Anda di halaman 1dari 29

KELOMPOK 1

Yudi Sutomo
Marhedi Chaniago
Ghita Faridah
M. Ramdan
Rangga N. Kd.
Latar Belakang
jembatan Terwu B di Kecamatan Kapetakan Kabupaten
Cirebon adalah jembatan nasional karena Jembatan
Terwu merupakan jembatan jalan pantura yang
membentang di atas sungai Terwu. Jembatan Terwu
dibangun pada tanggal 23 Oktober 1998 oleh PT.
Perwita Karya melalui Dinas Pekerjaan Umum Provinsi
Jawa Barat.
Dan dibangun kembali oleh PT. Wasis Karya Nugraha
Yogyakarta pada tahun 2015 melalui Dinas Pekerjaan
Umum Provinsi Jawa Barat dengan APBN Tahun 2015.
Dan baru saja selesai pada tanggal 9 Desember 2015.
Pada jembatan ini struktur atasnya menggunakan
beton prategang yaitu voideed slab (pelat berongga)
LOKASI JEMBATAN
Lokasi Jembatan Terwu B Jalan Pantura Kecamatan Kapetakan Kabupaten Cirebon dilihat dari google earth

Lokasi Jembatan
Terwu B

Gambar Lokasi Jembatan Terwu B Jalan Pantura Kecamatan Kapetakan Kabupaten Cirebon.
DATA JEMBATAN TERWU B JALAN PANTURA
KECAMATAN KAPETAKAN KABUPATEN CIREBON

Tipe Jembatan : Beton Prategang


Voided Slab ( Plat Berongga )
Kelas Jembatan : I (Bina Marga)
Jumlah bentang : 2 bentang
Panjang bentang : 28 m (12 m dan 16 m)
Lebar jembatan : 10 m
Fondasi Jembatan : bored pile
GAMBAR JEMBTAN
GAMBAR
Landasan Teori
TEORI DASAR
berikut adalah rangkuman jenis konstruksi, bahan konstruksi dan
bentang maksimum jembatan standar Bina Marga yang
ekonomis dalam keadaan normal yang sering digunakan.

BAHAN JENIS BENTANG MAX.(M)

Beton Culvert 4.00 – 6.00


Slab bridge 6.00 – 8.00
T-Girder, I-Girder 6.00 – 25.00

Beton Prategang PCI-Girder 15.00-35.00


Prestressed Box Girder 40.00 – 50.00

Baja Truss bridge 60.00 – 100.00

Komposit Compossite bridge 10.00 – 40.00

Tabel Bentang maksimum jembatan standar untuk berbagai jenis dan bahan
Landasan Teori

Jenis jembatan berdasarkan fungsi, lokasi, bahan konstruksi dan


tipe struktur
• Berdasarkan fungsinya
• Berdasarkan lokasinya
• Berdasarkan bahan konstruksinya
• Berdasarkan tipe strukturnya, jembatan dapat dibedakan menjadi
beberapa macam, antara lain :
1) Jembatan plat (slab bridge),
2) Jembatan plat berongga (voided slab bridge),
3) Jembatan gelagar (girder bridge),
4) Jembatan rangka (truss bridge),
5) Jembatan pelengkung (arch bridge),
6) Jembatan gantung (suspension bridge),
7) Jembatan kabel (cable stayed bridge),
8) Jembatan cantilever (cantilever bridge).
Sekilas Tentang Beton Prategang Voided Slab / Plat Berongga
• Jembatan Voided slab / plat berongga merupakan jembatan pretensioned
precast concrete (beton prategang pabrikasi)
• Voided slab / plat berongga adalah salah satu beton prategang yang
dibuat dengan metode pra tarik dan diaplikasikan untuk jembatan
menggunakan metode pasca tarik yang menggunakan perkuatan
Prategang Eksternal (PE).
• yaitu dengan cara memasukan kabel baja (strand) kedalam pipa Duct
pada struktur beton yang saling berhubungan secara melintang yang
ujungnya dipasang blok angker dan ditarik dengan mesin presstressing
hydraulic pada bagian blok angker hidup, kemudian akibat gaya tarik itu,
bagian dari struktur akan tertekan dan akan tercipta suatu lawan lendut /
chamber pada struktur secara keseluruhan.
• Voided slab ini merupakan beton pracetak yang diproduksi perusahaan
beton yang didesaint sesuai dengan permintaan.
STUDI KASUS
1. Apakah tepat penggunaan beton prategang voided
slab pada pada Jembatan Terwu B Jalan Pantura
Kecamatan Kapetakan Kabupaten Cirebon yang
memiliki bentang 28 meter.

