Anda di halaman 1dari 28

Konstruksi Jembatan

Fadhila Firdausa, S.T.,M.Eng.


JEMBATAN RANGKA BAJA
Pendahuluan
• Penggunaan pertama baja dalam bangunan jembatan
dalam skala besar adalah bersamaan dengan penggunaan
baja tuang. Hal ini disebabkan karena tegangan tarik yang
rendah dan liat yang secara cepat dapat terpenuhi.
• Peningkatan yang terjadi dalam teknologi pembuatan
benda-benda logam berpengaruh besar terhadap mutu
baja serta berdampak besar terhadap penggunaan baja di
dalam struktur jembatan. Untuk saat-saat sekarang
maupun di masa mendatang, penggunaan bahan baja
untuk struktur jembatan akan memberikan keuntungan-
keuntungan yang berlebih terhadap perkembangan serta
kelancaran sarana transportasi antar daerah maupun antar
pulau yang ada di seluruh Indonesia.
Klasifikasi Jembatan Rangka Baja
• Jembatan baja dapat diklasifikasikan menurut
:
• bentuk tampang (cross section)
• bentuk batang utama penahan beban
• bentuk struktur batang utama penahan beban
• tipe sambungan.
Klasifikasi menurut bentuk tampang
• a. DECK BRIDGE / Jembatan lantai atas
• Deck bridge adalah jembatan yang hanya berupa
lantai penahan beban yang lewat diatasnya,
yang didukung oleh balok-balok dasar atas, tidak
ada batang pengikat (batang-ikat)/pertambatan
angin, batang-atas,dll.
• b.THROUGH BRIDGE
• Through bridge yaitu jika jembatan tersebut
lantainya dihubungkan dengan bagian bawah
batang penahan beban, kemudian batang-ikat
ada di atas lalu lintas.
Klasifikasi menurut bentuk tampang
• c. SEMI THROUGH BRIDGE atau PONY TRUSS
BRIDGE
• Semi through bridge yaitu jika tidak ada
batang pengikat pada bagian-atas,
sedangkan utama penyangga beban
setingkat dengan lantai jembatan.
Klasifikasi menurut bentuk batang
utama penahan beban
• a. I-beam bridge : jembatan balok - I.
• yaitu balok bentuk -I sebagai batang utama
penahan beban.
• b. Plate-Girder bridge : Jembatan gelagar
plat.
• c. Truss bridge : Jembatan rangka.
• d. Suspension bridge : Jembatan gantung.
Klasifikasi menurut kenampaan struktur
batang utama penahan beban.
• a. TRUSS BRIDGE
• b. GIRDER BRIDGE
• c. BEAM BRIDGE
Klasifikasi menurut jenis sambungan
• a. Paku keling
• b. Las
• c. Baut
• d. Sambungan sendi
SISTEM LANTAI JEMBATAN BAJA
• Sistem lantai jembatan-baja terdiri dari lapis atas dan
batang pendukung, yang memindahkan beban ke
struktur utama.
• Sistem ini dapat diklasifikasikan sesuai dengan jenis
lalu lintas yang didukung, (misal : lantai untuk jalan
raya atau jalan rel) dan sesuai dengan bahan/ material
utama yang digunakan (misal : baja, kayu, beton, atau
bata). atau sesuai dengan struktur yang bekerja, yaitu :
• lantai tunggal,
• lantai ganda,
• beton kompasit atau lantai plat baja antrotropik.
SISTEM LANTAI JEMBATAN BAJA
• Pemilihan sistem lantai jembatan untuk
jembatan khusus, ditentukan berdasarkan
pertimbangan-pertimbangan :
• kualitas permukaan jalan-rayanya,
• sistem drainase,
• berat lantai,
• waktu yang dibutuhkan untuk pelaksanaan,
• biaya total, termasuk pemeliharaan.
