Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PENGANTAR ILMU TEKNIK SIPIL

KUNJUNGAN PROYEK LRT

DISUSUN OLEH:
FELICIA DEVITA SALIM
(242018005)

JURUSAN TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK DAN ILMU KOMPUTER
UNIVERSITAS KRISTEN KRIDA WACANA
2018
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Indonesia semakin hari semakin bertambah jumlah penduduknya.
Pertambahan penduduk tersebut disertai dengan mobilitas penduduk yang
semakin tinggi karena kebutuhan akan perekonomian dan sebagainya
ditunjang tidak hanya dari satu tempat saja, tetapi juga membutuhkan
tempat lain untuk menunjang segala aktivitas yang ada. Untuk
mempermudah akses perpindahan agar terhindar dari masalah seperti
macet, waktu perjalanan yang lama, dan berbagai masalah lain yang
menghambat akses perpindahan, maka Indonesia mulai membangun LRT
( Light Rail Transit ). Salah satu LRT yang dibangun ada di Jakarta.

1.2 Tujuan
a. Memperlihatkan konstruksi langsung dari stasiun LRT sampai fasilitas
penunjangnya.
b. Mengenalkan konstruksi beserta perkembangan proyek LRT yang
sedang berjalan di Jakarta.

1.3 Manfaat
a. Membuka wawasan mahasiswa akan konstruksi langsung di lapangan.
b. Mempelajari praktik kerja di lapangan secara langsung.

1.4 Lokasi
Depo LRT Kelapa Gading, Jalan Pegangsaan Dua No.80, RW 3, Pegangsaan
Dua, Kelapa Gading, Kota Jakarta Utara, Daerah Khusus Ibukota Jakarta,
Kode Pos 14250.
BAB 2
ISI

2.1 Pengenalan
LRT merupakan singkatan dari Light Rail Transit. LRT di Indonesia sudah ada di
Palembang dan Jakarta. LRT yang dibangun di kota Jakarta sendiri merupakan
kebijakan dari pemerintah provinsi DKI Jakarta. Nama proyek LRT ini adalah
Construction of Jakarta LRT Project. Pemilik proyek ini adalah PT Jakarta
Propertindo (JakPro). Konsultan proyek ini adalah PT Mott MacDonald
Indonesia. Kontraktor proyek ini adalah PT Wijaya Karya (WIKA). Proyek ini
direncanakan akan berjalan selama 20 bulan.

2.2 Penyelenggaraan LRT di DKI Jakarta


Penyelenggaraan LRT di DKI Jakarta dibagi menjadi 2 yaitu:
a. Penyelenggaraan Prasarana LRT
Penyelenggaraan prasarana LRT ini berkaitan akan stasiun, jalan, dan rel.
Penyelenggaraannya sendiri terdiri dari pembangunan, operasi dan perawatan,
serta pengusahaan. Perawatan LRT ini dibagi menjadi dua yaitu, perawatan
ringan seperti pencucian kereta dan ada perawatan berat (Balai Yasa) seperti
mengangkat peralatan berat, mengangkat kereta, dan pekerjaan berat lainnya.
b. Penyelenggaraan Sarana LRT
Penyelenggaraan sarana LRT ini berkaitan akan keretanya sendiri.
Penyelenggaraan sarana LRT terdiri dari pengadaan, operasi dan perawatan,
serta pengusahaan.

2.3 7 Koridor Jaringan LRT Jakarta


Koridor 1 : Kebayoran Lama – Kelapa Gading
Koridor 2 : Pulo Mas – Tanah Abang
Koridor 3 : Joglo – Tanah Abang
Koridor 4 : Puri Indah – Tanah Abang
Koridor 5 : Pesing – Kelapa Gading
Koridor 6 : Ancol – Kemayoran
Koridor 7 : Bandara Soekarno-Hatta – Kemayoran
2.4 Alasan Pembagian Proyek menjadi Beberapa Section
Proyek ini dibagi menjadi beberapa section pendek dengan alasan dari segi
manajemen konstruksi atau manajemen proyek. Hal ini digunakan untuk
mengoptimalkan metodologi yang berbeda. Setiap orang memiliki cara
pengerjaan dan spesialisasi yang berbeda. Karena banyaknya pekerja tersebut,
maka dibuatlah pembangunan dengan beberapa bagian.

Gambar 2.1 Persimpangan atau Geometri Jalur Rel LRT

2.5 Alasan Pembangunan LRT


LRT dibangun sebagai akomodasi di Jakarta guna mempermudah akses dalam
kota dan menghubungkan kota Jakarta dengan berbagai kota sekitar seperti
Depok, Tangerang, Bogor, dan Bekasi yang mempengaruhi kehidupan kota
Jakarta. LRT yang berada di Jakarta ini berbeda dengan LRT yang ada di
Palembang karena mampu belok dengan radius 40 meter.

2.6 Keamanan LRT


Kereta yang digunakan untuk LRT sebenarnya sudah otomatis tanpa bantuan
masinis, tetapi karena teknologi ini masih baru, maka masinis tetap ada untuk
menjaga keamanan. Untuk keamanan, proyek melakukan double verifikasi yaitu
proyek akan dicek oleh kontraktor, setelah itu akan diproses dan dicek oleh
konsultan, dan terakhir akan dicek oleh kementrian perhubungan agar
terjaminnya keselamatan baik pekerja dan pengguna LRT.

2.7 Penggunaan Arus Listrik Bawah


Pada umumnya, kereta menggunakan arus listrik atas, sehingga jika akan
membangun jembatan maupun jalan harus dibangun sangat tinggi, oleh karena
itu digunakanlah arus listrik bawah. Namun, karena arus listrik sangat tinggi,
maka jalur LRT ini dibuat berada pada jalur rel ketiga dan tidak boleh diinjak
maupun disentuh sembarangan, apalagi dilalui masyarakat. Arus litsrik bawah
tanah juga didesain agar tahan terhadap air, sehingga tidak berbahaya bila
nantinya tersiram air hujan maupun zat cair lain.

Gambar 2.2 Persiapan Pengelasan Rel LRT

2.8 Layout Umum Sarana LRT Jakarta


Satu rangkaian terdiri dari 2 unit kereta yang dihubungkan dengan articulated
bogie. Rangkaian kereta dapat dihubungkan menjadi 8 kereta. Ruang masinis
terletak di setiap ujung rangkaian kereta. Kapasitas maksimum rangkaian kereta
8 gerbong adalah 270 orang termasuk area kursi roda.
2.9 Desain Eksterior Sarana LRT Jakarta
Secara eksterior, sarana terdaapat indikator tujuan perjalanan, pengkondisi udara
(AC), jendela, pintu penumpang, lampu utama, lampu ekor, dan lampu rem.

2.10 Depot LRT Jakarta


Depot LRT Jakarta terdiri atas beberapa bagian yaitu:
a. Depot Station and Stabling Yard
Bagian ini merupakan stasiun untuk penumpang LRT
b. Transit Oriented Development Area
Bagian ini merupakan area yang menjadi fasilitas bagi penumpang maupun
masyarakat seperti tempat tinggal, perkantoran, perbelanjaan, dan sebagainya.

Gambar 2.3 Pembangunan TOD dan Stasiun

c. Main Control Center


Pada area ini, terdapat banyak benda sensitif, mudah rusak, harganya mahal,
dan sulit untuk dimasuki karena harus dalam keadaan steril. Di sini, terjadi
pengaturan sinyal, pengaturan kekuatan kereta, CCTV, pengaturan jadwal
kereta, dan pengaturan jaringan.
d. Retention Pond
Sesuai namanya, bagian ini merupakan kolam penampung air hujan.
e. Carpark
f. Bogie Warehouse
g. General Warehouse
Pada bagian ini, terdapat perawatan spare parts kereta, perawatann kereta
seperi pengecatan, dan sebagainya.

