Anda di halaman 1dari 7

BAB I.

RISET OPERASIONAL

1.1 Riset Operasional


1.1.1 Pengertian Riset Operasional
Menurut Pendapat Mulyono (2004, p2), secara harfiah kata operations dapat didefinisikan
sebagai tindakan-tindakan yang diterapkan pada beberapa masalah atau hipotesa. Sementara
kata research adalah suatu proses yang terorganisasi dalam mencari kebenaran terhadap
masalah atau hipotesa tadi. Kenyataannya, sangat sulit untuk mendefinisikan Operating
Research, terutama karena batas-batasnya tidak jelas. Operating Research memiliki
bermacam-macam penjelasan, namun hanya beberapa yang biasa digunakan dan diterima
secara umum.

Definisi 1
Riset operasi adalah penerapan motode-metode ilmiah terhadap masalah-masalah rumit yang
muncul dalam pengarahan dan pengelolahan dari suatu sistem besar manusia, mesin, bahan
dan uang dalam industri, bisnis, pemerintah dan pertahanan. Pendekatan khusus ini bertujuan
membentuk suatu model ilmiah dari sistem, menggabungkan ukuran-ukuran faktor-faktor
seperti kesempatan dan risiko, untuk meramalkan dan membandingkan hasil-hasil dan
beberapa keputusan, strategi atau pengawasan. Tujuannya adalah membantu pengambil
keputusan menentukan kebijaksanaan dan tindakannya secara ilmiah (Operational Research
Society Of Great Britain).

Definisi 2
Riset operasi berkaitan dengan menentukan pilihan secara ilmiah bagaimana merancang dan
menjalankan sistem manusia dan mesin secara terbaik, biasanya membutuhkan alokasi
sumber daya yang langka. (Operations Research Society Of America).

Definisi 3
Operating Research, adalah seni memberikan jawaban buruk terhadap masalah-masalah yang
jika tidak, memiliki jawaban yang lebih buruk (T.L. Saaty)

Definisi 4
Operating Research adalah pendekatan dalam pengambilan keputusan yang ditandai dengan
penggunaan pengetahuan ilmiah melalui usaha kelompok antara disiplin yang bertujuan
menentukan penggunaan terbaik sumber daya terbatas.
Definisi 5
Operating Research dalam arti luas, dapat diartikan sebagai penerapan metode-metode,
teknik-teknik, dan alat-alat terhadap masalah-masalah yang menyangkut operasi-operasi dari
sistem-sistem, sedemikian rupa sehingga memberikan penyelesaian optimal.

Menurut Modul Lab MKB, Analisis Kuantitatif merupakan suatu pendekatan ilmiah terhadap
pengambilan keputusan managerial. Pendekatan tersebut dimulai dengan data yang kemudian
diolah atau diproses menjadi informasi yang berguna bagi decision maker.

1.1.2 Model dalam Riset Operasi


Model adalah abstraksi atau penyederhanaan realitas sistem yang kompleks di mana hanya
komponen-komponen yang relevan atau faktor-faktor yang dominan dari masalah yang
dianalisis diikutsertakan. Ia menunjukkan hubunganhubungan (langsung dan tidak langsung)
dari aksi dan reaksi dalam pengertian sebab dan akibat. Karena sebuah model adalah suatu
abstraksi realitas, ia akan tampak kurang kompleks dibandingkan realitas itu sendiri. Model
itu, agar menjadi lengkap, perlu mencerminkan semua realitas yang sedang diteliti.

Model dapat diklasifikasikan dalam banyak cara, misalnya menurut jenisnya, dimensi,
fungsinya, tujuannya, subyeknya, atau derajat abstraksinya. Kriteria yang paling biasa adalah
jenis model. Jenis dasar itu meliputi:
a. Iconic (Physical) model
Model Iconic adalah suatu penyajian fisik yang tampak seperti aslinya dari suatu sistem
nyata dengan skala yang berbeda. Contoh model ini adalah mainan anak-anak, potret,
histogram, market dan lain-lain. Model iconic dikatakan diperkecil (scale down) atau
diperbesar (scale up) sesuai dengan ukuran model apakah lebih kecil atau besar
dibanding sistem nyata. Model iconic mudah diamati, dibentuk dan dijelaskan, tetapi
sulit untuk memanipulasi dan tak berguna untuk tujuan peramalan. Biasanya model ini
menunjukkan peristiwa statistik.

b. Analogue Model
Model Analogue lebih abstrak dibanding model iconic, karena tak kelihatan sama antara
model dengan sistem nyata. Contohnya jaringan pipa tempat air mengalir dapat
digunakan dengan pengertian yang sama sebagai distribusi aliran listrik. Peta dengan
bermacam-macam warna merupakan model analog dimana perbedaan warna
menunjukkan pegunungan, hijau sebagai dataran rendah dan lain-lain. Kurva
permintaan, kurva frekuensi dalam statistika adalah contoh lain model analog dari
tingkah laku peristiwaperistiwa. Model analog lebih mudah untuk memanipulasi dan
dapat menunjukkan situasi dinamis. Model ini umumnya lebih berguna daripada model
iconic karena kapasitasnya yang besar untuk menunjukkan ciri-ciri sistem nyata yang
dipelajari.

c. Mathematic (Simbolic) Model


Diantara jenis model yang lain, model matematik sifatnya paling abstrak. Model ini
menggunakan seperangkat simbol matematik untuk menunjukkan komponen-
komponen (dan hubungan antara mereka) dari sistem nyata. Namun, sistem nyata tidak
selalu dapat diekspresikan dalam rumusan matematik. Model ini dapat dibedakan
menjadi dua kelompok, yaitu deterministik dan probabilistik. Model deterministik
dibentuk dalam situasi kepastian (certainty). Model ini memerlukan penyederhanaan-
penyerdehanaan dari realitas karena kepastian jarang terjadi. Namun, keuntungan model
ini adalah bahwa ia dapat dimanipulasi dan diselesaikan lebih mudah. Jadi, sistem yang
rumit dapat dimodel dan dianalisa jika dapat
diasumsikan bahwa semua komponen sistem itu dapat diketahui dengan pasti.

Ada beberapa cara untuk membuat model menjadi lebih sederhana, misalnya:
1. Melinierkan hubungan yang tidak linier
2. Mengurangi banyaknya variabel atau kendala
3. Mengubah sifat variabel, misalnya dari diskrit menjadi kontinyu
4. Mengganti tujuan ganda menjadi tujuan tunggal
5. Mengeluarkan unsur dinamik (membuat model menjadi statistik)
6. Mengasumsikan variabel random menjadi suatu nilai tunggal (deterministik)

Pembentukan model adalah esensi dari pendekatan Operation Research karena solusi dari
pendekatan ini tergantung pada ketepatan model yang dibuat. Philips, Ravindran, dan Solberg
(1976) mengingatkan sepuluh prinsip dalam pembentukan model yaitu:
1. Jangan membuat model yang rumit jika yang sederhana akan cukup
2. Hati-hati dalam merumuskan masalah, agar disesuaikan dengan teknik penyelesaian
3. Hati-hati dalam memecahkan model, jangan membuat kesalahan matematik
4. Pastikan kecocokan model sebelum diputuskan untuk diterapkan
5. Model jangan sampai keliru dengan sistem nyata
6. Jangan membuat model yang tidak diharapkan
7. Hati-hati dengan model yang terlalu banyak
8. Pembentukan model itu sendiri hendaknya memberikan beberapa keuntungan
9. Sampah masuk, sampah keluar artinya nilai suatu model tidak lebih baik dari pada datanya
10. Model tidak dapat menggantikan pengambil keputusan

1.1.3 Tahap-tahap dalam Riset Operasi


Pembentukan model yang cocok hanyalah salah satu tahap dari aplikasi Operating Research.
Pola dasar penerapan Operating Research terhadap suatu masalah dapat dipisahkan menjadi
beberapa tahap.
a. Merumuskan masalah
Dalam perumusan masalah diakibatkan karena pertanyaan penting yang
harus dijawab :
• Variabel keputusan yaitu unsur-unsur dalam persoalan yang dapat dikendalikan oleh
pengambil keputusan. Sering juga disebut sebagai instrumen.
• Tujuan (objective). Penerapan tujuan membantu pengambil keputusan memusatkan
perhatian pada persoalan dan pengaruhnya terhadap organisasi. Tujuan ini
diekspresikan dalam variable keputusan
• Kendala (constraints) adalah pembatas-pembatas terhadap alternative tindakan yang
tersedia

b. Pembentukan model
Model merupakan ekspresi kuantitatif dari tujuan dan kendala-kendala persoalan dalam
variabel keputusan. Jika model yang dihasilkan cocok dengan mudah diperoleh dengan
program linier. Jika hubungan matematik model begitu rumit untuk penerapan solusi
nalaitik, maka suatu model probabilita mungkin lebih cocok.

c. Mencari penyelesaian masalah


Pada tahap ini bermacam-macam teknik dan metode solusi kuantitatif yang merupakan
bagian utama dari Operating Research memasuki proses. Penyelesaian masalah
sesungguhnya merupakan aplikasi satu atau lebih teknik-teknik ini terhadap model.
Seringkali, solusi terhadap model berarti nilai-nilai variabel keputusan yang
mengoptimumkan salahsatu fungsi tujuan dengan nilai fungsi tujuan lain dengan dapat
diterima.
d. Validasi model
Asumsi-asumsi yang dapat digunakan dalam pembentukan model harus absah. Dengan
kata lain, model harus diperiksa apakah ia mencerminkan berjalannya sistem yang diwakili.
Suatu model yang biasa digunakan untuk menguji validitas model adalah membandingkan
performancenya dengan data masa lalu yang tersedia. Model dikatakan valid jika dengan
kondisi input yang serupa, ia dapat menghasilkan kembali performance seperti masa
lampau. Masalahnya adalah bahwa tak ada yang menjamin performance masa depan akan
berlanjut meniru cerita lama.

e. Penerapan hasil akhir


Tahap akhir adalah menerapkan hasil model yang telah diuji. Hal ini membutuhkan suatu
penjelasan yang hati-hati tentang solusi yang digunakan dan hubungannya dengan realitas.
Suatu tahap kritis pada tahap ini adalah mempertemukan ahli Operating Research
(pembentuk model) dengan mereka yang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan sistem.

1.1.4 Metode-Metode Umum Mencari Solusi


Pada umunya terdapat tiga metode untuk mencari solusi terhadap model Operating
Research yaitu metode analitis yang bersifat deduktif, metode numeric yang bersifat
indukatif dan metode monte carlo.
a. Pendekatan Analitik (metode analitik) memerlukan perwujudan model dengan
solusi grafik dengan perhitungan matematik. Jenis matematik yang digunakan
tergantung pada sifat-sifat model.
b. Pendekatan Numerik (model numerik) berhubungan dengan perulangan atau coba-
coba dari prosedur-prosedur kesalahan, melalui penggunaan perhitungan numerik pada
setiap tahap. Metode numerik digunakan jika beberapa metode analitik gagal untuk
mencari solusi. Urutannya dimulai dengan solusi awal (initial solution) dan diteruskan
dengan seperangkat aturan-aturan untuk perbaikan menuju optimum. Solusi awal
kemudian diganti dengan sokusi yang diperbaiki dan proses itu diulang sampai tidak
mungkin adanya perbaikan lagi atau biaya perhitungan lebih lanjut dapat diterima.
c. Model Monte Carlo
Model ini memerlukan penggunaan konsep probabilitas dan sampling.

Beberapa langkah pendekatan Model Monte Carlo:


i. Untuk model yang cocok terhadap suatu sistem, pengamatan sampel dilakukan dan
kemudian distribusi probabilitas variabel yang bersangkutan ditentukan
ii. Ubah distribusi probabilitas itu menjadi distribusi kumulatif
iii. Pilih urutan bilangan random dengan bantuan tabel random
iv. Tentukan urutan nilai variabel yang bersangkutan dengan urutan bilangan random
yang didapat dari langkah c.
v. Cocokkan suatu fungsi matematik standar dengan nilai-nilai pada tahap d.
Metode Monte Carlo pada dasarnya adalah suatu teknik simulasi dimana fungsi
distribusi statistik dibuat melalui seperangkat bilangan random.

1.1.5 Sifat-Sifat Riset Operasi


Teknik-teknik Operating Research
Saat ini Operating Research telah berkembang begitu luas, sehingga dirasa tak perlu untuk
menyebutkan satu demi satu teknik Operating Research yang ada. Namun, beberapa masalah
Operating Research yang didefinisikan dengan baik dan diterima umum dapat digolongkan
sebagai berikut :
1. Masalah alokasi
2. Masalah pertarungan
3. Masalah antri
4. Masalah jaringan
5. Masalah persediaan

Ciri-ciri Operating Research


Ada beberapa ciri-ciri Operating Research yang menonjol, antara lain :
1. Operating Research merupakan pendekatan kelompok antar disiplin untuk mencari
hasil optimum
2. Operating Research menggunakan teknik penelitian ilmiah untuk mendapatkan solusi
optimum
3. Operating Research hanya memberikan jawaban yang jelek terhadap persoalan jika
tersedia jawaban yang lebih jelek. Ia tidak memberikan jawaban sempurna terhadap
masalah itu, sehingga Operating Research hanya memperbaiki kualitas solusi.

1.1.6 Keterbatasan Riset Operasi


Operating Research berbeda dengan optimasi klasik, karena dalam metode optimasi nonklasik
(Operating Research) dapat menangani kendala pertidaksamaan maupun persamaan. Dengan
kendala yang lebih bebas ini, metode optimasi nonklasik menjadi lebih menarik dan lebih
realistis. Tetapi, ini membutuhkan metode solusi yang baru, karena kendala pertidaksamaan
tak dapat ditangani dengan teknik kalkulus klasik.

1.1.7 Penerapan dan Peranan Riset Operasi dalam Membuat Keputusan


Riset operasi adalah suatu metode pengambilan keputusan yang dikembangkan dari studi
operasional militer selama Perang Dunia II. Keberhasilan-keberhasilan penelitian dari
kelompok-kelompok studi militer ini telah menarik kalangan industriawan untuk membantu
memberikan berbagai solusi terhadap masalah-masalah manajerial yang rumit. Dewasa ini
riset operasi telah mendapat pengakuan sebagai mata ajaran yang penting di tingkat perguruan
tinggi, sesuai perkembangan kurikulum pendidikan tinggi maka teknik-teknik pendekatan
dalam mengidentifikasi masalah dan mengambil keputusan menjadi suatu kebutuhan penting
bagi peserta didik. Selain itu kalangan professional, manajer, akademisi dapat memanfaatkan
metode-metode riset operasi yang disajikan dalam buku ini. Materi riset operasi yang
disampaikan mencakup berbagai bidang pengetahuan seperti ekonomi, manajemen produksi,
manejemen operasi, transportasi, teknik industri dan lainlain. Riset operasi adalah penerapan
metode-metode ilmiah terhadap masalah rumit yang muncul dalam pengarahan dan
pengelolaan dari suatu sistem besar manusia, mesin, bahan dan uang dalam industri, bisnis,
pemerintahan, dan pertahanan. Pendekatan khusus ini bertujuan membentuk suatu model
ilmiah dari sistem, menggabungkan ukuran-ukuran, faktor-faktor seperti kesempatan dan
resiko, untuk meramalkan dan membandingkan hasil-hasil dari beberapa keputusan, strategi
atau pengawasan. Tujuannya adalah membantu pengambilan keputusan menentukan
kebijakan dan tindakannya secara ilmiah (Operational Research Society of Grreat Britain).

Anda mungkin juga menyukai