2. Apakah tepat penggunaan pilar dan voided slab


dengan 2 bentang yang berbeda (12 m & 16 m)
pada Jembatan Terwu B Jalan Pantura Kecamatan
Kapetakan Kabupaten Cirebon yang memiliki
bentang 28 meter.

3. Apakah tepat pula penggunaan pilar dengan


konstruksi abutment pada Jembatan Terwu B Jalan
Pantura Kecamatan Kapetakan Kabupaten Cirebon
yang memiliki bentang 28 meter.
PEMBAHASAN
Pertanyaan :
1. Apakah tepat penggunaan beton prategang voided slab / plat
berongga pada Jembatan Terwu B Jalan Pantura Kecamatan
Kapetakan Kabupaten Cirebon yang memiliki bentang 28 meter.

Jawaban : Tepat

• Penggunaan beton prategang voided slab/plat berongga dikatakan


tepat :
• Dikarenakan jembatan terwu ini berada di jalan Pantura, yang
merupakan Jalan nasional yang dilewati oleh kendaraan-kendaraan
berat dengan volume lalu lintas kendaraan yang tinggi, sehingga
dibutuhkan jembatan dengan kekuatan yang mampu menahan beban
yang berat. Dan dalam segi kekuatan, voided slab ini mampu menahan
beban kendaraan-kendaraan berat (tentunya dari hasil penelitian
sebelumnya) dan karena penggunaan voided slab juga lebih ekonomis
dan aman.
Itu didapat dari kajian :
• Menurut Buku Pedoman Kontruksi Dan Bangunan PD T-02-2004-B Dari
Dinas PU pada lembar PENDAHULUAN tertera sbb :
Penggunaan beton prategang voided slab / plat berongga
dikatakan tepat juga karena :
• Proses pemasangannya yang menggunakan perkuatan
prategang eksternal (PE) yang artinya Penempatan
kabel / tendon / strand atau baja prategang dibagian
luar / eksternal atau dikaitkan pada struktur dalam hal
ini jembatan pelat berongga. (PD T-02-2004-B hal.2)
Voided slab / plat berongga pada jembatan Terwu B
Memiliki 4 titik prategang eksternal = 8 lubang Memiliki 5 titik prategang eksternal = 10 lubang

BENTANG 12 M BENTANG 16 M

BENTANG 12 M
BENTANG 16 M
Proses penarikan kabel baja / strand Hydraulic Jack
(stressing) dengan metode Penarikan
Eksternal (PE) pada beton prategang
voided slab Jembatan Terwu B
Pipa (duct)
1
Anchor Head
Bearing Plate
Hydraulic pump

Wedges
Strands
Angkur hidup Angkur mati

3 2
± 5 – 10 mm

4
Kesimpulan pengertian voided slab

• Jadi, voided slab adalah beton bertulang


prategang pabrikasi, yang cetak dengan metode
pra-tarik dan pada pemasangannya digunakan
metode penarikan lagi secara melintang
(penarikan eksternal).
Proses Grouting Beton Prategang Voided Slab

Proses grouting ini dilakukan setelah beton prategang selesai distressing. Dilakukan grouting inject
dan grouting pada celah antara beton prategang. Supaya kabel strands lebih kaku dan tidak korosi
PEMBAHASAN
Pertanyaan :
2. Apakah tepat penggunaan pilar dan voided slab dengan 2
bentang yang berbeda (12 m & 16 m) pada Jembatan Terwu B
Jalan Pantura Kecamatan Kapetakan Kabupaten Cirebon yang
memiliki bentang 28 meter.

