Anda di halaman 1dari 7

a.

Jenis-jenis Bantalan

1. Bantalan kayu

Bantalan kayu merupakan bantalan pernah populer digunakan dalam dunia kereta api,

serta digunakan di jembatan karena kayu lebih elastis dari beton. Untuk kayu yang biasa

digunakan untuk bantalan beton yakni kayu Jati dan kayu Ulin. Berikut adalah kelebihan dan

kekurangan Bantalan kayu :

 Kelebihan bantalan kayu

 Mudah pemasanganannya.

 Mudah pembuatannya (menentukan ukurannya).

 Murah biaya pembuatannya.

 Bantalan bekas dapat digunakan kembali untuk bantalan jalan rel kelas di

bawahnya.

 Mudah pengangkutannya

 Kekurangan bantalan dari kayu

 Perlu pengawetan sebelum dipasang

 Memerlukan perawatan yang cermat

 Cepat membusuk di daerah dengan kelembapan tinggi

 Mudah terbakar jika terkena percikan api dari roda kereta api
Gambar 2.5 Bantalan rel dari kayu

2. Bantalan Beton

Beberapa pertimbangan untuk menggunakan bantalan beton dibandingkan bantalan jenis

lainnya adalah faktor ketahanan, kemudahan dalam pekerjaan dan faktor keekonomian terkait

dengan biaya pemeliharaan. Penggunaan bantalan beton lebih diutamakan juga karena

semakin sulitnya mendapatkan kayu yang memenuhi standar untuk bantalan.

Adapun keunggulan penggunaan bantalan besi adalah sebagai berikut :

 Stabilitas baik.

 Kereta api dengan tonase berat dan kecepatan tinggi lebih sesuai menggunakan bantalan

beton.

 Umur konstruksi lebih panjang.

 Pengendalian mutu bahan lebih mudah.

 Komponen-komponennya lebih sedikit dibandingkan dengan jenis lainnya.

Meskipun memiliki berbagai keunggulan, terdapat beberapa kelemahan yang harus

diperhatikan, yaitu :

 Kurang memilki sifat elastik dibandingkan bantalan kayu dan baja.

 Pemasangan secara manual sukar dilakukan karena beratnya bantalan.

 Kemungkinan terjadinya kerusakan pada saat mobilisasi ke lokasi proyek.

 Memiliki masalah kebisingan dan getaran karean sifatnya yang kurang mampu menahan

getaran.

 Rentan terhadap pengaruh rel keriting dan hasil las yang jelek
Gambar 2.6 Bantalan rel beton
3. Bantalan baja

Terbuat dari pelat baja dan biasanya dipasang pada lengkungan atau tidak dipasang di

keseluruhan rel. Sebab harga bantalan baja paling mahal harganya dan di Indonesia sangat

jarang menggunakan bantalan jenis ini. Bantalan ini sebenarnya lebih kuat menahan beban dan

juga akan bertahan lebih lama jika digunakan.

Adapun kelebihan bantalan baja ini adalah sebagai berikut :

 Ringan dan mudah diangkut

 Elastisitas yang lebih besar sehingga retak-retak seperti yang terjadi pada bantalan kayu

dan bantalan beton dapat dihindari

 Umur bantalan baja lebih tahan lama dibandingkan dengan bantalan kayu

 Kemudahan dalam pemasangan.

Meskipun memiliki berbagai macam kelebihan namun bantalan baja juga memiliki

beberapa kekurangan sebagai berikut :

 Dapat terkorosi dan berkarat, sehingga apabila hal ini terjadi bantalan dapat lebih mudah

retak

 Konduktor listrik sehingga tidak cocok untuk kereta listrik yang aliran listriknya berada

di bawah.

 Mudah anjlok terutama pada daerah berpasir karena memiliki beban yang lebih besar.

 Harga yang mahal.


Gambar 2.7 Bantalan rel baja

2.2.3 Penambat

Penambat rel adalah suatu komponen yang menambatkan rel pada bantalan sehingga

kedudukan rel adalah tetap, kukuh dan tidak bergeser terhadap bantalannya. Dengan penambat

rel ini jarak antara kedua rel, yaitu lebar jalan rel akan tetap. Semakin berat beban dan semakin

tinggi kecepatan kereta api maka diperlukan penambat yang lebih kuat agar tetap mampu

menahan rel dari terjadinya geseran.

a. Jenis Penambat Rel

Sesuai dengan kemampuan elastisitas yang dapat diberikan oleh penambat rel, terdapat

dua jenis penambat rel, yaitu :

1. Penambat Kaku

Penambat kaku terdiri atas paku rel, tirpon atau mur dan baut, dengan atau tanpa pelat

landas.
Gambar 2.8 Penambat Kaku

Gambar 2.9 Penambat kaku pada bantalan baja

2. Penambat Elastis

Penambat elastis digunakan karena mempunyai kemampuan mengurangi pengaruh

getaran pada rel terhadap bantalan, dan memberikan kuat jepit yang tinggi..

Terdapat dua macam penambat elastis yaitu :

 Penambat elastis tunggal terdiri atas pelat landas, pelat atau batang jepit elastis,

tirpon, mur, dan baut, dimana kekuatan jepitnya terletak pada batang jepit elastis.

Penambat elastis tunggal ini biasanya digunakan pada bantalan besi atau kayu.

 Penambat elastis ganda terdiri atas pelat landas, pelat atau batang jepit, alas rel,

tirpon, mur, dan baut. Kekuatan jepit penambat elastis terletak pada batang elastis dan

biasanya digunakan pada bantalan beton, tidak menggunakan pelat landas melainkan

alas karet yang akan memberikan elastis tambahan sehingga mampu mencegah

merangkaknya rel, dan melindungi permukaan beton.


(a) (b)

Gambar 2.10 penambat elastis jenis tunggal (a) jenis ganda (b)

Dalam Peraturan Dinas No. 10 Tahun 1986, penggunaan penambat elastis dibagi menurut

kelas jalan (kecepatan maksimum), tercantum dalam tebel berikut :

Kelas Jalan Jenis Alat Penambat

I Elastis Ganda
II Elastis Ganda
III Elastis Ganda
IV Elastis Tunggal
V Elastis Tunggal

2.2.4 Pelat Sambung

Menurut Peraturan Menteri No. 60 tahun 2012 tentang Persyaratan Teknis Jalur Kereta

Api disebutkan bahwa penyambungan rel dengan pelat sambung harus digunakan apabila tidak

diperkenankan melakukaan pengelasan terhadap sambungan rel. Sambungan rel terdiri dari :

a. Dua pelat sambung kiri dan kanan.

b. Enam baut dengan mur, ring pegas atau cincin pegas dari baja, dipasang hanya empat

baut untuk menjaga pemanasan rel akibat cuaca.


Gambar 2.11 plat sambung pada rel kereta api

Di Indonesia digunakan dua ukuran standar pelat penyambung, yaitu :

 Ukuran standar pelat penyambung untuk tipe-tipe rel R-42, R-50, dan R-54.

 Ukuran standar pelat penyambung untuk tipe rel R-60.

Gambar

(a) (b)
Gambar 2.12 (a) plat penyambung rel R42, R50, R54 (b) plat penyambung Rel R60

Anda mungkin juga menyukai