SISTEM LANTAI JEMBATAN BAJA
• Jembatan Jalan Raya
• Kualitas yang memenuhi untuk sistem lantai
Jembatan Jalan Raya mungkin dapat diperoleh
dengan beton konvensionil atau beton
aspaltik, atau lantai baja grid terbuka, yang
memberikan keuntungan-keuntungan : tahan
lama, tahan gelincir, dan permukaan halus.
SISTEM LANTAI JEMBATAN BAJA
• Jembatan Jalan Rel
• lalu lintas harus stabil dan mudah perawatannya, kadang-
kadang harus dapat mengurangi getaran-getaran dan
kebisingan sewaktu ada lalu lintas.
• kondisi akhir umumnya selalu dibutuhkan ‘ballas’ di
bawah balok track.
• Lantai Jembatan harus baik untuk drainasi agar air dapat
pindah secepat-cepatnya (misal : dengan lantai baja grid
terbuka tanpa perlu sistem drainasi yang khusus).
• waktu pengerjaan lantai jembatan harus secepat-cepatnya.
• beban yang dihemat dalam sistem lantai jembatan :
mengurangi beban mati total dan jumlahnya lebih ringan.
SISTEM LANTAI JEMBATAN BAJA
• Lantai jembatan yang konvensional : didukung oleh
balok-balok yg bersambungan & disebut : balok hubung
yang umumnya ditempatkan dalam arah bentangan.
Balok hubung didukung oleh balok transversal yang
disebut balok-lantai, dan yang kemudian dihubungkan
dengan batang utama penahan beban.
• Balok-lantai hampir selalu dihubungkan atau
disambung secara kaku dengan batang vertikal dari
struktur rangka atau ke balok-hubung utama, sehingga
memberikan kekakuan lateral pada jembatan secara
menyeluruh. Meskipun balok-lantai tidak didukung secara
sederhana (bukan simple-beam), untuk memudahkan
dalam analisa - selalu direncanakan sebagai tumpuan
sederhana.
SISTEM LANTAI JEMBATAN BAJA
• Beban hidup di atas balok-lantai,
dihitung dari reaksi-reaksi balok-lantai yang
dihasilkan oleh balok-balok hubung. Jarak
arah melintang kendaraan untuk Jembatan
Rel itu sudah tetap, sedangkan untuk
Jembatan Jalan Raya : mungkin bervariasi.
Peranan plat-lantai, balok-hubung dan balok-
lantai dalam mendukung beban terhadap
rangka-utama atau gelagar - selalu diabaikan
dalam perencanaan.
SISTEM PENGUAT JEMBATAN
• Jembatan sesungguhnya adalah struktur ruang, yang
tidak hanya mendukung beban vertikal gaya tarik bumi
ke pier, pendukung dan abutmen, tetapi juga harus
menahan gaya lateral dan longitudinal, seperti yang
diakibatkan oleh angin, dan lain-lain. Untuk
mendapatkan kekakuan arah lateral dan longitudinal
dari jembatan dibutuhkan batang pengikat horisontal
dan transversal. Analisa perencanaan jembatan,
karena itu, disederhanakan dengan anggapan sebagai
bentuk planar (bidang) dan komponen linier, seperti
rangka-utama, balok-lantai, balok-hubung dan
batang pengikat rangka.
BATANG DAN BENTUK RANGKA
• Umumnya bentuk Jembatan rangka baja adalah rangka
WARREN.
• Batang penghubung menahan momen lentur, batang diagonal
menahan gaya geser, batang vertikal menahan beban panel -
dan dapat direncanakan secara lebih ekonomis.
• Jembatan rangka yang ekonomis mempunyai perbsndingan
antara tinggi terhadap panjang adalah 1:6-1:8 bervariasi
menurut tipe rangka, pembebanan, panjang-bentang dsb.
• Sudut batang diagonal optimum : 45
• Jika bentangan-rangka bertambah panjang, harga akan
bertambah besar. Jadi, baik rangka tipe WARREN maupun
PRATT akan lebih baik dan ekonomis (untuk bentangan panel
yang panjang) jika sudut batang diagonal/ inklinasi 45
PEMBALIKAN DAN PENGULANGAN
TEGANGAN
• Beberapa masalah akan timbul apabila batang-batang
dari rangka mengalami pembalikan tegangan.
