1
Dipresentasikan pada Seminar “Peran Mahasiswa Dalam pembangunan Infrastruktur Indonesia” di
Universitas Sains Al Quran Wonosobo tanggal 18 Maret 2017
Persentase Kemantapan Akses Jalan Raya Tiap Provinsi
Sumber : Direktorat Bina Marga KEMENPU PERA tahun 2015
belum maksimal menghubungkan antar daerah, terbatasnya pembangunan jalur kereta api
yang hanya berada di pulau Jawa dan Sebagian Pulau Sumatra, lambatnya bongkar muat
barang di pelabuhan, pasokan Listrik yang belum merata di daerah pelosok, serta terbatasnya
air bersih di daerah – daerah kering seperti NTT dan Papua. Menteri Koordinator
pembangunan infrastruktur menjadi salah satu prioritas utama. Belajar dari pengalaman
bukan hanya pembangunan Infrastruktur saja, namun masih banyak aspek lainnya yang
harus dikedepankan, seperti pendidikan, ekonomi, kesehatan, dan lain - lain yang saling
2013 2015
2
‘’5 Masalah Utama Pembangunan Infrastruktur Di Indonesia’’, Sumber : http://www.propertynbank.com/5-
masalah-utama-pembangunan-infrastruktur-di-indonesia/, di akses pada tanggal 9 Maret 2017.
Mahasiswa sebagai „Agent of Control‟ tentunya memiliki Andil dalam memainkan
penggerak intelektual masyarakat yang bisa merubah cara pandang atau perspektif
sebagaimana tertuang dalam tridarma perguruan tinggi. Dimana pada poin kedua dan ketiga,
berbunyi penelitan dan pengembangan, dan serta pengabdian kepada masyarakat. Poin ini
menunjukan tugas dan fungsi mahasiswa sebagai seorang „insan akademis‟ sebagai mana
mustinya. Ruang gerak dan cara berfikirnya harus selaras dengan pengabdiannya kepada
masyarakat. Segala daya fikirnya haruslah tertuang untuk masyarakat, bangsa dan negara.
Agen-agen perubahan tidak hadir untuk diam, tetapi mereka dituntut bergerak dalam
arus arus masyarakat sebagai pemecah solusi masyarakat hari ini. Teori teori di dalam kelas,
menjadi modal dan kunci utama yang bisa menjadi bekal untuk mersepon persoalan dan
mahasiswa jurusan teknik seharusnya tidak terdiam dan tidak mampu menuntaskan
persoalan persoalan masyarakat. Melainkan mereka harus andil dalam memberikan invovasi
Hari ini tercatat Lulusan sarjana maupun diploma yang jadi pengangguran meningkat
tiap tahun, data yang dimuliki BPS sekitar 13 % (7 juta) setelelah selesai kuliah mereka
belum mendapat pekerjaan. Maka dari itu menurut hemat penulis harus ada formulasi
kebangsaan yang jelas terarah dan berkelanjutan, salah satunya di bidang infrastruktur, sebab
tanpa penguatan infrastruktur yang maksimal serta merata dalam menghubungkan denyut
nadi bumi ibu pertiwi dari Sabang sampai Merauke akan menjadikan kemandegan produksi
segala sektor. Sejatinya Infrastruktur ada karena mendukung upaya pembangunan bangsa
PENGANGGURAN TERDIDIK
1,000,000
944,667
900,000
800,000 819,714
700,000
600,000 622,312 593,556
500,000
400,000
300,000
200,000
100,000
-
2013 2014 2015 2016
Sumber : BPS RI
13%
11%
9% 8%
Sumber : BPS RI
Kendati demikian, jangan sampai terbesit dalam benak kita rasa skeptis dan pesismis
dengan keadaan ini. Kembali pada partisipasi mahasiswa terhadap pembangunan
infrastruktur nasional dipandang perlu agar Indonesia tidak kekurangan sumber daya
manusia dalam mendukung pembangunan Infrastruktur serta dapat mencetuskan teknologi
baru yang mutakhir di abad ini, sepertinya halnya yang dilakukan oleh Prof. Dr. Ir.
Sedijatmo dengan menemukan kontruksi cakar ayam sehingga Institut Teknologi Bandung
menganugerahi gelar penghargaan doktor Honoris Causa dalam ilmu pengetahuan teknik.
Dirinya berpesan kepada pemuda yang akan menjadi Insan pencipta bukan hanya cerdas
dalam dunia tetapi harus cerdas secara emosi dan spritual bisa bermanfaat bagi orang
banyak3. Atau yang telah di lakukan oleh Prof. Dr. Ing. H. Bacharuddin Jusuf Habibie
dengan menemukan teori “Faktor Habibie” yang berguna pada konstruksi pesawat walaupun
ia harus berjuang untuk melawan rasa pahit getir di tanah rantau serta jauh dari keluarga4. Ke
dua tokoh tersebut dalam menemukan suatu karya tidak semudah kita membalikan telapak
tangan, mereka berdua terbangun oleh kesadaran membawa perubahan bangsa sesuai dengan
perkembangan Ilmu pengetahuan dan teknologi. Oleh sebab itu, tujuan mahasiswa sekarang
ialah mendidik diri dengan membuka kepekaan hati dan pikiran yang berlandaskan ilmu
pengetahuan kemudian berikhtiar untuk azas kemanfaatan manusia.
Mengutip Peribahasa Indonesia “dimana bumi dipijak, disitu langit dijunjung”, yang
berarti bahwa dimana seseorang tinggal juga harus mengikuti peraturan yang berlaku di
masyarakat setempat atau bisa juga di artikan bahwa mewakafkan diri untuk melakukan
kemajuan di daerah setempat dengan mengimplementasikan ide kreatif sebagai bentuk
3
Sedijatmo, 1974,’’Pidato Penerimaan Gelar Honoris Causa Dalam Ilmu Pengetahuan Teknik’’.
4
A. Makmur Makka, 2008, “The True Life Of Habibie : Cerita dibalik Kesuksesan’’, Hal 82, penerbit Liman.
pengejawantahan pengabdian mahasiswa dalam Tri Dharma Perguruan tinggi. Kekeliruan
mahasiswa sekarang ialah banyak berargumentasi tentang pembangunan nasional sementara
untuk melakukan perubahan terkecil bagi tetangganya sukar untuk dilaksanakan. Maka dari
itu, tindakan sesorang mahasiswa adalah memaksimalkan peran sebagai kalangan akademis
untuk fokus membangun Rukun Tentangga, dalam artian mahasiswa merupakan aktor
perubahan sekaligus akselerator kemajuan rukun tentangga dalam tataran membangun
kemandirian kepala keluarga yang tidak mempunyai pekerjaan.
Misalnya Blok Tempe yang diinisiasi oleh dua pemuda Bandung untuk melakukan
penataan wilayah tersebut yakni, Agung dan Renggi Kayong Munggaran, yang bekerja sama
dengan Ridwan Kamil. Sebelumnya Blok Tempe yang terletak di RT 04 / RW 01 di
Kampung Babakan Asih merupakan kawasan rawan perkelahian dan pencurian karena
disana mayoritas penghuninya mantan narapidana di Bandung, tapi kini Blok Tempe
menjadi kawasan asri dan produktif, karena masyarakat setempat bisa mandiri dari segi
ekonomi sehingga dapat membangun infrastruktur kawasan tersebut secara swadaya seperti
penanganan sampah, perbaikan jalan dan pembuatan tempat bermain serta menjadi situs
wisata budaya di kota bandung5.
Belajar dari Blok Tempe, tentunya mahasiswa harus mempunyai karya yang membumi
dan berkelanjutan agar pembangunan nasional bisa berkembang. Namun sayangnya
mahsiswa masih terjebak dalam ritual pendidikan untuk bisa di wisuda sesegera mungkin.
Oleh sebab itu, kedepannya mahasiswa harus mengambil peran dalam membangun
Rukun Tetangga untuk membangun kemajuan daerah, entah di bidang manapun. Yang
paling subtansial pembangunan Infrastruktur tentunya harus ramah lingkungan serta
menghasilkan energi dan produk yang tidak mencemari atau meracuni lingkungan hidup,
konsep ini lebih dikenal dengan sebutan Green Technology.
5
Noormansyah Irfan, 2016,”Blok Tempe Bandung, Kampung Narapidana Yang Menguncang Dunia”, Sumber :
https://komunitasaleut.com/2016/11/11/blok-tempe-bandung-kampung-narapidana-yang-mengguncang-
dunia/, Di Akses Pada Tanggal 10 Maret 2016.
Mahasiswa Mengawal Pembangunan Infrastruktur Berbasis Pengembangan Teknologi
Hijau
Teknologi hijau adalah penyelarasan aktivitas antara infrastruktur, ekonomi, dan
ekologi yang tidak mencemari lingkungan. Pesatnya pembangunan di sektor industri
menuntut infrastruktur dapat menyeimbangkan pengaruh tersebut, Konsep teknologi hijau
merupakan solusi dari berbagai masalah lingkungan diantaranya yang paling marak ialah
polusi. Pengembangan teknologi Hijau bertujuan untuk menjaga keberlanjutan dan
kelestarian kehidupan di dunia, maksud dari keberlanjutan dan kelestarian ialah masyarakat
memenuhi kebutuhan hidup tanpa mengurangi kemampuan generasi masa depan untuk
memenuhi kebutuhannya sendiri6.
Konsep pengembangan teknologi hijau berkelanjutan harus menjadi perhatian penuh,
sebab aktivitas manusia saat ini sangat banyak merusak lingkungan. Oleh karena itu
mahasiswa harus serius mendalami tentang isu teknologi hijau, jika tidak demikian
fenomena kerusakan lingkungan akan semakin parah dan mungkin sulit akan di kendalikan.
Bila terjadi seperti hal tersebut maka bumi bukanlah tempat layak untuk di tinggali lagi.
Konsep pengembangan teknologi hijau kedepan akan banyak mengalami inovasi dalam
sektor kehidupan, dan tentunya gagasan tentang teknologi hijau merupakan gagasan yang
berangkat dari kesadaran lingkungan.
Karena itu, di butuhkan keterlibatan mahasiswa dalam menguatkan pemahaman
teknologi hijau, khususnya mahasiswa teknik sipil dalam melakukan pembangunan
Infrastruktur ramah lingkungan dan menyenangkan, selain itu mahasiswa perlu mengawal
pembangunan infrastruktur indonesia apakah sesuai dengan konsep Teknologi hijau.
Di dunia teknik sipil tentunya akan cenderung memerhatikan Infrastruktur hijau
(Green Infrastructure) sebagai satu bagian dari teknologi hijau dan mahasiswa teknik sipil
memainkan peran untuk menjaga kelestarian hidup dari ancaman – ancaman lingkungan
yang lagi mendera bangsa indonesia. Maksud dari memerhatikan Infrastruktur hijau ialah
membuka kepekaan hati terhadap perubahan Iklim dan lingkungan sehingga dalam
membangi fasilitas publik tidak hanya memerhatikan aspek fisik dan teknis namun juga pada
kondisi bentangan alam di daerah tersebut.
6
Soemarno,2011,”Filosofi Teknologi Hijau".
Oleh karenanya kedepan kajian mahasiswa teknik sipil adalah tentang teknologi hijau,
seperti mengawal pembangunan Infrastruktur berdasarkan konsep teknologi hijau serta dapat
dikembangankan lagi dengan pembangunan keberlanjutan. Inilah yang menjadi misi khusus
mahasiwa teknik sipil untuk dapat menjadi pemerhati muda tentang lingkungan dalam
penyediaan fasilitas publik.
Tujuan-tujuan penerapan jaringan infrastruktur hijau tersebut diantaranya adalah: (1)
menginspirasi masyarakat untuk melindungi lingkungan alam yang penting bagi
kelangsungan hidup selanjutnya; (2) menemukan jaringan hubungan dari lahan alami dan air
guna memperoleh manfaat sebanyak mungkin bagikehidupan; dan (3) menerapkan
pentingnya kesempatan untuk melindungi aset alami melalui upaya konservasi dan strategi
pengembangan ekonomi.7
7
Primanda kiky Widyaputra,”Perkembangan Infrastuktur Hijau di berbagai negara, Menyonsong
pembangunan berbasis lingkungan”. Fakultas Teknologi Sumber Daya Alam, Institut Teknologi Yogyakarta.
Menumbuhkan rasa Critical Thinking, bermula dari rasa empati manusia
melihat apa yang terjadi di berbagai aspek kehidupan. Mereka akan terdorong untuk
menyelesaikan masalah tersebut dengan membuat karya atau inovasi yang tepat serta
solutif bagi persolan yang terjadi. Pada dasarnya Critical Thinking memetakan
persoalan sedetail mungkin guna menemukan akar masalah sehingga dapat
melahirkan solusi yang tepat.
Salah satu akar masalah kita adalah kehidupan yang teramat ketat dalam
menghadapi Globalisasi, sehingga menuntut perubahan bukan hanya pada lembaga
atau infrastruktur tetapi juga pola pikir dan pendidikan. Maka dari itu setiap manusia
di muka bumi ini di tuntut mempunyai skill yang bisa di andalkan. Namun sangat
sayangkan apabila kita menjual skill yang kita miliki ke pada negeri orang lain.
Untuk dapat meretas fenomena globalisasi, kita menghayati kembali sejarah
perjuangan kemerdekaan Indonesia, karena melihat kondisi Indonesia sekarang, yang
tercermin dari generasi muda saat ini lebih banyak di penuhi oleh generasi penikmat.
Menurut Ibnu Khaldun berdirinya suatu bangsa tidak terlepas dari empat komponen
generasi, yakni generasi pendiri, pembangun, penikmat, dan perusak. Dan sepertinya
berdasarkan pemikiran Ibnu Khaldun bisa kita indetifikasikan di Indonesia, sebentar
lagi kita akan masuk pada generasi perusak yang memiliki karakter serakah dan mau
menang sendiri.
Menyadari tugas mahasiswa ialah meretas cara berfikir yang sempit menjadi
luas dan menyeluruh untuk mengobservasi diri tentang bagaimana menghadapi
fenomena yang ada salah satunya ialah meretas cara berfikir kolot dalam artian
memikirkan lulus kuliah untuk mencari kerja, mengutip pernyataan ulama besar
Indonesia Prof Buya Hamka bahwa “ Makan sekedar makan babi hutanpun makan,
Kerja sekedar kerja kera hutanpun kerja “ maksudnya ialah tugas dan tanggung
jawab manusia membentuk peradaban yang baik, adil, serta mensejahterakan umat
manusia.
2. Become Problem Solver
Pada dasarnya manusia diciptakan untuk bermanfaat bagi orang lain,
kehadiran serta kemajuan ilmu pengetahuan digunakan untuk membentuk
karakteristik manusia yang dapat menyelesaikan masalah sesuai dengan pendalaman
ilmunya. Kebermanfaatan seseorang terlihat ketika ia mampu menyelesaikan masalah
yang menimpa. Oleh karennya dalam menyelesaikan problem kebangsaan diperlukan
keahlian sebagai Problem Solver. Berkenaan dengan keterlibatan mahasiswa dalam
pembangunan infrastruktur adalah menguatkan basis pengetahuan dan mencoba
keluar dari ritual mahasiswa.
Problem Solver bukanlah semata wacana namun harapannya bisa
menghasilkan karya nyata pembagunan yang terlanjur berjalan namun masih
menyimpan berbagai masalah.
Misi mahasiswa teknik sipil bisa dilaksanakan Tahun 2017, Paling tidak di
mulai dari wilayah RT / RW, sebelum bicara kebangsaan. Mahasiswa saat ini belum
bisa menjawab tantangan bangsa jika tidak mampu menjawab tantangan di daerah
sekitarnya. Sesunguhnya jika mahasiswa tidak memulai dalam skala kecil maka tentu
sangat percuma bicara tentang tatanan kebangsaan.
Pribadi Problem Solver terbentuk jika kesadarannya terpancar melihat
masalah dan berupaya sesegera mungkin menyelesaikannya, dengan catatan
memahami masalah berdasarkan nalar logika yang kita sebut Critical Thinking
sehingga melahirkan pemecahan masalah yang tepat. Terlebih bagi mahasiswa teknik
sipil yang di genggaman tangannya tersimpan nasib masyarakat Indonesia, karena
seperti kita ketahui bersama yang mendesain sarana dan prasarana ialah mahasiswa
teknik sipil, dengan demikian tidak berlebihan bila peran mahasiswa teknik sipil
sangat di butuhkan untuk membangun peradaban.
Kesimpulan
Mahasiswa lulusan teknik sipil merupakan penggerak kemajuan bangsa untuk
pelayanan publik, maka dari itu seluruh komponen harus bersinergisitas dalam memabangun
peradaban sesuai dengan kebutuhan masa kini dan masa depan. Terutama di sektor
infrastruktur yang menghubungkan satu daerah dengan daerah lainnya, pembangunan
kedepan harus berlandaskan keberlanjutan serta berkembang dengan baik. Kini dan nanti
merupakan sejarah dan hasil kontribusi anak bangsa yang akan merawat serta memajukan
peradaban dan mampu menyelesaikan berbagai masalah khususnya menyangkut soal
lingkungan berdasarkan konsep Green Teknologi.
Jika demikian maka negara Indonesia dapat berbangga hati menyambut generasi
selanjutnya dengan nilai edukasi yang baik, serta menyebabkan pembangunan berjalan
dengan simultan. Dan mahasiswa teknik sipil hari ini harus membumikan karya
pengabdiannya kepada daerah tempat ia bermukim untuk menjamin pembangunan bangsa
dari bawah ke atas serta menjadi motor pengerak pembangunan bangsa dengan mengawal
isu – isu lingkungan dalam pembangunan Infrastruktur.
A. Daftar Pustaka
Buku
A. Makmur Makka, 2008, “The True Life Of Habibie : Cerita dibalik Kesuksesan‟‟, Hal
82, Penerbit Liman.
Artikel
Primanda Kiky Widyaputra,”Perkembangan Infrastuktur Hijau di berbagai negara,
Menyonsong pembangunan berbasis lingkungan”. Fakultas Teknologi Sumber
Daya Alam, Institut Teknologi Yogyakarta.
Sedijatmo, 1974,‟‟Pidato Penerimaan Gelar Honoris Causa Dalam Ilmu Pengetahuan
Teknik‟‟.
Soemarno,2011,”Filosofi Teknologi Hijau", PSLP-PPSUB
Berita
„‟5 Masalah Utama Pembangunan Infrastruktur Di Indonesia‟‟, Sumber :
http://www.propertynbank.com/5-masalah-utama-pembangunan-infrastruktur-
di-indonesia/, di akses pada tanggal 9 Maret 2017.
„‟Indonesia butuh lebih Banyak Wirausaha baru‟‟, Sumber :
http://www.beritasatu.com/nasional/365893-indonesia-butuh-lebih-banyak-
wirausaha-baru.html, di akses pada tanggal 9 Maret 2016
„‟Jangan Cuci Tangan Atas Korban Mudik”, Sumber :
http://berita.suaramerdeka.com/smcetak/jangan-cuci-tangan-atas-korban-mudik/,
di akses pada tanggal 9 Maret 2016.
„‟Tahun 1965, Awal Kemacetan Abadi Jakarta‟‟, Sumber :
http://www.cnnindonesia.com/nasional/20160913184335-20-158039/tahun-
1965-awal-kemacetan-abadi-jakarta/, di akses pada tanggal 9 maret.
“Jumlah Pengusaha Indonesia Hanya 1,65 Persen”, Sumber :
http://www.republika.co.id/berita/nasional/umum/15/03/12/nl3i58-jumlah-
pengusaha-indonesia-hanya-165-persen, Di akses Pada Tanggal 9 Maret 2016.
Derry Perdana Munsil, 2015,‟‟Organisasi Kemahasiswaan sebentar lagi menjadi
Kuburan basah‟‟, http://eksepsionline.com/2015/02/04/organisasi-
kemahasiswaan-sebentar-lagi-jadi-kuburan-basah/, di akses tanggal 8 Maret
2017
Na‟imatur R, 2014,”Generasi Yang Lahir Setelah Reformasi”, sumber :
http://serasarumahsendiri.blogspot.co.id/2014/09/generasi-yang-lahir-setelah-
reformasi.html, diakses pada tanggal 8 Maret 2016
Noormansyah Irfan, 2016,”Blok Tempe Bandung, Kampung Narapidana Yang
Menguncang Dunia”, Sumber : https://komunitasaleut.com/2016/11/11/blok-
tempe-bandung-kampung-narapidana-yang-mengguncang-dunia/, Di Akses
Pada Tanggal 10 Maret 2016.