OLEH:
KELOMPOK 2
OLEH:
KELOMPOK 2
2
LEMBAR PERSETUJUAN
Mengetahui
i
BIODATA PENYUSUN
Nama : Rifaldi
NIM : PO7103120019
Tempat/Tanggal lahir : Kayumalue, 13 Februari 2001
Agama : Islam
Alamat : Jl. Datumasuci, Kayumalue
Nama : Rosmawati
NIM : PO7103120005
Tempat/Tanggal lahir : Bambu, 16 Januari 2001
Agama : Islam
Alamat : Jl. Karana, Mamboro
ii
Nama : Dwi Rahayu B. Olii
NIM : PO7103120023
Tempat/Tanggal lahir : Lemito, 08 Agustus 2002
Agama : Islam
Alamat : Jl. Lentora, Mamboro
iii
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr.Wb dengan memanjatkan puji dan syukur kami kepada
Tuhan Yang Maha Esa karena telah memberikan rahmat dan anugerah-Nya
kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan Laporan Industri di PT. Maruki
Internasional Indonesia Makassar. Laporan ini merupakan ini merupakan aplikasi
dari setiap mata kuliah yang sudah didapat selama proses perkuliahan di
Politeknik Kesehatan Kemenkes Palu Jurusan Kesehatan Lingkungan.
Dalam penyelesaian laporan industri ini tidak lepas dari berbagai hambatan
dan cobaan. Oleh karena itu, kami menyadari masih banyak kekurangan yang
perlu dilakukan perbaikan. Untuk itu, saran dan kritik yang membangun sangat
kami harapkan guna perbaikan dimasa mendatang. Pada kesempatan ini kami
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu kami
selama kegiatan,antara lain :
1. Kepada Ibu Andi Bungawati, SKM., M.Si selaku Ketua Jurusan Kesehatan
Lingkungan Poltekkes Kemenkes Palu.
2. Kepada Ibu drg. Hanum Sasmita., MKM, selaku Pembimbing Lapangan di
PT. Maruki Internasional Indonesia Makassar.
3. Kepada Ibu Maryam SKM., MM, selaku Pembimbing Lapangan di PT.
Maruki Internasional Indonesia Makassar.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan laporan ini masih jauh dari
sempurna. Hal ini disebabkan karena keterbatasan kemampuan dan pengetahuan
kami. Maka kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun
demi pelajaran kami. Semoga laporan ini dapat bermanfaat untuk setiap
mahasiswa yang akan melaksanakan praktek Industri.
Penyusun
iv
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL..................................................................................................
KATA PENGANTAR..............................................................................................
DAFTAR ISI............................................................................................................iii
DAFTAR TABEL....................................................................................................iv
DAFTAR GAMBAR................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................
A. Latar Belakang............................................................................................................
B. Rumusan Masalah.......................................................................................................
C. Tujuan Penelitian........................................................................................................
D. Manfaat Penelitian......................................................................................................
BAB II TINJAUAN PUSTAKA..............................................................................
A. Lindi...........................................................................................................................
B. Dampak BOD dan COD...........................................................................................12
D. Teknologi Pengolahan Lindi.....................................................................................13
F. Karbon Aktif.............................................................................................................15
G. Proses Pembuatan Karbon Aktif ..............................................................................17
H. Tanaman Pisang Kepok (Musa paradisiaca)............................................................19
I. Karbon Aktif Kulit Pisang........................................................................................21
J. Kerangka Konsep.....................................................................................................23
K. Hipotesis...................................................................................................................24
BAB III METODE PENELITIAN........................................................................25
A. Jenis Penelitian.........................................................................................................25
B. Lokasi dan Waktu Penelitian....................................................................................26
C. Objek dan Sampel Penelitian....................................................................................26
D. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional...........................................................27
E. Teknik Pengumpulan Data........................................................................................29
F. Pengolahan Data.......................................................................................................29
G. Analisa Data.............................................................................................................30
H. Penyajian data...........................................................................................................30
I. Metode Kerja............................................................................................................31
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
v
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
PT Maruki Internasional Indonesia adalah perusahaan furniture untuk
budaya masyarakat Jepang yang disebut Butsudan. Butsudan berfungsi
sebagai tempat untuk menghormati dan berkomunikasi dengan para leluhur
yang telah wafat. Terdapat berbagai macam jenis dan tipe Butsudan, namun
umumnya berbentuk lemari. Butsudan produksi PT Maruki Internasional
Indonesia berasal dari bahan baku Kayu. Komposisi penggunaan material
kayu adalah 40% kayu lokal dan 60% kayu import. Penelitian dilakukan
dengan menggunakan Metode Hazard Identification, Risk Assessment, and
Risk Control (HIRARC) pada pekerja bagian produksi yang terdiri dari
bagian pra produksi : pengeringan kayu, pembagian jenis kayu, bagian
produksi : pemotongan/pembelahan kayu, laminating, pembuatan rangka, dan
pengecetan, bagian post produksi : pengecekan ulang dan sterilisasi,
pengepakan. Berdasarkan hasil penilaian identifikasi bahaya menggunakan
metode HIRARC di dapatkan hasil : Hazard yang paling tinggi oleh para
pekerja yaitu terdapat pada beberapa factory, seperti Pada factory 1 – 3
merupakan tempat produksi dengan hazard tertinggi karena pada factory
tersebut yaitu dilakukan proses pemotongan kayu menggunakan mesin.
Sementara para pekerja tidak menggunakan APD yang lengkap, dimana
setiap mesin yang ada juga menghasilkan tingkat kebisingan yang tinggi. Hal
tersebut sangat memungkinkan terjadinya kecelakaan kerja terutama pada
pendengaran setiap pekerja yang ada di factory 1 – 3, tetapi dari pihak
perusahaan menyediakan APD untuk seluruh pekerja .
PT. Maruki sendiri memproduksi lebih dari kurang lebih 3-5 jenis dan
tipe komponen Butsudan melalui 6 factory utama dan beberapa factory
khusus, yang terbagi atas unit-unit spesialisasi kerja. Sistem produksi
dilakukan berdasarkan pesanan dari kantor pusat di Jepang, Maruki Co. Ltd,
tetapi bersifat continuous. Kegiatan ekspor. serta pengolahan kayu menjadi
1
produk furnitur spesifik bernama Butsudan, yaitu lemari bernilai budaya dan
seni tinggi yang digunakan masyarakat Jepang sebagai tempat persembahan
serta media komunikasi kepada leluhurnya. Setiap bahan baku hingga proses
pengerjaan memiliki tingkat pengawasan kualitas yang sangat ketat,
berdasarkan Buku Panduan Factory PT. Maruki International Indonesia serta
observasi awal peneliti. perusahaan mampu memaksimalkan kapasitasnya
untuk memenuhi kebutuhan pasar tersebut dan berpotensi untuk memperluas
pangsanya meskipun sekarang bersaing ketat dengan pemain dari beberapa
negara seperti Cina, Kamboja, dan Vietnam.
Keselamatan dan kesehatan kerja K3 merupakan hal yang penting
dalam industry karena efisisensi produksi semakin di perhatikan dengan
meningkatnya resiko kecelakaan dan penyakit akibat kerja. Hal ini bertujuan
untuk mengurangi resiko kecelakaan di tempat kerja. Sistem penerapan K3
yang di terapkan di di PT. Maruki Internasional Indonesia yaitu pada para
pekerja di wajibkan menggunakan alat pelindung diri seperti helem
pelindung, kacamata pelindung, respirator masker, sarung tangan, safety
shoes dan alat pelindung pendengaran. Dan juga bagi para karyawan sebelum
melakukan pekerjaan terlebih dahulu melekukan pengecekkan kesehatan di
klinik PT. Maruki Internasional Indonesia.
B. Tujuan
Adapun tujuan dari pelaksanaan Praktek Kerja Industri di PT. Maruki
Internasional Indonesia adalah :
1. Untuk mengetahui gambaran umum industri pada PT. Maruki
Internasional Indonesia.
2. Untuk mengetahui gambaran sanitasi industri pada PT. Maruki
Internasional Indonesia.
3. Untuk mengetahui program kesehatan dan keselamatan kerja (K3) pada
PT. Maruki Internasional Indonesia.
2
C. Waktu
Hari/tanggal : 11 Januari 2023
Jam : 08.00 s/d selesai
D. Lokasi
PT. Maruki Internasional Indonesia Makassar terletak di Jl. Kapasa Raya,
Kapasa, Kec. Tamalanrea, Kota Makassar, Sulawesi Selatan.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
3
Biringkanaya, Makassar, dan secara resmi beroperasi pada bulan April
1998. Dipilihnya lokasi tersebut karena secara geografis sangat
menguntungkan dari segi akses pelabuhan laut dan bandar udara yang dekat
memberi kemudahan baik untuk distribusi ekspor, pengadaan bahan baku,
dan mobilitas pendukung lainnya.
Sosok penting di awal perintisan usaha ini yaitu Mr. Kenichi
Kobayashi sebagai penyedia modal sekaligus pemilik perusahaan. Mr.
Hidehiro Asano sebagai Presiden Direktur pertama dan Prof. Dr. Ir. H. M.
Nurdin Abdullah, M. Agr. yaitu Guru Besar Fakultas Ilmu Kehutanan
Universitas Hasanuddin juga Bupati Bantaeng pada tahun 1997 silam, yang
pada awal pendirian menjabat sebagai Wakil Presiden.
Perusahaan dengan visi Quality & Morality ini pada Rapat Umum
Pemegang Saham (RUPS) pada tanggal 12 Agustus 2002 menyepakati
untuk mengubah nama perusahaan dari PT. Tokai Material Indonesia
menjadi PT. Maruki International Indonesia sekaligus melakukan pergantian
Presiden Direktur dari Mr. Hidehiro Asano kepada Prof. Dr. Ir. H. M.
Nurdin Abdullah, M. Agr. Secara operasional keputusan ini mulai berlaku
pada 1 Januari 2003. Kemudian Presiden Direktur berganti lagi menjadi Mr.
Yukihiro Kitagawa pada tahun 2009 dan pada tahun 2023 perusahan ini
dipimpin oleh Ir. Hj. Andi Muhammad Amin.
2. Organisasi
Struktur organisasi perusahaan terdiri dari Presiden Direktur sebagai
penanggung jawab penuh, General Manager sebagai penanggung jawab
operasional, Manager yang bertugas memimpin departemen dibantu oleh
Asisten Manager dan Supervisor/Sub-Manager sebagai pimpinan unit.
Untuk memudahkan pemilahan tugas utama, organisasi dibagi ke dalam 6
Departemen, yang masing-masing dipimpin oleh Manager dan 1 orang
Sekretaris Presdir Bidang Produksi yang kedudukannya sama dengan
Manager. Keenam departemen tersebut adalah Departemen Produksi,
Departemen Perencanaan dan Pengadaan Kebutuhan Produksi (PPKP),
4
Departemen Riset & Desain, Departemen Quality Control, Departemen
Finance & Accounting, serta Departemen General Affair & HRD.
3. Sumber Daya Manusia
Jumlah karyawan pada tahun 2022, sebanyak 237 orang yang terdiri
dari karyawan pria sebanyak 182 orang dan karyawan wanita sebanyak 55
orang, dimana bidang produksi ditangani oleh 200 orang dan bidang
kantor/manajemen ditangani oleh 37 orang. Latar belakang pendidikan para
karyawan cukup beragam. Sistem rekrutmen karyawan dilakukan secara
selektif namun dengan tetap memperhatikan dan memprioritaskan tenaga
kerja yang ada di sekitar perusahaan.
Perusahaan ini memiliki prinsip bahwa setiap orang memiliki potensi
untuk dididik dan dikembangkan dalam organisasi, karena itu kesempatan
terbuka untuk semua kalangan. Hanya saja bahwa untuk bisa
mengembangkan potensi yang dimiliki mereka harus mau mengikuti sistem
dan prosedur yang ada menaati peraturan dan tata tertib serta berdedikasi
dan berintegritas tinggi. Bahkan ada karyawan yang tidak tamat SD dan
cacat, tetapi tetap mampu mengikuti ritme kerja yang ditetapkan.
Peningkatan skill dan pengetahuan karyawan dilakukan lewat
berbagai kegiatan training internal dan eksternal. Untuk unit-unit tertentu,
yang teknologinya masih diadopsi dari Jepang dan China, perusahaan
mengirimkan tenaga kerja ke sana untuk mendalami hal tersebut. Mereka
ditempatkan pada perusahaan sejenis di Jepang dan China selama 1 sampai
3 bulan, yang setelah kembali diharapkan bisa menerapkan sekaligus
mengajarkan pada karyawan yang lain.
Normalnya, jam kerja karyawan di perusahaan ini adalah 8 jam per
hari (pukul 08.00–17.00 dengan jeda istirahat 1 jam) dan 5 hari per minggu
(Senin– Jumat), sehingga totalnya menjadi 40 jam. Penambahan waktu kerja
atau lembur dilakukan hanya jika ada pesanan yang belum selesai mendekati
tanggal ekspor, yaitu biasanya pada hari Sabtu.
4. Produksi
a. Jenis Produk
5
Produk yang dihasilkan PT. Maruki International Indonesia
adalah Butsudan, yaitu lemari artistik bernilai budaya yang digunakan
masyarakat Jepang sebagai tempat persembahan serta media
komunikasi kepada leluhurnya, dengan beragam jenis dan ukuran.
Adapun model Butsudan yang dibuat terdiri dari 2 jenis yaitu jenis
tradisional dan modern, setiap tahunnya PT. Maruki menghasilkan ±
7000 set Butsudan dengan ukuran dan jenis yang berbeda.
b. Bahan Baku
Bahan baku utama pembuatan Butsudan adalah kayu, dengan
berbagai jenis, bersumber dari dalam dan luar negeri. Jenis bahan baku
dari dalam negeri berupa kayu Ebony dan Nyato yang berasal dari
Sulawesi, kemudian kayu Jati, Tamo, Amara, Sonokling, Wenge, dan
juga Koring.
Untuk bahan pendukung seperti cat dan aksesoris lainnya masih
diimpor dari Jepang dan China. Pertimbangan mengimpor bahan-bahan
tersebut adalah untuk menjaga kualitas produk agar tetap bisa bersaing
dengan produk sejenis, sedangkan bahan lain seperti lem, karton box,
MDF menggunakan produk dalam negeri.
c. Mesin dan Peralatan
Mesin dan peralatan produksi yang digunakan PT. Maruki sangat
banyak, antara lain:
6
d. Pabrik dan Proses Produksi
PT. Maruki International Indonesia memiliki 6 factory utama dan
beberapa factory khusus sebagai fasilitas produksinya.
1) Factory 0
Pada Factory 0 dilakukan proses pre-production, dimana
material (kayu) terlebih dahulu diseleksi berdasarkan kualitas,
jenis, maupun ukurannya. Selanjutnya kayu dikeringkan di dalam
ruang clean dry yang terdiri atas 3 chamber (kamar) dimana tiap
kamar mampu menampung 35 meter kubik material. Lama
pengeringan dengan clean dry adalah 1- 2 minggu sampai kadar air
kayu mencapai 2%. Disini mesin pengering yang digunakan
mendaur ulang limbah kayu sisa produksi sebelumnya menjadi
bahan bakar. Selanjutnya kayu akan dimasukkan ke dalam gudang
sebagai persediaan bahan baku.
2) Factory 1
Material kayu yang telah di-clean dry akan dibawa ke
Factory 1 untuk diproses lebih lanjut. Factory 1 digunakan sebagai
tempat proses pemotongan bahan dan laminating sesuai dengan
kebutuhan jenis dan ukuran kayu serta jadwal produksi. Proses
awal akan ditangani oleh unit Cutting, dimana akan digunakan
mesin planner awal untuk menghaluskan permukaan kayu sesuai
dengan kebutuhan proses berikutnya.
Selanjutnya akan dilakukan pemotongan kayu sesuai
dengan panjang, lebar, dan ketebalan yang dibutuhkan. Apabila
terdapat kayu yang tidak sesuai, maka akan dihaluskan lagi pada
mesin finish planner. Kayu yang akan dipotong akan dialirkan ke
unit-unit lain dalam Factory 1 dan ada pula yang langsung ke
Factory 2 untuk proses lebih lanjut. Adapun potongan-potongan
kayu kecil yang dibawa ke Factory Kumiko untuk diukir.
Pada unit Hot Press dilakukan proses perekatan
(laminating) dimana kayu ditempeli bahan kayu yang berbeda
7
sebagai tulang kayu (untuk menghasilkan kayu yang kuat), untuk
proses ini digunakan mesin laminating dengan suhu yang
berbeda tergantung jenis kayu.
3) Factory 2
Factory 2 adalah tempat pembuatan aksesoris Butsudan
yang bahannya merupakan hasil dari Factory 1. Proses awal pada
Factory diawali pada unit Microwave, pada proses ini kayu akan
dimasukkan ke dalam microwave dengan tujuan untuk
menyamankan kadar air dalam kayu agar tidak mudah bengkok
jika terjadi perubahan cuaca. Kemudian kayu akan didinginkan
selama 15 menit untuk selanjutnya akan dialirkan ke unit
Laminating, dimana dilakukan penempelan kayu dengan bahan
kayu lainnya agar kuat. Unit Laminating Factory 2 juga terkadang
membantu unit Hot Press di Factory 1 jika terdapat banyak kayu
yang akan direkat.
Hasil dari perekatan tersebut akan dialirkan ke unit
Moulding, dimana pada unit ini akan dibuat dan dicetak alur kayu
(profil) dan selanjutnya akan dialirkan ke Factory 3. Sedangkan
tiga unit lainnya adalah unit Assembling Kumiko, unit Assembling
Yane, dan unit Assembling Gouten yang berfungsi untuk
menyusun dan membentuk kayu hasil pemotongan unit Yane
Gouten dan unit Kumiko Factory 1.
4) Factory 3
Factory 3 adalah tempat pembentukan masing-masing
komponen yang terdapat dalam Butsudan. Proses yang terjadi di
Factory 3 diawali pada unit Wide Belt Sander (WBS), dimana kayu
dan komponen yang berasal dari Factory 1 dan 2 dihaluskan
terlebih dahulu dengan menggunakan mesin WBS. Selanjutnya
kayu dan komponen akan dialirkan pada unit-unit lainnya. Pada
unit Kazaridan dibentuk bagian-bagian dalam Butsudan, pada unit
Hotate dibentuk bagian luar Butsudan termasuk dinding-
8
dindingnya, pada unit NC Router dibentuk alur kayu profil dengan
menggunakan mesin router yang dikendalikan oleh komputer, pada
unit Shirin Daiwa dibentuk bagian kepala dan kaki Butsudan, pada
unit Hikidashi dibentuk dan dicetak permukaan kayu sehingga
menghasilkan keindahan, sedangkan pada unit Cutting 45 dibentuk
sudut kayu 45° dengan pemotongan khusus untuk bagian batang
pintu dalam dan luar (uchido dan satudo) Butsudan. Khusus untuk
unit Cutting Hori, kayu ukiran (Hori) dipotong sesuai dengan
ukuran Butsudan yang diinginkan, dan dialirkan ke Factory 4 dan
5.
Kemudian semua komponen kecuali Hori dialirkan kembali
ke unit WBS untuk dihaluskan lagi, selanjutnya dialirkan kembali
ke unit Hot Press di Factory 1. Setelah prosesnya selesai, seluruh
komponen dibawa kembali ke Factory 3 untuk pengecekan akhir
sebelum dialirkan ke Factory 4 dan 5.
5) Factory 4
Factory 4 digunakan sebagai tempat pengamplasan
komponen dan pengecatan (painting) Butsudan dengan model
Oven (model yang menampakkan alur kayu permukaan Butsudan).
Proses awal pada Factory 4 adalah unit Kararing Shida, dengan
metode kerja manual. Kemudian komponen akan dialirkan pada
unit Finishing Kenma A dan Finishing Kenma B, dimana
dilakukan pengamplasan komponen bagian dalam Butsudan
dengan menggunakan mesin.
Selanjutnya, komponen-komponen akan dialirkan pada unit
Chakusouku untuk dilakukan pewarnaan awal dengan cara
pewarnaan langsung dan pencelupan dengan menggunakan mesin
Insatsu. Selanjutnya dialirkan ke unit Shira Painting, dimana
dilakukan penghalusan dan pengecatan permukaan kayu dengan
menggunakan warna netral. Kemudian komponen akan dialirkan
ke unit Shira Kenma untuk diamplas lebih halus lagi, lalu ke unit
9
kararing furrato 2 untuk penyempurnaan warna. Komponen-
komponen tersebut kemudian dialirkan ke Factory 6 untuk dirakit.
Apabila terdapat kekurangan atau kesalahan, maka akan
dikembalikan ke unit Kararing Furrato 1 untuk diperbaiki.
6) Factory 5
Factory 5 digunakan sebagai tempat khusus pengamplasan
komponen dan pengecatan Butsudan dengan model Kyoumen
(model yang tidak menampakkan alur permukaan kayu Butsudan).
Adapun proses-proses yang dilakukan di Factory 5 sama dengan
Factory 4, yang membedakannya adalah pada proses unit Shira
Kenma dan unit Shira Painting dilakukan secara berulang-ulang
untuk menutupi alur permukaan kayu. Karena permintaan terhadap
model Kyoumen cukup sedikit, maka untuk sementara Factory 5
digunakan untuk membantu aktivitas Factory 4.
7) Factory 6
Factory 6 digunakan untuk proses perakitan akhir dan
pengemasan (packing) Butsudan. Komponen-komponen yang akan
dirakit di Factory 6 sebelumnya harus diperiksa secara menyeluruh
oleh Quality Control, jika terdapat komponen yang cacat maka
akan dikembalikan ke Factory yang bertanggung jawab.
Proses awal dilakukan di unit Assembling Gedai-Uwadai,
dimana bagian luar Butsudan akan dirapatkan dengan
menggunakan mesin Body Press dan kemudian dipaku dengan
paku kompresor. Begitupun bagian dalam akan dirakit menjadi
satu, kemudian kedua bagian akan isatukan. Selanjutnya proses
dilakukan di unit Finishing Painting, disini setiap komponen akan
dicat untuk terakhir kalinya untuk memberikan kesamaan warna
menjadi satu set Butsudan.
Setelah perakitan selesai, Butsudan akan diperiksa oleh ahli
yang didatangkan dari Jepang untuk memastikan tidak ada
10
kecacatan apapun. Kemudian set tersebut akan dikemas pada unit
Packing, selanjutnya disimpan di gudang penyimpanan.
Tabel 4.1
Hasil Observasi Hygiene Sanitasi Industri Bagian Luar Di Pabrik
PT. Maruki Internasional Indonesia Makassar
11
3. Tempat 6 a) Ada Penutup 2 1 2
Sampah b) Kedap air 2 1 2
c) Berkonsentrasi 2 2 4
kuat,ringan,dan mudah di
bersihkan
d) Dipisahkan antara 2 1 2
sampah basah dab kering
e) Diangkut tiap 1x 24 jam 1 1 1
f) Terdapat pada radius 20 1 1 1
meter
4. Tempat a) Bersih dari sampah yang 3 3 9
Parkir berserakan
b) Konstruksi jalan rata 3 3 9
(tidak bergelombang
maupun berlubang) dan
kedap air
c) Terdapat penerangan min 2 2 4
10 fc
d) Terdapat rambu-rambu 2 2 4
parkir yang jelas
5. Pagar 5 a) Terdapat pagar sebagai 4 4 16
pembatasan
b) Terbuat dari bahan yang 3 3 9
kuat dan berfungsi
dengan baik
c) Bersih dari kotoran 3 3 9
6. Taman 2 a) Bersih dari sampah yang 4 4 16
berserakan
b) Pertamanan dan 3 3 9
pertanaman tertata rapi
12
c) Penerangan berfungsi 3 3 9
dengan baik dan tersebar
merata
Tabel 4.2
Hasil Observasi Hygiene Sanitasi Industri Bagian Dalam Keadaan
Ruang Dan Bangunan Di PT. Maruki Internasional Indonesia
Makassar
No Variabel Bobot Komponen yang dinilai Nilai Nilai Skor
Max Hasil
1. 2 3 4 5 6 7
B. Bagian Dalam (Indoor Area)
a. Keadaan Ruang Dan Bangunan
1. Pintu 2 a) Terbuat dari bahan 3 3 9
yang kuat
b) Berfungsi denga baik 3 3 9
c) Rapat serangga dan 2 2 4
tikus
d) Mudah dibersihkan 2 1 2
13
2. Lantai 2 a) Bersih dari sampah 2 2 4
b) Kedap air 2 2 4
c) Tidak licin 2 2 4
d) Permukaan rata 2 2 4
(tidak
bergelombang)
e) Mudah dibersihkan 1 1 1
f) Dalam keadaan utuh 1 1 1
(tidak terletak dan
bergelembung)
3. Dinding 2 a) Berkonstruksi kuat 2 2 4
b) Bersih dari 2 0 0
debu,noda/kotoran
c) Kedap air 2 2 4
(khususnya pada
bagian dinding yang
sering terkena
percikan air)
d) Permukaan rata dan 2 2 4
konus
e) Mudah dibersihkan 1 0 0
f) Berwarna terang 1 1 1
4. Langit-langit 2 a) Tinggi langit-langit 2 2 4
min 3 meter dari
lantai.
b) Berkonstruksi kuat 2 2 4
c) Bersih dari sarang 2 0 0
laba-laba dan debu
d) Tidak terdapat lubang 2 2 4
yang Dapat menjadi
asarng tikus
14
e) Mudah di bersihkan
f) Berwarna terang 1 1 1
1 1 1
5. Ventilasi 3 a) Luas ventilasi alami 3 3 9
(jendela,pintu,kisi-
kisi) untuk masuknya
cahaya min. 1/6 kali
dari luas lantai
b) Ventilasi alamiah 3 3 9
dapat ditembus oleh
sinar matahari secara
langsung
c) Terdapat ventilasi
buatan (AC,Fan, 2 2 4
exhauter)
d) Baik ventilasi alami
maupun ventilasi 2 1 2
buatan dalam keadaan
bersih dan terpelihara
Tabel 4.3
Hasil Observasi Hygiene Sanitasi Industri Penyehatan Udara
Ruang Suhu Dan Kelembaban Di PT. Maruki Internasional
Indonesia Makassar
No Variabel Bobot Komponen yang dinilai Nilai Nilai Skor
Max Hasil
1. 2 3 4 5 6 7
C. Penyehatan Udara Ruangan
15
1. Suhu Dan Kelembaban
1. Suhu 7 a) Suhu : 18-30○C 4 4 16
b) Apabilah suhu < 18○C 3 3 9
perlu dipasang alat
pemanasan ruang
(heater)
c) Apabila suhu > 30○C 3 3 9
perlu dipasang
ventilasi buatan
(AC,Fan,Exhauster)
2. Kelembaban 7 a) Kelembaban : 65%- 4 4 16
95%
b) Apabila kelembaban 3 3 9
<65% perlu dipasang
alat humidifier
(seperti alat
pembentuk aerosol)
c) Apabila kelembaban 3 3 9
>95% perlu dipasang
alat dehumidifier
3. Debu 10 a) Pada sumber kegiatan 5 5 25
yang mengahsilkan
debu, perlu dipasang
sisitim ventilasi lokal
(local ventilation)
yang dihubungkan
dengan cerobong dan
dilenkapi dengan
penyaring debu (filter
debu)
16
b) Dilakukan upaya 5 5 25
penerapan sistim
ventilasi dilusi untuk
menjamin sulpai
udara segar dalam
ruang kerja
4. Pertukaran Udara 8 a) Membersihkan 5 - -
sarigan/filter AC
secara priodik sesuai
dengan ketentuan
pabrik
b) Dilakukan upaya 5 - -
penerapan sisitim
ventilasi dilusi untuk
untuk menjamn suplai
udara segar dalam
ruang kerja.
5. Kandungan Gas 8 a) Pada sumber 5 - -
Pencemar kegiatam yang
menghasilkan gas
pencemar, maka perlu
dipasang hood
(penangkap gas) yang
dihubungkan dengan
ocal exhauter dan
dilengkapi dengan
filter penangkap gas.
b) Dilakukan upaya 5 - -
penerapan sisitim
ventilasi dilusi untuk
menjamin suplai
17
udara segar dalam
ruang kerja
Tabel 4.4
Hasil Observasi Hygiene Sanitasi Industri Pengelolaan Limbah
Industri Di PT. Maruki Internasional Indonesia Makassar
No Variabel Bobot Komponen yang dinilai Nilai Nilai Skor
Max Hasil
1. 2 3 4 5 6 7
D. Pengelolaan Limbah Industri
1. Limbah Padat 10 a) Limbah padat yang 4 4 16
Domestik masih dapat
18
dimanfaatkan
dilaukan proses
pengolahan daur
ulang dan
pemanfaatan sebagian
(re-use, recycling,
recpvery)
b) Pengangkutan limbah
padat dilakukan setiap 3 3 9
1x24 jam
c) Tempat penampungan
limbah padat 3 0 0
(sampah) dipisahkan
anatara sampah basah
dan kering
2. Limbah Cair 10 a) Memiliki saluran 2 2 4
yang kedap air
b) Tertutup 2 2 4
c) Mengalir lancar 2 2 4
d) Tidak menmbulkan 2 2 4
bau
e) Melakukan 3 sisitim 2 2 4
pengolahan, yaitu
secara fisik, kimia dan
biologi
3. Limbah Gas 10 a) Setiap kegiatan kerja 3 3 9
yang menghasilkan
gas dilengkapi dengan
alat penagkap gas
b) Pada sumber 3 3 9
penghasil gas
19
dipasang hood
(pengangkap Gas)
yang dihubungkan
dengan local
exhauster dan filter
gas (penyaring)
c) Dilengkapi dengan
sisitim suplai udara
segar 3 3 9
20
Tabel 4.5
Hasil Observasi Hygiene Sanitasi Industri Pengendalian Vektor
Penyakit Serangga Di PT. Maruki Internasional Indonesia
Makassar
No Variabel Bobot Komponen yang dinilai Nilai Nilai Skor
Max Hasil
1. 2 3 4 5 6 7
E. Pengendalian Vektor Penyakit
2. Serangga
1. Lalat 10 a) Indeks lalat tidak 4 4 16
lebih dari 8 ekor l fly
grill
b) Sisitim pengelolaan 3 3 9
sampah di atur sebaik
mungkin sehingga
tidak memungkinkan
lalat untuk bersarang
c) Dilakukan 3 3 3
pemberantasan lalat
dengan cara
menyemprot tempat
perindukan alat
dengan pestisida
21
secara priodik
2. Kecoa 10 a) Indeks kecoa tidak 4 4 16
lebih dari 2 ekor/plate
b) Sisitim pengelolaan 3 3 9
sampah diatur sebaik
mungkin sehingga
tidak memungkinkan
kecoa untuk bersarang
c) Dilakukan
pemeberantasan
kecoa dengan cara 3 3 9
menyemprot tempat
perindukan kecoa
dengan pestisida
secara periodik
3. Nyamuk 10 a) Indeks nyamuk pada 5 5 25
pengukuran container
index (CI) tidak lebih
dari 5%
b) Melakukangerakan 5 5 25
3M secara rutin dan
terpantau pada tempat
penampungan air
ataupun container air
yang digunakan
22
mungkin sehingga
tidak memungkinkan
tikus untuk bersarang
c) Dilegkapi dengam
perangkap tikus 3 3 9
(kurungan tikus,
jeperetan tikus, lem
tikus, kletar)
Tabel 4.6
Hasil Observasi Hygiene Sanitasi Industri Pencahayaan Di PT.
Maruki Internasional Indonesia Makassar
23
digunakan sehingga
kontaks dengan
cahaya yang
dipantulkan
Tabel 4.7
Hasil Observasi Hygine Sanitasi Industri Mengenai Kebisingan Di
PT. Maruki Internasional Indonesia Makassar
No Variabel Bobot Komponen yang dinilai Nilai Nilai Skor
Max Hasil
1. 2 3 4 5 6 7
G. Kebisingan
1. Instalasi 10 a) Jenis 4 4 16
Kebisingan Kegiatan/pekerjaan
yang dilakukan sesua
dengan insensitas
kebisingan yang telah
dinetukan
b) Dilakukan 3 0 0
pengaturan pada tata
ruang kerja sehingga
meminimnalisir
tingkat kebinsingan
c) Pada sumber bising 3 1 3
diliengkap dengan
persedam kebisingan
(seperti bahan kedap
suara,menanam
pohon,peninggian
tembok,dll)
24
Tabel 4.8
Hasil Observasi Hygine Sanitasi Industri Mengenai Instalasi Di
PT. Maruki Internasional Indonesia Makassar
No Variabel Bobot Komponen yang dinilai Nilai Nilai Skor
Max Hasil
1. 2 3 4 5 6 7
H. Instalasi
1. Instalasi Listrik 6 a) Instalasi listrik dalam 5 5 25
sisitim penyalurannya
berfungsi dengan baik
dan aman
b) Terdapat petunjuk 5 5 25
ataupun kode yang
jelas sesuai dengan
peruntukannya
25
b) Instalasi air bersih
ditata sedemikan rupa 3 3 9
dengan rapi
c) Terdapat peunjuk
ataupu kode yang 3 3 9
jelas seuai dengan
peruntukannya
26
Tabel 4.9
Hasil Observasi Hygine Sanitasi Industri Mengenai Penyediaan
air Bersih Dan Air Minum Di Pabrik PT. Maruki Internasional
Indonesia Makassar
No Variabel Bobot Komponen yang dinilai Nilai Nilai Skor
Max Hasil
1. 2 3 4 5 6 7
A. Penyediaan Air Bersih Dan Air Minum
1. Air Bersih 10 a) Sumber air berasal 2 2 4
dari PAM, PDAM,
sumber air tanah yang
telah diolah dan
memenuhi syarat
kesehatan
b) Tersedia air bersih 2 2 4
untuk kebutuhan
kariyawan dengan
kapasitas 60 lt/org/hr
c) Kualitas air bersih 2 2 4
memenuhi syarat
kesehatan secara fisik
(tidak berwarna,tidak
berasa, tidak berbau,
dan jernih)
d) Distribusi air dengan 2 2 4
sisitim perpiaan
e) Dilakukan 2 2 4
pengambilan sampel
air bersih pada
sumber dan diperiksa
di lab. Min 2 kali
48
setahun (pada musm
kemarau dan musim
penghujan)
2. Air Minum 10 a) Kualitas air minum 3 3 9
memenuhi syarat
kesehatan secara fisik
(tidak berwarna,tidak
berasa, tidak
berbau,dan jernih),
segar, sehat dan aman
b) Konstruksi dan tipe 3 3 9
yang disediakan
perusahaan min. 1
tempat untuk setiap
50 kariyawan
c) Tersedia gelas untuk 2 2 4
minum dengan
ferkuensi sekali
penggunaan yang
dilengkapi dengan
tempat sampah
d) Tempat untuk air 2 2 4
minum terjamin
hygienitasinya (tidak
memudahkan untuk
terjadinya
kontaminasi
didalamnya)
Tabel 4.10
49
Hasil Observasi Hygiene Sanitasi Industri Berdasarkan Fasilitas
Cuci Toilet yang Mengenai Konstruksi Ruang Dan Bangunan
Penyediaan air Bersih Dan Air Minum Di Pabrik PT. Maruki
Internasional Indonesia Makassar
No Variabel Bobot Komponen yang dinilai Nilai Nilai Skor
Max Hasil
1. 2 3 4 5 6 7
B. Fasilitas Cuci Toilet
1. Konstruksi Ruang Dan Bangunan Toilet
1. Pintu 5 a) Terbuat dari bahan 2 2 4
yang kuat
b) Rapat serangga dan 2 2 4
tikus
c) Pintu toilet dibuat 2 - -
dengan sisitim
menutup senidir (self
closing) dan terdapat
screen sehingga
menjamin
kepentingan privasi
bagi pemakainya
d) Berfungsi dengan 2 4
2
baik
2
e) Mudah dibersihkan 2 4
50
keramik, staniless
steel, porselin)
d) Tidak licin
2 2 4
3. Dinding 6 a) Bersih dari debu, 2 1 2
noda/kotoran
b) Kedap air 2 2 4
c) Permukaan rata dan 2 2 4
konus
d) Mudah dibersihkan 2 2 4
e) Berwarna terang 2 2 4
4. Langit-langit 5 a) Berkontruksi kuat 2 2 4
b) Bersih dari sarang 2 1 2
laba-laba dan debu
c) Tidak terdapat lubang 2 2 4
yang menjadisarang
tikus
d) Mudah dibersihkan 2 2 4
e) Berwarna terang 2 2 4
5. Ventilasi 6 a) Terdapat ventilasi 5 5 18
alamiah yang
berfungsi dengan
baik dan terpelihara
kebersihannya
b) Terdapat ventilasi 5 8 25
buatan yang
berfungsi dengan
baik dan terpelihara
kebersihannya
51
Tabel 4.11
Hasil Observasi Hygiene Sanitasi Industri Mengenai Kelengkapan
Vasilitas Didalam Toilet Di Pabrik PT. Maruki Internasional
Indonesia Makassar
No Variabel Bobot Komponen yang dinilai Nilai Nilai Skor
Max Hasil
1. 2 3 4 5 6 7
C. Kelengkapan Vasilitas Didalam Toilet
1. Ketersediaan Toilet 6 a) Tersedia toilet yang 2 2 4
terpisah antara toilet
pria dan wanita
dengan jumlah yang
telah ditentukan
b) Dibersihkan minimal 2 2 4
2 kali sehari dan
terdapat petugas
kebersihan yang
menanganinya
c) Terdapat vasilitas 2 2 4
toilet berupa water
closed
d) Terdapat chemical 2 - -
closets (closet yang
menggunakan bahan
kima)
e) Terdapat privies 2 2 4
(kakus)
2. Keadaan Toilet 10 a) Pada toilet pria, 2 - -
terdapat urinoir yang
berfungsi dengan
52
baik dan terbuat dari
bahan/material yang
kedap air (seperti
besi,glavanis,stainles
s,steel,baja,batu
dangan kualitas yang
baik)
b) Urinoir dilengkapi
dengan sisitim 2 - -
gelontor (flushing)
melalui fluhsing
valve (meyatu) atau
terpisah
c) Pada toilet wanita,
terdapat jamban (1:6) 2 2 4
dan pada toilet pria
(1:40)
d) Baik toilet pria dan
wanita tersedia 2 - -
tempat sampah yang
memenuhi sayarat
kesehatan
e) Dilakukan
pembersihan mn. 2 2 2 4
kali sehari dan
terdapat petugas
kebersihan yang
menanganinya
Tabel 4.12
53
Hasil Observasi Hygiene Sanitasi Industri Mengenai Fasilitas
Cuci/Pelayanan Kebersihan Diri Di Pabrik PT. Maruki
Internasional Indonesia Makassar
No Variabel Bobot Komponen yang dinilai Nilai Nilai Skor
Max Hasil
1. 2 3 4 5 6 7
D. Fasilitas Cuci/Pelayanan Kebersihan Diri (Washing Facility)
1. Lavatory 10 a) 1 lavatory min. 1,43 1,43 2,04
disediakan untuk 10-
100 kariyawan
b) 1 buah lavatory 1,43 1,43 2,04
berukuran 24 inchi +
1 buah kran
c) Tersedaia: 0,47 0,47 4,92
1. Sabun yang
disediakan pada
tempat wadah
khusus disetiap
lavatory 1 tempat
cuci
2. Kertas tissue/lap 0,47 0,47 4,92
khusus/alat
pengering tanagan
3. Terdapat tempat 0,47 4,92
0,47
sampah
d) Terpisah antara pria 1,43 2,04
1,43
dan wanita (bila
dibuat berseblahan,
maka terdapat dinding
pemisah yang
konstruksinya kokoh
54
dan rapat
e) Lavatory terbuat dari
bahan yangkuat dan 1,43 1,43 2,04
kedap air
f) Lavatory yang
1,43
menggunakan air - -
panas dan air dingin
dalam 1 kran
disediakn untuk 5
kariyawan
g) Tersedia shower
1,43
dengan air panas dan - -
air dingin min. 1 buah
shower untuk 15
pekerja Dibersihkan
minimal 2 kali sehari
dan terdapat petugas
kebersihan yang
menanganinya
Tabel 4.13
Hasil Observasi Hygiene Sanitasi Industri Mengenai Fasilitas
Cuci/Pelayanan Kebersihan Diri Di Pabrik PT. Maruki
Internasional Indonesia Makassar
No Variabel Bobot Komponen yang dinilai Nilai Nilai Skor
55
Max Hasil
1. 2 3 4 5 6 7
E. Personal Service (Pelayanan Kebutuhan-Kebutuhan Personal)
1. Ruang Ganti 5 a) Terdapat ruang ganti 3 - -
Pakaian (Total pakaian yang terpisah
Skor Maks = 50) antara pria dan wanita
b) Ruang ganti pakaian 3 - -
dalam kedaan bersih
tidak memungkingkan
bersarngnya vektor
penyakit di dalamnya
c) Terdapat locker 2 - -
pakaian dengan di
lengkapi kunci
pengaman
d) Disediakan jemuran 2 - -
di luar untuk
mengeringkan baju
pekerja yang basah
2. Ruang Istirahat 5 a) Terdapat ruang 3 3 9
(Total Kor Maks + istrihatan dengan
50) keadaan yang bersih
dan tidak
memungkingkan
untuk bersarangnya
vektor penyakit di
dalamnya
b) pada 10 orang/kurang 3 3 9
kariyawan Wanita
dapat disediakan
ruang istrirahat
56
dengan luas min. 60
ft2 dan min. 1 tempat
tidur/dipan untuk 10
orang/lebih)
c) Terdapat
sekat.dinding yang 2 2 4
tebuat dari bahan
yang kuat min.
setinggi 7 ft
d) Keadaan di dalam
ruang istirahat harus 2 2 4
menjamin
kepentingan privasi
dan aman
Tabel 4.14
Hasil Observasi Hygiene Sanitasi Industri Mengenai Ruang
Pengolahan Maknan Di Pabrik PT. Maruki Internasional
Indonesia Makassar
No Variabel Bobot Komponen yang dinilai Nilai Nilai Skor
57
Max Hasil
1. 2 3 4 5 6 7
F. Ruang Pengelolaan Makanan
1. Konstruksi Bangnan 7 a) Konstruksi bangunan 2 2 4
kuat, kokoh, dan
permanen
b) Bangunan dibuat 2 2 4
rapat serangga dan
tikus
c) Tidak ada genangan 2 `1 2
air
d) Dilengkapi dengan 2 1 2
fasilitas cuci tangan
(wastafel), sabun,
kertas tissue atau alat
pengering tangan
e) Dilengkapi dengan 2 2 4
slogan/motto
2. Lantai 3 a) Bersih dari sampah 2 1 2
b) Kedap air 2 2 4
c) Tidak licin 2 1 2
d) Permukaan rata tidak 1 0,5 0,5
bergelombang
e) Mudah dibersikan 1 1 1
f) Dilapisi keramik 1 1 1
g) Dalam keadaan utuh 1 0,5 0,5
(tidak reta, tidak
berlubang)
3. Dinding 2 a) Berkonstruksi kuat 2 2 4
b) Bersih dari debu, 2 1 2
noda/kotoran, dan
58
coretan
c) Kedap air
d) Permukaan rata dan 2 2 4
konus 2 1 2
e) Mudah dibersihkan
f) Berwarna terang 1 1 1
1 1 1
59
terpelihara
6. Pencahayaan a) Intensitas cahaya 50- 5 - -
100 lux
b) Tidak menyilaukan 5 5 25
dan berfungsi dengan
baik
7. Pintu 2 a) Terbuat dari bahan 2 2 4
yang kuat
b) Rapat serangga 2 2 4
c) Rapat tikus 2 2 4
d) Mudah dibersihkan 2 2 4
e) Berfungsi dengan 2 2 4
baik
8. Tempat Sampah 6 a) Ada penutup 2 - -
b) Kedap air 2 1 2
c) Berkontruksi 2 1 2
kuat,ringan dan
mudah dibersihkan
d) Dipisahkan antara 2 1 2
sampah basa dan
kering
e) Diangkut 1x24 jam 2 2 4
60
9. Bahan Makanan 4 a) Berasal dari sumber 2 3 9
resmi
b) Dalam kondisi baik 2 3 9
atau segar
c) Disimpan dalam 2 2 4
wadah atau tempat
yang bersih
d) Tertata rapi sesuai 2 2 4
denga jenisnya
10. Makanan Jadi Dan 4 a) Makanan yang 2 3 9
Penyajian ditempatkan dalam
wadah yang terbuat
dari bahan yang
aman (food grade)
b) Makanan ditempatkan 2 2 4
dalam wadah yang
bersih dan tertutup
c) Bebas dari gangguan 2 2 4
serangga
d) Dalam keadaan baik 2 2 4
dan tidak kadaluarsa
e) Disajikan dalam 2 2 4
etalase pannyajian
yang ertutup rapih
dan bersih
61
c) Dalam keadaan
utuh/tidak gupil/retak 2 2 4
d) Tertata rapi seseuai
peruntukkanya 2 2 4
12. Kursi Dan Meja 2 a) Tersedia kursi dan 4 4 16
meja dalam keadaan
baik
b) Bersih dari noda dan 3 3 9
kotoran
c) Mudah dibersihkan 3 3 9
13. Pengendalian 4 a) Tidak ditemukan 5 4 20
Serangga Dan Tikus tanda-tanda
kehidupan serangga
dan tikus
b) Dilakukan 4 25
pengendalian
serangga dan tikus
min.6 bulan sekali
14. Penyediaan 5 a) Berasal dari 3 3 9
Air Bersih PDAM,PAM
b) Kondisi fisik air 3 3 9
terjaga
c) Distribusi air dengan 2 3 6
sisitim perpipaan
d) Dilakukan 2 - -
pengamilan sampel
air min. 2 kali
setahun
15. Pembuangan Air 5 a) Saluran kedap air, 5 5 25
Limbah tertutup dan rat proof
62
b) Mengalir lancar dan 5 5 25
tidak menimbulkan
bau
16. Ruang Kesehatan 5 a) Mudah dijangkau oleh 4 4 16
(Total Skor Max = pekerja maupun staf
50) lainnya
b) Konstruksi bangunan 3 4 12
kuat dan tdak
memungkinkan
terdapatnya sarang
vektor penyakit
c) Tersedia obat-obatan 3 3 9
dalam jumlah yang
cukup dan tidak
kadaluarsa
63
Tabel 4.15
Hasil Observasi Hygiene Sanitasi Industri Mengenai Musholla
No Variabel Bobot Komponen yang dinilai Nilai Nilai Skor
Max Hasil
1. 2 3 4 5 6 7
G. Musholla
1. Pintu 2 a) Terbuat dari bahan 2 - -
yang kuat
b) Berfungsi dengan 2 - -
baik
c) Rapat serangga 2 - -
d) Rapat tikus 2 - -
e) Mudah dibersihkan 2 - -
2. Lantai 2 a) Bersih dari sampah 2 - -
b) Kedap air 2 - -
c) Tidak licin 2 - -
d) Mudah dibersikan 2 - -
e) Dilapisi keramik dan 2 - -
dalam keadaan utuh
(tidak retak, tidak
berlubang)
3. Dinding 2 a) Berkonstruksi kuat 2 - -
b) Bersih dari debu, 2 - -
noda/kotoran, dan
coretan
c) Kedap air 2 - -
d) Permukaan rata dan 2 - -
konus
e) Mudah dibersihkan 1 - -
f) Berwarna terang 1 - -
5. Ventilasi 2 a) Luas ventilasi alamih 3 - -
64
(jendela,pintu,kisi-
kisi) untuk masuknya
cahaya min.1/6 kali
darli luas lantai
b) Ventilasi alamiah 3 - -
dapat ditembus olehs
sinar matahari secara
langsung
c) Terdapat ventilasi 2 - -
buatan (AC, Fan,
Exhauster)
d) Baik ventilasi almai 2 - -
maupun ventilasi
buatan dalam keadaan
bersih dan terpelihara
6. Pencahayaan 2 a) Terdapat pencahayaan 3 - -
alami yang dapat
menerangi seluruh
ruangan
b) Erdapat penerangan 3 - -
buatan (lampu) yang
berfungsi dengan baik
pada malam hari
c) Intensitas cahaya min. 3 - -
60 lux
d) Tidak menyilaukan 3 - -
7. Alat Sholat (ikar, 3 a) Bersih dari 4 - -
Karpet, Mukena, kotoran/Noda
sarung, sejadah) b) Dibersihkan secara 3 - -
periodik
65
c) Tersedia tempat 3 - -
penyimpanan khusus
yang memadai
8. Toilet 4 a) Terpisah anatara toilet 2 - -
pira dan wanita 2 - -
b) Bersih dan tidak 2 - -
berbau
c) Berkonstruksi kuat 2 - -
d) Lantai dan dinding 2 - -
kedap air, tidak licin
e) Terdapat ventilasi 2 - -
f) Pencahayaan tidak 2 - -
menyilaukan
9. Tempat Sampah 5 a) Ada penutup 2 - -
b) Kedap air 2 - -
c) Berkontruksi
kuat,ringan dan 2 - -
mudah dibersihkan
d) Dipisahkan antara
sampah basa dan 2 - -
kering
e) Diangkut 1x24 jam 2 - -
f) Terdapat pada radius 2 - -
20 meter
10. Sound System 1 a) Berfungsi dengan 4 - -
baik 3 - -
b) Tersebar merata 3 - -
c) Letaknya tidak
mengganggu
pengunjung
11. Tempat Wuduh 5 a) Terpisah antara pria 3 - -
66
dan anita
b) Bersih (tidak 3 - -
berlumut, tidak licin
dan terpelihara)
c) Kran air berfungsi 2 - -
dengan baik
d) Memiliki tandon 2 - -
penempungan air
yang terpelihara
Tabel 4.16
Hasil Observasi Hygiene Sanitasi Industri Mengenai House
Keeping (Kegiatan Pembersihan Ruang) Di Pabrik PT. Maruki
Internasional Indonesia Makassar
67
No Variabel Bobot Komponen yang dinilai Nilai Nilai Skor
Max Hasil
1. 2 3 4 5 6 7
H. House Keeping ( Kegiatann Pembersihan Ruangan )
1. Kegiatan 6 a) Kegiatan sweeping 2 2 4
pembersihan dan pembersihan
harus dilaksanankan
secara rutin di luar
jam kerja (khususnya
sweeping terhadap
sampah dan kotoran)
b) Semua komponen 2 2 4
bangunan diruang
kerja (atap, gang-
gang, lantai, dnding,
gudang, jamban,
toilet, saluran
pembuangan air
kotor, dan lainnya)
setiap saat harus
dalam keadaan bersih
dan sanitair
c) pada komponen 2 1 2
bangunan di ruang
kerja yang sering
terkena percikan air,
maka sisitim
draenase/pematusan
harus dikelolah
dengan baik
(dimungkinkan agar
68
cepat kering)
d) penggunaan
mesin/peralatan 2 2 4
dalam mengelola
sanitasi, perlu
dilakukan
pemeriksaan secara
periode dan mencatat
setiap hasil
pemeriksaan
e) alat pemadam
kebakaran harius 2 2 4
dijaga dan terlindungi
dari proses pendingin
Tabel 4.17
Hasil Observasi Hygiene Sanitasi Industri Mengenai Warung
Makan Pedagang Kaki Lima Di Pabrik PT. Maruki Internasional
Indonesia Makassar
No Variabel Bobot Komponen yang dinilai Nilai Nilai Skor
69
Max Hasil
1. 2 3 4 5 6 7
I. Warung Makan Pedagang Kaki Lima Di Sekitar Industri
1. Keadaan fisik 7 a) Penyajian makanan 2 - -
dalam wadah ataupun
etalase tertutup dan
rapi
b) Keadaan lingkungan 2 - -
arung makan bersih
c) Sistem pengolahan 2 - -
sampah sangat baik
d) Terdapt tempat 2 - -
pencucian yang
keadaannya sanitair
e) Peralatan makan yang 2 - -
digunakan bersih
1. Pembahasan
a. Sanitasi Industri PT. Maruki Internasional Indonesia Makassar
1) Bagian Luar (out door)
Berdasarkan distribusi tabel di atas didapatkan hasil
perhitungan yaitu 84% bagian luar di PT. Maruki Internasional
Indonesia Makassar baik dari segi kuantitas maupun kualitas sudah
memenuhi persyaratan dan sangat terpelihara. Untuk lokasi PT.
Maruki Internasional Indonesia Makassar tidak terletak di daerah
banjir dan tidak dekat dengan sumber pencemar (TPA) dengan jarak
min. 500 meter, kemudian untuk halaman bersih dari sampah yang
berserakan, tidak ada genangan air yang dapat menjadi sarang
serangga dan tikus, halaman industri terdapat penerangan pada malam
hari yang berfungsi dengan baik.
70
Untuk tempat sampah ada penutup, kedap air, berkontruksi
kuat, ringan, dan mudah dibersihkan namun tidak ada pemisahan
antara sampah basah dan kering dikarenakan sampah yang dihasilkan
semuanya bersifat kering yaitu kayu. Kemudian sampah padat yang
mereka hasilkan tersebut dikelola sendiri dengan menggunakan
insenerator lalu uap yang dihasilkan dari alat tersebut dimanfaatkan
sebagai alternatif untuk mengeringkan cat pada produk butsudan.
Untuk tempat parkir bersih dari sampah yang berserakan,
konstruksi jalan rata (tidak bergelombang maupun berlubang) dan
kedap air, terdapat penerangan min 10 fc, terdapat rambu-rambu
parkir yang jelas, kemudian terdapat pagar sebagai pembatas yang
terbuat dari bahan yang kuat dan berfungsi dengan baik dan bersih
dari kotoran.
2) Bagian dalam (Indoor area)
a) Penyelenggaraan Kesehatan Lingkungan Kerja Industri
(1) Keadaan Ruang dan Bagunan
Untuk pintu ruangan terbuat dari bahan yang kuat,
berfungsi dengan baik, tidak rapat serangga dan tikus, mudah
dibersihkan, untuk lantainya bersih dari sampah, kedap air,
tidak licin, permukaan rata (tidak bergelombang), mudah
dibersihkan, dan dalam keadaan utuh (tidak retak dan tidak
berlubang), untuk dindingnya berkontruksi kuat, tidak bersi
dari debu, noda/kotoran, kedap air (khususnya pada bagian
dinding yang sering terkena percikan air), permukaan rata
dan kronus, mudah dibersihkan, dan berwarna terang, untuk
langit-langitnya jaraknya lebih dari 3 meter dari permukaan
lantai, berkontruksi kuat, bersih dari serangga, tidak terdapat
lubang untuk sarang tikus, mudah dibersihkan dan berwarna
terang, untuk ventilasi alami memenuhi syarat dan mudah
dibersihkan, serta memiki ventilasi buatan yaitu turbin
ventilator. Yang berfungsi untuk menghisap udara panas,
71
debu, serta sebagai sirkulasi udara sehingga membuat
ruangan menjadi adem.
(2) Penyehatan Udara Ruangan
Untuk suhu dalam ruangan tidak terlalu tinggi dan
udaranya cukup lembab. Namun pada sumber kegiatan
suhunya cukup panas serta menghasilkan debu dan terdapat
system ventilasi local (local ventilation) yang dihubungkan
dengan cerobong daan dilengkapi dengan penyaring debu
(filter debu). Untuk kandungan gas pencemar tidak ada sebab
bahan utama yang digunakan adalah pasir sehingga tingkat
pencemaran debu sangat tinggi.
(3) Pengelolaan Limbah
Berdasarkan distribusi tabei di atas industri ini tidak
menimbulkan sampah domestik, dan limbah gas. Untuk
limbah cair PT. Maruki bekerja sama dengan PT. KIMA
untuk mengelolah limbah cair dengan sistem komunal.
Limbah padat yang masih bisa digunakan maka akan
melalui proses daur ulang contohnya produk-produk yang
gagal produksi akan didaur kembali atau digunakan kembali
oleh para karyawan. Kemudian sisa-sisa kayu yang sudah
tidak digunakan kembali akan dikelolah menggunakan alat
insenerator, kemudian uap yang dihasilkan dari proses
pembakaran akan digunakan untuk mengeringkan produk
yang dihasilkan. Kemudian untuk limbah B3 dikelolah oleh
pihak kedua sehingga limbah B3 yang mereka hasilkan
disimpan ditempat khusus penyimpanan limbah B3.
(4) Pencahayaan
Sesuai dengan hasil observasi ntuk intensitas
pencahayaan dalam ruangan di PT. Maruki Internasional
72
Indonesia kurang terang sehingga setiap pekerja dilengkapi
dengan lampu untuk melakukan kegiatan, baik untuk
pencahayaan alami dan buatan tidak menimbulkan kesilauan
dan berfungsi dengan baik, dan sesuai dengan warna cat
dinding yang digunakan.
(5) Pengendalian Vektor Penyakit
Tidak Terdapat vektor penyakit ataupun binatang
pengganggu di PT. Maruki Internasional Indonesia Makassar
karena sesuai hasil observasi yang kami lakukan bahwa tidak
ada tempat atau habitat vektor untuk berkembang biak.
(6) Kebisingan
Pada PT. Maruki Internasional Indonesia Makassar
untuk intensitas kebisingan dari kegiatan yang dilakukan
sangat bising, tidak ada pengaturan tata ruangan kerja, dan
tidak dilengkapi dengan peredam suara. Industri ini selalu
menyiapkan APD untuk karyawannya, tetapi kebanyakan
karyawan industry ini tidak menggunakan APD seperti
earplug dan earmuff karena faktor kenyamanan, hanya pada
saat tertentu atau merasa sedang dalam keadaan yang berat
maka mereka akan menggunakan APD. Oleh sebab itu, para
pengawas K3 Perlu tegas kepada karyawannya untuk
menggunakan APD demi kesehatan dan keselamatan diri saat
bekerja.
(7) Bagian Instalasi
Untuk instalasi listrik di PT. Maruki Internasional
Indonesia Makassar berfungsi dengan baik dan tersedia
petunjuk ataupun kode yang jelas yang sesuai dengan
peruntukkannya, dan terdapat alat pemadam kebakaran
(APAR) dan ada petunjuk penggunaannya. Untuk instalasi air
kotor dan air hujan tidak tersedia. se
(8) Fasilitas Sanitasi
73
Sumber air di PT. Maruki Internasional Indonesia
Makassar bersumber dari PDAM dengan jumlah yang
mencukupi, dan memenuhi syarat secara fisik, kemudian
pernah dilakukan pengambilan sampel air setiap 6 bulan
sekali untuk dilakukan pemeriksaan lab, biasanya untuk
semua hasil pengukuran baik air, udara yang mencangkut
kebisingan, pencahayaan serta kualitas udara dilampirkan
pada laporan kerja tahunan.
(a) Air Bersih dan Air minum
Untuk kualitas air minum memenuhi syarat
kesehatan secara fisik, lalu mencukupi secara kuantitas.
(9) Fasilitas cuci toilet
Untuk pintu toilet terbuat dari bahan yang cukup
kuat, rapat serangga dan tikus, tetapi tidak dibuat dengan
system tertutup sendiri (self closing) dan tidak terdapat
screen sehingga tidak menjamin kepentingan privasi bagi
pemakainya. Toilet berfungsi dengan baik. Untuk lantai
bersih dari sampah yang berserakan, kedap air, mudah
dibersihkan, dan tidak licin.
Untuk dinding bersih, kedap air, permukaannya
rata, dan mudah dibersihkan. Untuk langit-langit
berkontruksi kuat, bersih dari sarang laba-laba, tidak
terdapat lubang yang daapat menjadi sarang tikus, dan
mudah dibersihkan. Terdapat ventilasi alamiah dan
buatan yang berfungsi dengan baik.
Untuk toilet terdapat pemisah antara toilet wanita
dan pria, toilet dibersihkan minimal 2 kali sehari dan ada
petugas yang menanganinya, tersedia water closed, tidak
terdapat closet yang menggunakan bahan kimia, dan
keadaan untuk toilet pria tidak tersedia urinoir, pada
toilet wanita terdapat jamban (1:60), pada toilet pria
74
(1:40), kemudian toilet juga tidak tersedia tempat
sampah.
(10) Personal Service (Kebutuhan Personal)
Berdasarkan hasil tabel diatas untuk Fasilitas
personal service ruang ganti pakaian terdapat ruang ganti
pakaian dalam keadaan bersih dan tidak memungkinkan
untuk bersarangnya vektor penyakit sedangkan ruangan
istirahat terdapat ruang istirahat dengan keadaan yang
bersih.
(11) Ruang Pengelolaan Makanan
Untuk Ruangan pengelolaan makanan bahwa konstruksi
bangunan kuat kokoh dan permanen, bangunan dibuat rapat
serangga dan tikus, tidak ada genangan air, dilengkapi
fasilitas cuci tangan dan dilengkapi dengan slogan / moto
kesehatan.
Untuk lantai bersih dari sampah, kedap air, tidak licin,
permukaan rata, mudaah dibersihkan,dilapisi keramik, dan
dalam keadaan utuh. Dindingnya berkontruksi kuat, bersih
dari debu, noda/kotoran, dan coretan, kedap air, permukaan
rata dank onus, mudah dibersihkan, dan berwarrna terang.
Tinggi lngit- langitnya minimal 2,75 m, berkonstruksi kuat,
bersih dari saraang laba-laba, tidak terdapat lubang yang
dapat menjadi saraang tikus, mudah dibersihkan, dan
berwarna terang.
Tersedia ventilasi yang cukup memberikan
kenyamanan, lubang penghawaan langsung berhubungan
dengan udara luar, tersedia ventilasi buatan, dan berfungsi
dengan baik dan dalam keadaan bersih. Untuk
pencahayaan nanti besok baru ditanyakan sama dosen
pembimbing . untuk pintunya terbuat dari bahan yang kuat,
rapat serangga, rapat tikus, mudah dibersihkan, dan
75
berfungsi dengan baik. Tempat sampah tidak memiliki
penutup dan kedap air, berkontruksi kuat, ringan, dan
mudah dibersihkan, tidak dipisahkan antara sampah basah
dan kering, dan di angkut tiap 1 x 24 jam. Bahan makanan
berasal daari sumber resmi, dalam kondisi baik atau segar,
disimpan dalam wadah yang bersih, dan tertata rapi sesuai
jenisnya.
Makanan ditempatkan dalam wadah yang terbuat dari
bahan yang aman (food grade), wadahnya bersih dan
tertutup, bebas dari gangguan serangga, daalam keadaan
baik dan tidak kadaluarsa, dan disajikan dalam etalase
penyajian yang tertutup rapi dan bersih. Peralatan
pengolahan makanan terbuat dari bahan yang aman utnuk
makanan, tersimpan dalam kkeadaan bersih, dalam keadaan
yang utuh/tidak gupi/retak, dan tertata rapi sesuai
peruntukkannya. Untuk kursi dan meja tersedia dalam
keadaan yang baik, bersih dari noda dan kotoran, dan
mudah dibersihkan. Pengendalian serangga dan tikus
dilakukan minimal 6 bulan sekali kemudian Tidak
ditemukan tanda- tanda kehidupan serangga dan tikus. Air
bersih di PT. Maruki berasal dari PDAM, kondisi fisik air
terjaga, distribusi air dengaan system perpipaan, dan
dilakukan pengambilan sampel air minimal 2 kali setahun.
Untuk pembuangan air limbah salurannya kedap air,
tertutup, dan rat proof, mengalir lancar dan tidak
menimbulkan bau. Ruang kesehatan mudah dijangkau oleh
pekerja maupun staf lainnya, konstruksi bangunan kuaat
dan tidak memungkinkan terdapat sarng vector penyakit,
dan tersedia obat-obatan dalaam jumblah yang cukup dan
tidak kadaluarsa
76
(12) Fasilitas cuci / pelayanan kebersihann diri (washing facility)
Disediakan lavatory minimal untul 10-100 karyawan, 1
buah lavatory berukuran 24 inchi + 1 buah kran, tersedia sabun
yang ditempatkan di wadah khusus disetiap lavatory, tersedia
tissue dan terdapat tempat sampah, lavatory terpisah antara
pria dan wanita, terbuat dari bahan yang kuat dan kedap air,
lavatory tidak menggunakan air panas dan dingin dalam satu
kran, dan juga tidak tersedia shower dengan air panas dan
dingin dalam satu kran.
(13) Personal Service (Kebutuhan Personal)
Untuk Fasilitas personal service di industry PT. Maruki
tidak terdapat ruang ganti pakaian, terdapat ruang istrahat
dengan keadaan yang bersih dan tidak memungkinkan untuk
bersarangnya vektor penyakit, pada 10 orang / kurang
karyawan waanita dapat disediakan ruang istrahat dengan luas
minimal 60 ft 2 dan terdapat minimal 1 buah tempat tidur untuk
1 orang atau lebih, tedapat sekat/ dinding yang terbuat dari
bahan yang kuat, dan keadaan di dalam ruaang istrahat
menjamin kepentingan privasi
(14) Musholah
Berdasarkan hasil observasi PT. Maruki tidak memiliki
Musholla.
(15) House Keeping (Kegiatan Pembersihan Ruangan)
Berdasarkan hasil tabel diatas untuk Fasilitas House
keeping telah memenuhi persyaratan dilihat dari keadaan
industri yang sangat bersih dalam kegiatan pembersihan
kegiatan sweeping dan pembersihan harus dilakukan secara
rutin diluar jam kerja (khususnya sweeping terhadap
sampah dan kotoran) dan tersedianya alat pemadam
kebakaran.
77
(16) Warung makan pedanggang kaki lima
Berdsarakan hasil tabel di atas tidak tedapat warung
kaki lima di sektaran indstri.
Tabel 4.18
Tabel 4.19
78
e. Pelindung badan √
f. Pelindung √
telinga
√
g. Topi
keselamatan
2 Penggunaan APD
dengan baik oleh √
karyawan.
Jumlah 7 1
Tabel 4.20
Tabel 4.21
79
yang mudah terbakar
minimal 15 m dari
√
sumber panas (daerah
yang
menghasilkan panas).
2 Semua perpipaan
air bersih dalam √
baik.
Tersedia slang
pemadam
kebakaran dan
berfungsi dengan baik
Jumlah
Tabel 4.22
80
Table 4.23
telah dipasang
ditempat- tempat yang
potensial terjadi
kecalakan.
2 Tanda-tanda
larangan untuk
√
merokok dalam
ruangan terbatas.
3 Terdapat
tanda/peringatan √
penggunaan alat
pelidung diri (APD)
Jumlah 19 3
1. Pembahasan
81
beraktifitas. Sebaiknya kepada pihak perusahaan lebih
memperketat peraturan penggunaan APD agar karyawan dapat
terhindar dari kecelakaan kerja.
82
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari hasil observasi langsung yang di lakukan di tempat industri PT.
Maruki pada tanggal 11 Januari 2023, didapatkan hasil bahwa secara umum,
tempat industri PT. Maruki dari segi bangunan memenuhi minimum
persyaratan dan untuk para pekerja masih belum memenuhi peraturan atau
persyaratan yang telah berlaku untuk industri yaitu belum menggunakan APD
sehingga dengan rawannya terjadinya kecelakaan kerja tetapi dari pihak
perusahaan sediakan APD.
83
penyrhatan ruang udara ruangan untuk suhu ruangan tidak terlalu tinggi,
namun pada sumber kegiatan suhunya cukup panas, untuk pengolahan limbah
padat yang masih di gunakan maka akan melalui proses daur ulang dengan
cara pembakaran melalui alat penguapan, limah B3 sendiri di kelolh oleh
pihak kedua, penchayaan sesuaidengan hasil observasi itesitas cahaya kurang
terang sehimgga setiap pekerja di lengkapi dengan lampu untuk melakukan
kegiatan, untuk kebisingan dari kegiatan yang di lakukan sangat bising dan
ada beberapa pekerja yang tidak menggunakan APD di karnakan pekerja
tersebut kurang nyaman menggunakan APD (ear muff) tetapi pihak
perusaahan menyediakan semua APD yang terkait untuk pekerja.
B. Saran
84
DAFTAR PUSTAKA
85
LAMPIRAN
Log Book Penelitian
Judul :
Saat tiba di
Rabu, 10 perusahaan
Januari 20203 PT.Maruki
Dan disambut
oleh Staf
Perusahaan
sekaligus
pembukaan
kegiatan praktek
industri yang
dilakukan pada
pukul 08.30
86
Pada pukul 09.35
Rabu, 10
Januari 2023 Proses
pengukiran kayu
yang akan
dijadikan
batsudan
87
Rabu, 10 Proses
Januari 2023 Pewarnaan bahan
yang akan
dijadikan
batsudan yang
akan dikirim ke
jepang pada
pukul 10.00
Rabu, 10 Proses
Januari 2023 pengukiran kayu
yang akan
dijadikan
batsudan
88
Rabu, 10 Proses
Januari 2023 pewarnaan akhir
menggunakan
bahan kimia
Rabu, 10 Proses
Januari 2023 pengukuran
motif pada bahan
baku.
Proses
Rabu, 10 Pewarnaan bahan
Januari 2023 yang akan
dijadikan
batsudan yang
akan dikirim ke
jepang pada
pukul 10.00
Rabu, 10 Proses
Januari 2023 pewarnaan akhir
menggunakan
bahan kimia
89
Rabu, 10 Alat penghisap
Januari 2023 semua debu yang
berada dalam
pabrik kemudian
masuk kedalam
incinerator.
90