Jawaban : Tepat

• Penggunaan pilar dikatan tepat :


• Karena Untuk bangunan jembatan Terwu A, juga menggunakan
pilar, dan ;
• Dikarenakan juga untuk panjang minimum dan maksimum beton
prategang voided slab / plat berongga adalah 5 – 16 meter
Itu didapat dari kajian :
• Menurut Buku Pedoman Kontruksi Dan Bangunan PD T-02-2004-B
Dari Dinas PU pada Lampiran A (Informatif) tentang Bentuk
Jembatan Plat Berongga, Halaman 11 tertera sbb :
Sehingga dari bentang total jembatan yang 28 meter, bisa
menggunakan beton prategang voided slab / plat
berongga apabila dibuat pilar yang membagi bentang
jembatan terwu ini, yaitu voided slab dengan bentang 12
meter dan voided slab bentang 16 meter.
Voided slab bentang 12 m dan bentang 16 m
pada Jembatan Terwu Jalan Pantura
Kecamatan Kapetakan Kabupaten Cirebon

PILAR
Bentang 16 m Bentang 12 m

PILAR

Bentang 12 m
Bentang 16 m
PEMBAHASAN
Pertanyaan :

3. Apakah tepat pula penggunaan pilar dengan konstruksi


abutment pada Jembatan Terwu B Jalan Pantura
Kecamatan Kapetakan Kabupaten Cirebon yang
memiliki bentang 28 meter.

• Memang ini menjadi kontroversi, karena pada jembatan


Terwu B sebelumnya dan Jembatan Terwu A konstruksi
pilarnya menggunakan pilar dengan kepala abutment
pondasi tiang pancang.

Jawaban :
menurut pertimbangan kekuatan pondasi,
kondisi lingkungan dan sosial masyarakat
setempat.
Menurut pertimbangan kekuatan pondasi, kondisi lingkungan
dan Sosial masyarakat setempat, yaitu diantaranya:
• Menurut kekuatan pondasi
– Karena sama-sama menggunakan pondasi dalam ( tiang pancang
& bored pile kedalaman 30 m), untuk kekuatan pondasinya dapat
dikatakan sama kuat.
• Menurut kondisi lingkungan
– Adanya pipa gas tekanan tinggi disamping jembatan, yang
apabila dilakukan pemancangan untuk membuat pilar kepala
abutment tiang pancang, ditakutkan getarannya dapat merusak
pipa gas.
– Lokasi jembatan yang di dekat pemukimukiman penduduk yang
apabila dilakukan pemancangan, dikhawatirkan mengganggu
ketenangan penduduk dan merusak rumah penduduk.
• Menurut kondisi sosial masyarakat setempat
– Kondisi sosial masyarakat di kecamatan kapetakan yang mudah
sekali terprofokasi akan hal-hal yang dianggap mengganggu
kenyamanan seperti kegiatan proyek, sangat berpengaruh dalam
antisipasi kejadian yang tidak diinginkan, sehingga untuk kegiatan
pemancangan sangat berisiko.
Kepala Pilar (pier head)
Abutment pilar tiang pancang
kesimpulan
Penggunaan beton Prategang voided slab pada Jembatan Terwu B
Jalan Pantura Kecamatan Kapetakan Kabupaten Cirebon ini Tepat,
tetapi memiliki kelebihan dan kekurangan, diantaranya :
Kelebihan :
• Karena menggunakan metode prategang eksternal, sehingga tidak
perlu menutup arus lalu lintas;
• Pelaksanaannya mudah, karena peralatannya mudah digunakan
• Lebih mudah dalam pemeriksaan kabel dan angkernya, karena
dipasang diluar struktur;
• Kabel prategang dapat ditegangkan ulang;
• Kabel prategang direncanakan untuk dapat diganti kemudian hari.
Kekurangan :
• Harus dilakukan penelitian terlebih dahulu, guna menjamin dapat
memikul adanya penambahan tegangan;
• Kabel prategang yang ditempatkan diluar menjadi lebih mudah
terkena korosi dan vandalisme, apalagi Jembatan Terwu ini berada
dekat dengan pantai.
SEKIAN
Studi Kasus Yang Kami Lakukan Pada
Jembatan Terwu B Jalan Pantura
Kecamatan Kabupaten Cirebon
Terimakasih

Wassalamu alaikum wr. Wb.

Anda mungkin juga menyukai