2.11 Fasilitas dan Layout Depo


Lantai dasar : workshop dan bogie warehouse
Lantai 1 : station platform dan stabling
Lantai 2 : station concourse dan parkir
Lantai 3 : parkir dan mall/pasar
Lantai 4, 5, dan 6 : mall/pasar
Lantai 7-24 : tempat tinggal

Gambar 2.4 Scaffolding Bagian TOD

2.12 Pengunaan Slab Track pada Jalur LRT


Penggunaan slab track diarenakan, apabila menggunakan kerikil maka harus
melakkan perawatan rel secara berkala sehingga untuk menghindari perawatan
secara berkala tersebut digunakan jalur tanpa kerikil. Kemudia, alasan
keselamatan karena adanya arus listrik bawah dan apabila sering dilakukan
perawatan akan meningkatkan risiko terjadinya kecelakaan dalam konstruksi.
Namun, ada konsekuensi dalam menggunakan slab track ini yaitu harus
mengorbankan tulangan yang nantinya harus diganti secara berkala.
Gambar 2.5 Slab Track

2.13 Perbedaan LRT dengan Sky Train


Perbedaannya terdapat pada desain struktur yang berbeda, lalu geometri jalur rel
yang digunakan juga berbeda, dan terakhir adalah kapasitas yang berbeda.
Dimana LRT akan menampung penumpang yang lebih banyak karena arus
mobilisasi dalam kota dan harus cepat, sedangkan sky train hanya melakukan
mobilisasi dari stasiun kereta bandara Soekarno-Hatta sampai Terminal 3.

2.14 Struktur
Pondasi yang digunakan pada jalur LRT memiliki kedalaman 1,2 meter.
Material yang digunakan untuk jembatan dan jalur kereta api full beton,
sedangkan stasiunnya menggunakan beton komposit. Pondasi menggunakan
bore pile untuk menghindari kebisingan. Setelah pengeboran, maka akan
dilakukan pemasangan tulangan dan pengecoran. Setelah itu dilakukan
pemasangan pier dan pier head. Tahap selanjutnya adalah pemasangan box
girder. Lalu, akan dilakukan pemasangan rel LRT.
Material beton yang dipakai adalah beton pracetak, sehingga ketika akan
dilakukan pengerjaan dapat langsung dipasang. Namun, saat proses produksi
beton pracetak, harus memperhatikan kecepatan produksi, daya tampung di
lapangan, dan instalasinya. Jika ada proses yang salah, maka konstruksi dapat
terganggu dan penyelesaian akan terlambat.

Gambar 2.6 Pemasangan Arus Listrik Bawah


BAB 3
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Dengan dibangunnya LRT di Jakarta sangat mempermudah mobilisasi dalam
kota sehingga mengurangi kemacetan dan mempersingkat waktu perjalanan
antara satu tempat dengan tempat lainnya. Indonesia juga mengalami
perkembangan teknologi, informasi, komunikasi, dan transportasi yang
semakin pesat. LRT juga menunjang proses dan aktivitas masyarakat.

3.2 Saran
Pemerintah harus meningkatkan kualitas dari pembangunan infrastruktur di
Indonesia, bila ada penggunaan teknologi yang lebih baik berdasarkan saran dan
penelitian, maka lebih baik dipertimbangkan terlebih dahulu. Masyarakat harus
mendukung dan berkontribusi dalam pelaksanaan sampai penggunaan LRT. Kita
sebagai mahasiswa dan bidang akademik harus mampu menjadi generasi
penerus yang akan mengemangkan sistem transportasi dan jalan raya di
Indonesia yang semakin padat penduduknya, kita harus mampu menjadi insinyur
yang kelak mampu menyelesaikan setiap permasalahan akan mobilisasi, akses,
koneksi, dan lainnya.

Anda mungkin juga menyukai