• pertama : batang-batang dan sambungannya harus
direncanakan sehingga dapat menahan kedua-duanya.
• kedua : bahaya terhadap patah-lelah juga harus
dipertimbangkan.
• Tegangan yang turun-naik, meskipun patah-lelah dari
batang atau sambungannya. Pada tegangan-tegangan
rendah jika dibanding-kan dengan terhadap beban statis
yang menimbulkan tegangan yang lebih besar. kegagalan
seperti ini mula-mula disebabkan karena konsentrasi
tegangan yang dikenali dengan detail struktur.
PEMBALIKAN DAN PENGULANGAN
TEGANGAN
• Seluruh detail struktur harus direncanakan agar
menghindari sejauh mungkin terjadinya konsentrasi
tegangan yang terjadi pada sudut-sudut yang tajam
dan secara mendadak berubah dalam luas
tampangnya.
• Ada dua macam pendekatan yang umum untuk
mengurangi pengaruh patah lelah:
• mengurangi tegangan kerja yang di ijinkan.
• meningkatkan / memperbesar gaya-gaya yang dihitung,
tergan tung pada : naik / turunnya tegangan (range-
rangenya), jumlah pengulangan, mutu-baja dan
sambungan.
PERLETAKAN UJUNG DAN SENDI
• Perletakan ujung dan sambungan persendian
untuk jembatan dapat diklasifikasi kan
menjadi 4 macam :
• a) perletakan jepit
• b) perletakan sendi
• c) sliding atau perpanjangan perletakan
(geser)
• d) sendi-rol.
JEMBATAN BAJA TIPE TRUSS
AUSTRALIA
• Truss Australia untuk jembatan baja yang akan direncanakan
jalan kendaraan ini asalnya adalah hasil rancangan Mc, Millan,
Britton & Kell, Pty. Ltd, Australia. Semua komponen rangka terdiri
atas profil-profil yang sama. Di antara berbagai komponen itu
terdapat kemampuan untuk dipertukarkan yang luas, bahkan
mencakup pemasangan terbaik atau pemasangannya terputar.
Lendutan jembatan akan dicapai dengan jarak penempatan
lubang pada pelat-pelat buhul. Lendutan itu terdapat pada
lengkungan yang membulat dengan radius yang sama untuk semua
bentangan. Gelagar lintang dirancang sebagai komposit sehingga
menghasilkan pengurangan bobot yang besar untuk
mempertahankan batas bobotnya. Sebagai penghubung dipakai
baut-baut berkekuatan tinggi.
JEMBATAN BAJA TIPE TRUSS
AUSTRALIA
• A. Kelas jembatan rangka baja Australia Untuk jenis
jembatan rangka baja Australia ada beberapa kelas
jembatan, yaitu :
• 1) kelas A dua jalur, lebar jalan kendaraan 7,0 m
dengan tempat untuk pejalan kaki 1 m pada setiap sisi,
• 2) kelas B dua jalur, lebar jalan kendaraan 6,0 m
dengan tempat untuk pejalan kaki tetapi mempunyai
pinggiran jalan 0,5 meter pada setiap sisi,
• 3) kelas C jalur tunggal, lebar jalan kendaraan 4,5 m
tanpa tempat untuk berjalan kaki tetapi mempunyai
pinggiran jalan 0,5 meter pada setiap sisi.
JEMBATAN BAJA TIPE TRUSS
AUSTRALIA
• B. Bentangan-bentangan jembatan rangka baja Australia
• Untuk panjang bentang jembatan rangka baja tipe Australia ini
ada beberapa seri panjang bentangan, yaitu :
• Untuk kelas A dan B telah dirancang dalam seri yang dinamakan
seri S dan L. ( S= short, pendek, L= long, panjang).
• Untuk kelas C hanya dirancang pada seri S ( pendek ) saja.
