Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

PENDIDIKAN BUDAYA ANTI KORUPSI


“KORUPSI”

DISUSUN OLEH :

DANDI ARDIAN

PO7103120010

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PALU
JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN
PRODI DIII-SANITASI
TAHUN 2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat-Nya,
penulis dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Maksud dari
penyusunan makalah ini adalah sebagai salah satu komponen penilaian dan dapat
dijadikan sebagai salah satu pegangan dalam proses belajar mengajar mata kuliah
Pendidikan Anti Korupsi, serta dengan harapan untuk memotivasi penulis
sehingga mampu memahami segala pembahasan dan aplikasi yang berkaitan
dengan pembelajaran tersebut.
         Makalah ini penulis sajikan untuk mengingatkan kembali akan pentingnya
mempelajari proses pembelajaran, karena konsep-konsep pembelajaran ini akan
sangat membantu dalam menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan cara
belajar atau aspek-aspek pembelajaran.
          Terima kasih kepada dosen mata kuliah Pendidikan Anti Korupsi, sehingga
penulis bisa menyelesaikan makalah ini, Penulis menyadari bahwa makalah ini
tidak luput dari kesalahan dan kekurangan. Oleh karena itu, penulis sangat
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi perbaikan makalah
ini. 

                                                                            Mamboro, 06 September 2021

                                                                                          
Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................... i
DAFTAR ISI ........................................................................................................ ii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah............................................................................ 2
C. Tujuan.............................................................................................. 2

BAB II PEMBAHASAN
A. Metode Penanganan Budaya Anti Korupsi...................................... 3
B. Tindakan Korupsi Dikalangan Mahasiswa...................................... 6

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan...................................................................................... 8
B. Saran................................................................................................. 8

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................ 9

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Mewujudkan manusia dengan pendidikan yang lebih baik tentunya


pemerintah dan orangtua harus bekerja keras dalam membentuk kepribadian
anak agar menjadi manusia yang paham dengan akhlak, sopan santun dan
aturan dalam masyarakat agar tidak banyak produkproduk gagal yang nantinya
akan merusak bangsanya sendiri. seperti kasus yang sedang marak tentang
penyimpangan sosial yang pelakunya sendiri adalah seorang pelajar. Di
Indonesia Penyimpangan yang sangat meresahkan saat ini adalah
penyalahgunaan narkoba yang semakin berkembang dari waktu ke waktu
berdasarkan data yang diperoleh dari Badan Narkotika Nasional terbukti bahwa
dari tahun 2004 tercatat sekitar 1,75 persen penyalahgunaan narkoba dan terus
terjadi peningkatan pada tahun 2009 dengan persentase 1,95 , tahun 2011 naik
menjadi 2,32 persen, pada tahun 2013 menjadi 2,56 persen sampai tahun 2015
sekitar 2,80 persen.
Tentu hal ini sangat memperihatinkan untuk masyarakat Indonesia
terlebih kepada orangtua. Penyalahgunaan narkoba bisa saja menjadi induk
kejahatan dan dapat menimbulkan masalah dalam kehidupan, sehingga perlu
dilakukan pencegahan maupun penanggulangan narkoba secara benar. Remaja
merupakan masa aktif dalam pertumbuhan dimana tidak sedikit dari mereka
dapat mengalami goncangan batin sehingga untuk menyelesaikan masalah
mereka memilih jalan pintas dengan merokok, minum minuman keras bahkan
sampai menyalahgunakan obat-obatan. Di tingkat kabupaten, Sidendreng
Rappang (Sidrap) merupakan kabupaten yang dikenal sebagai kabupaten yang
menyandang gelar “pusat pengedaran narkoba di Sulawesi” tentunya hal ini
akan berdampak sosial ke lingkungan pelajar yang ada di Kabupaten Sidrap.
Seorang pelajar yang harusnya menuntut ilmu malah sibuk dengan sesuatu
yang seharusnya tidak mereka lakukan seperti mengkonsumsi obat-obatan
terlarang.

1
Selain kepolisian dan pemerintah, keluarga maupun sekolah juga harus
melakukan upaya pencegahan, selain keluarga salah satu cara agar anak tidak
terjerumus menyalahgunakan narkoba yaitu dengan menyekolahkan anak
mereka sehingga disekolah mereka dapat belajar mana yang baik untuk
dilakukan, setiap sekolah mempunyai cara unik untuk membuat siswanya aktif
berinteraksi dan bersosialisasi, sekolah juga mempunyai tata tertib yang
menuntut siswanya agar selalu disiplin. Poltekkes Kemenkes Palu merupakan
sinstitusi pendidikan yang mempunyai banyak mahasiswa dan banyak kegiatan
keorganisasian agar mahasiswanya selalu aktif dan melakukan sesuatu yang
bermanfaat bagi kampus ini juga mempunya bentuk hukuman yang unik untuk
mahasiswa yang kedapatan melanggar. Karena itu hal ini dapat meminimalisir
siswa yang melakukan penyimpangan. Kondisi ini tentu menarik minat peneliti
untuk melihat faktor pelajar sehinggah tidak terpengaruh menyalahgunakan
narkoba serta upaya yang dilakukan dalam pencegahan Terhadap
penyalahgunaan narkoba .

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana cara yang efektif untuk penanaman budaya anti korupsi?
C. Tujuan
1. Mengetahui cara yang efektif untuk penanaman budaya anti k

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Metode Penanaman Budaya Anti Korupsi

Revisi Rancangan Undang-Undang (RUU) Komisi Pemberantasan


Korupsi (KPK) belakangan ini ramai diperbincangkan publik. Perubahan yang
tertuang dalam RUU tersebut memicu berbagai polemik. Banyak yang enggak
setuju sama peraturan tersebut, soalnya dianggap merugikan lembaga
independen yang tugasnya memberangus para pelaku tindak pidana korupsi itu.
Revisi RUU KPK diprotes banyak pihak karena dikhawatirkan akan
mengancam keberadaan KPK sebagai lembaga yang independen. Apabila RUU
tersebut diteken, tidak hanya akan menghambat kinerja KPK dalam
pemberantasan korupsi, tapi juga akan membuka celah-celah baru bagi para
oknum yang memanfaatkan momen tersebut semakin terbebas dari jeratan
pidana korupsi.
Bagi aktivis mahasiswa, tentu sudah sering mendengar bagaimana
pejabat mengaku pernah menjadi seorang aktivis. “Dulu saya juga aktivis sama
seperti adek-adek, jadi saya mengerti apa yang adek-adek inginkan” lebih
kurang demikian kalimat sakti milik mantan aktivis mahasiswa yang
menduduki jabatan publik. Mengapa mantan aktivis mahasiswa yang dulu
selalu berkoar-koar menyuarakan suara rakyat malah ikut bermain di
pemerintahan? Hal ini terjadi akibat ideologi setengah matang yang diterapkan
selama menjadi mahasiswa. Selalu bersuara menyuarakan perubahan, namun
lupa menjadi contoh untuk perubahan itu sendiri. Hal itu pula yang
menyebabkan banyak koruptor yang mengaku dahulu merupakan aktivis
mahasiswa. Oleh karenanya, hal itu juga memberikan efek negatif terhadap
tempat ia bernaung sewaktu mahasiswa.
Aktivis mahasiswa hendaknya dalam menyuarakan atau
mengkampanyekan suatu perubahan, haruslah terlebih dahulu menerapkan
terhadap diri sendiri. Jangan pernah mengaku sebagai aktivis bila masih tidak
mampu menghargai waktu. Tidak mampu menjadi kepribadian yang benar

3
antikorupsi. Dari data Indonesia Coruption Watch 2016, dapat diambil
beberapa kesimpulan penting kajian tren korupsi 2015, dapat dilihat bahwa
jumlah kasus korupsi selama tahun 2015 adalah sebanyak 550 kasus korupsi
pada tahap penyidikan yang ditangani Aparat Penegak Hukum (APH) dengan
total tersangka sebanyak 1.124. Adapun total potensi kerugian negara dari
seluruh kasus tersebut sebesar Rp 3,1 triliun dan nilai suap sebesar Rp 450,5
miliar.
Dalam kajian tren korupsi ICW sebelumnya, total kasus yang berhasil
dipantau selama tahun 2010 hingga 2014 adalah sebanyak 2.492 kasus dengan
total nilai kerugian negara sebesar Rp 30 triliun dan nilai suap sebesar Rp 549
miliar. Dari sejumlah kasus ini ada sekitar 552 kasus yang dikategorikan
mangkrak atau tidak jelas penanganannya. Dengan kata lain, tidak ada
keterangan resmi apakah apakah kasus-kasus itu telah masuk pada tahap
penuntutan atau masih dalam proses penyidikan atau bahkan dihentikan.
Dan tentu saja, banyak dari pelaku korupsi yang tertangkap itu
merupakan mantan aktivis mahasiswa. Dahulu sewaktu menjadi mahasiswa
selalu berkoar-koar dan mengkritik kebijakan. Sedikit saja ada kesalahan dari
pemerintah, langsung beraksi dengan fatwa-fatwa dan nyanyian-nyanyian
revolusi. Bahkan setiap suara yang disuarakan merupakan suara rakyat yang
tertindas akibat kebijakan tersebut. Namun semangat revolusioner itu seolah
lenyap tanpa bekas tatkala mendapat jabatan penting di pemerintahan. Melihat
realita aktivis mahasiswa itu, perlu rasanya dilakukan perubahan di lingkungan
mahasiswa itu sendiri. Mahasiswa harus terlebih dahulu menerapkan nilai-nilai
kebaikan terhadap diri sendiri sebelum mengajak orang lain untuk
melakukannya.
Sebab, tidak mungkin masyarakat akan mengikuti kebaikan yang
dikampanyekan bila yang melakukan kampanye saja melanggar apa yang
hendak dikampanyekan. Sebagai contoh, bila mahasiswa ingin melakukan
kampanye tertib berlalu lintas, tentu terlebih dahulu harus mampu memberikan
contoh yang baik bagaimana tertib berlalu lintas itu. Mustahil orang akan
mengikuti instruksi untuk tertib berlalu lintas bila yang mengkampanyekan
masih melanggar. Mahasiswa dalam melakukan suatu pergerakan harus
didasari oleh kecerdasan fikiran yang lebih dari masyarakat. Hendaknya pula,

4
apa yang disuarakan dapat diterima di lingkungan masyarakat, jangan sampai
memaksakan kehendak sendiri. Sebab bila terbiasa untuk memaksakan
kehendak, maka saat nanti menjadi pejabat publik juga akan menjadi pejabat
yang anti-kritik.
Dalam gerakannya, mahasiswa harus berfikir dengan matang dan
mengerti dengan apa yang harus dipatuhi selama menyuarakan perubahan.
Harus mencerminkan budi pekerti luhur yang baik sehingga apa yang
disuarakan dapat diterima dan diserap oleh masyarakat. Kemudian setelah
melakukan kajian untuk mencerdaskan internal rumah tangga sendiri, barulah
masuk menusuk kedalam masyarakat. Jangan biarkan ilmu yang telah
difikirkan dengan baik musnah tanpa bekas. Karena pada hakikatnya,
mahasiswa itu “ berpikir, bergerak atau mati di tempat”. Nah, supaya terhindar
dari perilaku korupsi, kita
1. Jangan Berorientasi Pada Uang
Niatkan segala sesuatu dengan hati yang tulus, jangan sampe
terlalu berharap pada sesuatu yang sifatnya materialis. Sifat materialis
akan menimbulkan ketidakpuasan batin dan ketidak-ikhlasan dalam
bertindak.
Buat yang masih berstatus pelajar atau pun mahasiswa dan pengen
nyari kerja, jangan hanya menganggap pendidikan sebagai jembatan
yang mempermudah kita mencari lowongan kerja, tapi juga sebagai
jembatan untuk memberikan manfaat terhadap sesama. Kalo kita hanya
berorientasi pada uang, maka besar kemungkinan kita jadi lebih
gampang disogok.

2. Bersikap Jujur
Kejujuran adalah modal penting dalam menjalani kehidupan.
Sebuah pepatah Arab menyebutkan, "Katakanlah kebenaran walau itu
pahit", yang berarti jangan sampai kita berbohong atau
menyembunyikan sesuatu di hadapan orang, karena kebohongan yang
terbongkar akan menghilangkan kepercayaan.
3. Punya Sikap Tanggung Jawab

5
Koruptor merupakan sosok yang tidak bertanggung jawab dan
ingkar terhadap tugas yang menjadi amanatnya. Agar terhindar dari
perilaku korupsi, kita perlu membiasakan diri dengan bertanggung
jawab terhadap hal-hal kecil, misalnya mengerjakan tugas kuliah
dengan usaha sendiri, enggak nyontek pas ujian, mengembalikan
barang temuan kepada pemiliknya, dan tidak mengurangi atau
mengambil jatah barang titipan.

