disetujui atau dicampur
dengan tangan di atas permukaan yang keras.
Sangat dilaranag memakai adukan yang sudah
mulai mengeras atau membutuhkan untuk dipakai
lagi.
2. Pekerjaan Plasteran
a. Lingkup pekerjaan
Bidang yang akan memerlukan plesteran dengan
adukan 1pc : 4 ps digunakan untuk daerah-daerah
sebagai berikut:
- Pekerjaan plasteran dilaksanakan setelah pasangan
dinding bata cukup kering Proses plesteran pada
dinding bata ringan yang masih basah membuat
air terperangkap sehingga struktur dinding bisa
menyebabkan dinding lembap.
3. Memotong Tegel
a. Sedapat mungkin pemotongan tegel harus dicegah
dan tidak boleh pada ada potongan yang lebih kecil
dari 0,5 ukuran tegel, kecuali jika tercantum dalam
gambar. Pemotongan harus dilakukan dengan hati-
hati tanpa pinggirnya berigi-rigi atau kelihatan
lapisannya.
b. Apabila diperlukan pemotongan, harus menggunakan
mesin pemotong keramik dan sudut tepinya digurinda
hingga halus dan rata.
E. PEKERJAAN PLAFOND
1. Persiapan
a. Sebelum dilaksanakan pemasangan plafond,
pekerjaan lain yang berada di atasnya harus sudah
terpasang seperti misalnya pipa-pipa, kabel dan lain-
lain.
b. Penyimpanan bahan rangka, penutup plafond dan
material lain di tempat pekerjaan harus diletakkan
Rehabilitasi Gedung Sekolah
pada ruang/tempat dengan sirkulasi udara yang baik,
kering dan tidak lembab serta tidak terkena cuaca
langsung.
c. Semua batang profil untuk rangka plafond telah
diseleksi dengan baik, lurus dan rata. Tidak ada
bagian yang bengkok atau melengkung atau cacat-
cacat lainnya. Semua bahan yang akan dipasang
harus disetujui terlebih dahulu oleh Konsultan
Pengawas.
d. Kontraktor wajib membuat mock-up sesuai dengan
petunjuk Direksi Lapangan sebelum pekerjaan mulai
dipasang untuk mendapat persetujuan.
2. Pelaksanaan
a. Lakukan pengukuran level ketinggian plafond yang
diinginan sesuai dengan gambar perencanaan,
b. Buat marking pada dinding sekeliling ruang yang akan
dipasang plafond, dengan menggunakan benang,
Setelah diukur kerataannya dengan menggunaan
selang timbang atau waterpass
c. Perhatikan gambar perencanaan, khususnya Rencana
Plafond untuk menentukan pola grid pemasangan
panel plafond.
d. Untuk rangka plafond, gantung batang – batang main
tee sepanjang ruangan, saling sejajar dengan jarak
masing – masing 60 cm. Kemudian pasang cross tee
per 80 cm. Begitu seterusnya sampai seluruh ruangan
terpasang rangka. Agar rangka plafon tetap lurus dan
rata, gantung rangka dengan rod drat per 1 main tee
atau per 2 main tee,
e. Untuk panel yang akan dipasangi lampu downlight,
dilubangi terlebih dahulu sebelum dipasang
f. Untuk ruangan yang menggunakan Plafond
Kalsiboard, rangka menggunakan besi hollow galvanis
40.40.2 mm
g. Rangka dipasang dengan modul grid 60x80 cm. Agar
rangka plafon tetap lurus dan rata, gantung rangka
pada plat lantai atau balok beton terdekat dengan rod
drat, atau kawat putih,
h. Pasang kalsiboard dengan sekrup mulai dari tepi dinding.
Pertemuan Kalsiboard diberi Kasa Kain dan ditutup compound
/ Cornice, dan diamplas sampai permukaan rata dan halus,
i. Semua pekerjaan plafond harus diperhatikan kembali
2. Cat Tembok/Plafond/Kusen
- Sebelum pengecatan dinding dimulai Kontraktor harus
membuat contoh-contoh warna kepada Direksi
Lapangan untuk disetujui.
- Kontraktor harus melaksanakan pengecatan atas
semua permukaan sesuai dengan aturan pakai yang
dijelaskan oleh pabrik pembuat cat.
- Permukaan bidang yang akan dicat harus dibersihkan
lebih dahulu dari segala kotoran, debu, minyak dan
dan dibuat rata serta dalam keadaan kering dengan
kadar air max. 15%
- Pengecatan tembok disyaratkan menggunakan roller
atau semprot texture pada tempat-tempat sesuai
dengan gambar atau petunjuk Direksi Lapangan.
- Lapisan pengecatan jenis vinyl acrylic emulsion harus
mencapai minimal 2 (dua) kali, dilakukan pada dinding
interior, jenis weather shield digunakan untuk dinding
exterior sesuai dengan petunjuk pabrik pembuatannya
dan persetujuan Direksi Lapangan.
- Plesteran harus diberi waktu secukupnya untuk
mongering dan jangan dipulas (dicat) sampai
permukaannya betul-betul kering (kadar lembab 8 %).
Semua pekerjaan plesteran atau semen yang cacat
harus dipotong dan diperbaiki dengan plesteran dari
jenis yang sama.
- Retak-retak sedikit harus (retak rambut) ditambal
dengn penambal keras dan tidak menyusut, retak-
retak yang lebar harus dipotong dengan pinggir-
pinggirnya dan tambal dengan plesteran sekelilingnya.
2. Gambar-Gambar
a. Gambar-gambar rencana dan persyaratan-
persyaratan ini merupakan suatu kesatuan yang saling
melengkapi dan sama mengikatnya.
b. Gambar-gambar sistim ini menunjukkan secara umum
tata letak dari peralatan, sedangkan pemasangan
harus dikerjakan dengan memperhatikan kondisi dari
bangunan yang ada dan memperhatikan juga
kemudahan service maintenance jika peralatan sudah
dioperasikan.
3. Koordinasi
a. Kontrator Pelaksana instalasi ini hendaknya bekerja
sama dengan rekanan lainnya, agar seluruh pekerjaan
dapat berjalan dengan lancar sesuai dengan waktu
yang telah ditetapkan.
b. Koordinasi yang baik perlu ada, agar instalasi yang
satu
tidak menghalangi kemajuan instalasi yang lain.
c. Apabila pelaksanaan instalasi ini menghalangi yang
lain, maka semua akibatnya menjadi tanggung jawab
Kontrator Pelaksana.
d. Melakukan koordinator dengan pihak PLN dalam hal
melakukan setting yang diperlukan dari peralatan
pengaman agar tidak terjadi kesukaran dalam
operationalnya nanti.
4. Testing dan Commissioning
a. Sebelum Testing dan Commissioning dilaksanakan
Kontrator Pelaksana wajib mengajukan terlebih dahulu
program testing dan Commissioning.
b. Kontrator Pelaksana harus melakukan semua testing
dan pengukuran yang dianggap perlu dan atau yang
diminta oleh Direksi untuk mengetahui apakah
keseluruhan instalasi dapat berfungsi dengan baik dan
3. Pekerjaan Keran
a. Semua keran yang dipakai, kecuali kran dinding
adalah merk Onda dengan chromed finish. Ukuran
disesuaikan keperluan masing-masing sesuai gambar
plumbing dan brosur alat-alat sanitair. Keran-keran
tembok dipakai yang berleher panjang dan
mempunyaai ring dudukan yang harus dipasang
menempel pada dinding.
b. Keran-keran yang dipasang dihalaman harus
mempunyai ulir sink di ruang saji dan dapat
disambung dengan pipa leher angsa (extention).
c. Stop keran yang dapat digunakan merk Kitazawa
bahan kuningan dengan putaran berwarna hijau,
diameter dan penempatan sesuai gambar untuk itu.
d. Keran-keran harus dipasang pada pipa air bersih
dengan kuat, siku, penempatannya harus sesuai
dengan gambar- gambar untuk itu.
4. Floor Drain
a. Floor drain dan Clean out yang digunakan adalah
metal verchroom, lobang dia. 2” dilengkapi dengan
siphon dan penutup berengsel untuk floor drain dan
depverchron dengan draad untuk clean out merk
setara American Standart.
b. Floor drain dipasang ditempat-tempat sesuai gambar
untuk itu.
c. Floor drain yang dipasang telah diseleksi baik, tanpa
cacat dan disetujui Konsultan Management
Konstruksi.
d. Pada tempat-tempat yang akan dipasang floor drain,
penutup lantai harus dilobangi dengan rapih,
menggunakan pahat kecil dengan bentuk dan ukuran
sesuai ukuran floor drain tersebut.
KELENGKAPAN PERALATAN
Memiliki kemampuan untuk menyediakan fasilitas / peralatan / perlengkapan untuk
melaksanakan pekerjaan konstruksi ini, yaitu :
1. Concrete Mixer / Beton Molen kap. 350 liter minimal 1 unit
2. Generator/Genset kapasitas 2000 Watt minimal 1 unit
3. Mesin Vibrator Pemadat Beton /Cor Concrete Vibrator tenaga min. 5,5 HP
minimal 1 unit
4. Mesin Las Listrik kav.Min 900 VA min. 1 Unit
5. Mobil Pick Up Kapasitas 1 ton min. 1 Unit