• Bentangan-bentangan yang disediakan adalah : 30 m, 35 m, 40 m,
45 m, 50 m. dan 60 m. Perbedaan utama antara seri S dan L
adalah ukuran dari bentang-bentang datar dan diagonal, plat-plat
simpul, gelagar silang, plat penyambung dan unit titik simpul
perletakan yang mempunyai lubang baut yang berbeda.
Perbedaan-perbedaan ini dengan mudah dikenali oleh lebarnya
batang-batang datar, diagonal dan unit titik simpul, bearing seri S
adalah 35 cm lebar, dan seri L adalah 40 cm lebar.
JEMBATAN BAJA TIPE TRUSS
AUSTRALIA
• C. Perletakan jembatan elastomerik
• Perletakan jembatan elastomerik ini bersifat seperti sendi dan rol,
yang digunakan sebagai pengganti jembatan rangka baja pada
umumnya yan berupa sendi-rol. Selain itu juga digunakan blok-
blok penahan seismik lateral dan seismik ujung. Penempatan-nya
diletakkan pada tiap titik sudut sistem rangka baja.Pada bagian
alas akan terpasang portal-portal ujung sehingga membuat suatu
rangka gelang yang dirancang sebagai rangka kaku.
• Pada portal ujung dirancang untuk menyerap pembebanan hidup
lateral pada pelat sambungan puncak dari portal sebanyak 2,5%
sebagaimana diharuskan menurut kode Australia, dengan
demikian akan dapat dipastikan bahwa batang-batang pada kedua
sisi tersebut hanya akan mempunyai gaya aksial pada pembebanan
yang bagaimana-pun.
JEMBATAN BAJA TIPE TRUSS
AUSTRALIA
• D. Gelagar lintang jembatan
• Gelagar lintang jembatan tipe Australia dirancang
sebagai bagian yang komposit dengan lantai jalan.
Dengan cara ini akan menghasilkan penghematan
besar dalam ukuran dari gelagar lintang, yaitu hampir
25% menurut bobot baja. Pada rangka Australia ini, hal
yang penting adalah akan terjadinya gaya kerja
komposit antara lantai beton dengan gelagar
lintangnya. Kalau tidak demi-kian maka kira-kira 20%
dari kapasitas struktural jembatan terse-but akan
hilang. Pada tipe jembatan ini tidak akan terjadi retak-
retak pada lantai jembatan melalui gelagar lintangnya.
JEMBATAN BAJA TIPE TRUSS
AUSTRALIA
• E. Perancangan Slab beton
• Slab beton sebagai lantai kendaraan direncanakan
secara komposit dengan gelagar rangka bajanya. Dengan
cara kerja komposit yang demikian itu, maka kebutuhan
akan gelagar stringer akan dapat dihilangkan. Hal ini akan
berbeda seandainya slab beton tidak direncanakan
bekerja secara komposit, seperti pada tipe jembatan rangka
baja lama. Dengan adanya penghematan dalam segi bobot
baja, disamping mengurangi akan kebutuhan baja yang
harus disediakan, juga akan mengurangi bobot yang jauh
lebih rendah untuk perencanaan konstruksi bawahnya
(fondasi). Sehingga secara keseluruhan pemakaian sistem
komposit pada jembatan rangka baja Australia ini sangat
menguntungkan dan ekonomis.
Langkah-Langkah Perancangan
Struktur Jembatan Rangka Baja
• Langkah perancangan bagian-bagian jembatan rangka baja adalah sebagai
berikut:
• a. Penetapan data teknis jembatan
• b. Perancangan pelat lantai kendaraan jembatan, dilakukan dengan
menggunakan metode M. Pigeaud
• c. Perancangan trotoar dan kerb jembatan
• d. Perancangan gelagar memanjang
• e. Perancangan gelagar melintang
• f. Perancangan rangka utama :
• 1) Pembebanan rangka
• 2) Analisis struktur rangka
• 3) Perancangan dimensi batang penyusun struktur rangka
• g. Perancangan ikatan angin
• h. Perancangan peletakan
SELESAI 

Anda mungkin juga menyukai