Anda di halaman 1dari 77

1

BAB I PENDAHULUAN


I.1 Latar Belakang
Kertas telah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari
kehidupan manusia. Hampir seluruh aktivitas sehari hari
membutuhkan kertas, seperti untuk pendidikan, sebagai alat
komunikasi,kesehatan, perbankan, dan lain-lain. Kertas tidak
hanya digunakan sebagai alat tulis, buku atau majalah tetapi
seiring dengan kemajuan teknologi kertas juga dapat digunakan
sebagai tissu, pembungkus rokok, pembungkus makanan dan
minuman dan sebagainya. Banyak industri kertas yang hanya
memproduksi jenis kertas tertentu seperti kertas rokok, kertas
karton, kertas seni dan sebagainya, salah satunya adalah PT
Surya Pamenang.
PT. Surya Pamenang adalah salah satu perusahaan
yang bergerak di bidang industri kertas dan menjadi anak
perusahaan dari PT. Gudang Garam. Perusahaan ini
memproduksi jenis kertas karton invory dan karton duplex
dengan kapasitas produksi 150.000 ton per tahun. Didukung
oleh sumber daya manusia yang terpilih dan
keandalan teknologi perusahaan ini menawarkan produk kertas
karton kelas dunia.PT Surya Pamenang saat ini mempekerjakan
lebih dari 1.000 orang, dan menempati wilayah sekitar 40 hektar
di Kabupaten Kediri dan memiliki peralatan menggunakan
teknologi komputasi dengan keakuratan yang tinggi.
Dalam mengolah produk, PT. Surya Pamenang
memerlukan adanya suatu perencanaan yang baik, selain itu
penanganan terhadap limbah juga harus diperhatikan karena
sangat berpengaruh terhadap kelestarian
lingkungan.Pembuangan limbah padat secara langsung ke
lingkungan akan dapat menimbulkan masalah kesehatan
apabila tidak melalui suatu proses pengolahan untuk
meminimalisir kandungan bahaya yang terkandung dalam
limbah tersebut.. Sehingga industri diwajibkan membangun
Instalasi Pengolahan Limbah padat, baik secara sendiri-sendiri
(on site) maupun terpusat (off site). Penanganan terhadap
2

limbah padat perlu diperhatikan untuk menjadikan suatu industri
yang berwawasan lingkungan.
Limbah padat (solid waste) yaitu hasil buangan industri
berupa padatan lumpur, bubur yang berasal dari sisa-sisa
proses pengolahan. Selain itu dapat pula berupa bahan mentah
yang tidak lolos pada tahap penyortiran, yang karena cacat,
rusak, maupun kualitas bahannya yang rendah. Pada prinsipnya
limbah padat harus segera dibuang, untuk mencegah timbulnya
bau yang dapat menarik kedatangan serangga dan hewan
pengerat. Limbah padat harus ditempatkan dalam ruangan yang
terpisah dari ruang pengolahan. Penanganan limbah padat
adalah pembuangan atau pemusnahan limbah.

I.2 Tujuan
Tujuan yang dicapai dalam pelaksanaan praktek kerja
lapang ini adalah:

I.2.1Tujuan Umum
Tujuan umum pelaksanaan praktek kerja lapang (PKL)
ini adalah untuk mengetahui gambaran umum tentang kondisi
PT Surya Pamenang, yaitu meliputi sejarah singkat dan latar
belakang perusahaan, ketenagakerjaandan struktur organisasi
perusahaan, lokasi perusahaan, tata letak fasilitas, proses
produksi, mesin dan peralatan produksi, pengendalian mutu,
Utility, pengolahan limbah dan pemasaran.

I.2.2 Tujuan Khusus
Tujuan khusus pelaksanaan praktek kerja lapang (PKL)
ini adalahuntuk mempelajari pengolahan limbah padatpada
pengolahan kertas di PT Surya Pamenang Kediri.

3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


II.1 Proses Pembuatan Kertas
Padaumumnyakertasdibagimenjaditigagolonganbesaryai
tu, kertasindustri, antara lain kertaskemasandankertasrokok.
Kertasbudaya, antara lain kertas Koran dankertastuliscetak.
Kertaslain, antara lain kertastissue.Proses pembuatan kertas
adalah sebagai berikut (Yohandono, 2002):

Proses PembuatanKertas (pulp)
Kayu diambil dari hutan produksi kemudian dipotong - potong
atau lebihdikenal dengan log. log disimpan ditempat
penampungan beberapa bulansebelum diolah dengan tujuan
untuk melunakan log dan menjagakesinambungan bahan baku.
Kayu dibuang kulitnya dengan mesin atau dikenal dengan istilah
De Barker. Kayu dipotong - potong menjadi ukuran kecil (chip)
dengan mesin chipping.Chip yang sesuai ukuran diambil dan
yang tidak sesuai diproses ulang.Chip dimasak didalam digester
untuk memisahkan serat kayu (bahan yangdigunakan untuk
membuat kertas) dengan lignin. proses pemasakan ini ada
duamacam yaitu Chemical Pulping Process dan Mechanical
pulping Process. Hasildari digester ini disebut pulp (bubur
kertas). Pulp ini yang diolah menjadikertas pada mesin kertas
(paper machine)(Yunanto, 2007).

Proses PembuatanKertas (Paper machine)
Sebelum masuk keareal paper machine pulp diolah dulu
pada bagian stock preparation. bagian ini berfungsi untuk
meramu bahan baku seperti:menambahkan pewarna untuk
kertas (dye), menambahkan zat retensi,menambahkan filler
(untuk mengisi pori - pori diantara serat kayu), dlln. Bahanyang
keluar dari bagian ini disebut stock (campuran pulp, bahan kimia
dan air)Dari stock preparation sebelum masuk ke headbox
dibersihkan dulu dengan alatyang disebut cleaner. Dari
cleanerstock masuk ke headbox. headbox berfungsiuntuk
membentuk lembaran kertas (membentuk formasi) diatas
fourdinier table.Fourdinier berfungsi untuk membuang air yang
4

berada dalam stock (dewatering).Hasil yang keluar disebut
dengan web (kertas basah). Kadar padatnya sekitar 20 %.Press
part berfungsi untuk membuang air dari web sehingga kadar
padatnyamencapai 50 %. Hasilnya masuk ke bagaian pengering
(dryer). Cara kerja presspart ini adalah. Kertas masuk diantara
dua roll yang berputar(Bhen, 2010).
II.2 Manajemen Industri
Manajemen Industri adalah suatu ilmu praktis yang mengkaji
usaha manusia untuk memadukan setiap faktor produksi yang
digunakan agar dapat memproduksi secara berkesinambungan
barang-barang dan jasa dengan cara seefisien dan seefektif
mungkin sehingga mampu memasarkannya kepada masyarakat
yang membutuhkan. Dalam hal ini, manajemen industri meliputi
koordinasi antara manusia dan sumber-sumber bahan mentah
untuk mencapai tujuan. Bidang-bidang dalam manajemen
industri meliputi(Suharto, 2003):

1.Bahan baku
Bahan baku merupakan bahan yang membentuk suatu
kesatuan yang tak terpisahkan dari produk jadi (Nafranin,
2007).

2. Proses produksi
Proses produksi adalah serangkaian pekerjaan di mana
berbagai sumber daya digunakan untuk memperoduksi
produk barang atau jasa (Madura, 2007).

3.Mesin dan peralatan
Mesin adalah suatu peralatan yang digerakkan untuk
sesuatu kekuatan atau tenaga yang dipergunakan untuk
membantu manusia dalam mengerjakan produk atau bagian-
bagian tertentu (Wignjosoebroto, 2003).

4.Lokasi
Lokasi merupakan kerangka kerja prospektif bagi
pengembangan kegiatan yang bersifat komersial, yaitu
pemilihan lokasi-lokasi yang strategis. Semakin strategis
5

suatu lokasi untuk kegiatan industri berarti akan semakin
besar peluang untuk meraih keuntungan (Yani, 2007).

5.Tata letak fasilitas
Tata letak fasilitas adalah satu tahap dalam perencanaan
fasilitas yang bertujuan untuk mengembagkan suatu proses
produksi yang efisien dan efektif sehingga dapat tercapainya
suatu proses produksi dengan biaya yang paling ekonomis
(Herjanto, 2007).

6.Manajemen mutu
Manajemen mutu menyangkut metode-metode kuantitatif
untuk memperbaiki semua proses dalam perusahaan, dan
memperbaiki kemampuan perusahaan dalam memenuhi
kebutuhan pelanggan saat ini dan di masa datang (Herjanto,
2007).

7.Pemasaran
Pemasaran adalah suatu aktivitas yang bertujuan
mencapai sasaran perusahaan, dilakukan dengan cara
mengantisipasi kebutuhan pelanggan atau klien serta
mengarahkan aliran barang dan jasa yang memenuhi
kebutuhan pelanggan atau klien dari produsen (Canon,
2005).

8.Ketenagakerjaan
Ketenagakerjaan adalah segala hal yang berhubungan
dengan tenaga kerja pada waktu sebelum, selama, dan
sesudah masa kerja (Agusmidah, 2010).

II.4Definisi Limbah
Limbah merupakan buangan yang kehadirannya pada
suatu saat dan tempat tertentu tidak dikehendaki lingkungan
karena tidak memiliki nilai ekonomi. Limbah merupakan produk
sampingan yang dihasilkan dari suatu proses produksi baik
industri maupun domestik (rumah tangga), yang kehadirannya
pada suatu saat dan tempat tertentu tidak dikehendaki
6

lingkungan karena tidak memiliki nilai ekonomis. Bila ditinjau
secara kimiawi, limbah ini terdiri dari bahan kimia organik dan
anorganik (Kristanto, 2002). Ditingkatkannya pembangunan di
segala sektor industri maka akan menimbulkan efek samping
yang berupa limbah. Limbah tersebut terbagi menjadi 3 macam
yaitu limbah padat, limbah cair dan limbah gas (Agusnar,2008).
Limbah padat (solid waste) yaitu hasil buangan industri
berupa padatan lumpur, bubur yang berasal dari sisa-sisa
proses pengolahan. Selain itu dapat pula berupa bahan mentah
yang tidak lolos pada tahap penyortiran, yang karena cacat,
rusak, maupun kualitas bahannya yang rendah (Rachmawan,
2001). Pada prinsipnya limbah padat harus segera dibuang,
untuk mencegah timbulnya bau yang dapat menarik kedatangan
serangga dan hewan pengerat. Limbah padat harus
ditempatkan dalam ruangan yang terpisah dari ruang
pengolahan. Penanganan limbah padat adalah pembuangan
atau pemusnahan limbah (Pichtel, 2005).
Karakteristik limbah padat industri pulp dan kertas
sangat bervariasi, tergantung dari bahan baku dan produk yang
dihasilkan. Sumber limbah padat yang terbesar dan banyak
menimbulkan permasalahan berasal dari lumpur hasil
pengolahan air limbah. Lumpur yang dihasilkan dapat
dibedakan atas lumpur primer yang berasal dari pengolahan
fisika dan kimia. Dan lumpur sekunder yang berasal dari proses
biologi yang sifatnya lebih sulit dipekatkan dan dipress (Saidi,
2007). Limbah lumpur pada pulp pada umumnya sudah
mendapat perlakuan pemisahan air hingga mempunyai kadar
padatan sekitar 20 30 %. Limbah padat ini mengandung
bahan organik berserat yang bersifat mudah dibakar dan bahan
anorganik yang berasal dari bahan kimia yang ditambahkan
selama proses pembakaran dan menghasilkan abu sisa
pembakaran (Sinegar, 2005).

II.5Teknologi Pengolahan Limbah Padat
Teknologi pengolahan limbah pada dasarnya merupakan
upaya mengurangi volume, konsentrasi atau bahaya setelah
limbah keluar dari proses produksi, melalui proses fisika, kimia,
7

dan atau biologi. Berikut penjelasan masing-masing metode,
ialah (Ginting, 2002):

Pengolahan secara fisika
Pengolahan secara fisika merupakan metode pemisahan
sebagian dari beban pencamaran khususnya padatan
tersuspensi atau koloid dari limbah cair dengan
memanfaatkan gaya-gaya fisika. Proses pengolahan yang
termasuk pengolahan fisika antara lain pengolahan dengan
menggunakan screen, sieves, dan filter; pemisahan dengan
memanfaatkan gaya gravitasi (sedimentasi atau oil water
separator); serta flotasi, adsorpsi, dan stripping.(Siregar,
2005).

Pengolahan secara kimia
Pengolahan secara kimia merupakan metode
penghilangan atau konversi senyawa-senyawa polutan dalam
limbah cair dengan penambahan bahan-bahan kimia atau
reaksi kimia lainnya. Pengolahan air buangan secara kimia
biasanya dilakukan untuk menghilangkan partikel-partikel
yang tidak mudah mengendap (koloid), logam-logam berat,
senyawa fosfor, dan zat organik beracun; dengan
membubuhkan bahan kimia tertentu yang diperlukan
(Darmono, 2002).

Pengolahan secara biologi
Ditinjau dari segi lingkungan dimana berlangsung proses
penguraian secara biologi, proses ini dapat dibedakan
menjadi dua jenis yaitu proses aerob dan anaerob
(Arif,2012).
8

BAB III METODE PELAKSANAAN


III.1 Tempat dan Waktu Pelaksanaan
Praktek Kerja Lapang (PKL) ini akan dilaksanakan diPT.
Surya Pamenang Jl. Raya Kediri Kertoson km.7 Kota Kediri
Jawa Timur. Dilaksanakan selama satu bulan penuh sesuai hari
kerja dan jam yang ditentukan oleh PT. Surya Pamenang.
Pelaksanaan PKL dilaksanakan pada tanggal 15Januari sampai
14 Februari 2013.

III.2 Metode Pengumpulan Data dan Informasi
Metode pelaksanaan praktek kerja lapang di PT Surya
Pamenang Kediri dilakukan dengan mengikuti aktivitas sesuai
kondisi lapang. Bentuk kegiatan dan metode pengumpulan data
yang dilakukan selama pelaksanaan praktek kerja
lapangadalah:
1. Observasi
Melakukanobservasiataupengamatansecaralangsung yang
sebelumnyatelahdiberipenjelasanterlebihdahulumengenaiteo
ri-teori yang mendukungpelaksanaanobservasi yang
akandilakukan di PT Surya Pamenang.
2. Wawancara dan Diskusi
Wawancara dan diskusi dilaksanakan dengan cara
berkomunikasi langsung dengan pihak-pihak yang berkaitan
dengan kegiatan proses produksi untuk menunjang
perolehan data dan informasi di lapangan.
3. Dokumentasi
Pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mempelajari
dokumen yang erat hubungannya dengan perusahaan dan
kegiatan perusahaan. Selain itu, pengumpulan data juga
dilakukan dengan cara melakukan dokumentasi untuk hal-
hal yang berhubungan dengan pembuatan laporan PKL,
seperti dokumentasi mesin dan peralatan yang digunakan
PT Surya Pamenang berupa foto.
4. Studi Literatur
Studi literatur dilaksanakan dengan cara mempelajari
literatur seperti buku, jurnal dan lain-lain. Hal ini bertujuan
9

mengumpulkan informasi berupa teori-teori yang
mendukung data pengamatan yang diperoleh selama PKL.
5. Pengumpulan Data
Data yang dikumpulkan dari Pratek Kerja Lapang ini
meliputi:
a. Data Primer
Data Primer adalah data yang diperoleh secara langsung
dalam kegiatan perusahaan atau obyek yang diamati
untuk dianalisis lebih lanjut. Data tersebut adalah data
mengenai perusahaan.
b. Data Sekunder
Data Sekunder adalah data yang sudah diolah atau data
yang diperoleh dari sumber lain yang selanjutnya
digunakan sebagai pendukung dan pelengkap dalam
laporan. Datatersebut adalah data dari literatur yang
berhubungan dengan kegiatan Praktek Kerja Lapang.

III.3 Materi Kegiatan
Selama pelaksanaan Praktek Kerja Lapang, materi yang
dipelajari meliputi beberapa bagian yaitu:
a. TugasUmum:
Mengetahui dan mempelajari mengenai manajemen industri
di PT Surya Pamenang, yang meliputi:
a. Sejarah dan Latar Belakang Perusahaan
b. Struktur Organisasi perusahaan dan Ketenagakerjaan
c. Lokasi Perusahaan
d. Tata Letak Fasilitas
e. Proses Produksi
f. Mesin dan Peralatan roduksi
g. Pengendalian mutu
h. Utility
i. Pengolahan limbah
j. Pemasaran

b. TugasKhusus:
Materi kegiatan secara khusus yaitu mempelajari
proses pengolahan limbah padatpada pengolahan kertas di
PT Surya Pamenang Kediri.
10

III.4 Jadwal Kegiatan
Jadwal alokasi kegiatan praktek kerja lapang yang dilaksanakan di PT Surya Pamenangdapat
dilihat pada Tabel III.1.
Tabel III.1. Alokasi Waktu Perencanaan Praktek Kerja Lapang
No Nama
Pelaksanaan Bulan/Minggu ke-
September
2012
Oktober
2012
November
2012
Desember
2012
Januari
2013
February
2013
Maret
2013
April
2013
Mei
2013
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1
Penulisan dan
Konsultasi
Proposal
2
Seminar dan
Perbaikan
Proposal
3
Pengumpulan
data Tugas
Umum
(Manjemen
Industri)
4
Pengumpulan
data Tugas
Kusus
(Pengolahan
limbah padat)
5
Pembuatan
Laporan dan
Konsultasi
6 Ujian
7
Revisi Laporan
11

BAB IV TUGAS UMUM



IV.1 Keadaan Umum Perusahaan
IV.1.1 Sejarah Perusahaan
PT. Surya Pamenang didirikan pada tahun 1990
berdasarkan akta notaris No. 47/1990 sebagai anak dari
perusahaan PT. Gudang Garam Tbk yang memproduksi kertas
antara lain dengan jenis : ICB / Ivory Coated Board (kertas
karton pembungkus rokok), kertas duplex, Liquid Packaging
Board (kertas pembungkus cairan). Peralatan yang digunakan
menggunakan teknologi komputasi dengan keakuratan
pengukuran mencapai 96 98 %.
Alasan didirikanya perusahaan ini adalah untuk memasok
kebutuhan kertas karton pembungkus rokok di PT. Gudang
Garam Tbk dan untuk memenuhi market demand terhadap
kertas, baik untuk skala nasional maupun internasional. Pabrik
ini memulai produksi kertas pertama kali pada tanggal 8 April
1993, sehingga tanggal ini digunakan sebagai tanggal berdirinya
PT. Surya Pamenang.
Pada awalnya PT. Surya Pamenang memproduksi kertas
Folding Board dan pada awal Februari 1994 ketika Asia Pasific
Papermarket mengunjungi pabrik ini, produksinya telah
mencapai kapasitas antara 400 500 ton / hari. Pada bulan
Agustus 1997 jenis kertas yang diproduksi oleh PT. Surya
Pamenang adalah jenis ICB (Invory Coated Board), dimana
kertas ini memiliki lapisan halus pada salah satu sisinya saja.
Kertas ini digunakan sebagai pembungkus atau kemasan
produk terutama rokok, yang terdiri dari 3 bagian (3 ply) yaitu
bagian top, middle dan bottomply dengan grammatur berkisar
antara 180 400 gsm yang bentuknya dapat berupa roll atau
lembaran dalam ukuran A3 dan A4. Pada saat itu (1997) proses
produksi di PT. Surya Pamenang sudah mencapai 135.000 ton,
dan saat ini kapasitas produksi perusahaan telah mencapai
150.000 ton, dengan kapasitas produksi per harinya mencapai
500 500 ton, dimana produk tersebut di pasarkan baik di
dalam maupun di luar negeri.
12

PT Surya Pamenang saat ini mempekerjakan lebih dari
1000 personil dan menempati area seluas 40 hektar di kota
Kediri, Jawa Timur. Dengan kapasitas produksi sebesar
150.000 ton per tahun, didukung oleh sumber daya manusia
yang dipilih dan keadaan teknologi yang maju, Perseroan juga
diatur untuk menawarkan produk kelas dunia karton. Moto
perusahaan ini adalag "A Total Commitment to Quality" telah
jelas tercermin dalam upaya inibertujuan untuk meningkatkan
kualitas produk baik di dalam dan keluar negeri. Sejalan dengan
kesadaran lingkungan internasional dan dengan pandangan
jangka panjang ke masa depan, perusahaan berkomitmen untuk
membuat kebijakan lingkungan hidup yang selaras dan aman
bagi lingkungan sekitar. Sementara itu, setiap kali timbul
kebutuhan, perusahaan akan terus berinvestasi dalam teknologi
dan fasilitas terbaru, dalam rangka untuk memenuhi kebutuhan
pelanggan dengan kualitas produk tertinggi dan layanan yang
tersedia dalam industri.

IV.2 Manajemen Sumber Daya Manusia
A.Struktur Organisasi
Wewenang yang berlaku di PT. Surya menurut struktur
organisasinya ada pada pimpinan tertinggi yaitu dewan
komisaris yang memberi mandat kepada direksi, kemudian
turun ke bawah secara garis lurus sehingga dalam setiap
kelompok hanya ada satu kepala bagian. Bentuk struktur
organisasi yang ada di PT. Surya Pamenang adalah garis dan
staf sehingga pelimpahan wewenang dalam organisasi ini
berlangsung secara vertikal dari seorang atasan pimpinan
hingga pimpinan dibawahnya. Untuk membantu kelancaran
dalam mengelola organisasi tersebut seorang pimpinan
mendapat bantuan dari para staf dibawahnya. Tugas para staf
disini adalah untuk membantu memberikan pemikiran nasehat
atau saran saran, data, informasi dan pelayanan kepada
pimpinan sebagai bahan pertimbangan untuk menetapkan suatu
keputusan atau kebijaksanaan.Struktur organisasi pada PT.
Surya pamenang dapat dilihat pada Lampiran 1.
Organisasi adalah bentuk perserikatan yang terdiri dari
manusia-manusia yang bekerja sama untuk mencapai suatu
13

tujuan bersama. Organisasi dapat diartikan sebagai bagan atau
struktur yang merupakan gambaran secara skematis tentang
hubungan-hubungan dan kerjasama dari orang-orang yang
terdapat dalam organisasi dalam rangka usaha mencapai suatu
tujuan (Hasibuan, 2003).

B.Klasifikasi Tenaga Kerja
Jumlah tenaga kerja PT. Surya Pamenang yang tercatat
sampai tahun 2011 adalah sekitar 941 orang, dimana rinciannya
dapat dilihat pada Tabel IV.2.

Tabel IV.2. Jumlah tenaga kerja PT. Surya Pamenang
No Posisi Jumlah
1.
2.
3.
4.
5.
6.
MIS - IA
Departemen Umum
Departemen Keuangan
Departemen Produksi
Departemen Pemasaran
Deparemen Pengadaan
6
242
30
630
24
15
Jumlah 941
Sumber PT. Surya Pamenang (2011).

Karyawan PT. Surya Pamenang dapat diklasifikasikan
sebagai berikut ;
A. Berdasarkan upah dan gaji yang diterima bulanan;
1. Karyawan Bulanan
Dimana karyawan bulanan adalah karyawan yang gaji
kerjanya dibayar setiap satu bulan sekali dan biasanya
diberikan pada hari terakir bulan tersebut.
2. Karyawan Harian
Dimana karyawan harian adalah karyawan yang upah
kerjanya dibayarkan satu minggu sekali setiap hari
jumat.

B. Berdasarkan tingkat pendidikan
Klasifikasi pekerja ditinjau dari tingkat pendidikanya mulai
dari Sekolah Dasarsampai S-2 dapat dilihat pada Tabel IV.3.
14

Tabel IV.3. Klasifikasi pekerja berdasarkan tingkat pendidikan
No Pendidikan Jumlah
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8
SD
SLTP
SMU
SMK
D-1
D-3
S-1
S-2
80
158
176
361
1
41
117
2
Jumlah 941
Sumber PT. Surya Pamenang (2011).

C. Berdasarkan Jenis Kelamin Pekerja
Klasifikasi pekerja berdasarkan jenis kelamin baik laki
laki maupun perempuan dapat dilihat pada Tabel IV.4

Tabel IV.4. Klasifikasi pekerja berdasarkan jenis kelamin
No Jenis Kelamin Jumlah
1.
2.
Laki - laki
Perempuan
880
56
Jumlah 941
Sumber PT. Surya Pamenang (2011).

D. Berdasarkan Usia
Klasifikasi pekerja berdasarkan usianya yaitu mulai dari
usia 18 55 tahun ke atas dapat dilihat pada Tabel IV.5
Tabel IV.5. Klasifikasi pekerja berdasarkan usia
No Usia Jumlah
1.
2.
3.
4.
5.
18 - 25
26 - 35
36 - 45
46 55
>55
6
242
30
630
24
Jumlah 941
Sumber PT. Surya Pamenang (2011).
15

C. Jam Kerja
Pembagian jam kerja di PT. Surya Pamenang
berdasarkan status karyawan diklasifikasikan menjadi dua, yaitu
karyawan shift dan karyawan non shift yang dilaksanakan
sebagai berikut :

A. Karyawan non shift
Waktu kerja non-shift adalah waktu kerja normal setiap hari
atau per minggu yang diperuntukkan bagi tenaga kerja yang
bekerja di kantor untuk urusan administrasi, kepala departemen
dan supervisor utylity dan produksi (Stock preparation, wet end
chemical preparation, board mechine, coating chemical
preparation) dan tenaga kerja bagian bengkel. Di PT. Surya
Pamenang waktu yang berlaku adalah 6 hari kerja dengan jam
kerja 8 jam per hari dan waktu istirahat 1 jam. Pembagian jam
kerja non-shift dapat dilihat pada Tabel IV.6.

Tabel IV.6. Pembagian Jam Kerja Tenaga Kerja Non-shift
Hari Jam Kerja Istirahat
Senin-Jumat 08.00-16.00 WIB 12.00-13.00 WIB
Sabtu 08.00-13.00 WIB -
Hari minggu dan hari nasional libur.
Sumber PT. Surya Pamenang (2012).

B. Karyawan shift
Waktu kerja shift adalah waktu kerja bergilir yang
diperuntukkan bagi pekerjaan yang melakukan pelayanan terus-
menerus selama 2x12 jam. Waktu kerja shift pada PT. Surya
Pamenang berlaku untuk bagian proses produksi (Stock
preparation, wet end chemical preparation, board mechine,
coating chemical preparation), security, utility dan laboratorium.
Setiap hari terdapat tiga shift. Masing-masing shift terdiri dari 8
jam kerja. Dengandiadakannya pembagian shift ini, maka
karyawan dapat mendapatkan jadwal secara bergantian dan
mendapatkan jumlah hari libur yang samaPembagian shift
dalam satu hari dapat dilihat pada Tabel IV.7

16

Tabel IV.7.Pembagian Jadwal Kerja Shift
Shift Jam kerja
Shift 1 07.00-15.00 WIB
Shift 2 15.00-23.00 WIB
Shift 3 23.00-07.00 WIB
Sumber PT. Surya Pamenang (2012).
Dalam waktu kerja seminggu karyawan berhak memperoleh
cuti atau libur mingguan selama sehari, disamping itu karyawan
juga memiliki hak cuti tahunan sedikitnya 12 hari.

D. Kesejahteraan dan Jaminan Sosial
PT. Surya Pamenang menyadari bahwa tenaga kerja
merupakan salah satu faktor penting dalam proses produksi.
Faktor tenaga kerja terkadang dapat menimbulkan gejolak yang
mengakibatkan terganggunya proses produksi. Oleh karena itu
Untuk menunjang kinerja dan menjaga etos kerja karyawan, PT.
Surya Pamenang memberikan beberapa hal yang berhubungan
dengan peningkatan kesejahteraan, produktivitas dan
keselamatan tenaga kerja yang bekerja di perusahaan,
diantaranya:
1. Penyusunan Kesepakatan Kerja Bersama (KKB) yang berisi
aturan aturan yang harus dipatuhi oleh karyawan maupun
perusahaan. KKB yang dimiliki PT. Surya Pamenang
merupakan keputusan Kakanwil Depnaker Provinsi Jawa
Timur No. Kep. 1229/F/W.12/1996 yang berisi tentang
kesepakatan kerjasama antara PT. Surya Pamenang.
Kesepakatan ini dibuat pada tanggal 19 Oktober 1993
dengan nomor SK. KCP-002/ORG/X/1993.
2. Menyediakan fasilitas fasilitas yang memadai guna
meningkatkan kesejahteraan karyawan. Fasilitas fasilitas
tersebut antara lain ;
a. Koperasi karyawan
b. Poliklinik
c. Pakaian kerja dan perlengkapan kerja
3. Fasilitas Jaminan Sosial yang didasarkan pada Peraturan
Pemerintah Nomor 33 tahun 1997, dimana seluruh karyawan
wajib diikutsertakan dalam Program Jaminan Sosial Tenaga
17

Kerja (Jamsostek). Untuk program Jamsostek PT. Surya
Pamenang bekerjasama dengan PT. ASTEK dan mengikut
sertakan karyawanya dalam program ;
Jaminan Keselamatan Kerja (JKK)
Jaminan Kematian (JK)
Jaminan Hari Tua (JHT)
Selain itu PT. Surya Pamenang juga bekerjasama dengan
PT. ASKES dalam melaksanakan Program Jaminan
Pemeliharaan Kesehatan (JPK). Dalam usaha menciptakan
rasa kekeluargaan diantara karyawan, PT. Surya Pamenang
mengadakan suatu organisasi yang dinamakan Organisasi
Kerja Karyawan (OKK), Kegiatanya meliputi :
Pembinaan olahraga, seperti bola voli, bulutangkis, body
language dan sepak bola
Pembinaan kesenian berupa Orkes Irama Melayu
Pamenang (OMIRPA), grup band dan campursari
Silaturahim hari raya besar keagamaan dan sebagainya.

E. Keselamatan Kerja
Dalam mengusahakan keselamatan kerja PT. Surya
Pamenang membentuk suatu komisi keselamatan kerja yang
terdiri dari satpam, karawan, bidang produksi dan bagian yang
terkait. Komisi ini bertugas untuk mempelajari sebab sebab
kecelakaan dan cara penanggulanganya serta membuata
rekomendasi. Adapaun usaha peningkatan keselamatan kerja
yang dilakukan antara lain:
1. Penyediaan perlengkapan penanggulangan bahaya yang
terjadi
2. Peningkatan kemampuan dalam hal menguasai peralatan
maupun fasilitas yang berbahaya
3. Penyediaaan perlindungan mekanik, misalnya memberi
perlengkapan pengaman kerja pada karyawan yang bekerja
pada bagian yang berbahaya
4. Mengisolasi tempat yang berbahaya dan memasang tanda
peringatan.
5. Adanya larangan merokok di lingkungan kerja terutama pada
bagian finishing
18

6. Pengaturan kerja
7. Menghindari timbulnya kesalahan penggunaan peralatan
8. Memasang alat pemadam kebakaran pada tempat tempat
tertentu dan melatih cara cara pemadaman kebakaran
secara berkala bagi anggota satpam dan pekerja
Semua karyawan dituntut untuk bertanggung jawab atas
keselamatan dir sendiri masing masing, oleh karena itu
larangan larangan bagi karyawan harus dipatuhi antara lain :
1. Lengah atau tertidur saat jam kerja
2. Mabuk, madat, memakai obat bius atau narkotika pada saat
jam kerja
3. Merokok diruangan yang mudah terbakar, misalnya di tempat
penampungan ruangan yang mudah terbakar, bahan kimia
yang mudah meledak dan tempat penyimpanan kertas.

F. Pemutusan Hubungan Kerja
Pemutusan hubungan kerja (PHK) yang berlaku pada
PT. Surya Pamenag antara lain:
a. Pemutusan hubungan kerja karena kesalahan berat, sesuai
dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku
b. Pemutusan hubungan kerja karena pekerja mengundurkan
diri atas kemauan diri sendiri.
c. Pemutusan hubungan kerja karena mangkir 5 hari berturut-
turut, yang dikualifikasikan mengundurkan diri.

IV.3 Lokasi Perusahaan
Denah lokasi PT. Surya Pamenang dapat dilihat pada
lampiran 2
Dimana batas lokasi perusahaan yaitu pada bagian utara
berbatasan dengan ladang penduduk, bagian timur berbatasan
dengan PT. Surya Zig Zag, bagian selatan berbatasan dengan
jalan raya Kediri Surabaya dan bagian barat berbatasan
dengan Sungai Brantas.
PT. Surya Pamenang terletak di Desa Ngebak,
Kecamatan Gampengrejo, Kabupaten Kediri. Tepatnya di Jl.
Raya Kediri Kertoson km.7 Kota Kediri Provinsi Jawa Timur.
19

Pemilihan lokasi ini didasarkan atas pertimbangan
pertimbangan sebagai berikut :
1. Peninjauan dari segi AMDAL (Analisa Mengenai Dampak
Lingkungan) yang menyarankan agar letak pabrik jauh dari
pemukiman penduduk, tetapi tetap strategis dan dapat
dicapai dengan mudah dari pusat kota.
2. Disesuaikan dengan letak induk usaha yaitu PT. Gudang
Garam Tbk yang berlokasi di Kediri dengan tujuan untuk
mempermudah pengiriman barang yang diperlukan di PT.
Gudang Garam Tbk.
3. Kemudahan dalam hal transportasi karena letaknya yang
berada pada jalur lintas Surabaya - Kediri. Hal ini dapat
mendukung perusahaan dalam kegiatan pemasokan bahan
baku dan proses distribusi produk ke pabrik pengolahan
selanjutnya.
4. Berdekatan dengan sumber sungai brantas dimana air dari
sungai ini mampu mendukung proses produksi maupun
kegiatan masyarakat sekitar. Bagi industri kelapa kertas, air
merupakan kebutuhan utama pabrik yang digunakan sebagai
pengolah pulp, pembangkit listrik dan penghasil uap dalam
mendukung kegiatan operasional pabrik. Selain sebagai
kebutuhan utama, air juga dibutuhkan untuk menunjang
proses sanitasi pabrik.
5. Apabila dilihat dari sumber daya manusia disekitar pabrik,
lokasi tersebut kurang menyediakan SDM yang
berkeahliantinggi. Oleh karena itu perusahaan tidak hanya
menerima tenaga kerja yang berada disekitar lokasi pabrik
melainkan menerima tenaga kerja dari beberapa daerah
yang mempunyai skill yang dibutuhkan perusahaan.

PT. Surya Pamenang menduduki area yang luasnya
sekitar 40 hektar. Area ini dibagi menjadi dua kompleks yaitu :
1. Kompleks perkantoran berada di utara pabrik, dimana
letaknya berada cukup jauh dari tempat produksi, sehingga
tidak mengganggu antara proses administrasi dan produksi.
2. Kompleks pabrik, dimana dalam area ini t.idak hanya berisi
tempat produksi saja, namun juga berisi tempat pendukung
20

lain seperti storage, warehouse, bengkel, laboratorium, unit
pengolahan limbah dan sebagainya.

IV.4 Tata Letak Fasilitas
Dilihat dari tata letak fasilitasnya 3 PT. Surya Pamenang
menggunakan tata letak dengan tipe hybride Layout, dapat
dilihat pada Lampiran 3. Dimana tipe proses ini memiliki
kelebihan kelebihan sebagai berikut :
1. Total investasi mesin dan peralatan produksi relatif lebih
rendah.
2. Fleksibilitas tenaga kerja dan fasilitas produksi besar dan
mampumengerjakan berbagai jenis produk.
3. Pengendalian dan pengawasan akan lebih mudah
terutamauntuk pekerjaan yang sukar dan membutuhkan
ketelitian tinggikarena terpusat atau terbagi dalam beberapa
titik kritis yang dapat diidentifikasi.
4. Work-in process jarang terjadi karena lintasan produksi
sudahdiseimbangkan sehingga hampir tidak ada
bahan/produk yang idle.
5. Tiap workstation memerlukan luas area yang tidak terlalu
besar.
Hybride Layout adalah sekumpulan mesin atau peralatan
produksi yang tidak sama jenis dan fungsinya yang diatur dalam
satu work center atau sel yang mengerjakan produk produk
yang mempunyai bentuk dan kebutuhan proses yang sama.
Secara umum hybride layout adalah gabungan dari process
layout dan product layout (Mariskasukma, 2008).

IV.5 Proses Produksi
IV.5.1 Jenis Proses Produksi
Jenis produksi yang digunakan oleh PT. Surya Pamenang
adalah continue, dimana proses produksi yang digunakan
secara terus menerus dan berurutan mulai dari bahan baku
sampai bahan jadi. Dalam proses produksi, baik bahan ketika
dalam bentuk pulp maupun ketika sudah menjadi kertas, dimana
ada bagian yang dibuang atau tidak terpakai dapat diolah lagi
dari awal, sbagai contoh pulp dari sisa penyaringan air, kertas
pada pemotongan kertas yang tidak dipakai dan sebagainya.
21

Tipe produksinya adalah batch dengan menerima produksi
sesuai dengan pesanan / permintaan (job order).
Produksi ini dibuat sesuai dengan permintaan dari PT.
Gudang Garam Tbk selaku perusahaan induk dan untuk
memenuhi permintaan dari perusahaan dalam dan luar negeri
lain sesuai spesifikasi dan kapasitas yang diminta oleh
perusahaan lain selaku konsumen.
Produksi continue adalah suatu metode proses produksi di
mana proses berlangsung secara terus menerus tanpa terhenti.
Proses produksi continue adalah kebalikan dari proses produksi
partaian. Bila dibandingkan dengan proses produksi secara
kelompok, proses produksi secara kontinu bersifat lebih efisien
karena waktu jeda yang terdapat pada proses produksi partaian
dapat dihindari. Kelemahan yang dimiliki proses produksi secara
kontinu adalah sifat alatnya yang tidak dapat dimodifikasi.
(Nasution,2003).

IV.5.2 Bahan Baku
Saat ini PT. Surya Pamenang hanya memproduksi jenis
kertas ivory saja. Kertas ivory ini memiliki tiga lapisan utama
yaitu top, middle dan bottom ply. Top dan bottom merupakan
lapisan yang berada di tepi dan dapat dilihat oleh konsumen,
lapisan bottom adalah lapisan yang digunakan untuk bagian
printing, meski sekarang banyak juga konsumen yang
menggunakan lapisan top untuk di printing. Oleh karenanya
lapisan top dan bottom ini dipilih dari bahan bahan yang
berkualitas tinggi. Sedangkan middle ply dipilih dari bahan yang
lebih murah dengan tujuan untuk mengurangi biaya bahan baku,
tetapi tetap memberikan kualitas yang terbaik.
Bahan baku utama yang digunakan dalam pembuatan
kertas pada PT. Surya Pamenang menggunakan 4 jenis
pulpyaitu pulp jenis NBKP (Needle Bleached Kraft Pulp), LBKP
(Lead Bleached Kraft Pulp), CTMP (Chemical Thermal
Mechanical Pulp) dan OCC (Old Corded Carton). NBKP adalah
jenis pulp yang berasal dari kayu dengan jenis daun yang
menjarum sedangkan LBKP adalah jenus pulp yang berasal dari
kayu dengan jenis daun tidak menjarum. Dua jenis pulp ini
termasuk merupakan jenis pulp yang paling baik dibandingkan
22

dengan kedua pulp lainya. Jenis pulp ini digunakan pada lapisan
top dan bottom. CTMP adalah jenis pulp yang berasal dari
proses mekanis dimana kualitasnya dibawah LBKP dan NBKP
dan digunakan sebagai lapisan middleyaitu bagian tengah
kertas. OCC adalah jenis pulp yang berasal dari kertas broke
yaitu keras yang berasal dari sisa atau hasil produksi yang
mempunyai mutu lebih rendah dari standart, jenis pulp ini
digunakan untuk campuran CTMP sebagai lapisan kertas
middle. Pada PT. Surya Pamenang bahan baku pupl yang
digunakan semua diimpor dari Canada, karena kembali pada
motto perusahaan yaitu Total Comitment To Quality, pulp yang
berasal dari Canada memiliki kualitas lebih bagus untuk kertas
yang akan diproduksi.
Bahan baku pendukung lain yang digunakan adalah
bahan kimia baik untuk campuran pulp (Wet end Chemical
Preparation) maupun untik proses pengcoatingan (Coating
Chemical Preparation) pada board machine, dimana bahan
kimia ini digunakan untuk campuran kertas agar menghasilkan
kualitas yang baik. Bahan baku tersebut diantaranya adalah
AKD (Alkyl Ketene Dimer), Cationic Starh, Biocide, Antifoam,
PAC(Poly Aluminium Chloride), Calcium Carbonat, Clay,
Natrium Hidroxida, Poly Ethilene Amine, Coloidal Silica dan
sebagainya. Bahan baku pendukung ini diperoleh dari supplier
bahan kimia lokal yang telah bekerjasama dengan PT. Surya
Pamenang.

IV.5.3 Mesin dan Peralatan Produksi
Berdasarkan segi operasi pembuatan kertas di PT. Surya
Pamenang semua kegiatan produksi dikontrol dan dijalankan
dengan menggunakan sistem otomatis, dimana pada sistem
otomatis ini semua mesin dikontrol sepenuhnya oleh komputer
tanpa adanya campur tangan langsung dari operator pada
mesin tersebut. Adapun jenis peralatan yang digunakan untuk
pembuatan kertas pada PT. Surya Pamenang dapat dilihat pada
lampiran 3.
Mesin yang dikontrol dengan sistem otomatis memberikan
kelebihan yang lebih efisien dalam pengoperasian suatu mesin,
karena dengan sistem ini perusahaan tidak memerlukan banyak
23

operator dalam pengoperasianya. Namun kelemahan dari
sistem ini adalah biaya operasi yang lebih besar dibandingkan
dengan penggunaan mesin secara manual maupun semi
manual (Wright, 2005).
PT. Surya Pamenang menerapkan manajemen
perawatan terhadap mesin dan peralatan agar mampu bekerja
dengan baik guna memperlancar proses produksi. Manajemen
perawatan berfungsi untuk menjaga mesin agar selalu bekerja
secara optimal, untuk memperpanjang umur mesin dan
peralatan, dan menghindari kerusakan. Maintenance dilakukan
oleh bagian mesin atau bengkel.
Manajemen perawatan yang diterapkan oleh PT. Surya
Pamenang ada dua. Yaitu :
1. Plain maintenance (preventif)
Plain maintenance (preventif) adalah perawatan yang
dilakukan pada mesin-mesin produksi secara periodik dan
terjadwal. Rencana perawatan dibuat berdasarkan waktu
tahunan dan bulanan. Pelaksanaan perawatan preventif sesuai
dengan jadwal yang ditentukan.
2. Unplain maintenance (breakdown)
Unplain maintenance (breakdown) adalah perawatan yang
dilakukan pada mesin-mesin akibat adanya kerusakan atau
kecelakaan. Perawatan jenis ini tidak terjadwal dan cenderung
bertujuan untuk perbaikan. Jika terjadi kerusakan atau
kecelakaan, maka pihak maintenance bertugas melakukan
perbaikan pada saat itu juga.

IV.5.4 Proses Pengolahan Kertas
Proses pembuatan kertas pada PT. Surya Pamenang
dapat dibagi menjadi tiga bagian pokok. Bagian bagian
tersebut secara berurutan adalah sebagai berikut :
Stock Preparation
Board Machine
Finishing / Converting
Untuk memperoleh kertas invory dengan mutu yang baik,
selain tiga bagian diatas,ada dua bagian penunjang yang
24

membantu proses pembuatan kertas pada PT. Surya
Pamenang. Dua unit penunjang tersebut antara lain adalah :
Unit Wet End Chemical Preparation
Unit Coating Chemical Preparation
Semua unit yang ada pada proses produksi kertas di PT.
Surya Pamenang dapat digambarkan dalam diagram blok
proses pada Gambar IV.1
Utility
Unit Wet End Chemical
Stock Preparation Unit Stock Preparation Unit Board Machine
Unit Coating Chemical
Preparation
Unit Finishing
Hot Water
Bahan Kimia
Uap Panas
Bertekanan
Bahan Kimia
Broke
Broke

Gambar IV.1. Unit pembuatan kertas

A.Stock Preparation
Bagian ini adalah bagian pengadaan bahan baku ataupun
broke dari gudng bahan baku untuk kemudian dibawa ke pulper
dan diolah menjadi buburan. Pada proses ini terdapat aliran
proses yang berbeda pada masing masing jenis pulp. Hal ini
dikarenakan beda kualitas dan penggunaan masing masing
pulp. Proses pembuatan pulp untuk bahan baku NBKP dan
LBKP (sebagai bahan baku top dan bottom ply) dipisahkan dari
proses untuk CTMP dan OCC (sebagai bahan baku untuk
middle ply).
Pengolahan di unit Stock Preparation memiliki tujuan
sebagai berikut:
25

Mengatur penyediaan masing masing pulp yang ada agar
selalu dalam kondisi siap pakai
Untuk mengatur perbandingan jenis jenis pulp yang
dicampurkan sebelum dikirimkan ke board machine.
Perbandingan telah ditentukan oleh bagian board machine
untuk memperoleh kertas dengan kualitas tertentu yang
sesuai dengan grammatur kertas.
Secara umum proses yang terjadi pada Stock Preparation
adalah sebagai berikut:

1. Proses Loading
Bahan baku diambil dari gudang pulp kering. Pulp
tersebut diletakkan diatas conveyor dengan menggunkan
forklift dan conveyor akan membawa pulp tersebut ke pulper.
Conveyor tersebut bekerja dengan pengaturan yang otomatis
diruang kontrol.

2. Proses Pulping
Pulp kering yang dibawa conveyor akan dijatuhka secara
langsung ke dalam pulper. Proses ini adalah untuk membuat
pulp menjadi buburan dengan consistency tertentu sesuai
dengan consistensy yang telah ditetapkan. Pulper
merupakan tangki yang dilengkapi dengan agitator untuk
mengaduk buburan

3. Proses Cleaning
Buburan yang diperoleh dari pulper cenderung masih
kotor. Buburan tersebut masih banyak mengandung pasir
ataupun pengotor pengotor lainya seperti kerikil. Oleh
karena itu buburan pulp tersebutharus dibersihkan dengan
menggunakan alat High Dencety Cleaner yang memisahkan
kotoran berdasarkan densitas, dimana kotoran yang
mempunyai densitas tinggi akan terendapkan dan
dikeluarkan lewat bagian bawah alat tersebut.

4. Proses Deflaking
Proses ini adalah proses untuk menguraikan serat pulp
pada buburan pulp yang masih berupa gumpalan ataupun
26

flock agar didapatkan campuran buburan yang semakin baik,
yaitu buburan pulp yang homogeny.

5. Proses Refining
Alat ini berfungsi untuk menghaluskan buburan pulp.
Standart kehalusan buburan pulp dinyatakan dalam freenes
atau CFS (Canadian Standart Freenes).

6. Proses Blending
Proses ini adalah proses pencampuran pulp yang
berlainan jenis, dengan perbandingan yang telah ditentukan
berdasarkan grammatur kertas yang hendak diproduksi.
Pencampuran jenis pulp yang sejenis diantaranya adalah
LBKP dan NBKP sebagai bahan untuk bagian top atau
bottom ply antara CTMP dengan OCC untuk bagian middle
ply.

a. Proses Pembuatan Bubur NBKP dan LBKP
Proses pembuatan bubur NBKP dan LBKP dimulai
dengan memsukkan bahan pulp kering jenis ini ke dalam
pulper menggunakan conveyor pulp disertai dengan proses
pengadukan dan penmbahan air. Consistency pulp diatur
5%, bubur dalam pulper ini kemudian dipompa kebagian
dump chest. Dump chest hanya berfungsi sebagai
penampungan sementara sebelum dilakukan proses lebih
lanjut. Kemudian buburan dari dump chest dialairkan pada
HDC (High Dencity Cleaner).
Pada HDC ini dilakukan proses cleaning, untuk
menghilangkan pengotor seperti pasir atau kerikil yang
terbawa oleh buburan pulp. HDC ini bekerja sebagai densitas
lebih besar dari pulp sehingga pengotor akan jatuh kebawah,
sedangkan pulp akan masuk kealiran yang menuju deflaker.
Pada deflaker bubur pulp yang menggumpal akan diuraikan
menjadi serat serat yang homogen dan menjadikan kertas
yang dihasilkan memiliki serat yang merata. Dari deflaker
bubur pulp kemudian dialirkan ke refiner chest, tetapi ada
sebagian yang di recycle pada dump chest. Dari refiner bubur
pulp dialirkan ke tower refiner chestkemudian dialirkan ke
27

cutting refiner yang berfungsi untuk memotong serat yang
pendek. Kemudian dialirkan kebagian top dan blend chest
dan dicampur antara LBKP dan NBKP dengan perbandingan
tertentu dan sisanya (bagian yang ikut terbuang dengan air)
diolah kembali.
Untuk lebih jelasnya, proses pembuatan bubur LBKP
dan NBKP dapat dilihat pada Lampiran 4.

b. Proses Pembuatan Bubur CTMP
Pada dasarnya pembuatan CTMP hampir sama dengan
pembuatan bubur NBKP dan LBKP, dimana pulper masuk
pada Dump Chest, dengan menggunakan pompa, pulp
dialirkan pada HDC. Pada proses CTMP ini HDC yang
digunakan ada tiga buah dengan pemasangan pararel
karena kotoran yang berasal dari pulp CTMP lebih banyak.
Kemudian dialirkan pada deflaker dimana hasil reject dari
HDC dan deflaker ini diolah lagi di dump chest. Dari deflaker
buburan pulp ini dialirkan pada refiner stock chest kemudian
buburan pulp tersebut dialirkan pada refiner chest. Terdapat
dua buah refiner yang dipasang secara seri untuk
pengolahan bubur CTMP tersebut. Dari refiner ini bubur pulp
dialirkan sebagian ke middle chest untuk dicampur dengan
pulp OCC dengan perbandingan tertentu yang ditetapkan.
Untuk lebih jelasnya, pembuatan bubur CTMP dapat
dilihat pada Lampiran 5.

c. Proses Pembuatan Bubur OCC
OCC (Old Corded Pulp) adalah bahan yang berasal
dari broke. Umpan dari broke ini berasal dari kertas kertas
ivory yang sudah jadi , tetapi mempunyai kualitas kertas di
bawah standart dan juga berasal dari proses rewinding yaitu
sisa potongan kertas dari proses pemotongan pada finishing.
Kertas kertas tersebut dimasukkan pulper dengan
menggunkan conveyor belt. Broke kering masuk dalam
pulper yang dilengkapi dengan pengadukan dan
penambahan air agar berbentuk buburan yang semuanya di
ataur diruang kontrol dengan sistem komputerisasi.
Consistency pulp di pulper diatur pada 5%. Setelah itu,
28

prosesnya sama seperti pada pembuatan bubur LBKP dan
NBKP, dimana dari deflakerbuburan broke di alirkan ke
middle blend chest untuk dilakukan pencampuran dengan
buburan CTMP.
Untuk lebih jelasnya, proses pembuatan bubur OCC
dapat dilihat pada Lampiran 6.

B.Wet End Chemical Preparation
Unit wet end chemical preparation merupakan unit tempat
proses penambahan bahan bahan kimia, pada tempat ini
buburan yang telah ditambah bahan kimia masuk pada board
machine. Penambahan bahan kimia dilakukan karena Board
Machine merupakan proses yang sangat penting dalam
pembentukan karakteristik kertas, sehingga penambahan bahan
penunjang dari unit ini harus dilakukan agar didapatkan karakter
kertas sesuai dengan apa yang diharapkan. Secara garis besar
proses pada wet end chemical preparation dapat dilihat pada
Lampiran 8.
Bahan bahan kimia yang ditambahkan pada unit Wet
End Chemical Preparation ini memiliki pengaruh langsung pada
kualitas lembaran kertas sehingga digunakan zat zat tertentu
agar didapatkan kertas dengan kualitas yang baik. Zat zat
yang digunakan antara lain:

1) AKD (Alkyl Kethene Dimer)
AKD berfungsi untuk mengontrol penetrasi cairan
kedalam kertas, yang perlu dikontrol adalah kemampuanya
untuk menyerap air dalam lapisan bottom dimana lapisan ini
digunakan sebagai lapisan printing. Standar menyerap air
adalah 35 g/m
2
(artinya kemampuan kertas menyerap air
adalah 35 gram untuk tiap m
2
kertas dalam 60 detik) berlaku
untuk bottom ply, sedangkan untuk middle ply dan top ply
lebih besar. Pompa untuk memindahkan AKD adalah dosing
dump. Sebelum ditambahkan pada lapisan lapisan kertas,
AKD dari AKD storage disaring dengan screen. Hal yang
diatur dalam penambahan AKD adalah laju air saja. AKD
merupakan bahan yang sensitif teradap air, jika AKD
bereaksi dengan air, maka proses sizing tidak akan terjadi.
29

2) Cationic Starch
Cationic Starchadalah tepung yang berasal dari umbi
umbian. Macam macam Cationic Starchberasal dari
tapioka, jagung, kentang dan gandum. Fungsi dari Cationic
Starch adalah sebagai perekat antar ply. Penambahan
Cationic Starchdimaksudkan agar kertas mempunyai
kekuatan atau daya ikat antar ply yang tinggi sehingga
mempunya scout bond yang tinggi pula. Cationic Starchyang
kualitasnya lebih bagus adalah yang berasal dari kentang,
kemudian tapioka, jagung dan yang paling jelek adalah yang
berasal dari gandum. PT. Surya Pamenang menggunakan
Cationic Starchyang berasal dri kentang, dimanaCationic
Starchini telah di proses dan sengaja dibuat sebagai bahan
kimia sehingga tidak dapat untuk dikonsumsi. Dalam proses
pembuatan kertas Cationic Starchyang digunakan adalah
natural starch yang telah dimodifikasi menjadi Cation
Starchyaitu tepung yang sudah bermuatan positif (menjadi
cation).

3) Biocide
Biocide berfungsi untuk menghambat dan membunuh
bakteri yang terdapat dalam sistem pengolahan coating.

4) Antifoam
Antifoam berfungsi untuk mencegah terjadinya busa
pada pengolahan pulp pada tank silo setelah pencampuran
AKD. Busa yang ditimbulkan dapat menyebabkan kertas
yang dihasilkan memiliki warna hitam (bintik bintik) yang
akan menurunkan kualitas kertas.

5) Retention Aid
Retention adalah presentase pulp yang tertinggal di
wire, Retention aid ada dua macam, yaitu:
Untuk Middle ply
Chemical dasar yang digunakan : Polyethilen Amine
Untuk Top dan Bottom Ply
Chemical dasar yang digunakan : Coloidal Silica

30


6) Dyes
Dyes berfungsi untuk meneliti derajad keputihan pada
kertas. Ada dua macam pewarnaan, yaitu : larutan dan
powder (serbuk). Untuk bentuk serbuk dilarutkan dalam
konsentrasi tertentu pada mixer. Pewarna yang digunakan
pada PT. Surya Pamenang adalah basis dyes, pewarna yang
bersifat basa, dibeli dalam bentuk larutan 100% dan untuk
pemakaian diencerkan dulu menjadi 0,5%.

7) PAC (Poly Alumunium Chloride)
PAC berfungsi untuk mengikat partikel organik yang
tidak berguna dalam sistem. Sebenarnya PAC bersifat
amfoter (dapat digunakan sebagai anion atau cation). Karena
disin partikel tidak berguna dan banyak yang berupa cation,
maka PAC yang dipakai adalah PAC yang bersifat cation.

8) Injection Point
Injection pointadalah titik penambahan zat zat aditif
pada proses. Pada proses ini Filter dan AKD ditambahkan
sebelum di pompa sedangkan retension aid dan dyes /
pewarna ditambahkan setelah dipompa.

C.Coating Chemical Preparation
Penambahan bahan kimia pada kertas jadi, yang
bertujuan untuk memberikan nilai tambah pada kertas,
diantaranya kekilapan kekilapan kertas, kehalusan, ketebalan
dan sebainya. Unit Coating Chemical Preparation beroperasi
setelah proses utama. Bahan yang digunakan dalam Unit
Coating Chemical Preparation adalah CaCO
3
dan Clay CaCO
3
,
dibeli dalam bentuk larutan 76%, sedangkan clay dalam bentuk
serbuk. Sebenarnya CaCO
3
dalam pasaran dijual dalam bentuk
larutan dan bubuk (import). Yang terpilih adalah CaCO
3
dalam
bentuk larutan karena bahan tidak perlu import, lebih murah dan
dapat langsung dipakai. Untuk proses pencampuran pada unit
Coating Chemical Preparation dapat dilihat pada Lampiran 7.


31

Unit Coating Chemical Preparationada dua bagian
penting, yaitu:
Sizing : menggunakan cationic starch
Coating : menggunakan CaCO
3
dan Clay

Ada tiga macam coating, yaitu pre coat, back coat dan top
coat. Pre coat dan top coat akan melapisi bottom ply,
sedangkan back coat akan melapisi top ply. Lapisan yang telah
di coating dapat dilihat pada Gambar IV.2.

Back Coat
Size Press
Top Ply
Middle Ply
Bottom Ply
Size Press
Pre Coat
Top Coat

Gambar IV.2. Lapisan Coating Kertas

Pada Unit Coating Chemical Preparation bahan kimia
yang digunakan adalah starch, clay dan CaCO
3
. Fungsi starch
adalah untuk surface sizing (perekat permukaan) dan binder
coating (pengikat coating). Untuk keperluan sizing, starch dibuat
menjadi larutan 25% kemudian diencerkan menjadi 8%.
Sedangkan untuk binder coating, starch dapat dibuat menjadi
larutan 30%.
Cara membuat larutan starch adalah sebagai berikut :
Tanki diisi dengan air
Dilakukan pengadaan dengan agitator
Serbuk dimasukkan dalam tangki yang melalui
ekstraktor
Base Sheet
32

Pemanasan dilakukan, steam dialirkan dan dilakukan
pengadukan selama lima menit
Dilakukan pengenceran terhadap PH, viskositas dan
konsntrasi solid
Larutan starch dilarutkan dalam tanki

Clay yang digunakan dalam bentuk serbuk sehingga harus
ditampung dalam hopper (tanki serbuk). Penanganan untuk clay
adalah sebagai berikut :

Tanki diisi dengan air
Dispersing agent ditambahkan pada tanki
NaOH ditambahkan dalam tangki
Clay (powder) dimasukkan dalam ekstraktor (untuk
arah mendatar) dan elevator (untuk arah vertikal)
Didiamkan selama 10 menit
Anti bakteri dimasukkan dalam tanki
Larutan dialirkan dalam clay storage (dalam bentuk
larutan clay 70%, solid dan PH 8-9)

Khusus untuk CaCO
3
, karena telah berbentuk larutan,
maka langsung dimasukkan dalam storage CaCO
3
. Sampel dari
tanki ini dicek viskositasnya dan solid content. Jika sudah
memenuhi standart maka ditambahkan anti bakteri yang
digunakan untuk menghambat pertumbuhan dan membunuh
bakteri yang ada di dalam sistem. Setelah disampel, larutan
masuk screen 1 (dengan ukuran bukaan 100 gm), kemudian
masuk screen 2 (dengan ukuran bukaan 80 gm). Dari screen
larutan masuk ke dalam tangki tangki storage sesuai dengan
jenis jenis bahan. Selanjutnya larutan masuk ke dalam tangki
II.

D.Board Machine
Unit Board Machine (BM) adalah unit lanjutan dari Stock
Preparation dan merupakan unit utama dari proses pembuatan
kertas, yaitu pembentukan lembaran lembaran kertas dari
33

buburan pulp yang sudah halus. Secara garis besar proses BM
dapat dilihat pada Lampiran 9.

E.Finishing / Converting
Proses finishing/converting adalah bagian terakhir dari
keseluruhan proses pembuatan kertas. Kertas yang sudah jadi,
setelah melalui control kualitas diproses di unit ini agar siap
dikirim ke konsumen berdasarkan permintaan. Urutan proses
finishing ini dapat dilihat pada Lampiran 11.
Tujuan dari proses finishing ini adalah untuk menggulung
kertas, mengatur ukuran kertas berdasarkan permintaan dan
membungkus kertas untuk siap dikirim. Unit converting dibagi
menjadi tiga bagian, yaitu bagian produksi, bagian gudang dan
bagian delifery.

1. Bagian produksi
Bagian ini berfungsi mengatur proses produksi dari
kertas yang terbentuk jumbo roll sampai dengan finish good
nya.

2. Bagian gudang
Bagian ini berfungsi sebagai tempat penyimpanan
kertas yang telah jadi atau kertas yang akan di olah dan
kertas siap dikirim, juga untuk meyimpanan bahan bahan
penunjang.

3. Bagian delifery
Bagian ini berfungsi untuk mengirimkan kertas yang
siap dikirim kepada konsumen.

IV.6 Utility
Unit utilitas merupakan unit penunjang bagi unit-unit yang
lain dalam suatu pabrik atau sarana penunjang untuk
menjalankan suatu pabrik dari tahap awal sampai produk akhir.
Unit Utilitas meliputi unit water intake, unit pengolahan air, unit
pembangkit uap (steam), unit pembangkit listrik, unit udara
instrumen dan udara pabrik, unit pemisahan udara (ASP), unit
34

pengukuran gas dan unit pengolahan air buangan (Pardamean,
2008).

A.Sistem Penyediaan Bahan Bakar
Bahan bakar yang digunakan untuk operasi adalah residu
dan solar. Residu digunakan sebagai bahan bakar boiler,
sedangkan solar digunakan sebagai bahan bakar forklift dan
dipakai sebagai pembakar awal boiler. Penggunaan bahan
bakar residu lebih banyak digunakan dari pada solar, hal ini
dikarenakan harga residu lebih murah dibandingkan solar dan
residu mampu menyuplai panas yang dibutuhkan boiler. Bahan
bakar residu dan solar dismipan dalam tangki yang masing
masing berkapasitas 1.300.000 liter.

B. Sistem Penyediaan Udara Tekan
Udara tekagunakan untuk menggerakkan mesin mesin
di bagian produksi. Untuk menyuplai kebutuhan udara tekan,
dibagian utilitas tersedia lima buah kompresor. Udara yang
keluardari kompresor disaring dalam dust filter agar tidak
mengandung banyak debu dan particular. Karna pada
kompresor udara tersebut dinaikkan dari tekananya dari 0 bar
menjadi 7 bar dan suhu udara meningkat. Suhu udara masuk
kurang lebih 30
o
C dan keluar antara 42 48
o
C. Oleh karena itu,
suhu udara tekan sebuah kompresor diturunkan didalam air
dryer sehingga suhu yang akan digunakan untuk mensupplay
kebagian produksi dibawah 10
o
C (4,1
o
C). Penurunan suhu ini
bertujuan untuk menjaga keawetan peralatan di bagian
produksi. Pendinginan dilakukan pada kompresor dan air dryer
dengan menggunakan air yang didinginkan dahulu di cooling
tower.

C. Sistem Penyediaan Air
Kebutuhan air di PT. Surya Pamenang meliputi :

1. Air Sanitasi
Air sanitasi diperoleh dari bawah tanah sehingga tidak
mengalami pengolahan khusus. Limbah air sanitasi tidak
diolah terlebih dahulu karena sudah memenuhi persyaratan.
35

2. Air Boiler
Air boiler adalah air yang diubah menjadi steam. Air
boiler berasal dari bawah tanah yang telah diolah.
Pengolahan tersebut melalui tahapan sebagai berikut:

a) External Treatment / Pre Treatment
Pengolahan ini dimulaia dari penyaringan dengan
karbon filter, untuk menyaring serta menyerap bau dan zat
organic yang ada dalam air yang akan digunakan.

b) Internal Treatment
Merupakan pengolahan air boiler secara kimiawi
untuk menghindari teradinya pengerakan dan korosi pada
boiler. Dimana dalam proses ini kandungan besinya
dihilangkan agar tidak membentuk kerak, hal ini
dikarenakan, jika pada boiler terbentuk kerak maka akan
memperlama proses pemanasan pada boiler sehingga
proses pemanasanya tidak efektif.

c) Condensate Treatment
Merupakan proses pencegahan korosi pada sistem
kondensat dan pencegahan produk korosi kembali ke
sistem boiler dengan penambahan amine dalam tangki
kondensat.

3. Air Proses
Kebutuhan air proses produksi disediakan dari dua
sumber utama yaitu:

a) Fresh Water
Fresh water diambil dari bawah tanah (dari sumur
bor) dan ditampung didalam sebuah tangki yang sangat
besar sehingga hampir menyerupai sebuah kolam
b) Clarified White Water
Merupakan air sisa produksi yang telah diolah lagi
dan dapat digunakan untuk proses produksi selanjutnya.

36

Menurut Basuki (2005), pada proses pemanasan boiler
digunakan bahan bakar berupa solar untuk tahap start up dan
residu untuk operasinormal. Pemanasan air tersebut melalui
beberapa tahap pemanasan (heater) yaitu LP heater,daerator,
HP heater, economizer, dan superheatersampai menghasilkan
uap panas kering yangbertekanan dan bertemperatur tinggi.
Kemudian,uap kering tersebut digunakan untuk memutar
sudusudupada turbin melalui 3 tahap turbin yaitu HighPressure,
Intermediate Pressure, dan Low Pressure.Rotor generator yang
dikopel dengan turbin akanikut berputar sehingga dapat
menghasilkan energilistrik dengan bantuan penguat / exciter
pada rotorgenerator.

D. Sistem Penyediaan Steam
Didalam boiler, air telah mengalami proses sebelumnya
(feed water boiler) dan diubah menjadi steam. Dari boiler, steam
menuju ke steam header untuk ditampung. Steam sisa proses
masuk ke head exchanger untuk diubah menjadi air
(kondensasi) kemudian masuk flash tank dan dipompa ke tangki
kondensor untuk digunakan lagi. Demikian proses ini
berlangsung terus menerus. Boiler boiler dibagi menjadi dua
jenis, yaitu low pressure boiler dan high pressure boiler.
low pressure boiler pada PT. Surya Pamenang ada sebanyak
tiga buah, beroperasi pada tekanan 13 bar dengan kapasitas
steam 20 ton/jam, steam ini digunakan untuk kompresor,
gloss calendar dan lain lain
high pressure boiler pada PT. Surya Pamenang ada
sebanyak empat buah, beroperasi pada tekanan 20 bar,
dengan kapasitas steam 7 ton/jam. Steam ini digunakan
untuk dryer. Boiler yang digunakan memiliki tipe fire tube
boiler (boiler dengan tekanan operasi < 30 bar).

E. Sistem Penyediaan Listrik
Kebutuhan listrik di PT. Surya Pamenang disupplay dari
PLN, namun sebagai cadangan PT. Surya Pamenang juga
menyediakan generator untuk mengoperasikan alat saat tidak
ada supplay listrik dari PLN.

37

IV.7Pengendalian Mutu
A. Pengendalian Mutu Bahan Baku dan Pendukung
Bahan baku dan juga bahan pendukung yang akan
digunakan dalam proses produksi di PT. Surya Pamenang
berupa pulpdan juga bahan bahan kimia. Pengendalian mutu
bahan baku dan juga bahan pendukung tersebut dilakukan oleh
bagian WIPC yaitu Work in Process Control yang merupakan
laboratorium yang ada di PT. Surya Pamenang yang bertugas
menentukan standart bahan baku dan juga mengawasi kualitas
pada proses produksi hingga menjadi kertas yang dihasilkan.
Pada bahan baku dan juga bahan pendukung,
pengendalian mutu dilakukan dengan cara memeriksa sampling
dari bahan bahan tersebut. Bahan baku dan bahan
pendukung tersebut akan diterima jika menurut hasil uji
laboratorium WIPC telah sesuai standart dan sebaliknya akan
ditolak dan akan dilakukan pemesanan ulang jika tidak sesuai
dengan standart. Selama proses pengujian sampling, bahan
baku dan juga bahan pendukung tersebut untuk sementara
disimpan digudang. Pemeriksaan dan uji laboratorium dilakukan
dengan ketat yang bertujuan agar menghasilkan hasil akir yang
berkualitas yang dimulai dengan bahan baku dan juga bahan
pendukung yang berkualitas.
Dalam pengendalian mutu bahan baku dan pendukung ini
yang merupakan CCP adalah pada pengendalian kadar air pulp
yaitu antara 18 25 %, dan CP yaitu pada pengujian mutu
bahan kimia dan organoleptik dari pulp tersebut. Dimana hal ini
akan berpengaruh pada produk kertas yang akan dihasilkan.
CCP (Critical Control Point) adalah titik kritis yang harus
dikendalikan dan memiliki resiko besar terhadap proses yang
akan dijalankan. Sedangkan CP (Control Point) adalah proses
yang harus dikendalikan namun memiliki resiko yang kecil
terhadap proses yang akan dijalankan (Ridha, 2004).

B. Pengendalian Mutu Proses Produksi
Pengendalian pada mutu proses produksi yang ada di PT.
Surya Pamenang dilakukan selama 24 jam atau dilakukan
selama proses produksi berlangsung. Pengendalian mutu pada
proses dilakukan sejak bahan baku tersebut diproses pada Unit
38

Stock Preparation, Unit Board Machine hingga Unit Finishing
Converting. Pengendalian mutu tersebut dilakukan dengan
mengawasi tiap tiap proses yang dilakukan pada tiap tiap
unit produksi. Pada Unit Board Machine dilakukan pengawasan
kadar bahan kimia yang ditambahkan oleh Unit Wet End
Chemical dan juga Unit Coating Chemical. Kemudian pada tiap
tiap unit, hasil pengujian laboratorium ditampilkan pada
monitor computer dan dicocokan dengan instruksi kerja yang
diterbitkan oleh unit WIPC. Pada pengendalian mutu proses
produksi yang termasuk CCP adalah pada penambahan kadar
bahan kimia yang ditambahkan dari UnitWet End Chemical dan
juga Unit Coating Chemical. Sedangkan yang termasuk CP
adalah semua proses yang dilakukan oleh setiap unit produksi.

C. Pengendalian Mutu Produk
Berdasarkan permintaan konsumen, mutu produk akhir di
PT. Surya Pamenang dibedakan menjadi 3, yaitu:
1. Prime (Kertas kualitas tinggi/mutu 1)
Kertas jenis ini merupakan kertas dengan mutu yang
terbaik bagi produsen dan konsumen. Kertas dengan mutu ini
diutamakan untuk ekspor. Kualitas ini apabila ditinjau dari
warna atau colour kualitas prime, ada 2 warna yang
diperhatikan yaitu warna bagian bawah dan warna bagian
atas. Warna bagian bawah memiliki kisaran antara -1,00
sampai -1,50 %. Sedangkan warna bagian atas memiliki range
antara -0,05 sampai 0,45%. Kisaran nilai ini menunjukkan
perbandingan antar derajad putih dengan derajad hitam pada
kertas, dimana kisaran warna < 0% menunjukkan bahwa
warna yang dihasilkan cenderung ke biru sedangkan kisaran
warna > 0% menunjukkan warna yang dihasilkan cenderung
ke kuning. Selain warna, daya rekat atau scottbond kertas
yang berkualitas prime ini memiliki daya rekat antara 100
150 menit/m
2
. Daya resap kertas atau Cobb juga
mempengaruhi mutu kertas, kertas yang bermutu prime
memiliki daya serap pada bagian bawah dan atas sebesar 25
45 g/m
2
.


39

2. Second Grade (Kertas berkualitas sedang / mutu II)
Kertas jenis ini tidak sebaik standart, tetapi masih dapat
diterima/ dipakai oleh konsumen. Kertas dengan mutu ini
digunakan untuk memenuhi kebutuhan lokal. Kualitas ini ada 2
warna yang diperhatikan yaitu warna bagian bawah dan warna
bagian atas. Second Grade memiliki warna bagian bawah
yang diluar range prime grade dengan toleransi -0,25 dan
+0,25 %. Sedangkan warna pada bagian atas second grade
diluar range prime dengan toleransi sama yaitu -0,25 dan
0,25%. Selain warna, daya rekat atau scottbond kertas yang
berkualitas prime ini memiliki daya rekat antara 10 menit/m
2
.
Daya resap kertas atau Cobb juga mempengaruhi mutu kertas,
kertas yang bermutu prime memiliki daya serap pada bagian
bawah dan atas sebesar 5 g/m
2
.

3. Broke (Kertas kualitas jelek/mutu III)
Kertas jenis ini tidak memenuhi standart dan tidak dapat
diterima konsumen. Kertas jenis ini diproses ulang/ di-recycle
sebagai broke. Broke biasanya didapatkan dari potongan
potongan kertas saat converting yang terbuang, selain itu
apabila kertas dengan mutu prime disimpan terlalu lama lebih
dari satu tahun akan menurunkan kualitas menjadi kertas
broke.
Pada pengendalian mutu produk yang dihasilkan oleh
PT. Surya Pamenang ini yang merupakan CCP adalah pada
pengujian kualitas warna, daya rekat (scottbond) dan daya
resap. Sedangkan yang termasuk CP adalah organoleptik dari
kertas tersebut. Dimana hal tersebut akan mempengaruhi
apakah hasil produk tersebut masuk ke dalam kualitas prime,
second grade dan broke.








40

Tabel IV.8. Standart Mutu Karton Ivory 230 Gsm
Quality Min Target Max
Colour BS/TS
Back Side -1,50 -1,25 -1,00
Top Side -0,05 0,20 0,45

Scottbond 100 110 150

Cobb BS/TS
Back Side 25 35 45
Top Side 25 35 45
Sumber: PT. Surya Pamenang (2012).

IV.8 Pemasaran
Pada PT. Surya pamenang menerapkan 4P pada proses
pemasaranya. Berikut adalah 4P pada pemasaran di PT.Surya
pamenang:

a. Product
Pada produk yang dihasilkan pada PT. Surya
Pamenang adalah kertas karton ivory yang digunakan
sebagai pembungkus rokok, kalender,makanan dan juga
pembungkus kemasan kemasan produk ternama seperti
pasta gigi, sabun dan sebagainya. PT. Surya Pamenang
memproduksi kertas karton ivory berdasarkan pesanan
dengan ukuran 150 350 gsm yang terdiri dari tiga lapis/ply.
Pada produk yang dihasilkan PT. Surya Pamenang biasa
memasarkan produknya menjadi dua jenis yaitu dalam
bentuk roll dan lembaran yang dipotong sesuai ukuran
pemesan atau sesuai dengan order yang diterima oleh pihak
PT. Surya Pamenang.

b. Price
Pada harga kertas yang ditawarkan oleh PT. Surya
Pamenang kepada konsumen memegang peran yang sangat
penting dalam pemasaran. Pada PT. Surya Pamenang,
penentuan harga kertas dihitung berdasarkan pada berat
kertas atau berdasarkan tiap kg kertas yang diorder, baik
41

berupa roll maupun lembaran. Tetapi harga kertas tersebut
tidak dapat diakses secara bebas karena merupakan rahasia
dari pihak manajemen PT. Surya Pamenang.

c. Place
Sebagai produsen kertas ivory maka PT. Surya
Pamenang pasti memiliki tempat tempat pemasaran bagi
hasil produksinya. Pemasaran yang dilakukan oleh PT. Surya
Pamenang dapat dibagi menjadi dua yaitu lokal dan juga
eksport. Pada pemasaran lokal dilakukan oleh bagian
pemasaran lokal dengan prosentase sebesar 50% dari
produksi total untuk kebutuhan perusahaan induk yaitu PT.
Gudang Garam Tbk dan 20% dari produksi total untuk
kebutuhan dalam negeri diluar kebutuhan PT. Gudang
Garam Tbk. Sedangkan pada pemasaran ke luar negeri
dilakukan oleh bagian ekspor dengan jumalah ekspor adalah
30% dari jumlah total produksi dengan negara tujuan ekspor
adalah negara negara seperti Australia, Malaysia, Thailand,
Vietnam, Singapura, Philipina, China, Pakistan, India,
Bangladesh, Sri Lanka, Taiwan, Korea Selatan, Mesir,
Kuwait, Jordania, Iran, Yaman, UEA, Spanyol, Yunani,
Inggris, Turki, Jerman dan Belanda.

d. Promotion
Pada pemasaran juga terdapat proses promosi yang
bertujuan untuk menawarkan hasil produksi kepada calon
konsumen karena PT. Surya Pamenang menyadari promosi
memegang peranan yang cukup penting. Oleh karena itu PT.
Surya Pamenang menugaskan bagian pemasaran untuk
mempromosikan produknya. Langkah langkah yang
dilakukan untuk mempromosikan hasil produksinya yang
berupa kertas adalah dengan membuat website yaitu
http://www.suryapamenang.comyang dapat diakses oleh
siapapun yang didalamnya berisi semua informasi yang
berkaitan dengan PT. Surya Pamenang. Cara ini terbukti
ampuh untuk menarik minat konsumen bahkan sebagaian
dari konsumen yang memesan kertas pada PT. Surya
Pamenang berasal dari luar negeri.
42

IV.9 Pengolahan Limbah
Limbah adalah suatu bahan yang tidak terbuang atau
yang dibuang dari hasil aktifitas maupun proses proses alam
dan tidak atau belum mempunyai nilai ekonomis bahkan dapat
bernilai negative dikarenakan untuk penangananya dibutuhkan
biaya yang cukup besar disamping juga dapat mencemari
lingkungan.Pada suatu penanganan pulp dan kertas,
pengolahan lingkungan adalah salah satu hal terpenting dalam
menjaga keselarasan antara manusia dengan lingkungan
disekitarnya. Oleh karena itu, dalam pembangunan suatu
perusahaan harus berorientasi pada kelestarian lingkungan.
Dalam usaha tersebut PT. Surya Pamenang dilengkapi dengan
saranan pengelolaan limbah, yaitu limbah cair, limbah padat dan
limbah gas. Denah pengolahan limbah pada PT. Surya
Pamenang dapat dilihat pada Lampiran 10.

A. Limbah Cair
Pengolahan limbah cair pada hakekatnya adalah tindakan
pencegahan dan penanggulangan pencemaran secara
eksternal atau dilakukan setelah proses produksi. Metode
pengolahan limbah cair pada PT. Surya Pamenang dapat dibagi
menjadi empat tahap. Tingkat pengolahan air limbah dilakukan
dengan mempertimbangkan kegunaan badan air penerima.

1. Primary Treatment
Tahapan ini digunakan untuk menangani pencemaran
yang masih mudah diatasi dengan pengendapan. Pengolahan
pada primary treathment bertujuan untuk memisahkan zat padat
kasar, baik yang berat maupun yang ringan dan terbawa oleh air
limbah, seperti pasir atau kotoran yang dapat menyebabkan
penyumbatan pipa pipa pada mesin produksi dan lain lain.
Proses yang terjadi pula pada tahap ini adalah :

a) Penyaringan (screening)
b) Pencampuran di tangki pencampuran (mixing tank)
c) Pembersihan pasir (grift removal)
d) Pengendapan primer

43

2. Secondary Treathment
Merupakan pengolahan limbah secara biologis yang
bertujuan untuk mengurangi senyawa organik yang terlarut
dalam air limbah. Pada pengolahan dengan sistem tersebut,
pelarutan oksigen dari udara dismping terjadi secara alami
juga terjadi karena penggunaan alat alat mekanis yang
bertujuan untuk mengadakan aerasi. Sistem aerasi yang
dipakai adalah aerasi permukaan yang pada prinsipnya
membentuk turbulensi pada air sehingga oksigen dari udara
dapat terlarut ke dalam air.

3. Teritary Treathment
Unit ini berfungsi untuk mengendapkan partikel
partikel yang terjadi pada unit aeration sehingga air buangan
menjadi jernih dan bisa langsung dibuang sebagai air irigasi.
Proses tersebut adalah mixed liquar (larutan campuran) yang
telah mengalami penambahan nutrisi dan bahan polyelektrolit
dialirkan menuju secondary clarifier dan terjadi pemisahan
air.

4. Sludge Treathment
Lumpur yang mengalami pemekatan adalah lumpur
hasil pengolahan biologis. Proses pemekatan dilakukan di
sludge thickener yang dilengkapi dengan prorating scrapter
dan motor pengaduk. Lumpur yang keluar dari thickener
dipompakan menuju mixing sludge tank untuk dicampur
dengan lumpur yang berasal dari primary settling tank
sampai homogen, kemudian dialirkan ke sludge dewatering
unit.

B. Limbah Gas
Limbah berupa gas yang dihasilkan berupa emisi udara
serta partikulat. Limbah gas berasal dari mesin mesin yang
digunakan dalam proses dan juga dari boiler. Gas yang
dihasilkan pada tiap mesin dialirkan ke udara bebas secara
melalui cerobong asap. Selain itu limbah gas berasal dari unit
pemutihan terutama gas Cl yang jumlahnya relatif kecil
sehingga gas ini langsung dibuang tanpa penanganan.
44

BAB V TUGAS KHUSUS
PENGOLAHAN LIMBAH PADAT KERTAS



V.1 Limbah Padat Kertas
Limbah padat (solid waste) yaitu hasil buangan industri
berupa padatan lumpur dan bubur yang berasal dari sisa-sisa
proses pengolahan. Selain itu dapat pula berupa bahan mentah
yang tidak lolos pada tahap penyortiran, yang karena cacat,
rusak, maupun kualitas bahannya yang rendah (Rachmawan,
2004). Pada prinsipnya limbah padat harus segera dibuang,
untuk mencegah timbulnya bau yang dapat menarik kedatangan
serangga dan hewan pengerat. Limbah padat harus
ditempatkan dalam ruangan yang terpisah dari ruang
pengolahan. Penanganan limbah padat adalah pembuangan
atau pemusnahan limbah (Pichtel, 2005).
Industri kertas merupakan salah satu penghasil limbah
padat yang jumlahnya cukup besar, dimana limbah tersebut
sebagian besar berasal dari serat yang berasal dari bahan pulp
dan kertas. Serat limbah industri kertas tersebut berasal dari
sistem pengolahan kertas dan sistem pengolahan limbah cair,
dimana jika tidak melalui pengolahan tertentu dapat berdampak
buruk pada lingkungan. Oleh karena itu, dalam pembangunan
suatu perusahaan harus berorientasi pada pemeliharaan
kelestarian lingkungan hidup, pencegahan pencemaran,
perusakan lingkungan hidup dan pemborosan sumber daya
alam. Dalam usaha tersebut, maka PT. Surya Pamenang
dilengkapi sarana pengolahan limbah terutama untuk
pengolahan limbah padat.
Pada PT. Surya Pamenang, limbah padat yang dihasilkan
berasal dari dua sumber pengolahan, yaitu limbah yang berasal
dari pengolahan / proses pulping dan limbah dari proses peng
coatingan. Limbah dari proses pulping ini akan diolah menjadi
kertas namun dengan kualitas yang jauh berbeda dengan kertas
utama yang diolah. Kertas tersebut kemudian dijual, dimana
hasil olahan tersebut banyak digunakan sebagai alas sepatu,
penutup kursi pada bagian belakang dan digunakan sebagai
45

wadah telur. Sedangkan hasil olahan dari limbah coating akan
dikirim di Jakarta kemudian dilakukan proses pembakaran yang
sebelumnya limbah coating ini ditimbun begitu saja karena
limbah ini belum dapat dimanfaatkan.

V.2 Jumlah Limbah Padat Kertas
PT. Surya Pamenang memproduksi kertas setiap hari
dalam waktu 24 jam, dalam arti proses produksinya tidak pernah
berhenti, oleh karena itu jumlah limbah yang dihasilkan pada
PT. Surya Pamenang juga banyak. Limbah padat yang diolah
pada PT. Surya Pamenang dihasilkan dari proses pengolahan
pulp dan coating. Dimana jumlah total limbah padat dari
pengolahan kertas yang dihasilkan tiap harinya sebanyak 1,2
ton/hari. Rincian jumlah limbah padat yang dihasilkan dari
proses pengolahan kertas dapat dilihat pada Tabel V.9.

