Anda di halaman 1dari 8

HUBUNGAN JENIS TANAH DI PULAU JAWA TERHADAP DAYA DUKUNG TANAH

DAN PENGARUHNYA TERHADAP BANGUNAN YANG AKAN DIDIRIKAN DI


ATASNYA

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Indonesia merupakan negara kepulauan yang terletak di antara 2 benua yaitu Asia dan Australia,
terletak di antara 2 samudera yaitu samudera Pasifik dan samudera Hindia. Selain itu, Indonesia
merupakan jalur pertemuan 3 lempeng tektonik yaitu lempeng Indo-Australia, lempeng Eurasia, dan
lempeng Pasifik. Indonesia juga terletak di jalur cincin api Pasifik. Pertemuan lempeng ini
mengakibatkan Indonesia rawan terjadi gempa bumi dan cincin api Pasifik mengakibatkan
Indonesia rawan terjadi gunung berapi. Kondisi alam Indonesia tersebut menyebabkan kondisi
geologi dan geoteknik Indonesia beraneka ragam dan memiliki karakteristik berbeda terutama di
pulau Jawa. Kondisi geologi dan geoteknik sangat berdampak bagi daya dukung tanah di pulau
Jawa. Daya dukung tanah adalah kemampuan tanah untuk menahan beban seperti bangunan dan
melawan penurunan tanah yang terjadi akibat diberikan beban.

Perencanaan fondasi yang kurang baik menyebabkan kegagalan konstruksi seperti bangunan ambles
dan dinding retak-retak. Oleh sebab itu, diperlukan perencanaan fondasi yang baik untuk
menyesuaikan kondisi tanah di pulau Jawa dan memiliki daya tahan bangunan yang lama atau
panjang. Di pulau Jawa, umumnya mengandung tanah lempung lunak yang berasal dari
pengendapan tanah yang sudah mengalami pelapukan. Tanah di Jawa berasal dari magma yang
mengalami pembekuan.
“ Formasi muda: yaitu tanah lempung (normally consolidated marine clay) yang terletak
dekat pantai utara pulau Jawa. Lapisan ini sangat dalam, kadang kala lebih dari 40 m. Tentu
tanah ini adalah tanah endapan.”1
Kondisi tanah lempung lunak di pulau Jawa merupakan tanah yang memiliki sifat teknik kurang
baik, sehingga daya dukungnya untuk bangunan tidak baik, “...tidak mempunyai sifat teknik yang
baik akibat mineral lempung...”.2 Tanah lempung lunak memiliki sifat kembang susut tinggi yang
mengakibatkan sebuah bangunan mengalami retak-retak.

1
L.D.Wesley, Buku Mekanika Tanah, Jakarta, Penerbit Andi, 2017, hlm. 268
2
L.D.Wesley, Buku Mekanika Tanah, Jakarta, Penerbit Andi, 2017, hlm. 269
Melihat masalah konstruksi yang terjadi akibat kondisi tanah di pulau Jawa, maka penulis
menyusun makalah ini untuk membahas bagaimana hubungan antara jenis tanah di pulau Jawa
terhadap daya dukung tanah dan pengaruhnya terhadap bangunan yang akan didirikan pada tanah
tersebut. Dengan mengetahui jenis, daya dukung, dan spesifikasi tanah di pulau Jawa, maka dapat
dilakukan perencanaan fondasi yang lebih baik.

Makalah ini memiliki perbedaan dari buku atau sumber lain karena sumber lain hanya memaparkan
sifat dan jenis tanah di Jawa saja, sedangkan makalah ini memaparkan jenis tanah, sifat, proses
terbentuk, spesifikasi macam butiran tanah, dan tipe tanah. Dengan disusunya makalah ini, orang
awam dapat mengetahui daya dukung tanah lebih mudah walaupun tanpa pengetahuan atau
pendidikan teknik sipil. Makalah ini juga dapat membantu perancang fondasi untuk mengetahui
gambaran umum dan spesifikasi tanah di pulau Jawa. Apabila banyak orang yang kurang
memahami pengaruh kondisi tanah dan spesifikasi tanah di pulau Jawa bagi bangunan, makalah ini
dapat mempermudah dan dapat dijadikan referensi untuk pemahaman dan pengetahuan jenis tanah
di Indonesia beserta spesifikasinya untuk merancang bangunan. Selain itu, makalah ini dapat
membantu pembeli tanah, developer, konsultan, kontraktor, dan pihak-pihak lain yang lain
memanfaatkan tanah di pulau Jawa agar memanfaatkan tanah secara optimal dan perencanaan yang
matang.

1.2 Rumusan Masalah


(1) Bagaimana hubungan antara jenis tanah di pulau Jawa terhadap daya dukung tanah dan
pengaruhnya terhadap bangunan yang akan didirikan di atasnya?

1.3 Bagan Tulisan/Skripsi


Sesuai dengan tema yang telah disusun dan disampaikan oleh penulis, maka isi yang akan dituliskan
adalah sebagai berikut:
 Pada bab 1, penulis akan menguraikan latar belakang mengapa dan bagaimana kondisi tanah
di pulau Jawa dan bagaimana pengetahuan akan jenis tanah di pulau Jawa dapat membantu
pembaca untuk mengetahui rencana pembangunan di Jawa, lalu rumusan masalah yaitu
bagaimana hubungan antara jenis tanah di pulau Jawa terhadap daya dukung tanah dan
pengaruhnya terhadap bangunan yang akan didirikan di atasnya, sehingga batasan
masalahnya adalah kondisi tanah yang ada di Jawa saja terkait dengan konstruksi. Pada latar
belakang, akan dipaparkan bahwa mengetahui spesifikasi tanah sangat penting guna
perencanaan dan pelaksanaan konstruksi yang baik, sehingga bangunan dapat berdiri dengan
aman dan memiliki daya tahan yang lama. Kemudian akan dipaparkan mengenai isi dari
tulisan yang akan disusun mulai dari pendahuluan sampai kesimpulan dari tulisan yang
disusun.
 Pada bab 2, penulis akan menguraikan kasus tanah yang terjadi di pulau Jawa yang
mengakibatkan kerusakan bangunan (Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur)
beserta gambar dari masing-masing kasus.

Sebagai contoh tanah di daerah DKI Jakarta. Daerah Jakarta Utara memiliki kualitas tanah
yang tidak baik karena tanahnya merupakan tanah endapan yang lunak, bangunan di Jakarta
Utara juga tidak dapat dibangun dengan tinggi atau dimensi yang besarnya sama dengan
kota lain. Karena dapat dipastikan bahwa akan terjadi penurunan bangunan dan jika tidak
dilakukan perencanaan yang baik, bangunan akan retak-retak. (Gambar 1.1 dilampirkan)

Di daerah Jawa Barat, sebagai contoh di kecamatan Nyalindung, Sukabumi. Tanah di daerah
ini bersifat tidak stabil atau labil, sehingga tanah mudah mengalami pergerakan, akibatnya
jalan di daerah ini mengalami keretakan. (Gambar 1.2 dilampirkan)

Di daerah Jawa Tengah, sebagai contoh jalan utama Pekalongan-Banjarnegara yang


mengalami keretakan karena tanah yang mudah mengalami pergerakan dan mudah terjadi
longsor. (Gambar 1.3 dilampirkan)

Di daerah Jawa Timur, sebagai contoh di Malang. Tanah mengalami penurunan sebesar 3
meter dalam kurun waktu 3 tahun akibat aktivitas lempeng Australia. (Gambar 1.4
dilampirkan)

 Pada bab 3, penulis akan menguraikan proses pembentukan tanah yang terjadi di pulau Jawa
menurut L.D. Wesley, deskripsi tanah yang stabil dan tanah tidak stabil, disertai gambar
seperti keretakan tanah.

Secara singkat proses pembentukan tanah yang terjadi di pulau Jawa adalah:
“Pada bagian bawah terlihat formasi endapan lama. Gunung berapi menembus
lapisan ini di berbagai tempat dan bahan letusannya tertimbun di atas formasi lama.
Kemudian, bahan ini mengalami pelapukan menjadi berbagai macam tanah vulkanis.
Bahan ini juga terkena hujan sehingga terjadi erosi dan pengangkutannya melalui
sungai sampai akhirnya mengendap lagi pada laut ataupun danau. Formasi baru ini
merupakan lempung lunak yang terletak pada daerah rendah dekat pantai”.3
Dapat diketahui bahwa tanah di pantai utara dan pantai selatan Jawa merupakan tanah
endapan yang bersifat lunak, sehingga daerah dekat pantai tidak baik untuk bangunan tinggi
dan hanya digunakan untuk rumah tinggal (beban tidak besar) atau bukan bangunan tinggi.

Kemudian adalah deskripsi dari tanah stabil dan tidak stabil. Ciri-ciri dari tanah tidak stabil
adalah kandungan air yang tinggi, ruang pori yang besar, dan derajat pengembangan tanah
yang besar. Kandungan air yang tinggi pada tanah menyebabkan tanah menjadi lunak,
sehingga tidak baik untuk bangunan. Apabila ruang pori besar (air dan udara dalam jumlah
banyak) akan mengakibatkan ikatan pada butiran tanah lebih renggang karena ruang pori
yang ada tidak dipenuhi oleh butiran tanah, tetapi dipenuhi air dan udara. Apabila ruang pori
yang diisi air dan udara ini besar, maka akan terjadi penurunan tanah apabila tanah diberikan
beban seperti didirikan bangunan di tanah tersebut. Jika bangunan dibangun pada tanah
semacam ini, maka bangunan akan mengalami penurunan dan bangunan menjadi retak-
retak. (Gambar 1.5 dilampirkan)

Tanah dengan derajat pengembangan yang besar juga tidak baik untuk bangunan karena
ketika hujan, tanah akan mengembang dan menjadi lunak, kemudian saat panas, tanah akan
menyusut dan retak-retak. Apabila bangunan didirikan pada tanah semacam ini, maka
bangunan dapat mengalami keretakan, bahkan dalam kasus yang parah bangunan dapat
runtuh. (Gambar 1.6 dilampirkan)

Tanah yang stabil adalah tanah yang kuat dan mampu menahan beban atau bangunan yang
berada di atasnya. Tanah yang stabil memiliki daya dukung bangunan yang baik. Tanah
stabil akan mempertahankan posisi dan bentuknya ketika diberikan beban, tetapi tanah yang
tidak stabil akan mudah untuk bergerak dan berubah bentuk ketika diberikan beban yang
cukup besar di atasnya. Tanah stabil memiliki kadar air yang optimum, sehingga kohesi
(daya lekat) butiran tanah menjadi kuat. Tanah stabil memiliki isi pori berupa udara dan air
yang sedikit, sehingga seluruh isi pori dipenuhi oleh butiran tanah. Tanah yang stabil juga
memiliki derajat pengembangan tanah yang rendah, sehingga dapat mengurangi gangguan
yang terjadi pada bangunan karena kondisi tanah yang baik dan tidak berubah.

3
L.D.Wesley, Mekanika Tanah untuk Tanah Endapan dan Residu, Jakarta, Penerbit Andi, 2012, hlm. 560
 Pada bab 4, penulis akan menguraikan keterkaitan antara kondisi tanah di Jawa dengan
tanah yang stabil, lalu akan diambil gambaran dari keterkaitan tersebut untuk setiap provinsi
di Jawa, kemudian akan dijelaskan karakter masing-masing daerah secara umum akan sifat
tekniknya untuk bangunan dan jalan.
 Pada bab 5, penulis akan menguraikan kesimpulan dari setiap bab, bagaimana gambaran
singkat mengenai tanah yang ada di Jawa, sifat secara umum, dan sifat tekniknya secara
umum untuk bangunan.

Secara singkat, tanah di Jawa umumnya merupakan tanah hasil endapan baik sungai, rawa,
dan laut, sehingga tanah di Jawa pada umumnya bersifat lunak. Tanah di Jawa umumnya
merupakan tanah lempung. Tanah yang mengandung mineral lempung kurang baik bagi
bangunan, karena tanah lempung bersifat ekspansif atau memiliki derajat pengembangan
tanah yang besar, sehingga bangunan mudah mengalami keretakan.
LAMPIRAN

Gambar 1.1 Penurunan Tanah di Jakarta Utara


(Sumber: https://www.tribunnews.com/metropolitan/2010/10/01/inilah-lokasi-penurunan-muka-tanah-paling-besar-di-
jakarta)

Gambar 1.2 Penurunan Tanah di Kecamatan Nyalindung, Sukabumi


(Sumber: https://sukabumizone.com/2019/04/26/pergerakan-tanah-di-kecamatan-nyalindung-sukabumi-terus-meluas/)
Gambar 1.3 Penurunan Tanah di Jalan Utama Pekalongan-Banjarnegara
(Sumber: https://www.beritasatu.com/nasional/164104/jalan-utama-pekalonganbanjarnegara-retak)

Gambar 1.4 Penurunan Tanah di Malang


(Sumber: https://today.line.me/id/pc/article/Malang+Raya+alami+penurunan+muka+tanah+tiga+meter-RDEgo3)

Gambar 1.5 Keretakan Bangunan


(Sumber: https://www.2011mvpsummit.com/cara-tepat-mengatasi-retak-struktur-pada-bangunan/)
Gambar 1.6 Tanah Retak
(Sumber: https://www.flickr.com/photos/aprizz_rek/17192038012)

DAFTAR PUSTAKA

Wesley, L.D. 2017. Mekanika Tanah. Jakarta: Penerbit Andi.


Wesley, L.D. 2012. Mekanika Tanah untuk Tanah Endapan dan Residu. Jakarta: Penerbit Andi.

Anda mungkin juga menyukai