Anda di halaman 1dari 26

BAHAN AJAR

TEKNOLOGI JEMBATAN
PERTEMUAN II:
PENGERTIAN & KLASIFIKASI JEMBATAN

BY
HASMAR HALIM
ISMAIL MUSTARI

JURUSAN TEKNIK SIPIL


POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
PENGERTIAN JEMBATAN

Jembatan Adalah Suatu Struktur Yang Memungkinkan Route


Jalan melintasi Halangan Yang Berupa Sungai, Danau, Kali, Jalan Raya,
Jalan Kereta Api Dan Lain-lain.
Route Trasportasi Berupa Jalan Kereta Api, Jalan Trem, pejalan
Kaki, Rentetan Kendaraan, Dan Lain-lain.
• Jembatan Yang Melintasi diatas Jalan Biasanya Disebut
VIADUCT
• Jembatan Untuk Menyebrangkan Air disebut AQUADUCT
• Sedangkan Jembatan Untuk Jalan Masuk / Keluar Viaduct disebut
RAMP.
KLASIFIKASI JEMBATAN
Klasifikasi jembatan menurut bindra dapat dibagi berdasarkan:
1. Material yang digunakan:
• Jembatan kayu
• Jembatan Bambu
• Jembatan pasangan batu
• Jembatan baja
• Jembatan beton/beton bertulang
• Jembatan beton prategang
• Jembatan beton komposit
KLASIFIKASI JEMBATAN
2. Menurut alignement
• Jembatan lurus (Straight)
• Jembatan miring / membentuk sudut (skew)
3. Menurut letak lantai jembatan:
• Jembatan Lantai Atas
• Jembatan Lantai Bawah
• Jembatan Lantai Tengah
• Jembatan Lantai Ganda
KLASIFIKASI JEMBATAN
4. Klasifikasi menurut tujuan pengunaanya
• Jembatan aquaduct
• Jembatan viaduct
• Jembatan kereta api
• Jembatan untuk pejalan kaki
5. Menurut umur
• Jembatan permanen
• Jembatan sementara (temporary
bridge)
KLASIFIKASI JEMBATAN
6. Menurut beban dan kapasitas
• Kelas A ; Lebar (1+7+1) ; 100%
• Kelas B ; Lebar (0,5+6+0,5) ; 100%
• Kelas C ; Lebar (0,5+3,5+0,5) ; 70%
7. Menurut keperluan pelayaran
• Jembatan tetap
• Jembatan gerak
KLASIFIKASI JEMBATAN
8. Menurut panjang bentang
• Jembatan Culverts (bentang < 8,00 m)
• Jembatan pendek (bentang 8,00 – 30 m)
• Jembatan panjang (bentang 30 m – 120 m)
• Jembatan bentang sangat panjang ( > 120 m)
9. Menurut Lokasinya
• Jembatan di atas sungai, selat atau danau
• Jembatan di atas lembah
• Jembatan di atas jalan yang ada (fly over)
• Jembatan di atas saluran irigasi/drainase (culvert)
• Jembatan di dermaga (jetty)
KLASIFIKASI JEMBATAN
10. Menurut Strukturnya
Struktur inti jembatan menentukan bagaimana ia mendistribusikan
kekuatan internal tegangan, kompresi, torsi, tekukan, dan terjal.
Sementara semua jembatan perlu menangani semua kekuatan itu
setiap saat, berbagai jenis jembatan akan mendedikasikan lebih
banyak kapasitas mereka untuk menangani jenis kekuatan tertentu
dengan lebih baik. Penanganan gaya-gaya tersebut dapat
dipusatkan hanya pada beberapa anggota struktur yang terkenal
(seperti dengan kabel atau jembatan kabel-tinggal di mana gaya
didistribusikan dalam bentuk atau penempatan yang berbeda) atau
didistribusikan melalui rangka di seluruh hampir seluruh struktur
jembatan.
KLASIFIKASI JEMBATAN
•Jembatan Gelagar (beam bridge)
Jembatan bentuk gelagar terdiri lebih dari satu gelagar tunggal yang
terbuat dari beton, baja atau beton prategang. Jembatan jenis ini
dirangkai dengan menggunakan diafragma, dan umumnya menyatu
secara kaku dengan pelat yang merupakan lantai lalu lintas.
Jembatan ini digunakan untuk variasi panjang bentang 5 – 40
