DISUSUN OLEH :
DANDI ARDIAN
PO7103120010
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat-Nya,
penulis dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Maksud dari
penyusunan makalah ini adalah sebagai salah satu komponen penilaian dan dapat
dijadikan sebagai salah satu pegangan dalam proses belajar mengajar mata kuliah
Pendidikan Anti Korupsi, serta dengan harapan untuk memotivasi penulis
sehingga mampu memahami segala pembahasan dan aplikasi yang berkaitan
dengan pembelajaran tersebut.
Makalah ini penulis sajikan untuk mengingatkan kembali akan pentingnya
mempelajari proses pembelajaran, karena konsep-konsep pembelajaran ini akan
sangat membantu dalam menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan cara
belajar atau aspek-aspek pembelajaran.
Terima kasih kepada dosen mata kuliah Pendidikan Anti Korupsi, sehingga
penulis bisa menyelesaikan makalah ini, Penulis menyadari bahwa makalah ini
tidak luput dari kesalahan dan kekurangan. Oleh karena itu, penulis sangat
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi perbaikan makalah
ini.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................... i
DAFTAR ISI ........................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah............................................................................ 2
C. Tujuan.............................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Metode Penanganan Budaya Anti Korupsi...................................... 3
B. Tindakan Korupsi Dikalangan Mahasiswa...................................... 6
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................ 9
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
Selain kepolisian dan pemerintah, keluarga maupun sekolah juga harus
melakukan upaya pencegahan, selain keluarga salah satu cara agar anak tidak
terjerumus menyalahgunakan narkoba yaitu dengan menyekolahkan anak
mereka sehingga disekolah mereka dapat belajar mana yang baik untuk
dilakukan, setiap sekolah mempunyai cara unik untuk membuat siswanya aktif
berinteraksi dan bersosialisasi, sekolah juga mempunyai tata tertib yang
menuntut siswanya agar selalu disiplin. Poltekkes Kemenkes Palu merupakan
sinstitusi pendidikan yang mempunyai banyak mahasiswa dan banyak kegiatan
keorganisasian agar mahasiswanya selalu aktif dan melakukan sesuatu yang
bermanfaat bagi kampus ini juga mempunya bentuk hukuman yang unik untuk
mahasiswa yang kedapatan melanggar. Karena itu hal ini dapat meminimalisir
siswa yang melakukan penyimpangan. Kondisi ini tentu menarik minat peneliti
untuk melihat faktor pelajar sehinggah tidak terpengaruh menyalahgunakan
narkoba serta upaya yang dilakukan dalam pencegahan Terhadap
penyalahgunaan narkoba .
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana cara yang efektif untuk penanaman budaya anti korupsi?
C. Tujuan
1. Mengetahui cara yang efektif untuk penanaman budaya anti k
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
antikorupsi. Dari data Indonesia Coruption Watch 2016, dapat diambil
beberapa kesimpulan penting kajian tren korupsi 2015, dapat dilihat bahwa
jumlah kasus korupsi selama tahun 2015 adalah sebanyak 550 kasus korupsi
pada tahap penyidikan yang ditangani Aparat Penegak Hukum (APH) dengan
total tersangka sebanyak 1.124. Adapun total potensi kerugian negara dari
seluruh kasus tersebut sebesar Rp 3,1 triliun dan nilai suap sebesar Rp 450,5
miliar.
Dalam kajian tren korupsi ICW sebelumnya, total kasus yang berhasil
dipantau selama tahun 2010 hingga 2014 adalah sebanyak 2.492 kasus dengan
total nilai kerugian negara sebesar Rp 30 triliun dan nilai suap sebesar Rp 549
miliar. Dari sejumlah kasus ini ada sekitar 552 kasus yang dikategorikan
mangkrak atau tidak jelas penanganannya. Dengan kata lain, tidak ada
keterangan resmi apakah apakah kasus-kasus itu telah masuk pada tahap
penuntutan atau masih dalam proses penyidikan atau bahkan dihentikan.
Dan tentu saja, banyak dari pelaku korupsi yang tertangkap itu
merupakan mantan aktivis mahasiswa. Dahulu sewaktu menjadi mahasiswa
selalu berkoar-koar dan mengkritik kebijakan. Sedikit saja ada kesalahan dari
pemerintah, langsung beraksi dengan fatwa-fatwa dan nyanyian-nyanyian
revolusi. Bahkan setiap suara yang disuarakan merupakan suara rakyat yang
tertindas akibat kebijakan tersebut. Namun semangat revolusioner itu seolah
lenyap tanpa bekas tatkala mendapat jabatan penting di pemerintahan. Melihat
realita aktivis mahasiswa itu, perlu rasanya dilakukan perubahan di lingkungan
mahasiswa itu sendiri. Mahasiswa harus terlebih dahulu menerapkan nilai-nilai
kebaikan terhadap diri sendiri sebelum mengajak orang lain untuk
melakukannya.
Sebab, tidak mungkin masyarakat akan mengikuti kebaikan yang
dikampanyekan bila yang melakukan kampanye saja melanggar apa yang
hendak dikampanyekan. Sebagai contoh, bila mahasiswa ingin melakukan
kampanye tertib berlalu lintas, tentu terlebih dahulu harus mampu memberikan
contoh yang baik bagaimana tertib berlalu lintas itu. Mustahil orang akan
mengikuti instruksi untuk tertib berlalu lintas bila yang mengkampanyekan
masih melanggar. Mahasiswa dalam melakukan suatu pergerakan harus
didasari oleh kecerdasan fikiran yang lebih dari masyarakat. Hendaknya pula,
4
apa yang disuarakan dapat diterima di lingkungan masyarakat, jangan sampai
memaksakan kehendak sendiri. Sebab bila terbiasa untuk memaksakan
kehendak, maka saat nanti menjadi pejabat publik juga akan menjadi pejabat
yang anti-kritik.
Dalam gerakannya, mahasiswa harus berfikir dengan matang dan
mengerti dengan apa yang harus dipatuhi selama menyuarakan perubahan.
Harus mencerminkan budi pekerti luhur yang baik sehingga apa yang
disuarakan dapat diterima dan diserap oleh masyarakat. Kemudian setelah
melakukan kajian untuk mencerdaskan internal rumah tangga sendiri, barulah
masuk menusuk kedalam masyarakat. Jangan biarkan ilmu yang telah
difikirkan dengan baik musnah tanpa bekas. Karena pada hakikatnya,
mahasiswa itu “ berpikir, bergerak atau mati di tempat”. Nah, supaya terhindar
dari perilaku korupsi, kita
1. Jangan Berorientasi Pada Uang
Niatkan segala sesuatu dengan hati yang tulus, jangan sampe
terlalu berharap pada sesuatu yang sifatnya materialis. Sifat materialis
akan menimbulkan ketidakpuasan batin dan ketidak-ikhlasan dalam
bertindak.
Buat yang masih berstatus pelajar atau pun mahasiswa dan pengen
nyari kerja, jangan hanya menganggap pendidikan sebagai jembatan
yang mempermudah kita mencari lowongan kerja, tapi juga sebagai
jembatan untuk memberikan manfaat terhadap sesama. Kalo kita hanya
berorientasi pada uang, maka besar kemungkinan kita jadi lebih
gampang disogok.
2. Bersikap Jujur
Kejujuran adalah modal penting dalam menjalani kehidupan.
Sebuah pepatah Arab menyebutkan, "Katakanlah kebenaran walau itu
pahit", yang berarti jangan sampai kita berbohong atau
menyembunyikan sesuatu di hadapan orang, karena kebohongan yang
terbongkar akan menghilangkan kepercayaan.
3. Punya Sikap Tanggung Jawab
5
Koruptor merupakan sosok yang tidak bertanggung jawab dan
ingkar terhadap tugas yang menjadi amanatnya. Agar terhindar dari
perilaku korupsi, kita perlu membiasakan diri dengan bertanggung
jawab terhadap hal-hal kecil, misalnya mengerjakan tugas kuliah
dengan usaha sendiri, enggak nyontek pas ujian, mengembalikan
barang temuan kepada pemiliknya, dan tidak mengurangi atau
mengambil jatah barang titipan.
6
Sebagai mahasiswa, tentu lingkungan terdekat saya adalah kampus. Contoh
paling mudah untuk budaya korupsi kecil di lingkungan kampus sebagai
mahasiswa adalah titip absen dan plagiarisme pendidikan.
Budaya titip absen, dan plagiarisme akademik adalah pembentuk mental
korupsi. Perliaku mahasiswa saat ini, tidak bisa dipungkiri dan harus diakui
memang tidak pernah lepas dengan kegiatan titip absen dan plagiarisme
akademik. Perilaku mahasiswa inilah yang jika diteruskan akan menjadi sebuah
budaya buruk, kebiasaan buruk yang akan merusak mental, integritas, dan nilai
kejujuran. Ketika perilaku tersebut sudah menjadi budaya tentu dampaknya
akan seperti bom waktu, saat mahasiswa yang memiliki budaya tersebut lulus
dari perguruan tinggi, maka saat itu juga kita bisa melihat koruptor muda pun
telah lepas dan mulai berkeliaran di negara ini. Negara ini pun akan menangis,
biaya yang dikeluarkan untuk dunia pendidikan yang seharusnya menghasilkan
sumber daya manusia yang baik demi kemajuan negara, malah sebaliknya
melahirkan tikus-tikus yang kapanpun siap menggerogoti negara ini.
7
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Metode yang efektif untuk penanaman karakter Budaya Anti Korupsi
adalah dengan menerapkan atai mnyediakan mata kuliah Pendidikan
Budaya Anti Korupsi di tiap semester.
2. Tindakan mahasiswa yang sering menitipkan absen atau melakukan
plagiarism adalah suatu Tindakan korupsi di kalangan mahasiswa.
B. Saran
Berdasarkan pada kesimpulan di atas, maka dari itu penulis memberikan
saran agar :
1. Bagi Pihak Kampus lebih tegas jika terdapat mahasiswa yang
melakukan korupsi agar semakin berkurang yang melakukan
korupsi di kalangan mahasiswa.
8
DAFTAR PUSTAKA
- Achmad Ali. 2009, Menguak Teori Hukum (Legal Theory) dan Teori Peradilan
(Judicial Prudence) termasuk Interpretasi Undang-undang (Legal Prudence).
Kencana Prenada Media Group. Jakarta.
- D. Schaffmeister, N. Keijzer, E. Ph Sitorius. Editor Penerjemah JE. Sahetapy.
1995, Hukum Pidana, Liberty, Yogyakarta.
- Departemen Pendidikan dan Kebudayaan,1990, Kamus Besar Bahasa
Indonesia. Balai Pustaka.
- Diana Kusuma Sari. Klinik Hukum Online. Senin 23 April 2012.
- KP, 2010, Buku Saku Memahami Gratifikasi.
- Sudarsono, 2007, Kamus Hukum. Rineka Cipta. Jakarta.