Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Muhammadiyah adalah gerakan Islam, dakwah amar ma'ruf nahi munkar dan tajdid
yang bersumber dari AL Qur'an As Sunnah. Dalam gerakannya, Muhammadiyah mempunyai
maksud dan tujuan menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam sehingga sehingga
terwujud masyarakat Islam yang sebenar-benarnya.Untuk maksud dan tujuan tersebut
Muhammadiyah melaksanakan dakwah amar ma'ruf nahi munkar dan tajdid melalui segenap
usaha yang diwujudkandalam bentuk amal usaha, program dan kegiatan.Perguruan Tinggi
Muhammadiyah merupakan salah satu amal usaha Muhammadiyah yang didirikan dan
dikembangkan untuk mendukung tercapainya maksud dan tujuan Muhammadiyah.

Gerakan dakwah Muhammadiyah akan tetap eksis dan berkembang luas seiring
dengan semakin banyak dan berkualitasnya anggota dan sekaligus kader-kader penerus
perjuangan Muhammadiyah. Karena itu upaya untuk melahirkan, memperbanyak dan
meningkatkan kualitas kader-kader Muhammadiyah merupakan suatu keharusan bagi
Muhammadiyah. Dan salah satu usaha yang sangat efektif untuk itu adalah amal usahadalam
bidang pendidikan, tak terkecuali pendidikan tinggi. Untuk itu, upaya maksimal untuk
melahirkan kader-kader Muhammadiyah melalui proses pendidikan di lembaga pendidikan
Muhammadiyah termasuk juga Perguruan Tinggi Muhammadiyah harus diupayakan melalui
berbagai usaha terutama melalui pendidikan dan pembelajaran Al Islam dan
Kemuhammadiyahan (AIK).

Sejak tahun 2000, semua Negara anggota PBB berencana mengakhiri kemiskinan did
dunia pada tahun 2025, namun hingga kini cita-cita ke arah situ belum tampak jelas.
Sebaliknya malah muncul tanda-tanda kemiskinan terjadi pada mayoritas di Negara
berkembang, utamanya di Indonesia ini.

Muhammadiyah sebagai bagian dari bangsa ini menyadari bahwa keadaan ini tidak
bias diatasi sendiri, maka muhammadiyah mengajak seluruh elemen masyarakat menyatukan
tujuan untuk memberantas kemiskinan. Ajaran Al-ma’un yang secara praktis mengajarkan
untuk gemar mengasih dan menyantuni mustadi’in adalah upaya menyelasaikan masalah
kemiskinan maka dari itu, dalam makalah ini akan membahas sebuah topik yaitu
“Memahamai Gerakan Peduli Kepada Fakir, Miskin dan Yatim dalam Muhammadiyah”.
Topik ini sangat perlu di bahas sebab di dalam islam di ajarkan bagai mana saling gotong
royong memabntu sama lain.

1.2 Tujuan
a. Membantu mahasiswa memahami fakir, miskin dalam al-Qur’an dan as sunnah.
b. Mahasiswa mengetahui keberpihakan muhammadiyah terhadap kaum dlu’afa
( fakir,miskin dan yatim).

1.3Manfaat
a. Mahasiswa dapat terketuk hatinya untuk saling membntu terhadap kaum dlu’afa.
b. Mahasiswa bisa mempraktikkan ajaran al-Qur’an dan asunnah di kehidupan sehari –
hari.

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian fakir,miskin dan yatim

Gerakan peduli fakir miskin dan anak yatim memiliki tujuan dakwah tersendiri bagi
muhammadiyah yaitu untuk meningkatkan kulitas hidup manusia. Sejak pendiri
muhammadiyah upaya -upaya KH.Ahmad Dahlan yang dilandasi dengan dasar ayat al-
Qur’an dan Hadist. Hal ini mampu menggerakkan dinamika kehidupan masyarakat islam
di bidang pendidikan, ekonomi, dan sosial-budaya.

Dalam kegiatan sosialnya muhammadiyah menerapkannya dalam sebuah gerakan


peduli terhadap kaum fakir, miskain dan yatim. Berikut pengertian dari fakir, miskin dan
yatim :
1. Yatim dan Yatim Piatu
Anak yatim dan yatim piatu adalah anak yang ditinggal mati oleh orang tuanya baik
ayahnya atau ibunya atau keduanya dan belum dewasa serta belum dapat mencari
nafkah sendiri. Karena keadaan berat seperti itulah Allah mewajibkan keluarga
terdekatnya untuk mengurusnya.
2. Fakir dan Miskin
Fakir dan miskin adalah golongan yang tidak mendapati sesuatu yang mencukupi
kebutuhan mereka. Ada yang mencontohkan bahwa fakir itu pendapatan sehari-hari
kurang dari separuh kebutuhannya, sedangkan miskin pendapatannya kurang dari
kebutuhannya tetapi pendapatannya diatas 50% kebutuhannya namun masih kurang.
Pendapat ulama mengenai pengertian fakir dan miskin :
Menurut pendapat Asy-Syafi’i “bahwa fakir lebih membutuhkan dari pada miskin”.
Alasannya adalah karena Allah Swt lebih dahulu menyebutkan fakir dari pada miskin
dalam surat At-Taubah : 60

“ sesungguhnya zakat – zakat itu, hanyalah untuk orang – orang fakir, orang -orang
miskin, pengurus – pengurus zakat...”
Tentu Allah Swt menyebutkan dari yang terpenting juga dalam surat Al-Kahfi :79, yang
artinya :
“ Adapun bahtera itu adalah kepunyaan orang-orang miskin yang bekerja di laut, dan aku
bertujuan merusak bahtera itu, karena di hadapan mereka ada seorang raja yang merampas
tiap-tiap bahtera...”

Allah menyebut mereka miskin padahal mereka memiliki kapal. Jadi baik fakir
maupun miskin sama-sama tidak punya kecukupan, walaupun fakir lebih kekurangan dari
pada miskin.
Asy-Syaikh Abdurrahman bin Nasir As-Sa’di menjelaskan dalam tafsir-nya (341) : “ fakir
adalah orang yang tidak punya apa-apa atau punya sedikit kecukupan tapi kurang dari
setengahnya. Sedangkan miskin adalah yang mendapatkan setengah kecukupan aau leih
tapi tidak memeadai.”
Jadi dapat disimpulkan bahwa pengertian fakir dan miskin adalah berbeda.

2
2.2 Mengapa kita harus peduli terhadap fakir, miskin dan yatim ?

Anak anak Yatim dan Fakir, Miskin adalah ujian dan cobaan Allah untuk kita
semua, khususnya bagi yang mempunyai hati yang pengasih dan penyayang serta merasa
Iiba hati melihat nasib anak-anak saudara saudari kita yang tidak punya Orangtua Dan
Tidak Punya Harta Yang Bisa Mengisi Perut Mereka Serta Tidak mendapatkan pendidikan
yang bagus untuk mereka. Yang demikian itu agar supaya kita bisa mendekatkan diri kita
kepada allah subhanahu waTa’ala dengan berbagi apa yang dititipkan allah kepada kita.

Nabi kita Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam yang dilahirkan oleh ibunda
Beliau Aminah Binti Wahb Radhiallahu ‘Anha dalam keadaan yatim. Ayah beliau
Abdullah Bin Abdul Muththalib Radhiallahu ‘Anhu wafat ketika beliau masih dalam
kandungan. Dan dengan ini, Allah mengingatkan untuk kita keadaan beliau dimasa kecil
dengan Firman-Nya,

(‫《 أَلَ ْم يَ ِج ْد َك يَتِي ًما فَ َآوى‬٦ ‫》الضحي‬


Bukankah Dia Mendapatimu Sebagai Seorang Yatim, Lalu Dia Melindungi(mu), 《 Adh-
Dhuhaa 6》

Nabi kita Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam tidak hanya lahir dalam keadaan yatim
tapi juga miskin. Ma’ lum ibunda beliau Radhiallahu ‘Anha baru saja kawin beberapa hari sudah
ditinggalkan pergi suami tercinta untuk berniaga ke negeri Syam. Mungkin saja ibunda nabi masih
mempunyai sisa mahar yang dibayarkan sayiduna Abdullah kepada sayidatina Aminah binti Wahb.
Beliau terpisah dengan ibunda beliau setelah beliau dilahirkan dan dibawa ke Bani Sa’ad di Thaif
selama 6 tahun, dan sesekali dipertemukan dengan ibunda beliau. Krmudian dipelihara oleh kakek
beliau abdul Muthalib, setelah beliau wafat, disambut lagi oleh paman beliau yang sangat
menyayangi beliau dan tidak pernah membeda bedakan dengan anak kandung sendiri, namun
Beliau juga termasuk golongan bukan orang kaya. Yang sangat menarik lewat lisan
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam yang mulia, bahwa Allah memberi anugrah dekat
bersama Rasulullah dalam surga kepada orang-orang mengurusi anak yatim dengan baik
ketika didunia. Rasul Bersabda yang artinya :

Dari Sahl Dia Berkata; Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam Bersabda: “Aku Akan
Bersama Orang-Orang Yang Mengurusi Anak Yatim Dalam Surga.” Seperti Inilah,
Beliau Memberi Isyarat Dengan Jari Telunjuk Dan Jari Tengah Lalu Beliau Membuka
Sesuatu Diantara Keduanya. 《Shahih Al-Bukhari》

Alangkah mulianya ganjaran Allah bagi orang yang mengurusi kehidupan dan
keperluan anak yatim. Dan keutamaan ini tidak akan didapat kecuali kita menghabiskan
umur kita dengan banyak bershalawat kepada Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam.

Dan pengurusan anak yatim tidak hanya menyantuni dengan memberi uang jajan atau
memberi makan tapi ini diperjelas lagi dengan menyayangi anak yatim, memperhatikan
agamanya, belajarnya, kecukupan belanjanya, menjagakan harta dan harga dirinya, dan
jangan sampai menghardiknya. Inilah yang dikehendaki Allah Subhanshu Wa Ta’ala
Dalam Firman-Nya.

3
“Dan Mereka Menanyakan Kepadamu Tentang Anak-Anak Yatim. Katakanlah,
“Memperbaiki Keadaan Mereka Adalah Baik!” Dan Jika Kamu Mempergauli Mereka,
Maka Mereka Adalah Saudara-Saudaramu.” 《Al-Baqarah:220》

Mereka adalah saudara-saudaramu inilah yang sangat langka dilakukan oleh orang-
orang baik. Andai rasa persaudaraan ini diterapkan dalam kehidupan kita, tentu setiap
rumah akan mendatangkan mebaikan, karena setiap rumah ada anak yatim yang diperbaiki
kehidupan mereka. Rasulullah bersabda, “Tidak Ada Kebaikan Rumah Yang Tidak Ada
Anak Yatim Padanya”.

Ada kisah yang sangat menarik sebagai contoh yang indah dari Rasulullah Shallallahu
‘Alaihi Wasallam, yaitu ketika beliau selesai menunaikan shalat hari raya. Beliau melihat
seorang anak sedang menangis dan berpakaian kumuh, tidak seperti kebanyakan anak-anak
lainnya, apalagi menjelang Hari Raya, hari gembira. Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi
Wasallam menghampirinya dan anak itu tidak tahu kalau yang datang menghampirinya ini
adalah Rasulullah. Rasul Bbertanya,

“Mengapa Kamu Menangis Nak, Siapa Namamu, Mana Ayahmu?. Alhasil Anak Itu
Setelah Menyebutkan Namanya, Ia Juga Menyebutkan Nama Ayahnya Yang Gugur Dalam
Peperangan Bersama Sama Rasulullah, Kemudian Ibunya Kawin Lagi, Dan Harta
Warisannya Diambil Oleh Ayah Tirinya. Kemudian Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi
Wasallam Menawarkan, “Sudikah Kamu Kalau Rasul Allah Muhammad Bin Abdillah
Sebagai Ayahmu?, Dan Aisyah Sebagai Ibumu?, Ali Sebagai Saudaramu Dan Fatimah
Saudarimu?. Tentu Saja Anak Itu Mau. Kemudian Beliau Bawa Pulang Kerumah Untuk
Dimandikan Dan Diberi Pakaian Yang Baru. Dengan Sangat Gembiranya Anak Yatim Itu
Keluar Menemui Teman Teman Sepermainannya. Melihat Anak Yatim Tampil Beda
Dengan Beberapa Waktu Yang Telah Berlalu, Merekapun Bertanya…….. Akhirnya Semua
Anak Anak Berkeinginan Menjadi Anak Asuh Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam.

Orang yang tidak peduli degan anak yatim dan fakir miskin, oleh allah dalam kitab
sucinya disebut dengan orang yang mendustakan agama. Ternyata ada orang yang
mengaku beragama tapi mendustakan Agamanya sendiri. Siapakah mereka?.

Tahukah kamu (orang) yang mendustakan agama? 《1》 Maka itulah orang yang
menghardik anak yatim, 《2》 dan tidak mendorong memberi makan orang miskin. 《3
Surat Al-Ma’un 》

Diayat lain Allah Subhanahu Wa Ta’ala mengisahkan golongan kanan yang bertempat
dalam surga, mereka saling bertanya tentang orang-orang jahat yang disiksa dalam neraka
Saqar.

Apa Yang Menyebabkan Kamu Masuk Ke Dalam (Neraka) Saqar?” 《42》 Mereka
Menjawab, “Dahulu Kami Tidak Termasuk Orang-Orang Yang Melaksanakan Shalat

《43》 Dan Kami (Juga) Tidak Memberi Makan Orang Miskin, 《 44 Surat Al-
Muddatstsir》

4
Diayat lain lagi Allah Subhanahu Wa Ta’ala menjelaskan bahwa dia membatasi rezeki
orang-orang yang tidak memuliakan anak yatim dan tidak mengajak Oorang lain supaya
memberi makan kepada fakir miskin.

Maka Adapun Manusia, Apabila Tuhan Mengujinya Lalu Memuliakannya Dan


Memberinya Kesenangan, Maka Dia Berkata, “Tuhanku Telah Memuliakanku.” 《15》
Namun Apabila Tuhan Mengujinya Lalu Membatasi Rezekinya, Maka Dia Berkata,
“Tuhanku Telah Menghinaku.” 《16》 Sekali-Kali Tidak! Bahkan Kamu Tidak
Memuliakan Anak Yatim, 《17》 Dan Kamu Tidak Saling Mengajak Memberi Makan
Orang Miskin, 《18》 Al-Fajr

Bila kita semua memahami yang dibentangkan ini, maka ma’had Al-Anshari adalah
sebuah wadah untuk memperbaiki keadaan anak yatim sekaligus memuliakan mereka.
Dengan mengurusi kehidupan dan keperluan serta pendidikan yang terbaik mereka. Dan
dalam pengurusan ini tidak hanya menyantuni dengan memberi uang belanja atau memberi
makan tapi ini juga dengan menyayangi, memperhatikan agamanya, belajarnya, kecukupan
belanjanya, termasuk menjagakan harta dan harga dirinya.

Dengan kita memberi makan, mendidik dengan sebaik baik pendidikan, memuliakan
anak-anak yatim dan fakir miskin, maka Allah tidak hanya meluaskan hidup dan
kehidupan kita berupa curahan Rahmat dan Ni’mat, tapi juga medudukan kita selalu
bersama sama Kekasih-Nya Nabi kita muhammad bin Abdillah Shallallahu ‘Alaihi
Wasallam di dunia sebelum di akhirat, Amin Ya Rabbal ‘Alamin.

2.3 Keberpihakan muhammadiyah kepada kaum dlu’afa (fakir,miskin dan yatim.

Salah satu contoh keberpihakan muhammadiyah yaitu, dengan memperaktekkan


surat al-Ma’un, KH Ahmad Dahlan secara organisatoris menggerakkan usaha-usaha riil
dalam bidang ekonomi untuk mengangkat dan mengentaskan kemiskinan umat Islam.
Gerakan ini mendorong inspirasi bagi warga Muhammadiyah dalam upaya mewujudkan
kepedulian terhadap mustadh’afin melalui berbagai bidang dan cara. Muhammadiyah
mengembangkan sosialisme berdasarkan Islam.

Sebagaimana misi Muhammadiyah sebagai organisasi sosial, pendidikan, dan


dakwah, maka Muhammadiyah menjalankan misi kemanusiaannya (sosial)
berpandangan sebagaimana pandangan Islam itu sendiri. Sosialisme dalam Islam berbeda
dengan sosialisme dalam pandangan Marxis. Sosialisme dalam Islam tidak lain bertujuan
untuk meningkatkan kepedulian umat Islam terhadap kaum yang lemah (mustadh’afin).
Konsep konsep tentang sosialisme Islam sangat berbeda dengan konsep-konsep
sosialisme dalam kebudayaan lain.

Konsep sosialisme Islam sekarang ini telah banyak dikembangkan oleh banyak para
ahli dan intelektual islam sebagai respon dari perkembangan sosial dan struktur sosial
yang berkembang.

5
Menurut Syed Hussein Alatas, ciri-ciri tersebut di atas adalah selaras dengan tuntutan
Islam dan poin-poin tersebut juga dekat dengan konsep aliran sosialisme demokratik.
Golongan sosialis Islam menggunakan atau merujuk pada al-Qur’an dan Hadits dan juga
pendapat-pendapat para ulama dan apa yang pernah dilakukan oleh para khalifah awal
Islam. Di antara ayat al-Qur’an yang paling sering disitir antara lain adalah:

“Apa saja harta rampasan (fai-i) yang diberikan Allah kepada RasulNya (dari harta
benda) yang berasal dari penduduk kota-kota Maka adalah untuk Allah, untuk rasul,
kaum kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin dan orang-orang yang dalam
perjalanan, supaya harta itu jangan beredar di antara orang-orang Kaya saja di antara
kamu. apa yang diberikan Rasul kepadamu, Maka terimalah. dan apa yang dilarangnya
bagimu, Maka tinggalkanlah. dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah amat
keras hukumannya.(al-Hasyr:7).

“Dan pada harta-harta mereka ada hak untuk orang miskin yang meminta dan
orang miskin yang tidak mendapat bagian” (Adz-Dzariyat :19)

Di dalam hadits dinyatakan :

“ Tentukan mereka yang mempunyai kelebihan untuk memberikannya kepada yang


tidak punya” dan “kamu berurusan dengan tiga perkara yaitu, air, api, dan rumput”.

6
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dari penjelasan di atas bahwa pengertian dari fakir dan miskin itu memiliki
penjelasan yang berbeda, maka kita sebagai orang muslim yang selalu diajarkan
untuk hormat menghormati sesama harus faham mengenai hal ini. Di sini
muhammadiyah sesuai dengan amalanya mencoba untuk melakukan gerakan untuk
membantu fakir, miskin dan yatim sesuai dengan tuntunan Al-Qur’an dan Hadist.
Salah satu contoh keberpihakan muhammadiyah yaitu, dengan memperaktekkan
surat al-Ma’un, KH Ahmad Dahlan secara organisatoris menggerakkan usaha-usaha
riil dalam bidang ekonomi untuk mengangkat dan mengentaskan kemiskinan umat
Islam.

7
DAFTAR PUSTAKA

http://al-anshari.com/main/mengapa-harus-peduli-anak-yatim-dan-fakir-miskin/
https://id.scribd.com/doc/170652121/Gerakan-Peduli-Fakir-Miskin-AIK-III-
S5?campaign=VigLink&ad_group=xxc1xx&source=hp_affiliate&medium=affiliate
http://panjcomelonkebunapel.blogspot.com/2014/11/v-behaviorurldefaultvmlo.html

Anda mungkin juga menyukai