meter.
Istilah "girder" sering digunakan secara bergantian dengan "balok"
mengacu pada desain jembatan. Namun, beberapa penulis
mendefinisikan jembatan balok sedikit berbeda dari jembatan
gelagar. Balok bisa terbuat dari beton atau baja. Istilah "girder"
biasanya digunakan untuk merujuk pada balok baja.
KLASIFIKASI JEMBATAN
Jenis-jenis jembatan Gelagar yang sering dipergunakan
a) Jembatan Gelagar I (rolled steel girder bridge),
tersusun dari beberapa gelagar I canai panas, panjang bentang
berkisar 10 meter sampai dengan 30 meter. Jembatan gelagar ini
dapat bersifat komposit atau non komposit, tergantung
penggunaan penghubung geser (shear connector),
KLASIFIKASI JEMBATAN
b) Jembatan Gelagar Pelat (plate girder bridge),
Sering juga disebut jembatan dinding penuh, tersusun dari 2 (dua)
atau lebih gelagar, yang terbuat dari pelat-pelat baja dan baja siku
yang diikat dengan paku keling atau di las. Panjang bentang berkisar
30 meter sampai dengan 90 meter.
c)Jembatan Gelagar Balok/Balok “T”/”L”
Dalam jembatan balok atau girder, balok itu sendiri adalah
dukungan utama untuk dek, dan bertanggung jawab untuk
mentransfer beban ke pondasi. Jenis material, bentuk, dan berat
semua mempengaruhi berapa banyak berat yang dapat dipegang
oleh sebuah balok. Karena sifat inersia, ketinggian girder adalah
faktor yang paling signifikan untuk mempengaruhi kapasitas
bebannya.
KLASIFIKASI JEMBATAN
KLASIFIKASI JEMBATAN
d)Jembatan Gelagar Kotak (box girder bridge),
Jembatan box girder umumnya terbuat dari baja atau beton
konvensional maupun prategang. box girder terutama digunakan
sebagai gelagar jembatan, dan dapat dikombinasikan dengan sistem
jembatan gantung, cable-stayed maupun bentuk pelengkung.
Manfaat utama dari box girder adalah momen inersia yang tinggi
dalam kombinasi dengan berat sendiri yang relatif ringan karena
adanya rongga ditengah penampang. box girder dapat diproduksi
dalam berbagai bentuk, tetapi bentuk trapesium adalah yang paling
banyak digunakan.
Jembatan ini digunakan untuk variasi panjang bentang 30 meter
sampai dengan 60 meter.
KLASIFIKASI JEMBATAN
KLASIFIKASI JEMBATAN
e)Jembatan Beton Prategang (prestressed concrete bridge),
Pada Jembatan beton prategang diberikan gaya prategang awal yang
dimaksudkan untuk mengimbangi tegangan yang terjadi akibat beban.
Jembatan beton prategang dapat dilaksanakan dengan dua sistem
yaitu POST TENSIONING dan PRE TENSIONING. Pada sistem post
tensioning tendon prategang ditempatkan di dalam duct setelah beton
mengeras dan transfer gaya prategang dari tendon pada beton
dilakukan dengan penjangkaran di ujung gelagar. Pada pre tensioning
beton dituang mengelilingi tendon prategang yang sudah ditegangkan
terlebih dahulu dan transfer gaya prategang terlaksana karena adanya
ikatan antara beton dengan tendon. Jembatan beton prategang sangat
efisien karena analisa penampang berdasarkan penampang utuh.
Jembatan jenis ini digunakan untuk variasi bentang jembatan 20 - 40
meter.
KLASIFIKASI JEMBATAN
KLASIFIKASI JEMBATAN
f) Jembatan Pelengkung
adalah sebuah jembatan dengan kepala jembatan di setiap akhir
berbentuk seperti kurva melengkung. Lengkungan jembatan
bekerja dengan memindahkan berat dari jembatan dan beban yang
sebagian ke dorong horisontal tertahan oleh kepala jembatan di
kedua sisi. Sebuah jembatan (jembatan panjang) dapat dibuat dari
serangkaian lengkungan, meskipun struktur lebih ekonomis lainnya
biasanya digunakan saat ini.
Bentuk Jembatan lengkung hanya bisa dipakai apabila tanah
pendukung kuat dan stabil. Jembatan tipe lengkung lebih efisien
digunakan untuk jembatan dengan panjang bentang 100 – 300
meter.
KLASIFIKASI JEMBATAN
KLASIFIKASI JEMBATAN
g) Jembatan Kabel (cable-stayed)
Jembatan cable-stayed menggunakan kabel sebagai elemen
pemikul lantai lalu lintas. Pada cable-stayed kabel langsung ditumpu
oleh tower. Jembatan cable-stayed merupakan gelagar menerus
dengan tower satu atau lebih yang terpasang diatas pilar – pilar
jembatan ditengah bentang. Jembatan cable-stayed memiliki titik
pusat massa yang relatif rendah posisinya sehingga jembatan tipe
ini sangat baik digunakan pada daerah dengan resiko gempa dan
digunakan untuk variasi panjang bentang 100 - 600 meter.
KLASIFIKASI JEMBATAN
KLASIFIKASI JEMBATAN
h)Jembatan Gantung
Sistem struktur dasar jembatan gantung berupa kabel utama (main
cable) yang memikul kabel gantung (suspension bridge). Lantai lalu
lintas jembatan biasanya tidak terhubungkan langsung dengan pilar,
karena prinsip pemikulan gelagar terletak pada kabel.
Apabila terjadi beban angin dengan intensitas tinggi jembatan
dapat ditutup dan arus lalu lintas dihentikan. Hal ini untuk
mencegah sulitnya mengemudi kendaraan dalam goyangan yang
tinggi. Pemasangan gelagar jembatan gantung dilaksanakan setelah
sistem kabel terpasang, dan kabel sekaligus merupakan bagian dari
struktur launching jembatan. Jembatan ini umumnya digunakan
untuk panjang bentang sampai 1400 meter.
KLASIFIKASI JEMBATAN
KLASIFIKASI JEMBATAN
h)Jembatan Kantilever
Jembatan kantilever agak mirip dalam penampilan dengan
jembatan lengkung, tetapi mereka menopang bebannya, bukan
melalui penguat vertikal tetapi melalui penguat diagonal dengan
balok horizontal yang didukung hanya pada satu ujung. Sebagian
besar jembatan kantilever menggunakan sepasang bentang kontinu
yang ditempatkan di antara dua dermaga, dengan balok bertemu di
tengah atas rintangan yang menjembatani bentang (sungai, medan
yang tidak rata, atau lainnya). Jembatan kantilever juga dapat
menggunakan pir jembatan tengah sebagai fondasi dari mana
mereka merentang di kedua arah menuju dermaga dan penyangga
lainnya.
KLASIFIKASI JEMBATAN
Untuk jembatan kecil, kantilever mungkin berupa balok sederhana;
namun, jembatan kantilever besar yang dirancang untuk menangani
lalu lintas jalan atau rel menggunakan rangka yang dibangun dari
baja struktural, atau girder kotak yang dibangun dari beton
pratekan. Jembatan rangka penopang rangka baja merupakan
terobosan rekayasa besar ketika pertama kali dipraktikkan, karena
dapat menjangkau jarak lebih dari 1.500 kaki (460 m), dan dapat
lebih mudah dibangun pada penyeberangan yang sulit dengan
menggunakan sedikit atau tidak ada pekerjaan palsu.
KLASIFIKASI JEMBATAN
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai