Perkembangan Jakarta yang sangat pesat makin memperluas wilayah urban yang
menempel dikota-kota sekitarnya, seperti Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi. Untuk
mobilitas ke segala area ini, sampai sekarang motor tetap dianggap sebagai alat transportasi
yang paling fleksibel dan terjangkau secara ekonomi.
Jumlah kepemilikan kendaraan bermotor di Indonesia memang tumbuh dengan sangat
cepat. Berdasarkan data dari Korlantas Polri, Jumlah sepeda motor seluruh Indonesia pada
tahun 2012 adalah 76.381.183 unit. Jika jumlah penduduk Indonesia sebanyak 251.857.940
jiwa dibandingkan dengan angka tersebut artinya apabila satu keluarga memiliki 2 anak, maka
hampir setiap keluarga memilki satu sepeda motor. Pertumbuhan jumlah kendaraan bermotor
yang lebih cepat dibandingkan pertambahan panjang jalan tentu menimbulkan masalah.
Pertumbuhan sepeda motor yang tinggi membuat pemerintah di belahan negara lain juga
sibuk mencari alternatif solusi agar tingkat kemacetan berkurang. Selain pembenahan
angkutan publik, upaya pemecahan masalah transportasi juga dilakukan melalui pendekatan
manajemen dan rekayasa lalu lintas.
Pemerintah Malaysia misalnya menyediakan jalur khusus bagi sepeda motor di beberapa
ruas jalan raya dan jalan tol. Jalur khusus ditempatkan kiri jalan dan hanya digunakan untuk
motor dengan kapasitas mesin dibawah 250 cc. Selain itu juga diterapkan sanksi dan denda
tinggi bagi pengendara yang melanggar atau tidak enggunakan jalur khusus tersebut.
Contoh lainnya adalah Taiwan yang merupakan negara dengan tingkat kepadatan
kendaraan bermotor tertinggi di dunia. Pada tahun 2012, jumlah kepemilikan sepeda motor di
taiwan mencapai 15 juta unit dan mobil 7,3 juta unit. Jika dibandingkan dengan populasi
penduduk Taiwan, maka terdapat 958 kendaraan bermotor per 1000 orang. Yang menarik,
meskipun kepemilikan sepeda motor cukup tinggi, namun penggunaannya cenderung
menurun. Hal ini karena pemerintah Taiwan melakukan beberapa langkah pembenahan seperti
aspek pertama melakukan perbaikan sarana dan prasarana angkutan umum. Mulai dari bus
umum, MRT, kereta api sangat cepat, semua jadwal kedatangan atau keberangkatan sangat
tepat waktu dan tertera di stasiun umum. Integrasi antarmoda juga difasilitasi antara sepeda
motor dengan alat transportasi lain seperti metro, kereta api, dan kapal ferry. Beberapa
fasilitas parkir yang berdekatan dengan stasiun penghubung dibangun demi mempermudah
pengendara motor berganti akses.
Aspek kedua, penaikan tarif parkir tidak hanya bagi mobil tetapi sepeda motor. Langkah
ini memberi dampak positif. Trotoar jalan di Taiwan menjadi lebih teratur sehingga
meningkatnya pejalan kaki.
Salah satu bentuk wujud Pemprov DKI mengurangi angka kemacetan adalah dengan
mengenalkan Bus Rapid Transit (BRT). Keunggulan sistem BRT salah satunya adalah dapat
dikonstruksi dengan cepat antara 1 sampai 1,5 tahun. Biaya yang dibutuhkan hanya 1 sampai
10 juta USD per km. Bandingkan dengan MRT yang menelan biaya hingga 20 juta sampai
180 juta pek km karena memang biaya pembangunan struktur bawah tanah jauh lebih mahal
ketimbang yang diatas permukaan tanah (at grade) atau yang melayang (elevated). Tidak
heran jajaran kota di negara maju dan berkembang akhirnya membangun BRT (Contoh Kota
dan Negara : Brisbane di Australia, Rouen di Prancis dan Guangzhou di Tiongkok)
Permasalahan BRT di Jakarta adalah kurangnya ruang untuk lajur bus dan pengendara
nakal yang menerobos jalur BRT. Pemerintah telah memberi sanksi tegas untuk pengendara
motor denda Rp 500 ribu dan pengguna mobil Rp 1 juta.
Transportasi untuk mengurangi angka macet lainnya adalah monorel. Setelah melewati
berita mangkraknya monorel, Pemprov DKI menjawab kelanjutan proyek ini melalui
groundbreaking pada 17 Oktober 2013 lalu dengan dengan menetapkan misi melanjutkan
pembangunan monorel bersama Jakarta Eco Transportasi (JET). Terdapat 2 rencana
pembangunan Monorel di Jakarta, yaitu lanjutan monorel sswasta yang mangkrak dan jalur
Cibubur - Cawang dan Bekasi Timur – Cawang.
Untuk pengerjaan pembangunan Monorel yang mangkrak rencananya akan diteruskan
pembangunan Monorel di jalur hijau (dari Kuningan-Palmerah) dan jalur biru (dari Tanah
Abang – Dukuh Atas – Kampung Melayu). Pembangunan JET mendapat investasi dari
Singapura dan Tiongkok.
Selain Monorel, ada pembangunan MRT. Saat ini perkembangan MRT Jakarta pada jalur
Utara-Selatan masih dalam pembangunan tahap I jalur lebak Bulus-Bundaran HI. Total
Panjang jalur MRT pada Tahap I adalah 15,7 km dengan 9,8 km berada pada lintasan
Elevated dan 5,9 km berada pada lintasan bawah tanah atau subway. Sedangkan untuk tahap
II jalur Bundaran HI-Jakarta Kota nanti akan dibangun dengan panjang 8,1 km.
Pada tahun 2013, Pemerintah telah memulai groundbreaking dan rencananya
pembangunan ini akan rampung pada tahun 2020 melalui uji coba terlebih dahulu. Untuk jalur
Utara-Selatan ini tidak akan berhenti di Bundaran HI saja, tetapi akan diteruskan hingga kota
(Kampung Bandan) sampai Ancol (New Depo).
Selanjutkan akan dibangun MRT jalur Timur-Barat yang menghubungkan Balaraja
(Tangerang) sampai Cikarang (Bekasi) dan dibangun dalam dua tahap.
Pada Tahap I panjang jalur MRT yang dikerjakan adalah 27 km yang menghubungkan
antara wilayah Kembangan Utara (Jakarta Barat) hingga kelurahan ujung Menteng (Jakarta
Timur). Sedangkan pada tahap II akan menghubugkan antara Ujung Menteng hingga Cikarang
(Bekasi). Untuk menghubungkan jalur MRT ini Tangerang , rencananya juga akan dibangun
stasiun lanjutan dari wilayah Kembangan Utara hingga wilayah Balaraja. Saat ini sedang
dilaksanakan studi Preparatory Survey dan AMDAL untuk persiapannya.