Salah satu metode yang digunakan adalah menerapkan mata kuliah


Pendidikan Budaya Ani Korupsi di kampus agar pengetahuan para mahasiswa
semakin bertambah dan lebih memahami bahwa melakukan korupsi itu sangat
berbahaya dan tidak baik untuk dilakukan, atau para dosen pun memberikan
teladan yang baik kepada mahasiswa dengan cara tidak terjerat dalam kasus
korupsi dimanapun dan kapanpun saja. Pendidikan anti korupsi sangat
diperlukan dalam mengubah karakter mahasiswa agar menjadi lebih baik.
B. Tindak Korupsi Yang Dilakukan Mahasiswa
Teman-teman mahasiswa sampai saat ini banyak yang belum tahu bahwa
titip absen dan plagiarisme pendidikan juga merupakan awal terjadinya tindak
pidana korupsi. Walaupun sebenarnya hal ini telah ditegaskan oleh Pimpinan
KPK, Saut Situmorang yang menyatakan bahwa “sebuah tindak korupsi besar
terjadi dimulai dari sesuatu yang sangat kecil. Termasuk kebiasaan titip absen
di kala mahasiswa". Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi Mahfud MD pun
mengatakan "kampus harus harus bersikap tegas menindak kasus plagiarisme
di perguruaan tinggi. Jika perguruan tinggi membenarkan plagiarisme, sama
saja sudah mencetak bibit koruptor”.
Pemberantasan tindak pidana korupsi harus dimulai dari memberantas
budaya korupsi dan tidak bisa hanya dilakukan dengan cara represif. Istilah
korupsi berasal dari bahasa Latin yakni corruption atau corruptus Secara
harfiah istilah tersebut menurut Andi Hamzah memiliki arti segala macam
perbuatan yang tidak baik, seperti kebusukan, keburukan, kebejatan,
ketidakjujuran, dapat disuap, tidak bermoral, penyimpangan dari kesucian,
kata-kata atau ucapan yang menghina atau memfitnah. Memberantas budaya
korupsi, berarti harus memberantas praktek-praktek korupsi kecil disekitar kita.

6
Sebagai mahasiswa, tentu lingkungan terdekat saya adalah kampus. Contoh
paling mudah untuk budaya korupsi kecil di lingkungan kampus sebagai
mahasiswa adalah titip absen dan plagiarisme pendidikan.
Budaya titip absen, dan plagiarisme akademik adalah pembentuk mental
korupsi. Perliaku mahasiswa saat ini, tidak bisa dipungkiri dan harus diakui
memang tidak pernah lepas dengan kegiatan titip absen dan plagiarisme
akademik. Perilaku mahasiswa inilah yang jika diteruskan akan menjadi sebuah
budaya buruk, kebiasaan buruk yang akan merusak mental, integritas, dan nilai
kejujuran. Ketika perilaku tersebut sudah menjadi budaya tentu dampaknya
akan seperti bom waktu, saat mahasiswa yang memiliki budaya tersebut lulus
dari perguruan tinggi, maka saat itu juga kita bisa melihat koruptor muda pun
telah lepas dan mulai berkeliaran di negara ini. Negara ini pun akan menangis,
biaya yang dikeluarkan untuk dunia pendidikan yang seharusnya menghasilkan
sumber daya manusia yang baik demi kemajuan negara, malah sebaliknya
melahirkan tikus-tikus yang kapanpun siap menggerogoti negara ini.

7
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Metode yang efektif untuk penanaman karakter Budaya Anti Korupsi
adalah dengan menerapkan atai mnyediakan mata kuliah Pendidikan
Budaya Anti Korupsi di tiap semester.
2. Tindakan mahasiswa yang sering menitipkan absen atau melakukan
plagiarism adalah suatu Tindakan korupsi di kalangan mahasiswa.

B. Saran
Berdasarkan pada kesimpulan di atas, maka dari itu penulis memberikan
saran agar :
1. Bagi Pihak Kampus lebih tegas jika terdapat mahasiswa yang
melakukan korupsi agar semakin berkurang yang melakukan
korupsi di kalangan mahasiswa.

8
DAFTAR PUSTAKA

- Achmad Ali. 2009, Menguak Teori Hukum (Legal Theory) dan Teori Peradilan
(Judicial Prudence) termasuk Interpretasi Undang-undang (Legal Prudence).
Kencana Prenada Media Group. Jakarta.
- D. Schaffmeister, N. Keijzer, E. Ph Sitorius. Editor Penerjemah JE. Sahetapy.
1995, Hukum Pidana, Liberty, Yogyakarta.
- Departemen Pendidikan dan Kebudayaan,1990, Kamus Besar Bahasa
Indonesia. Balai Pustaka.
- Diana Kusuma Sari. Klinik Hukum Online. Senin 23 April 2012.
- KP, 2010, Buku Saku Memahami Gratifikasi.
- Sudarsono, 2007, Kamus Hukum. Rineka Cipta. Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai