Anda di halaman 1dari 8

PROPOSAL PKM-KC

PEMBUATAN LADDER CHAIR FOLD

(KURSI TANGGA LIPAT)

Disusun oleh :

Nabila Aisya Purwati (20.15.1.0037)

Adinda Alfina Deswiyanti (22.15.3.0003)

UNIVERSITAS MAJALENGKA

2023
Abstrak
Produk yang menjadi rancangan pada penelitian ini adalah Ladder Chair fold (kursi
tangga lipat). Pembuatan desain produk ladder chair fold ini dimulai dengan
mengidentifikasi kebutuhan pelanggan. Metode yang digunakan dalam perencanaan ini
menggunakan pengukuran parameter teknik metode QFD, penerapan ilmu ergonomi,
pengolahan antropometri, uji validitas dan reabilitas, kemudian dilanjut dengan
perancangan desain menggunakan software Sketch Up untuk gambaran visualisasi. Hasil
yang diperoleh perancang dari desain chair fold berdasarkan customer needs adalah pada
produk kursi-tangga dalam pengambilan material berupa kayu jati. Rancangan ini dapat
digunakan sebagai kursi sekaligus tangga , dapat dilipat menyesuaikan kebutuhan agar
lebih fleksibel dan menghemat ruang penyimpanan . Ukuran tinggi mode kursi 90 cm,
lebarnya 38 cm , panjang nya 40cm.Pada mode tangga, tinggi, panjang, dan lebar mengikuti
ukuran kursi dikarenakan bentuk tangga merupakan hasil dari bentukan dari kursi yang
dilipat. Memiliki fungsi sebagai tempat duduk dan tangga mini untuk menggapai barang
yang cukup tinggi, sehingga dapat mengurangi kesusahan dan mengurangi kelelahan
melalui perancangan produk baru.

Kata kunci: Ergonomi, Meja, Perancangan, QFD


PENDAHULUAN

Perancangan dan pengembangan produk merupakan bagian yang sangat besar dari
semua kegiatan teknik yang ada. Kegiatan perancangan dimulai dengan didapatkannya
persepsi tentang kebutuhan manusia, kemudian disusul oleh penciptaan konsep produk,
disusul kemudian dengan perancangan, pengembangan dan penyempurnaan produk.
Kemudian diakhiri dengan pembuatan dan pendistribusian produk. Perancangan adalah
kegiatan awal dari suatu rangkaian kegiatan dalam proses pembuatan produk. Dalam tahap
perancangan tersebut dibuat keputusan-keputusan penting yang mempengaruhi kegiatan-
kegiatan lain yang menyusulnya. Produk merupakan sesuatu yang dijual perusahaan kepada
pembeli. Produk yang dimaksud disini adalah produk yang bersifat rekayasa (engineering),
diskrit dan bersifat fisik.
Dari sudut pandang investor pada perusahaan yang berorientasi laba, usaha
pengembangan produk dikatakan sukses jika produk yang diproduksi dapat dijual dan
menghasilkan laba. Lima dimensi spesifik yang lain yang berhubungan dengan laba dan
biasa digunakan untuk menilai kinerja usaha pengembangan produk yaitu kualitas produk,
biaya produk, waktu pengembangan produk, biaya pengembangan, kapabilitas
pengembangan. Pengembangan produk merupakan aktivitas lintas disiplin yang
membutuhkan kontribusi dari hampir semua fungsi yang ada pada suatu perusahaan.
METODE PENELITIAN

a) Obyek Penelitian
Obyek dalam penelitian ini yang dijadikan obyek pengamatan dan penelitian adalah
produk meja makan lipat
b) Tahap Identifikasi Data
- Data Primer yaitu data yang langsung diperoleh melalui pengamatan atau pencatatan
langsung pada penelitian yang dilakukan dilapangan seperti Data tentang ukuran meja
makan yang ada sekarang dan Data antropometri manusia.
- Data Skunder yaitu data yang diperoleh secara tidak langsung dari berbagai sumber
yang sebelumnya telah dikumpulkan oleh pihak lain dan literatur-literatur yang
berhubungan dengan masalah yang dibahas, seperti Tempat/ segmen pasar
pengambilan kuesioner.
c) Teknik Pengumpulan Data
Untuk memperoleh hasil yang tepat sangat diperlukan adanya data pendukung
lengkap dan obyektif. Teknik pengumpulan data saat ini hanya berbasis internet
dikarenakan masih berupa rancangan kasar.
d) Perancangan dan pembuatan alat
Dari hasil pengolahan data diatas yang meliputi aspek teknis dan aspek ergonomis
tersebut akan diperoleh sebuah rancangan alat baru berdasarkan berbagai spesifikasi
yang diharapkan oleh konsumen.
LANDASAN TEORI

Dalam bisnis, produk adalah barang atau jasa yang dapat diperjual belikan.
Dalam marketing, produk adalah apapun yang bisa ditawarkan ke sebuah pasar dan bisa
memuaskan sebuah keinginan atau kebutuhan. Dalam tingkat pengecer, produk sering disebut
sebagai merchandise. Dalam manufaktur, produk dibeli dalam bentuk barang mentah dan
dijual sebagai barang jadi. Produk yang berupa barang mentah seperti metal atau hasil
pertanian sering pula disebut sebagai komoditas.

Kata produk berasal dari bahasa Inggris product yang berarti "sesuatu yang
diproduksi oleh tenaga kerja atau sejenisnya". Bentuk kerja dari kata product, yaitu produce,
merupakan serapan dari bahasa latin prōdūce(re), yang berarti (untuk) memimpin atau
membawa sesuatu untuk maju. Pada tahun 1575, kata "produk" merujuk pada apapun yang
diproduksi ("anything produced"). Namun sejak 1695, definisi kata product lebih merujuk
pada sesuatu yang diproduksi ("thing or things produced"). Produk dalam pengertian
ekonomi diperkenalkan pertama kali oleh ekonom-politisi Adam Smith.

Produk baru yang dibuat berdasarkan metode penelitian dan pengembangan


mempertimbangkan beberapa konsep yang meliputi kepuasan konsumen, tingkatan produk,
wujud produk, bauran produk dan kemampuan konsumen dalam mengenali produk.
Kepuasan konsumen berkaitan dengan kebutuhan konsumen akan produk. Kepuasan
konsumen berbeda-beda sesuai dengan kebutuhannya. Ada konsumen yang memerlukan
produk fisik berupa barang dan properti, ada pula konsumen yang hanya memerlukan produk
jasa perorangan, informasi, gagasan atau pengalaman.

Pembelian produk baru didasarkan pada nilai yang berharga dari keberadaan produk
tersebut. Di sisi produsen, pengembangan produk memperhatikan tujuan dan posisi dari
pembuatan produk baru yaitu penambahan laba, produk dasar, produk yang diinginkan oleh
konsumen, produk tambahan, atau produk potensial. Pengembangan produk baru juga
memperhatikan daya tahan dan wujudnya yang meliputi produk untuk konsumsi dan produk
industri.

Produk baru yang dikembangkan juga ditentukan berdasarkan bauran produk yang
kemudian berdampak kepada kemampuan konsumen untuk mengenali produk baru sebagai
bagian dari produksi produsen pada produk lama. Pengenalan produk baru ini memperhatikan
pengelolaan merek, penggunaan kemasan dan pemberian label.
Gambar 1.1 Struktur proses QFD
GAMBAR RENCANA , KEBUTUHAN ALAT DAN BAHAN

A. Gambar Rencana

(Gambar 1.2 Mode kursi) (Gambar 1.3 Mode tangga)

B. Kebutuhan Alat Bahan

Untuk pembuatan nya membutuhkan alat dan bahan berupa :

1. Bahan
a. Balok Kayu
Balok kayu akan dibagi menjadi beberapa bagian dengan ukuran yang
disesuaikan pada perencanaan,
b. Triplek
Luas dan jumlah triplek yang dibutuhkan mengikuti gambar perencanaan
dengan tebal triplek 15 mm.
c. Engsel Pintu
Engsel digunakan untuk mengaitkan bagian depan alas duduk kursi agar dapat
di bolak-balikkan untuk peralihan penggunaan dari kursi ke tangga maupun
sebaliknya.
d. Baut Sekrup
Menggunakan ukuran 8cm dikarenakan menggunakan tebal kayu 6cm, untuk
jumlah yang digunakan opsional / tergantung pada saat pembuatan
membutuhkan berapa karena hanya sebagai penyatu antara bahan 1 dengan
lainnya.
e. Cat Kayu
Setelah pembuatan kursi tangga lipat sudah jadi dan sudah dihaluskan, maka

akan diberi cat agar hasilnya terlihat bagus dan memiliki daya tarik pelanggan.

C. Kebutuhan Alat
a. Gerinda.
b. Palu.
c. Bor.
d. Penggaris siku.
e. Pena atau spidol untuk menandi ukuran.
f. Kuas
g. Amplas kering (Grit #60-80 dan Grit #320 ke atas)

Anda mungkin juga menyukai