Tabel V.9. Rincian Jumlah Limbah Padat Kertas.
No. Jenis Limbah Padat
Kertas Ivory
Persentase Jumlah
(Ton/tahun)
1. Limbah pulp 97,66 % 417,2
2. Limbah Coating 2,34% 10
Total 437,2
Sumber: PT. Surya Pamenang (2012).

Dari Tabel V.9 dapat diketahui bahwa jumlah limbah padat
paling banyak adalah limbah dari pulp yaitu dengan prosentase
sebesar 97,66% sedangkan dari limbah coating lebih sedikit
dengan prosentase 2,34%.

V.3 Pengolahan Limbah Padat Kertas
V.3.1 Material Limbah Padat Kertas
Seperti yang telah dijelaskan pada poin sebelumnya,
limbah padat kertas antara lain dihasilkan dari pengolahan pulp
dan proses peng coatingan. Masing masing jenis limbah
tersebut memiliki karakteristik yang berbeda beda. Limbah
pulp berasal dari Unit Stock Preparation dan sebagian Unit
Board Machine. Pada jenis limbah ini, material yang di olah
berupa pulp yang tercampur dengan limbah cair dimana pulp
46

tersebut adalah pulp yang telah terseleksi dan memiki kualitas
yang buruk untuk digunakan sebagai bahan produk utama dan
pulp ini memerlukan pengolahan lebih lanjut sehingga tidak
menjadi limbah yang terbuang begitu saja.
Limbah coating berasal dari Chemical Preparation, yaitu
dari sisa sisa bahan kimia yang tidak berguna dalam proses.
Limbah dari Unit Coating ini tercampur dengan air sehingga
memerlukan proses pemisahan seperti pada limbah pulp.
Limbah coating ini mengandung latex dan kalsium sulfat yang
berbahaya, karena itu limbah tersebut perlu diolah secara
kimiawi. Bahan kimia yang digunakan untuk mengolah limbah
coating tersebut adalah Alum Sulfat dan Floger 104. Dimana
dalam sekali mengolah diperlukan alum sulfat sebanyak 20%
dari jumlah limbah yang akan di olah dan floger 104 sebanyak
0,2%, dimana fungsi alum sulfat dan folger 104 ini adalah untuk
mempermudah dalam pemisahan fiber dan air.
Menurut Faith dan Keyes (2003), Asam sulfat (Alum)
atau yang sering disebut sebagai tawas mempunyai rumus
molekul berbentuk kristal putih. Alum mempunyai sifat larut
dalam air dan tidak larut dalam alkohol. Adapun kegunaan
aluminium sulfat adalah :
1) Sebagai pelekat kertas yang digunakan pada proses
pembuatan pulp dan kertas yaitu untuk mengendapkan
damar yang larut dalam kanji pada serat kertas, mengontrol
pH pada bubur kertas, setting ukuran kertas dan membantu
mengolah air pulp dengan cara menambahkan aluminium
sulfat kedalam pulp kertas sebelum masuk kedalam mesin
pembuat kertas.

2) Untuk menjernihkan air, mengontrol pH air dan membantu
mengolah air buangan yaitu sebagai koagulan yang dapat
mengendapkan bermacam-macam kotoran dan bakteri
sehingga air itu menjadi bersih terbebas dari pemcemaran
dan memenuhi standar air minum yang diijinkan.

3) Sebagai bahan baku pembuatan kaleng untuk mengawetkan
makanan, sebagai koagulan pada industri karet sintetis,
47

sebagai isolasi atau penyekatan selulosa, sebagai bahan
pembantu pada proses pencelupan batik (tekstil), pembuatan
bahan-bahan kimia, katalis, pencegah api pada bahan
penyekat, kosmetik, obat-obatan, alat pemadam api, bahan
cat, penyamakan kulit, semen, plastik.

V.3.2 Mesin dan Peralatan Yang digunakan
Pada pengolahan limbah padat baik pada pengolahan
limbah padat yang berasal dari pulp maupun limbah padat dari
proses coating ini menggunakan empat mesin utama dan mesin
tambahan yaitu mesin calendering. Mesin mesin tersebut
adalah :
1. Reaktor tank
Reaktor tank adalah tangki reaksi yang berisi limbah
dari proses coating yang siap diolah. Pada Reaktor tank ini
limbah coating akan dipisahkan dari filtratnya dan filtrat yang
dihasilkan akan dialirkan equalizer dan padatanya akan
dialirkan pada buffer tank. Pada Reaktor tank ini limbah yang
akan di olah akan diamati volume dan PH nya.

2. Equalizer
Equalizer merupakan tempat penampungan semua
limbah dari pabrik. Limbah akan menjadi homogen di tempat
ini. Kapasitas dari bak equalizer sendiri sebesar 1300

.
Terdapat empat agitator yang berfungsi membuat limbah
menjadi homogen, serta tidak terjadi endapan.
.
3. Clarifier
Clarifier adalah alat yang digunakan untuk memisahkan
antara filtrat dengan padatan. Mesin ini bekerja dengan
sistem pengadukan dimana pada clarifier ini hal yang sangat
diperhatikan adalah aliran masuk (Flow inlet), Level, padatan
tersuspensi yang keluar (Outlet SS) dan Feeding polymer.


48

4. Belt Press/Chipboard
Belt Press/Chipboard adalah alat yang digunakan untuk
mencetak pulp yang telah dipisahkan dari clarifier menjadi
bentuk kertas.

5. Mesin Calendering
Mesin calendering adalah mesin yang digunakan untuk
membuat kertas yang telah diolah dari belt press menjadi
lurus dan tidak bergelombang. Mesin ini tidak menjadi salah
satu mesin utama karena mesin ini jarang digunakan. Hal ini
dikarenakan tidak semua konsumen kertas limbah ini
menghendaki kertas yang telah di calendering.

Sama seperti mesin dan peralatan pada proses
produksi, pada pengolahan limbah juga menerapkan perawatan
terhadap mesin dan peralatanya agar mampu bekerja dengan
baik guna memperlancar proses pengolahan limbah.
Manajemen perawatan yang diterapkan oleh PT. Surya
Pamenang untuk pengolahan limbah ada dua. Yaitu :

3. Plain maintenance (preventif)
Plain maintenance (preventif) adalah perawatan yang
dilakukan pada proses pengolahan limbah secara periodik dan
terjadwal. Rencana perawatan dibuat berdasarkan waktu
tahunan dan bulanan. Pelaksanaan perawatan preventif sesuai
dengan jadwal yang ditentukan.

4. Unplain maintenance (breakdown)
Unplain maintenance (breakdown) adalah perawatan yang
dilakukan pada mesin-mesin akibat adanya kerusakan atau
kecelakaan. Perawatan jenis ini tidak terjadwal dan cenderung
bertujuan untuk perbaikan. Jika terjadi kerusakan atau
kecelakaan, maka pihak maintenance bertugas melakukan
perbaikan pada saat itu juga.
Dalam pengolahanya, mesin mesin tersebut memiliki
standart yang akan berpengaruh pada hasil dan kelancaran
pengolahan limbah, dimana standart tersebut dapat dilihat pada
Tabel V.10.
49

Tabel V.10. Standart limbah coating, clarifier dan chipboard
Check Item Standart
Reaktor Tank
Volume 45m
3

Ph 6 9
Buffer Tank Max 7m
3

Equalizer Volume Max 1300m
3
Clarifier
Flow inlet Max 600m
3
/jam

Level Max 95%
Outlet SS Max 150ppm
Feeding polymer Max 2000 ltr/h

Belt Press /
Chipboard
Speed Max 30Hz
Feeding polymer Max 200 ltr/h
Sumber: Standart Operasi Pengolahan Limbah PT. Surya
Pamenang (2013).
















50

V.3.3 Metode Penanganan Limbah Padat Kertas
A. Pengolahan Limbah Hasil Proses Pulping
PT. Surya Pamenang menerapkan penanganan limbah
padat sisa pengolahan pulp dengan cara mengolah menjadi
kertas. Sedangkan penanganan untuk limbah padat hasil peng
coating an dilakukan penanganan dengan penambahan zat
kimia agar aman ketika dibuang ke lingkungan.

a. Pengolahan limbah pulp
Secara garis besar proses pengolahan limbah pulp pada
PT. Surya Pamenang dapat dilihat pada Gambar V.3.
air
air
Limbah pulp
Kertas
Penampungan di bak
Equalizer
Pemisahan antara pulp
dan air
Penampungan pada bak
pulp
Pemrosesan dalam mesin
chipboard
Pengeringan dengan sinar
matahari
Pengalenderingan


Gambar V.3. Diagram alir pengolahan limbah pulp
51

Limbah pulp yang dihasilkan dari proses produksi
kemudian ditampung pada equalizer dan kemudian dialirkan
menuju clarifier, dari clarifier limbah akan dipisahkan menjadi
dua antara cair dan padatan. Limbah padat pulp ini kemudian
ditampung pada bak pulp yang kemudian diproses pada
chipboard untuk di bentuk menjadi kertas, dengan ukuran 100 x
50 cm dan tebal 0,5cm. Kertas yang telah terbentuk dari
chipboard ini kemudian dikeringkan secara manual
menggunakan sinar matahari dalam waktu 2 3 hari jika cuaca
mendukung dan 1 minggu jika musim hujan. Setelah kertas
yang dihasilkan kering, langkah selanjutnya adalah melakukan
kalendering pada kertas agar didapatkan hasil kertas yang tidak
bergelombang. Namun proses kalendering ini tidak dilakukan
pada semua kertas yang dihasilkan, karena sebagian konsumen
/ pengepul biasanya meminta kertas yang tanpa kalendering.
Kertas yang dihasilkan dari pengolahan limbah pulp ini
memiliki standart yang sangat jauh berbeda dengan kertas yang
diproduksi pada PT. Surya Pamenang, karena kertas ini diolah
dari pulp yang benar benar sudah tidak dipakai dan
merupakan buangan dari proses produksi. Kertas ini banyak
dijual dan digunakan untuk wadah telur (egg tray), alas sepatu,
penutup bagian belakang kursi dan produk produk furniture
lainya.















52

b. Pengolahan limbah coating
Secara garis besar proses pengolahan limbah coating
pada PT. Surya Pamenang dapat dilihat pada Gambar V.4.


Alum sulfat 20%
Floger 104 0,2%
air
Limbah coating
Padatan
Pencampuran di
tanki reaktor
Penampungan di
buffer tank
Pengepresan di filter
press
Pengeringan
Pengambilan dari
filter press
Penampungan di bak
penampung


Gambar V.4. Diagram alir pengolahan limbah coating

Limbah yang dihasilkan dari proses peng coatingan ini
berupa limbah dari proses coating kemudian ditampung pada
tangki reaktor, dimana pada tangki reaktor ini digunakan untuk
mereaksikan antara limbah coating yang dihasilkan dengan
53

alum sulfat 20% dan floger 104 sebanyak 0,2%. Fungsi
penambahan kedua bahan tersebut adalah untuk menetralkan
limbah coating agar aman ketika dibuang ke lingkungan.
Kemudian dari reaktor tank ini limbah dialirkan menuju buffer
tank untuk selanjutnya di pres dalam filter press dengan tujuan
untuk menghilangkan kadar air pada limbah tersebut, dimana air
sisa filter press ini kemudian dialirkan lagi pada equalizer.
Setelah limbah di pres pada filter press, langkah selanjutnya
adalah menunggu sampai kering limbah tersebut pada filter
press selama kurang lebih 1-2 hari. Kemudian setelah kering,
limbah diambil dan selanjutnya limbah yang dihasilkan
ditampung pada gudang penampungan limbah coating yang
selanjutnya limbah ini akan diproses lebih lanjut di tempat
pembakaran limbah yang berpusat di Jakarta. Pada pengolahan
limbah coating ini dilakukan dengan penangan pengolahan
secara kimia yaitu dengan adanya penambahan zat kimia
didalamnya dengan tujuan untuk menetralkan dan memisahkan
padatan yang tidak terlarut.
Pengolahan limbah secara kimia biasanya digunakan
untuk menetralisasi limbah asam maupun basa, memperbaiki
proses pemisahan lumpur, memisahkan padatan yang tidak
terlarut, mengurangi konsentrasi minyak dan lemak,
meningkatkan efisiensi instalasi flotasi dan filtrasi serta
mengoksidasi warna dan racun (Agusnar, 2008).
Beberapa kelebihan proses pengolahan limbah secara
kimia antara lain dapat menangani hampir seluruh polutan
organik, tidak terpengaruh oleh polutan yang beracun atau
toksik dan tidak tergantung pada perubahan konsentrasi.
Namun, pengolahan secara kimia dapat meningkatkan jumlah
garam pada zat tersebut dan meningkatkan jumlah lumpur
(Darmono, 2002).

V.4 Karakteristik Limbah Padat Kertas
Komposisi kimia lumpur yang dihasilkan dari limbah pulp
sangat dipengaruhi oleh komponen yang terkandung dalam air
limbahnya. Limbah yang dihasilkan dari hasil pengolahan kertas
di PT. Surya Pamenang mempunyai kandungan senyawa
organik dan anorganik . Komponen utamanya adalah serat
54

selulosa dan abu yang berkisar antara 5-6%. Selain itu
terkandung pula unsur Nitrogen antara 6-10% dan fospor sekitar
2-5%.
Pada limbah coating sebelum diolah volume yang akan
diolah adalah 45 m
3
dengan pH 6,93, density 1,0226 gr/m
3
, solid
conten adalah 2,32% dan total padatan yang dihasilkan adalah
1,07 ton. Sedangkan setelah dilakukan pengolahan volume
padatanya adalah 6 m
3
dan solid conten yang dihasilkan adalah
14,27% dengan pH 6,32, density 1,1416 gr/m
3
dan total padatan
0,98 ton. Data ini diperoleh dari rekap data limbah coating di PT.
Surya Pamenang pada bulan November 2012 yang diambil dari
sampel pertama jam 04.00 WIB.
















55

BAB VI PENUTUP



VI.1 Kesimpulan
PT. Surya Pamenang adalah salah satu perusahaan yang
bergerak di bidang industri kertas, perusahaan ini memproduksi
jenis kertas karton invory dengan kapasitas produksi 150.000
ton per tahun dan menempati wilayah sekitar 40 hektar di
Kabupaten Kediri. Dalam mengolah produk, PT. Surya
Pamenang memerlukan adanya suatu perencanaan yang baik,
selain itu penanganan terhadap limbah juga harus diperhatikan
karena sangat berpengaruh terhadap kelestarian lingkungan.
Limbah padat yaitu hasil buangan industri berupa padatan
lumpur, bubur yang berasal dari sisa-sisa proses pengolahan.
Pada PT. Surya Pamenang jumlah limbah padat paling banyak
adalah limbah dari pulp yaitu dengan prosentase sebesar
97,66% sedangkan dari limbah coating lebih sedikit dengan
prosentase 2,34%. Rata rata limbah padat dari pulp yang akan
diolah per harinya sebesar 500 m
3
/hari, sedangkan untuk limbah
coating yang diolah sebesar 18m
3
/hari. PT. Surya Pamenang
menerapkan penanganan limbah padat sisa pengolahan pulp
dengan cara mengolah menjadi kertas. Sedangkan penanganan
untuk limbah padat hasil peng coating an dilakukan penanganan
dengan penambahan zat kimia agar aman ketika dibuang ke
lingkungan.

VI.2 Saran
PT. Surya Pamenang sudah bagus dalam pengolahan
limbah padatnya. Tapi alangkah baiknya jika limbah dari hasil
peng coatingan dapat dimanfaatkan, seperti menjadi cat tembok
atau pewarna lainya sehingga lebih bermanfaat dan dapat
menambah pemasukan pada perusahaan. Selain itu fasilitas
sanitasi seperti kamar mandi, toilet, wastafel dan tempat
sampah lebih di tambah lagi agar pegawai tidak terlalu jauh jika
ingin menggunakan fasilitas tersebut.


56

DAFTAR PUSTAKA

Agusmidah. 2010. Dinamika Hukum Ketenagakaerjaan
Indonesia. Usu Press. Medan.

Agusnar, H. 2008. Analisa Pencemaran dan Pengendalian
Lingkungan. USU Press. Medan
Arif, M. L. 2012. Pengolahan Limbah Padat Di Indusdtri.
Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Esa Unggul.
Basuki, C. A. 2005. Analisis Konsumsi Bahan Bakar Pada
Pembangkit Listrik Tenaga UAP Dengan
Menggunakan Metode Least Square. Universitas
Diponegoro. Semarang.
Bhen. 2010. Proses Pembuatan Kertas Copyright
http://bhebhen.student.umm.ac.id/2010/07/09/proses-
pembuatan-kertas. Diakses tanggal 28 September 2012.
Cannon, J. 2005. Pemasaran Dasar. Salemba Empat. Jakarta.
Darmono. 2002. Lingkungan Hidup dan Pencemaran.
Penerbit UI Press. Jakarta.
Faith dan Keyes .2003. Pemanfaatan Limbah Sludge Industri
Kertas Sigaret Untuk Bahan Baku Bata Beton. Balai
Besar pulp dan kertas. Bandung.
Ginting, P. 2003. Mencegah dan Mengendalikan Pencemaran
Industri. Penerbit Pustaka Sinar Harapan. Jakarta.
Hasibuan, M. 2003. Manajemen Sumber Daya Manusia. Bumi
Akasara. Jakarta.
Herjanto, E. 2007. Manajemen Operasi. Grasindo. Jakarta.

57

Kristanto, P. 2002. Ekologi Industri. Kanisius. Yogyakarta.
Madura, J. 2007. Pengantar Bisnis. Salemba Empat. Jakarta.
Mariskasukma, H. 2008. Modifikasi Tata Letak Fasilitas
Produksi Jamur Tiram (Facility Layout Modification
For Shimeiji Mushroom). Jurnal Teknotan, ISSN 1978-
1067. Vol. 1 No.3 Januari 2008. UNPAD. Bandung.
Nafarin, M. 2007. Penganggaran Perusahaan. Salemba
Empat. Jakarta.
Nasution, A. 2003. Perencanaan dan Pengendalian Produksi.
Guna Widya. Surabaya.
Pardamean, M. 2008. Panduan Lengkap Pengolahan Kebun
dan Pabrik Kelapa Sawit. Agromedia Pustaka. Jakarta
Selatan.
Pichtel, J. 2005. Waste Management Practies Municipal,
Hazardous, & Industrial. Taylor and Francis Group.
New York
Rachmawan, O. 2004. Dasar Pengolahan Limbah Secara
Fisik.http://202.153.31.169/pertanian/pengendalian_mut
udasar_pengendalian_limbah_secara_fisik.pdf. Diakses
tangal 28 September 2012.
Ridha, N. 2004 . Analisis Pelaksanaan Pengendalian Mutu
pada Perusahaan Kertas. Jurnal Ilmiah Manajemen
dan Bisnis. Vol.4 (2) :32-35.
Saidi, K. 2007. Dasar-Dasar Pengolahan Limbah Cair
Organik. PT. Garudafood Putra Putri Jaya. Gresik, Jawa
Timur.
Sinegar. 2005. Instalasi Pengolahan Air Limbah. Kanisius.
Yogyakarta
58

Suharto, I. 2003. Studi Kelayakan Proyek Industri. Erlangga.
Jakarta..
Wignjosoebroto, S. 2003. Tata Letak Pabrik dan Penanganan
Bahan. Institut Teknologi Sepuluh November. Surabaya.
Wright, P. 2005. Pengantar Engineering Edisi Ke Tiga.
Erlangga. Jakarta.
Yani, A. 2007. Geografi Menyingkap Fenomena Geosfer.
Penerbit Grafindo. Jakarta.

Yohandoyo. 2003. Daur Ulang Kertas Untuk Hobi dan Bisnis.
Kanisius. Yogyakarta.

Yunanto, T. 2007. Bisnis, Budidaya, Panen dan Pascapanen
Kayu Sengon. Penebar Swadaya. Jakarta.





59

Lampiran 1. Struktur Organisasi


60

Lampiran 2. Denah Lokasi PT. Surya Pamenang
2
1
3
a
e
b
c
f
d
4
5
N
S
E W

Keterangan:
1. Persawahan
2. PT. Surya Pamenang
a. Kantor
b. Pos Satpam
c. Utility
d. Mushola
e. Pusat Produksi
Kertas
f. Pengolahan Limbah
3. PT. Surya Zig Zag
4. Sungai
5. Jalan Raya Kediri-
Kertosono

61

Lampiran 3. Layout Produksi PT. Surya Pamenang













Keterangan :







1 1 1
2 2
3
5 4
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
17
17

B
U
T
S
Keterangan Gambar :
1. Conveyor
2. Pulper
3. Dump chest
4. High Density Cleaner
5. Dispersal
6. Refiner
7. Blend Chest
8. Machine Chest
9. Wet End Chemical
10. Head Box
11. Wire Part
12. Press and Size Part
13. Drying Part
14. Calender
15. Gloss Calender
16. Coating Chemical Preparation
17. Steam

62

Lampiran 4. Mesin dan Peralatan
Unit Nama Mesin Fungsi dan Kegunaan
Stock Preparation


- Pulper


- Dump Chest



- High Density Cleaner


- Deflaker


- Refiner


- Screen


- Polydisk

Untuk memasak pulp/ mengolah
buburan pulp

Penampung buburan pulp
sebelum menuju high density
cleaner
Pemisah pulp dengan kotoran
berdasarkan berat jenis
Menghancurkan buburan pulp
agar tidak menggumpal
Mengurangi serat dan
menambah ikatan serat
Memisahkan partikel serat
dengan kotoran berdasarkan
perbedaan ukuran
Memisahkan air dari serat pulp
63

Lampiran 4. Mesin dan Peralatan (Lanjutan)
Coating Chemichal Preparation


- Statics Mixer


- Pre Coat Tank


- Back Coat Tank


- Top Coat Tank

Pencampur pulp dengan bahan
kimia

Penampungan bahan kimia
yang menuju lapisan Pre Coat

Penampungan bahan kimia
yang menuju lapisan Back Coat

Penampungan bahan kimia
yang menuju lapisan Top Coat
Wet End Chemichal Preparation


- Pompa PDL


- Storage Tank



- Cooker


- Primary Screen
Sebagai pemompa bahan dari
satu tanki menuju tanki lainya

Sebagai penampung pada
bahan bahan kimia yang akan
digunakan

Pemasak bahan kimia yang
akan digunakan

Penyaring pulp primer
64

Lampiran 4. Mesin dan Peralatan (Lanjutan)
Board Machine

- Press


- Dryer


- Size Press


- Calendering



- Gloss Calendering


- Pulstack

- Coater


- Coater Dryer
Mesin pengepress kertas untuk
memisahkan air dengan pulp

Mengeringkan kertas sesuai
kadar air yang ditentukan

Memberi ukuran pada kertas
agar seragam

Sebagai pengahalus kertas agar
permukaanya tidak
bergelombang

Mengkilapkan kertas pada
bagian top ply

Mengatur kadar air pada kertas

Pemberi bahan coating dan
untuk proses peng coatingan
pada kertas
Pengering proses coating
65

Lampiran 4. Mesin dan Peralatan (Lanjutan)
Finishing - Rewinder

- Lowerator




- Salvage


- Roll wraping

- Sheet Cutter
Mesin pemotong pada kertas

Sebagai mesin penimbang
kertas yang telah terbetuk
dalam bentuk roll sesuai dengan
permintaan konsumen

Mesin pemotong bagian kertas
yang terbuang

Pembungkus kertas per rollnya

Pemotong kertas untuk ukuran
A3 atau A4








66

Lampiran 5 . Proses Pembuatan Buburan NBKP (Needle Bleached Kraft Pulp) dan LBKP (Lead
Bleached Kraft Pulp)


Pulper LBKP,
NBKP
Dump Chest
High Density
Cleaner
Deflaker
Refiner Stock
Chest
Refiner Chest
Top Blend
Chest
LBKP, NBKP
reject




67


Lampiran 6. Proses Pembuatan Buburan CTMP (Chemical Thermal Mechanical Pulp)


Pulper CTMP Dump Chest
High Density
Cleaner
Deflaker
Refiner Stock
Chest
Refiner Chest
Middle Blend
Chest
CTMP
reject




68

Lampiran 7. Proses Pembuatan Buburan OCC (Old Corded Carton)


Chest Pulper
High Density
Cleaner
Dump Chest Fine Feed
Medium
Density
Cleaner
Primary Fine
Screen
Secondary
Fine Screen
Tertiary Fine
Screen
Sumpit
Weir Box
Primary
Uniflow
Polydisk
Filter White
Water Chest
Diskperser
HD Tank
OCC
DDR
Middle Blend
Chest
Secondary
Uniflow
OCC
reject
reject
reject
reject
reject
recycle

69

Lampiran 8. Proses Pembuatan Chemical Preparation


STARCH
Storage
tank
Air +Starch
Steam
Blend
chest 1
Blend
chest 2
Statik Mixer
Coating D2
Tank 4
Tank 5
Filter
Press 1
Filter
press 2
Size Press
Storage tank 2
COATING
X1 X 11
S1 S4
L1 A1 A4
T3 G6
G9 E1C
E1E
T3
G8
G7 T3
Filter 5
Filter 4
Filter 3
TopCoatT
BackCoat
PreCoat

70

Lampiran 9. Proses Pembuatan Bahan Kimia di Unit Wet End Chemical
Storage Tank B
AKD
Screen
Screen
Screen
Pompa PDL Ia
Pompa PDL Ib
Pompa PDL Ic
Statik Mixer
Statik Mixer
Statik Mixer
Water Difusion
Water Difusion
Water Difusion
Stuff Box Bottom
Stuff Box Midle
Stuff Box Top
PAC
Storage Tank B Screen Midle Blend Chest
Bottom Blend Chest
Top Blend Chest

71

Lampiran 9. Proses Pembuatan Bahan Kimia di Unit Wet End Chemical (Lanjutan)
Dyes
Storage
Tank
Screen
Mixer
Tank
Screen
Intermediate
Tank
Pompa
DDL 4
Storage
Tank
DDL
Bottom
DDL
Top
Catridge
Filter
Catridge
Filter
Static
Mixer
Static
Mixer
Bottom
Top
Screen
Screen
Antifoam Screen
Silo Pit Pump
Silo Pit Pump
Silo Pit Pump
Screen
Screen
Screen
Top Silo PIT
Midle Silo Pit
Bottom Silo Pit
Midle Silo Pit
Excess

Antifoam
72

Lampiran 9. Proses Pembuatan Bahan Kimia di Unit Wet End Chemical (Lanjutan)

Deposit Control Agen
Storage Tank Screen
Dispoint Control
Agent Pulp
Suction Fir Fan
Pun
Retention Agen
Storage Tank
pompa
pompa
Pompa
Screen Top
Screen Midle
Screen Bottom
Screen
Screen Bottom
Screen Bottom
Screen Bottom
Water Difusion
Water Difusion
Water Difusion
Primary Screen Top
Primary Screen
Midle
Primary Screen
Bottom

73

Lampiran 10. Proses Produksi Board Mechine

Head Box Bottom
Head Box Bottom
Head Box Bottom Fourdrinen Press Dryer 1,2,3 Size Press Dryer 4
Calendering
1
Gloss
Calendering 1
Dryer 5 Scanner Coater 1 Infrared Coater Dryer Pullstack 1 Coater 2
Scanner Pullstack 2 Scanner Coater 3 Infrared Coater Dryer
Calendering
2
Gloss
Calendering 2
Pullstack 3 Scanner Rell

74

Lampiran 11. Proses Pengolahan Limbah
Pulp Equalizer Clarifier
Fitrat 1
Fitrat 2
Chipboard Calendering Pengering
Filtrat
Sinar
Matahari
Cooling
Tower
Aerasi Bak Gi Sungai
Coating
Tanki Reaktor
Equalizer
Terminal /
Buffer Tank
Filter Press Penampung
Filtrat
Filtrat
Solid
Fiber
Filtrat

75

Lampiran 12. Proses Finishing

Rewinder Lowerator
Streaching
Salvage
Roll
Wrapping
Kertas
roll
Trim Trim
Sheet Cuter
Ream
Wrapping
Palleting
Shipping
Trim

Anda mungkin juga menyukai