Anda di halaman 1dari 11

Gambaran Umum Perusahaan

1. Sejarah Perusahaan
PT. Maruki International Indonesia didirikan pada tanggal 3 juli 1997 dan
sebagai pemimpin perusahaan ditunjuk Mr. Hidehiro Asano bersama Dr. Ir. Nurdin
Abdullah. Dipilahnya lokasi pada kelurahan Kapasa karena secara geografis sangat
menguntungkan, akses pelabuhna laut dan Badar Udara yang dekat memberi
kemudahan dan kelancaran baik untuk distribusi ekspor, pengadaan bahan baku dan
mobilitas pendukung produksi lainnya.
Pelaksanaan pembangunan diatas lahan 3,5 Ha, dimulai pada bulan Agustus
1997 dengan surat persetujuan Presiden RI dari BPKM Nomor 359/PMA/1997.
Investasi yang ditanamkan dalam pendiriran perusahaan sebesar USD 2,5 juta yang
bersumber dari perusahaan induk Jepang.
Setelah diresmikan oleh Gubernur Sulawesi Selatan, PT. Maruki International
Indonesia memulai proses produksinya yang ditandai dengan pelaksanaan Grand
Opening tanggal 23 April 1998 dengan kapasitas produksi sebesar 8.000 m3/tahun
(10.000 unit/tahun) kemudian pada tahun 1999 dilakukan ekspor pertama.
Produk utama dihasilkan adalah butsudan yaitu jenis furniture yang dalam
tradisi agama Budha di Jepang, sudah digunakan sebagai media untuk berkomunikasi
dengan leluhur, dimana tipe atau jenis Butsudan berbeda untuk setiap daerah.
Terdapat berbagai macam jenis dan tipe Butsudan, namun umumnya berbentuk
lemari. Butsudan produksi PT. Maruki International Indonesia berasal dari bahan
baku kayu. Komposisi penggunaan material kayu import, yakni Afrika (Gabon), Asia
(Thailand, Laos) dan Amerika (Mexico). Hasil produksi Butsudan hanya di export ke
Jepang, karena sifatnya sebagai produk budaya Jepang. Sejalan dengan
perkembangan agama Budha, permintaan akan Butsudan semakin mengkat maka PT.
Maruki CO.Ltd yang kedudukan di Kyoto Jepang mendirikan perusahaan. Penghasil
Butsudan di beberapa negara salah satuya PT. Maruki International Indonesia yang
berkedudukan di Sulawesi Selatan.
PT. Maruki International Indonesia yang sebelumnya bernama PT. Tokai
Material Indonesia , penggantian nama perusahaan ini disebabkan oleh adanya
perubahan kepemilikan saham. Maka sejak tanggan 14 Februari 2003 PT. Tokai
Material Indonesia berubah menjadi PT. Maruki International Indonesia. Perusahaan
ini dipimpin oleh Mr. Yukihiro Kitagawa selaku Presiden Direktur.PT. Maruki
International Indonesia merupakan perusahaan dengan status Penanaman Modal
Asing (PMA) Jepang setelah memperolae surat persetujuan dari presiden RI No : B323/Pres/6/1997. Perusahaan berdiri di atas lahan dengan luas area 7 hektar. Berlokasi
di kelurahan Kapasa Kecamatan Tamalanrea Makassar.
Dari sisi Sumber Daya Manusia (SDM), saat ini tercatat 515 orang karyawan.
Terdiri dari 398 orang laki-laki dan 120 orang perempuan. Di karyawan perusahaan,
terdapat penyedian layanan kesehatan untuk karyawan, keluarga karyawan dan
masyarakat sekitar perusahaan PT. Maruki International Indonesia yang dapat
diperoleh secara gratis, klinik kesehatan ini mengutamakan karyawan, manula, janda
dan anak-anak.
Adapun VISI dan MISI perusahaan adalah :
Visi PT. Maruki International Indonesia Quality and Morality yaitu
menjadikan perusahaan yang mengedepankan peningkatan kualitas produksi dan

memperhatikan aspek sosial dan lingkungan serta menjunjung tinggi semangat kerja
keras. Sedangkan Misi dari perusahaan adalah melibatkan segenap unsur karyawan
yang mengarah kepada proses perbaikan yang berkelanjutan dan berkesinambungan.
2. Struktur Organisasi dan Personalia
Struktur organisasi menunjukkan hal-hal apa yang menjadi tugas pokok dan
fungsi dari masing-masing bagian atau komponen yang harus dilaksanakan
berdasarkan prinsip-prinsip dan tanggung jawab guna menciptakan efetivitas kerja
dalam suatu organisasi dalam rangka mencapai sasaran yang telah ditentukan atau
ditargetkan terlebih dahulu.
Untuk mencapai target sasaran tersebut maka pada setiap pengolahan
perusahaan harus mempunyai pembagian tugas dan tanggung jawab yang jelas. Hal
ini dimaksudkan agar setiap kegiatan yang ada dalam perusahaan dapat dikerjakan
dengan lebih terkonsentrasi dan terarah.
Pada perusahaan ini menganut system garis dan staf (line and staff organization
mode), sedangkan struktur organisasi PT. Maruki International Indonesia dapat dilihat
pada gambar berikut :

Gambar 1
Struktur Organisasi PT. Maruki Intenational Indonesia
Komisaris

Presiden
Direktur
Interpreter/
Sek Presdir
Direktur

GM Umum

GM
Produksi

Manager
FIN & ACC

Manager
HRD & Ga

Manager
PPIC

AST.
Manager
FIN & ACC

SR. AST.
Pengembanga
n sistem &
SDM

AST. Manager
Perencanaan
& kontrol

AST.
Manager
Personalia

AST.
Manager INV.
Matrerial

AST.
Manager
Pelayanan

AST.
Manager INV.
Raw Matrerial

AST.
Manager
Pengadaan

AST. Manager
Hori

AST.
Manager
Pengadaan

AST. Manager
Maintenance

SUMBER : PT. Maruki International Indonesia

Manager
R&D

Manager
Produksi

SR. ASR.
Manager
Pabrik 1& 2

AST. Manager
Pabrik 3

AST. Manager
Pabrik 4 & 5

AST. Manager
Pabrik 6

Manager
Produksi

Adapun sumber daya manusia (SDM yang ada di PT. Maruki International
Indonesia adalah sebagai berikut :
Karyawan PT. Maruki International Indonesia berjumlah 507 orang yang terdiri
atas 389 karyawan Laki-laki dan 118 karyawan Perempuan dengan supervisor dan
fungsional 2 orang, asisten manager 12 orang, manager 6 orang dan general manager
2 orang.
Jumlah karyawan pada devisi produksi 483 orang yang bekerja di 1 persiapan
dan 6 factory. Sedangkan jumlah karyawan non-produksi 24 orang. Rekrutmen tenaga
kerja PT. Maruki International Indonesia adalah tenaga kerja yang diambil dari
lulusan balai latihan tenaga kerja Makassar dan masyarakat sekitar pabrik yang
selanjutnya mengikuti program latihan dan pemagangan di Jepang sekitar 1 (satu)
tahun atau lebih, untuk ahli teknologi dalam pembuatan Butsudan sebagai produk
utama PT. Maruki International Indonesia. (data Sekunder PT. Maruki International
Indonesia tahun 2013)
Fasilitas Perusahaan :
a. Klinik (Umum dan Gigi)
b. Bus Karyawan
c. Asurasnsi karyawan (ASKES)
d. Jamsostek
e. Saran ibadah
f. Ruang serba guna (kantin dan ruang makan)

3. Gambar Proses Produksi


Gambar 2
Proses Produksi
Persiapan

Factory 1

Factory 2

Factory 3

Factory 4

Factory 5

Factory 6

Gudang
Adapun proses produksi sebagai berikut :
a. Persiapan
Material (kayu) terlebih dahulu diseleksi berdasarkan kualitas, jenis maupun
ukurannya. Selanjutnya dikeringkanke dalam cleandry yang terdiri atas tiga
chamber (kamar) mampu menampung 35 m3 material, lama pengeringan clean
dray adalah 1 sampai 2 minggu sampai kadar kayu mencapai 2%. Selanjutnya
kayu akan di masukkan ke dalam clean dray untuk selanjutnya dimasukkan ke
factory 1.
b. Factory 1
Material kayu yang telah diclean draykan dimasukkan ke dalam factory 1
untuk diproses lebih lajut. Factory 1 digunakan sebagai tempat proses
pemotongan material dan laminating sesuai dengan kebutuhan ukuran dan jenis
kayu serta jadwal produksi. Proses awal akan ditangani oleh unit CUTTING,
dimana akan digunakan mesin Planner awal untuk menghaluskan permukaan
kayu sesuai dengan kebutuhan proses berikutnya.

Selanjutnya akan dilakukan pemotongan kayu sesuai dengan panjang, lebar


dan ketebalan yang diinginkan. Apabila terdapat kayu yang tidak sesuai, maka
akan dihaluskan lagi pada mesin finish planner. Kayu yang akan dipotong akan
dialirkan ke unit-unit lain dan ada yang langsung ke factory 2 untuk proses lebih
lajut untuk mendapatkan kayu dengan pemotongan yang lebih kecil dialirkan ke
unit CUT HORIBALI. Potongan-potongan kayu kecil nantinya masuk ke factory 2
dan yang akan dikirim kembali untuk diukir.
Unit HOT PRESS dilakukan proses perekatan (laminating) dimana kayu
ditempeli bahan kayu yang berbeda sebagai tulang kayu (untuk menghasilkan
kayu yang kuat). Untuk proses ini digunakan mesin laminating dengan suhu yang
digunakan adalah 80-120C untuk kayu rosewood san 40-70C untuk kayu ebony,
selanjutnya akan dialirkan ke factory 2 dan factory 3 untuk pemotongan bahan
anyaman pintu dilakukan pada unit kumiko dan untuk pemotongan elemen-elemen
kecil dan tipis dilakukan pada unit kumiko dan pemotongan yang menghasilkan
tiang penyangga Butsudan dilakukan pada unit hasira.
Selanjutnya, akan dialirkan ke factory 2 unit kumiko dan unit yane guoten.
Sedangkan hasil unit hasira akan dialirkan ke factory 3 pada unit panel show akan
dilakukan pemotongan playwood, kemudian hasilnya akan dialirkan ke factory 2
dan factory 3 untuk diolah lebih lanjut.
c. Factory 2
Factory 2 adalah tempat pembuatan aksesoris butsudan yang terdiri dari
ukiran anyaman yang bahannya merupakan hasil dari factory 1. Proses wala pada
factory 2 diawali unit microwave, pada proses ini kayu akan dimasukkan pada
microwave denga tujuan untuk menyamankan kadar air dalam kayu agar tidak
mudah bengkok jika terjadi perubahan cuaca, kemudian kayu akan didinginkan
selama 15 menit untuk selanjutnya. Akan dialirkan ke unit laminating, proses
laminating sama dengan proses yang dilakukan bahan kayu agar kuat. Unit
laminating factory 1 jika terdapat banyak kayu yang akan direkat.
Hasil dari perekatan tersebut akan dialirkan ke unit moulding, dimana pada
unit ini akan dibuat dan dicetak alur kayu (profil kayu) dan selanjutnya akan
dialirkan ke factory 3. Sedangkan 3 unit lainnyta adalah unit assembling
(Kumiko), unit assembling (yane), unit assembling (gouten). Menyatukan dan
membentuk kayu hasil pemotongan dari unit yane gouten dan kumiko factory 1.
Selanjutnya akan dilahirkan ke factory 3 untuk unit assembling (kumiko) dan ke
factory 4 unit assembling (yane), unit assembling (gouten).
Unit laboratorium new type dikhususkan untuk membuat ukiran baru dan
memperbaiki ukiran dari bali bila terdapat kesalahan.
d. Factory 3
Factory 3 adalah tempat pelaksanaan untuk pembentukan masing-masing
komponen yang terdapat dalam Butsudan. Proses yang terjadi di factory 3 diawali
pada unit Wide Belt Sender (WBS), dimana kayu dan komponen yang berasal dari
factory 2 dan factory 1 yang dihaluskan terlebih dahulu dengan menggunakan
mesin WBS.
Selanjutnya masing-masing kayu dan komponen yang dialirkan pada unitunit lainnya.
1. Pada unit kazaridan akan dibentuk bagian-bagian Butsudan

2. Pada unit hotate akan dibentuk bagian luar Butsudan termasuk dindingdindingnya
3. Pada unit Nc Pouter akan dibentuk alur kayu dengan menggunakan Nc
Pouter yang akan dikontrol oleh komputer.
4. Pada unit shirin dai akan diprose dan dibentuk bagian kepala dan kaki
Butsudan.
5. Pada unit hilidasi akan dibentuk atau dicetak bentuk permukaan kau
ebony sehingga menghasilkam keindahan tersendiri pada permukaan
kayu.
6. Pada unit cutting 45 akan dibentuk 45 dengan pemotongan khusus
sehingga didapatkan sudut yang tepat.
Bagian yang dipotong pada unit 45 adalah bagian batang pintu dalam dan
luar. Kemudian semua komponen akan dialirkan kembali ke unit WBSuntuk
dihalusan lagi, selanjutnya akan dialihkan ke unit WBS untuk dihaluskan lagi,
selanjutnya akan dialihkan ke factory 1 pada unit Hot Press. Setelah proses Hot
Press maka komponen-komponen akan dialirkan ke factory 3 untuk pengecekan
akhir sebelum dialirkan ke factory 4 dan factory 5.
e. Factory 4
Factory 4 adalah tempat yang dikhususkan untuk proses pengamplasan
komponen dan pengecatan (painting) Butsudan dengan mode oven (model yang
menempatkan alur kayu permukaan Butsudan). Proses awal pada factory 4 adalah
pada unit kararingsgida, dimana pada unit ini dilakukan secara manual, kemudian
komponen akan dialirkan pada unit finishing kenma A dan unit finishing kenma
B, dimana pada unit tersebut akan dilakukan pengamplasan (penghalusan)
komponen bagian dalam Butsudan dan unit finishing kenma B dengan
menggunakan mesin.
Selanjutnya, komponen-komponen akan dialirkan pada unit chakusouku,
dimana dilakukan pewarnaan langsung, pencelupan dan pewarnaan dengan
menggunakan mesin insatsu. Selanjutnya akan dialirkan pada unit akan dilakukan
penghalusan dan pengecatan permukaan kayu dengan menggunakan warna netral.
Kemudian komponen akan dialirkan ke unit shira kenma untuk dulakukan dengan
amplas yang lebih halus. Selanjutnya akan dialirkan ke unit kararing furatto 2
untuk penyempurnaan warna selajutnya dialirkan ke unit factory 6 untuk dirakit
apabila terdapat kekurangan dan kesalahan, maka akan dikembalikan ke unit
kararing furatto 1.
f. Factory 5
Factory 5 adalah tempat yang dikhususkan untuk proses pengamplasan
komponen dan pengecetan (painting) Butsudan dengan model kyoumen (model
yang tidak menampakkan alur permukaan kayu pada Butsudan). Adapun prosesproses yang terjadi pada factory 5 adalah sama dengan yang terjadi pada factory
4, akan tetapi yang membedakan adalah pada proses unit shira kenma dan unit
shira painting dilakukan secara berulang-ulang untuk menutupi alur permukaan
kayu. Untuk sementara proses factory 5 ditiadakan karena permintaan terhadap
butsudan model kyoumen sehingga factory 5 digunakan untuk membantu aktifitas
factory 4.
g. Factory 6

Factory 6 adalah tempat yang dikhususkan untuk proses akhir pembuatan


Butsudan yaitu proses perakitan akhir dan pengemasan (packing) Butsudan.
Komponen-komponen yang akan dirakit di factory 6 sebelumnya akan diperiksa
keadaanya oleh bagian quality control, jika terdapat komponen yang cacat maka
akan dialirkan ke factory sebeluimnya sesuai dengan kecacatan dari produk yang
dihasilkan.
Proses awal yang terjadi di factory 6 adalah unit assembling gedai-cwadai,
dimana bagian latar Butsudan akan dirapatkan dengan menggunakan paku
kompresor. Begitupun dengan bagian dalam disatukan dan dirapatkan menjadi
satu bagian yang kuat, selanjutnya kedua bagian tersebut dastukan. Pada unit akan
dilakukan pengecatan terakhir. Selanjutnya akan diproses pada unit finishing
painting, pada unit akan dilakukan pengecatan terakhir untuk memberikan
kesamaan warna pada setiap komponen Butsudan yang telah selesai dirakit dan
dicat akan dikemas pada unit Packing mesin body press untuk kemudian dipaku
dengan menggunakan paku kompresor. Bgitupun dengan bagian dalam untuk
selajutnya disimpan di gudang penyimpanan.
Setelah rampung perakitannya, kemudian dilakukan pengecatan oleh expert
yang didatangkan dari Jepang untuk melihat sudah baik atau masih ada
kekurangan. Kemudian Butsudan yang telah selesai dirakit dan dicat akan
dikemas pada unit packing untuk selanjutnya disimpan di gudang penyimpanan
dan akan segera dikirm ke Jepag untuk dipasarkan.
4. Hasil Produksi
Hasil produksi adalah hasil akhir dari suatu proses produksi atau sering disebut
dengan istilah produk jadi yang dihasilkan oleh produk suatu perusahaan. Adapun
hasil produk yang dihasilkan PT. Maruki International Indonesia adalah Butsudan.
5. Mesin Produksi
Untuk mengetahui lebih jauh mengenai mesin peralatan yang dipergunakan
dalam proses produksinya, dapat dilihat sebagai berikut :
a.
Mesin Pemotong
Digunakan untuk memotong kayu sesuai dengan yang diinginkan.
b.
Mesin planner
Mesin yang digunakan untuk menghaluskan permukaan kayu.
c.
Mesin Laminating
Mesin yang digunakan untuk proses perekatan (laminating) dimana kayu
ditempeli bahan kayu yang berbeda sebagai tulang kayu (untuk
menghasilkan kayu yang kuat).
d.
Mesin Insatsu
Dimana dilakukan pewarnaan langsung, pencelupan dan pewarnaan.
e.
Mesin Microwave
Mesin ini digunakan untuk menyamankan kadar air dalam kayu agar tidak
bengkok jika terjadi perubahan cuaca.
f.
Mesin Body Press
Digunakan untuk merapatkan atau merekatkan masing-masing bagian.
g.
Mesin Cleandry
Alat yang digunakan untuk mengeringkan kayu.

h.

6.

7.

8.

2.

Mesin Expert
Mesin yang didatangkan dari Jepang untuk melihat apakah sudah baik atau
masih ada kekurangan.
i.
Mesin Horibali
Mesin yang digunakan untuk mengukir kayu.
Persediaan
Ada tiga macam persediaan pada PT. Maruki International Indonesia yaitu :
a.
Persediaan bahan baku
Bahan utama yang digunakan dalam pembuatan Butsudan jadi adalah kayu,
dengan jenis :
1. Kayu rose wood
2. Keyu ebony
3. Kayu jati
b.
Persediaan bahan pembantu
Terdiri dari :
1. Paku
2. Obeng
3. Jidar atau mistar
4. Engsel
c.
Persediaan barang jadi
Hasil produksi dari PT. Maruki Internationa Indonesia adalah Butsudan.
Sistem Penggajian dan Pengupahan
Pembagian gaji dan upah PT. Maruki International Indonesia tidak dibedakan
antar karyawan wanita dan pria sehingga hak atas gaji dan upah adalah sama.
Walaupun demikian, keterampilan masa kerja juga akan mempengaruhi besar kecil
upah yang akan diterima. Karyawan digaji setiap bulan dimana gaji bulanan ini
diberikan kepada karyawan tetap dan sistem pembayarannya dibayar sebulan sekali
pada waktu akhir bulan, sedangkan upah lembur dibayarkan sesuai waktu lembur
karyawan atau dengan kata lain berapa jam lembur karyawan selam 1 bulan.
Pembagian Jam Kerja Karyawan
Dalam sehari, karyawan PT. Maruki International Indonesia bekerja selama 8
jam yaitu 08.00 WITA, sampai 17.00 WITA dengan waktu istirahat selama 1 jam
yaitu jam 12.00 WITA sampai 13.00 WITA. Alasan perusahaan menambah waktu
istirahat dari 1 jam menjadi 2 jam yaitu untuk memberikan kesempatan beribadah
sholat Jumat, berikut pemaparannya :
a. Hari Senin Kamis
: Jam 08.00 17.00
Istirahat
: Jam 12.00 13.00
b. Hari Jumat
: Jam 08.00 17.00
Istirahat
: Jam 11.30 13.30
Lokasi Perusahaan
Lokasi perusahaan berada di Kawasan Industri Makassar (KIMA) dengan luas 6
Ha. Areal perusahaan berdampingan dengan pemukiman penduduk. Oleh karena itu
sebagai bagian dari masyarakat, perusahaan sangat memperhatikan kegiatan dan
program Coorporate Social Responsibility (CSR) yang sudah berlangsung dan terus
berlanjut, diantaranya adalah Program Beasiswa, Penghijauan, Taman baca, Klinik
kesehatan untuk masyarakat dan berbagai kegiatan sosial perusahaan ke masyarakat.

3. Bagian Produksi dan Manajemen PT. Maruki International Indonesia


Bagian Produksi terdiri dari 7 factory. Dimulai dari factory 0 hingga factory 6.
a. Factory 0
Factory 0 dengan jumlah tenaga kerja = 34 orang. Jenis kegiatan antara lain
mengangkat, menyusun, memotong kayu dengan berbagai posisi dan sikap
karyawan saat bekerja seperti jongkok, membongkok, berdiri dan berjalan
dengan modalitas gerak yang dinamis.
b. Factory 1
Factory 1 dengan jumlah tenaga kerja = 41 orang. Jenis aktifitas antara lain
mengangkat, memotong menyusun dengan berbagai posisi dan sikap
karyawan saat bekerja ada berdiri, mambungkuk yang dilakukan saat
mobile.
Terdiri dari beberapa unit kerja diantaranya adalah sebagai berikut.
1. Cutting
2. Hot Press
3. Hory
4. Panel Saw
5. Hashira/ Hory Bali
c. Factory 2
Factory 2 dengan jumlah tenaga kerja = 63 orang. Jenis kegiatan
mendorong, mengangkat, menyusun dengan posisi, berdiri, membungkuk
dalam keadaan statis dan dinamis.
Factory 2 terdiri dari beberapa unit kerja diantaranya adalah sebagai berikut
1. Unit Laminating
2. Unit Moulding
3. Unit Komiko / Assembling Komiko
4. Unit Yane / Assembling Yane Gouten
d. Factory 3
Factory 3 dengan jumlah tenaga kerja = 85 orang. Jenis kegiatan
mengangkat, mengamplas, mengecat, memotong (mendorong), dengan
posisi ada yang berdiri duduk, membungkuk dalam keadaan statis dan
dinamis.
Terdiri dari beberapa unit kerja diantarnya adalah sebagai berikut :
1. Hotate
2. Kazaridan
3. Shirindai
4. Hikidashi
5. Nc Router
6. Cutting 45 / WBS
7. WBS
e. Factory 4-5
Factory 4-5 dengan jumlah tenaga kerja = 85 orang. Jenis kegiatan
mengamplas, Painting vermis dengan posisi dan sikap kerja karyawan ada
yang berdiri, duduk secara statis. Terdiri dari beberapa unit kerja diantaranya
dalah sebagai berikut :

f.

g.
h.
i.
j.
k.
l.
m.
n.
o.
p.
q.
r.
s.
t.

1. Chokusoku
2. Shira Painting
3. Kararing Furatto
4. Towaku MDF
5. Shira Kenma
6. Cutting Hory
7. New Type (D & D)
Factory 6
Factory 6 dengan jumlah tenaga kerja = 58 orang. Jenis kegiatan perbaikan
pewarnaan, perakitan, mengangkat, mendorong, posisi dan sikap saat kerja
karyawan berdiri dan duduk ada yang dinamis ada pula yang statis.
Terdiri dari beberapa unit kerja diantaranya adalah sebagai berikut
1. Assb Gedai dan Uwadai
2. Uwadai
3. Packing Gedai/ Uwadai
4. Unit F-Painting Uwadai/ Gedai
5. Finish Cekker
Quality Control / Pak
Jumlah karyawan = 15 orang
Inventory
Jumlah karyawan = 14 orang
R&D
Jumlah karyawan = 15 orang
Remaking
Jumlah karyawan = 2 orang
OFF-2
Jumlah karyawan = 4 orang
Pelayanan
Jumlah karyawan = 44 orang
Exim
Jumlah karyawan = 3 orang
Security
Jumlah karyawan = 22 orang
MTC / IT
Jumlah karyawan = 13 orang
HRD
Jumlah karyawan = 6 orang
KLI
Jumlah karyawan = 2 orang
KOP
Jumlah karyawan = 2 orang
FIN ACC
Jumlah karyawan = 4 orang
CS
Jumlah karyawan = 5 orang

Anda mungkin juga menyukai