Anda di halaman 1dari 35

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Undang- Undang No. 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan

Nasional dan Peraturan Pemerintah No. 60 Tahun 1999 tentang sistem

pendidikan tinggi menyatakan bahwa pendidikan tinggi mengembang

tugas menyiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat yang

memiliki kemampuan akademik dan/atau professional, sehingga di

harapkan dapat berperan dalam mewujudkan peningkatan taraf

kehidupan masyarakat dan keberhasilan pembangunan Nasional.

Tugas yang di embang oleh Perguruan tinggi adalah tri darma

perguruan tinggi yaitu: 1) pendidikan dan pengajaran, 2)penelitian dan

pengembangan dan 3)pengabdian pada masyarakat. Kegiatan kerja

lapangan plus adalah salah satu perwujudan dari dari kegiatan

pengabdian pada masyarakat. Mahasiswa dalam kualitasnya sebagai

rakyat Indonesia, yang merupakan salah satu faktor penentu

keberhasilan pembangunan Nasional tersebut, di tuntut untuk belajar

guna menjadikan dirinya sebagai mahasiswa insan pembangunan,

yang dapat membangun dirinya sendiri serta bertanggung jawab atas

suksesnya pembangunan nasional Indonesia.

Menghadapi era globalisasi yang semakin nyata di depan, tentulah

kita menyadari bahwa pembangunan dan pemberdayaan sumber daya

manusia sangatlah diperlukan. Sumber daya manusia yang kreatif,

1
berdaya saing dan mampu beradaptasi akan mampu membawa negara

ini terus bertahan dalam dunia yang tanpa batas. Dengan terus

meningkatkan potensi yang ada di dalam diri manusia salah satunya

yaitu melalui progam pendidikan di tingkat perguruan tinggi, sumber

daya manusia dapat mengembangkan potensinya tersebut untuk

menghadapi persaingan di dunia kerja.

Setiap lulusan diharapkan telah memiliki bekal sebelum terjun ke

dunia kerja. Bekal tersebut dapat diperoleh melalui pengalaman,

pengetahuan, dan wawasan melalui buku dan sumber ilmu

pengetahuan lainnya. Selain itu, seseorang dapat melakukan praktik

secara langsung agar dapat meyakini dengan benar ilmu dan

pengetahuan yang tengah dipelajari. Beragam kegiatan penunjang

dapat diikuti setiap mahasiswa dalam memenuhi hal tersebut.

STIE Yapi Bone memiliki sarana dalam upaya memenuhi aspek

kebutuhan mahasiswa sebagai bekal untuk terjun ke dunia kerja, yakni

Kuliah Kerja Lapangan Plus atau yang lebih dikenal dengan istilah

KLLP. KKLP sendiri dilaksanakan dengan tujuan untuk memperoleh

gambara serta pengalaman secara lebih komprehensif mengenai dunia

kerja. Mahasiswa diberi kesempatan untuk mengaplikasikan teori ke

dalam praktik di lapangan sesuai dengan kebutuhan program studi

masing-masing. Program tersebut pun memberi kompetensi pada

mahasiswa untuk dapat lebih mengenal, mengetahui, dan berlatih

menganalisis kondisi lingkungan dunia kerja. Jelas, ini merupakan

2
upaya yang dilakukan dalam mempersiapkan mahasiswa sebelum

memasuki dunia kerja.

Penerapan Program KKLP ini dilakukan untuk membekali

mahasiswa agar dapat menambah pengalaman kerja, mahasiswa

dapat menambah wawasan dan keterampilan yang tidak mereka

dapatkan di Kampus Stie Yapi serta mengembangkan potensi yang

mereka miliki melalui pengalaman nyata yang penuh pembelajaran

yang bermanfaat.

Di sisi lain kita mengetahui setiap instansi dalam melakukan segala

aktivitasnya. Sama seperti lainnya, Badan Narkotika Nasional

merupakan salah satu instansi Pemerintahan, memiliki Sekretariat

dalam tiap bidang dan bironya yang memiliki tanggung jawab yang

berbeda-beda dalam mencapai tujuan Instansi. Oleh karena itu, instansi

ini dapat dijadikan tempat PPKL untuk mahasiswa belajar dan

menambah wawasan kerja.

Perkembangan zaman di era globalisasi kini kian merubah gaya

hidup masyarakat pada umumnya. Masyarakat kurang memperhatikan

lingkungan sosial dan bersikap apatis. Hal-hal ini menyebabkan

tumbuhnya pengaruh- pengaruh negatif dari pola pikir, gaya hidup dan

pergaulan khususnya pada usia remaja. Contohnya tindak kriminal dan

penggunaan obat-obatan terlarang atau narkotika sudah menjadi hal

yang biasa. Menurut UU No. 35 Tahun 2009 Narkotika adalah zat atau

obat yang berasal dari tanaman, baik sintetis maupun semisintetis yang

3
dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya

rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri, dan dapat

menimbulkan rasa ketergantungan. Tindak Pidana Narkotika dapat

diartikan dengan suatu perbuatan yang melanggar ketentuan-ketentuan

hukum narkotika, dalam hal ini adalah Undang-Undang No. 22 Tahun

1997 dan ketentuan-ketentuan lain yang termasuk dan atau tidak

bertentangan dengan undang-undang tersebut. Salah satu langkah

pemerintah untuk memberantas jaringan peredaran Narkotika adalah

dengan membentuk badan yang membenahi masalah kriminalitas ini

dengan baik.

B. Maksud dan Tujuan KKLP

Maksud

Berdasarkan latar belakang diatas, pelaksanaan kegiatan Praktik Kerja

Lapangan yang dilakukan oleh praktikan dimaksudkan untuk :

1. Mempelajari suatu bidang pekerjaan tertentu khususnya unit kerja

praktikan saat melaksanakan KKLP, yaitu pada Badan Narkotika

Nasional

2. Menambah pengetahuan, wawasan, pengalaman, kemampuan, dan

keterampilan sebelum memasuki dunia kerja.

3. Membandingkan teori-teori yang praktikan peroleh dari perguruan

tinggi pada praktik kerja yang dilakukan secara langsung.

4. Untuk menerapkan pengetahuan akademis yang telah praktikan

dapatkan

4
di bangku perkuliahan dan membandingkanya langsung dalam dunia

kerja.

Sedangkan tujuan dilakukannya praktik kerja lapangan yaitu :

1. Menyiapkan diri untuk menjadi sumber daya manusia

berkualitas yang memiliki pengetahuan, keterampilan, serta

keahlian yang sesuai dengan perkembangan zaman

2. Melatih kedisiplinan dan tanggung jawab praktikan dalam

melaksanakan tugas sehingga diharapkan dapat menjadi

lulusan yang siap terjun di dunia kerja.

3. Untuk memperoleh wawasan dan pengetahuan dalam bidang

Manajemen Perkantoran.

4. Untuk memperoleh wawasan dan pengetahuan dalam bidang

Manajemen Kearsipan.

5. Meningkatkan kemampuan analisis mahasiswa terhadap

permasalahan di lapangan dengan teori yang telah di dapatkan

selama perkuliahan.

6. Memahami lebih dekat kondisi, situasi dan permasalahan

perusahaan selanjutnya mengidentifikasi faktor pendorong dan

faktor penyebabnya untuk di buat langkah-langkah

permasalahan.

Tujuan

a. Sebagai salah satu tugas untuk memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

pada Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE YAPI ) Bone.

5
b. Menambah kepribadian yang menyangkut kejujuran, ketekunan,

kedisiplinan, kerja sama dan inisiatif

c. Menambah wawasan dalam dunia kerja yang sebenarnya.

d. Mengenal lebih jauh seluk beluk proses kerja di dalam

lingkungankantor maupun di bagian lapangan.

e. Meningkatkan kemampuan untuk menghadapi suasana kerja yang

sebenarnya

f. Kesempatan berhubungan langsung dengan para pekerja atau

karyawan yang terampil dan professional di bidang masing-masing.

6
BAB II

GAMBARAN UMUM DAN PERUSAHAAN/INSTANSI

A. Sejarah Singkat Perusahaan dan Instansi

Badan Narkotika Nasional Kab.Bone dibentuk dari Badan

Narkotika Kabupaten (BNK) Bone. BNK Bone adalah unit kerja

Pemerintah Derah Kab.Bone. BNK Bone dibentuk pada tahun 2012

melalui surat keputusan Bupati Bone. Sebelum menjadi vertical, BNN

Bone adalah institusi Pemerintah Daerah Bone dengan nama Badan

Narkotika Kabupaten Bone. BNN Bone berdiri pada tahun 2012 dengan

ketua Drs. Andi Gunadil Ukra, MM (sekretaris dinas sosial Kab.Bone).

BNK dibentuk dengan visi dan misi menggerakkan semua komponen

masyarakat untuk melaksnakan program P4GN (Pencegahan,

Pemberantasan, Penyalahgunaan & Peredaran Gelap Narkoba).

Setelah melewati proses peralihan, BNK Bone beralih menjadi

satuan kerja Badan Narkotika Nasional dengan nama Badan Narkotika

Nasionall Kab.Bone pada bulan Agustus 2015. BNN Kab.Bone dibentuk

berdasarkan peraturan Presiden Nomor 23 tahun 2010dan peraturan

kepala Badan Narkotika Nasional Nomor 03 tahun 2015.

Sejarah penanggulangan bahaya narkotika dan

kelembagaannya di Indonesia dimulai tahun 1971 pada saat

dikeluarkannya Instruksi Presiden Republik Indonesia (Inpres) Nomor 6

Tahun 1971 kepada Kepala Badan Koordinasi Intelligen Nasional

(BAKIN) untuk menanggulangi 6 (enam) permasalahan nasional yang

7
menonjol, yaitu pemberantasan uang palsu, penanggulangan

penyalahgunaan narkoba, penanggulangan penyelundupan,

penanggulangan kenakalan remaja, penanggulangan subversi,

pengawasan orang asing.

Berdasarkan Inpres tersebut Kepala BAKIN membentuk

Bakolak Inpres Tahun 1971 yang salah satu tugas dan fungsinya

adalah menanggulangi bahaya narkoba. Bakolak Inpres adalah sebuah

badan koordinasi kecil yang beranggotakan wakil-wakil dari

Departemen Kesehatan, Departemen Sosial, Departemen Luar Negeri,

Kejaksaan Agung, dan lain-lain, yang berada di bawah komando dan

bertanggung jawab kepada Kepala BAKIN. Badan ini tidak mempunyai

wewenang operasional dan tidak mendapat alokasi anggaran sendiri

dari ABPN melainkan disediakan berdasarkan kebijakan internal

BAKIN.

Pada masa itu, permasalahan narkoba di Indonesia masih

merupakan permasalahan kecil dan Pemerintah Orde Baru terus

memandang dan berkeyakinan bahwa permasalahan narkoba di

Indonesia tidak akan berkembang karena bangsa Indonesia adalah

bangsa yang ber-Pancasila dan agamis. Pandangan ini ternyata

membuat pemerintah dan seluruh bangsa Indonesia lengah terhadap

ancaman bahaya narkoba, sehingga pada saat permasalahan narkoba

meledak dengan dibarengi krisis mata uang regional pada pertengahan

tahun 1997, pemerintah dan bangsa Indonesia seakan tidak siap untuk

8
menghadapinya, berbeda dengan Singapura, Malaysia dan Thailand

yang sejak tahun 1970 secara konsisten dan terus menerus memerangi

bahaya narkoba.

Menghadapi permasalahan narkoba yang berkecenderungan

terus meningkat, Pemerintah dan Dewan Perwakilan Rakyat Republik

Indonesia (DPR-RI) mengesahkan Undang-Undang Nomor 5 Tahun

1997 tentang Psikotropika dan Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1997

tentang Narkotika. Berdasarkan kedua Undang-undang tersebut,

Pemerintah (Presiden Abdurahman Wahid) membentuk Badan

Koordinasi Narkotika Nasionall (BKNN), dengan Keputusan Presiden

Nomor 116 Tahun 1999. BKNN adalah suatu Badan Koordinasi

penanggulangan narkoba yang beranggotakan 25 Instansi Pemerintah

terkait.

BKNN diketuai oleh Kepala Kepolisian Republik Indonesia

(Kapolri) secara ex-officio. Sampai tahun 2002 BKNN tidak mempunyai

personil dan alokasi anggaran sendiri. Anggaran BKNN diperoleh dan

dialokasikan dari Markas Besar Kepolisian Negara Republik Indonesia

(Mabes Polri), sehingga tidak dapat melaksanakan tugas dan fungsinya

secara maksimal.

BKNN sebagai badan koordinasi dirasakan tidak memadai lagi

untuk menghadapi ancaman bahaya narkoba yang makin serius. Oleh

karenanya berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 17 Tahun 2002

tentang Badan Narkotika Nasional, BKNN diganti dengan Badan

9
Narkotika Nasional (BNN). BNN, sebagai sebuah lembaga forum

dengan tugas mengoordinasikan 25 instansi pemerintah terkait dan

ditambah dengan kewenangan operasional, mempunyai tugas dan

fungsi:

1. Mengoordinasikan instansi pemerintah terkait dalam perumusan

dan pelaksanaan kebijakan nasional penanggulangan narkoba; dan

2. Mengkoordinasikan pelaksanaan kebijakan nasional

penanggulangan narkoba.

Mulai tahun 2003 BNN baru mendapatkan alokasi anggaran dari

APBN. Dengan alokasi anggaran APBN tersebut, BNN terus berupaya

meningkatkan kinerjanya bersama-sama dengan BNP dan BNK.

Namun karena tanpa struktur kelembagaan yang memilki jalur

komando yang tegas dan hanya bersifat koordinatif (kesamaan

fungsional semata), maka BNN dinilai tidak dapat bekerja optimal dan

tidak akan mampu menghadapi permasalahan narkoba yang terus

meningkat dan makin serius. Oleh karena itu pemegang otoritas

dalam hal ini segera menerbitkan Peraturan Presiden Nomor 83

Tahun 2007 tentang Badan Narkotika Nasional, Badan Narkotika

Provinsii (BNP) dan Badan Narkotika Kabupaten/Kota (BNK), yang

memiliki kewenangan operasional melalui kewenangan Anggota BNN

terkait dalam satuan tugas, yang mana BNN-BNP-BNKab/Kota

merupakan mitra kerja pada tingkat nasional, Provinsi dan

kabupaten/kota yang masing-masing bertanggung jawab kepada

10
Presiden, Gubernur dan Bupati/Walikota, dan yang masing-masing

(BNP dan BN Kab/Kota) tidak mempunyai hubungan struktural-

vertikal dengan BNN.

Merespon perkembangan permasalahan narkoba yang terus

meningkat dan makin serius, maka Ketetapan MPR-RI Nomor

VI/MPR/2002 melaluii Sidang Umum Majelis Permusyawaratan

Rakyat Republik Indonesia (MPR-RI) Tahun 2002 telah

merekomendasikan kepada DPR-RI dan Presiden RII untuk

melakukan perubahan atas Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1997

tentang narkotika. Oleh karena itu, Pemerintah dan DPR-RI

mengesahkan dan mengundangkan Undang-Undang Nomor 35

Tahun 2009 tentang Narkotika, sebagai perubahan atas UU Nomor 22

Tahun 1997. Berdasarkan UU Nomor 35 Tahun 2009 tersebut, BNN

diberikan kewenangan penyelidikan dan penyidikan tindak pidana

narkotika dan prekursor narkotika.

Berdasarkan undang-undang tersebut, status kelembagaan BNN

menjadi Lembaga Pemerintah Non-Kementrian (LPNK) dengan

struktur vertikal ke Provinsi dan kabupaten/kota. Di Provinsi dibentuk

BNN Provinsi, dan dii Kabupaten/Kota dibentuk BNN Kabupaten/Kota.

BNN dipimpin oleh seorang Kepala BNN yang diangkat dan

diberhentikan oleh Presiden. BNN berkedudukan di bawah dan

bertanggungjawab kepada Presiden. Kepala BNN dibantu oleh

seorang Sekretaris Utama, Inspektur Utama, dan 5 (lima) Deputi yaitu

11
Deputi Pencegahan, Deputi Pemberdayaan Masyarakat, Deputi

Rehabilitasi, Deputi Pemberantasan, dan Deputi Hukum dan Kerja

Sama.

Saat ini, BNN telah memiliki perwakilan daerah di 33 Provinsi.

Sedangkan di tingkat kabupaten dan kota, BNN telah memiliki 100

BNNK/Kota. Secara bertahap, perwakilan ini akan terus bertambah

seiring dengan perkembangan tingkat kerawanan penyalahgunaan

Narkoba di daerah. Dengan adanya perwakilan BNN di setiap daerah,

memberi ruang gerak yang lebih luas dan strategis bagi BNN dalam

upaya P4GN. Dalam upaya peningkatan performa pencegahan dan

pemberantasan penyalahgunaan serta peredaran gelap Narkoba, dan

demi tercapainya visi “Indonesia Bebas Narkoba Tahun 2016”. Tapi

kenyataanya visi Indonesia bebas narkoba tahun 2016 tidak

terlaksana dengan baik di karenakan dari tahun ke tahun data

pengguna di BNN makin meningkat sehingga apa yang diharapkan

bias tercapai.

Badan narkotika nasional kabupaten bone di bentuk berdasarkan

peraturan presiden nomor 23 tahun 2010 dan peraturan kepala badan

narkotika nasional nomor 03 tahun 2015 tentang organisasi dan tata

kerja badan narkkotika nasional provinsi dan badan narkotika nasional

kabupaten/kota dengan tugas melaksanakan program pencegahan,

pemberantasan, penyalagunaan, dan peredaran gelap narkotika di

wilayah kabupaten bone.mengacu pada intruksi presiden (inpres)

12
nomor 7 tahun 1999 tentang akuntabilitas kinerja instansi pemerinah

BNN kabupaten bone sebagai instansi pemerintah dan unsur

penyelengaraan negara di wajibkan menetapkan target kinerja

melakukan pengukuran kinerja ygn telah di capaii serta

mengyampaikan laporan kinerja instansi pemerintah (LKIP).

Kabupaten bone merupakan salah satu kabupaten/kota dengan

wilayah terluas di provinsi sulawesi selatan secara admininstratif

memiliki luas wilayah 4.559 km2 terdiri 27 kecamatan 328 desa dan 44

kelurahan dengan jumlah penduduk 759.269 jiwa mayoritas

penduduknya beragam islam selebihnya beragam kristen,hindu dan

budha dari segi etnis/suku mayoritas di diami oleh etnis bugis adapun

batas wilayah yaitu ;

1. Sebelah utara berbatasan utara berbatasan dengan kabupaten

wajo dan soppeng.

2. Sebelah selatan berbatasan dengan sinjai dan gowa.

3. Sebelah timur berbatasan dengan maros,pangkep dan barru.

4. Sebelah timur berbatasan dengan provinsi sulawesi tenggara.

Tingkat penyalagunaan narkoba di kabupaten bone dari tahun ke

tahun semakin meningkat dilihat dari jumlah kasus yang berhasil

diungkap pihak kepolisian pada tahun 2016 sebanyak 36 kasus.

13
B. Visi, Misi, Strategi dan Program Kerja

Visi, Menjadi Lembaga Pemerintah Non Kementrian yang

profesional dan berintegritas, mampu menyatukan dan menggerakkan

komponen masyarakat Kabupaten Bone di Bidang P4GN.

Misi, Bersama instansi Pemerintah terkait dan komponen

masyarakat Kabupaten Bone melaksanakan Pencegahan,

Pemberdayaan Masyarakat, Pemberantasan, Rehabilitasi, Hukum dan

Kerjasma di Bidang Pencegahan dan Pemberantasan Penyalahgunaan

dan Peredaran Gelap Narkoba.

Strategi, Badan narkotika Nasional ( BNN) sebagai lembaga

negara yang bertugas melaksanakan pemerintahan dibidang

pencegahan dan Pemberantasan Penyalagunaan dan peredaran Gelap

Narkotika (P4GN) harus lebih agresif melalui strategi demand reduction

Aksi menangkall ancaman narkoba tidak hanya cukup dengan

menumpas para penjahatnya namun perlu juga mengedukasi segenap

lapisan masyarakat agar pedulii bahwa ancaman itu benar-benar telah

berada sejengkal di depan mata kita.. Dengan kepedulian yang besar

tentu muncul kesadaran kolektif untuk melakukan aksi nyata sesuai

dengan peran dan potensinya masing. masing.Hal itu di lakukan

dengan tindakan preventif guna memberi kekebalan kepada

masyarakat agar mereka imun terhadap penyalagunaan narkotika dan

strategi supply reduction melalui penegak hukum yang tegas dan

terukur agar sindikat narkoba jerah.

14
Badan Narkotika Nasional (BNN) sebagai lembaga negara yang

bertugas melaksanakan pemerintahan di bidang Pencegahan dan

Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkotika

(P4GN), Harus lebih agresif melalui strategi.

Dalam Rencana Strategis BNN, upaya meminimimalisir peredaran

narkoba dapat dilakukan dengan bekerjasama dengan instansi dan

lembaga terkait, lembaga swadaya masyarakat, perkumpulan, ormas

dan lain-lain. Dengan melakukan kegiatan sebagai berikut :

1) Kampanye anti peyalahgunaan narkoba

Hal ini dilakukan dengan pemberian informasi satu arah dari

pembicara tentang bahaya pemakaian narkoba dan tanpa tanya

jawab. Biasanya hanya memberikan garis besar, dangkal, dan

umum. Informasi disampaikan oleh tokoh masyarakat (ulama,

pejabat Polri, seniman dan sebagainya). Kampanye anti

penyalahgunaan narkoba dapat juga dilakukan melalui spanduk,

poster, brosur dan baliho. Misi dari kampanye ini adalah sebagai

pesan untuk melawan penyalahgunaan narkoba, tanpa

penjelasan yang mendalam atau ilmiah tentang narkoba.

2) Penyuluhan Seluk Beluk Narkoba

Berbeda dengan kampanye yang monolog, penyuluhan bersifat

dialog dengan tanya jawab. Bentuk penyuluhan dapat berupa

seminar, ceramah, dan lain- lain. Tujuannya adalah untuk

mendalami berbagai masalah tentang narkoba sehingga

15
masyarakat benar-benar tahu dan karenanya tidak tertarik untuk

menyalahgunakan narkoba. Pada penyuluhan ada dialog atau

tanya jawab tentang narkoba lebih mendalam. Materi

disampaikan oleh tenaga professional-dokter, psikolog, polisi,

ahli hukum, sosiolog-sesuai dengan tema penyuluhan.

Penyuluhan tentang narkoba ditinjau lebih mendalam dari

masing-masing aspek sehingga lebih menarik daripada

kampanye.

3) Upaya Mengawasi, Mengendalikan Produksi dan Distribusi

Narkoba di Masyarakat.

Pengawasan dan pengendalian adalah program preventif yang

menjadi tugas aparat terkait, seperti polisi, Departemen

Kesehatan, Balai Pengawasan Obat dan Makanan (POM),

Imigrasi, Bea Cukai, Kejaksaan, Pengadilan dan sebagainya.

Tujuannya adalah agar narkoba dan bahan baku

pembuatannya(precursor)tidak beredar sembarangan. Karena

keterbatasan jumlah dan kemampuan petugas, program ini

belum berjalan optimal.Masyarakat harus ikut serta membantu

secara proaktif. Sayangnya, petunjuk dan pedoman peran serta

masyarakat ini sangat kurang, sehingga peran serta masyarakat

menjadi tidak optimal. Seharusnya instansi terkait membuat

petunjuk praktis yang dapat digunakan oleh masyarakat untuk

berpartisipasi dalam mengawasi peredaran narkoba.

16
Program Kerja, Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan

Tugas Teknis lainnya BNN.

a) Melaksanakan Pembinaan Adminitrasi dan Pengelolaan

Keuangan.

b) Pengembang Organisasi,Tata Laksana, dan Sumber Daya

Manusia volume 1 layanan mencakup layanan Manajemen

Sumber Daya Manusia dalam Pembinaa Kepegawaian dan

Pelayanan Kesehatan Pegawai.

c) Penyusunan dan Pengembangan Rencana Program dan

Anggaran BNN. Pembinaan dan Pelaksaan Kehumasan, Tata

usaha, Rumah tangga, dan Pengelolaan Sarana Prasarana.

Program Pencegahan dan Pemberantasan Penyalahgunaan dan

peredaran Gelap Narkoba (P4GN).

a) Penyelengaraan Advokasi

b) Penyelengaraan Diseminasi Informasi P4GN

c) Pemberdayaan Peran serta Masyarakat mencakup Program

Pemberdayaan Anti Narkoba.

d) Penguatan Lembaga Rehabilitasi Instansi Pemerintah mencakup

Fasilitasi Rehabilitasi Narkoba Instansi Pemerintah.

e) Paket pembiayaan Layanan Rehabilitasi.

f) Penguatan Lembaga Rehabilitasi Komponen Masyarakat.

g) Penyelidikan Jaringan Peredaran Gelap Narkoba.

17
C. Bidang Usaha/Kegiatan

Badan Narkotika Nasional (BNN) sebagai lembaga Negara

yang bertugas melaksanakan pemerintahan di bidang pencegahan

dan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap

Narkotika (P4GN) di kantor wilayah masing-masing.

D. Teori yang Relevan

1. Sistem Informasi Akuntansi

a) Pengertian Sistem Informasi Akuntansi

Sistem Informasi Akuntansi (SIA) adalah sebuah

sistem informasii yang menangani segala sesuatu yang

berkenaan dengan Akuntansi. Akuntansi sendiri sebenarnya

adalah sebuah sistem informasi. Fungsi penting yang

dibentuk SIA pada sebuah organisasi antara lain :

 Mengumpulkan dan menyimpan data tentang aktivitas dan

transaksi.

 Memproses data menjadi informasi yang dapat digunakan

dalam proses pengambilan keputusan.

 Melakukan kontrol secara tepat terhadap aset organisasi.

 Subsistem SIA memproses berbagai transaksi keuangan

dan transaksii nonkeuangan yang secara langsung

memengaruhi pemrosesan transaksi keuangan.

18
b) SIA terdiri dari 3 subsistem :

 Sistem pemrosesan transaksi mendukung proses operasi

bisnis harian.

 Sistem buku besar/ pelaporan keuangan.

 Sistem Penutupan dan pembalikan. Merupakan

pembalikan dan penutupan dari laporan yang dibuat

dengan jurnal pembalik dan jurnall penutup menghasilkan

laporan keuangan, seperti laporan laba/rugi, neraca, arus

kas, pengembalian pajak,dll.

c) Manfaat dan tujuan Sistem Informasi Akuntansi

 Menyediakan informasi yang akurat dan tepat waktu

sehingga dapat melakukan aktivitas utama pada value

chain secara efektif dan efisien.

 Meningkatkan kualitas dan mengurangi biaya produk dan

jasa yang dihasilkan.

 Meningkatkan efisiensi.

 Meningkatkan kemampuan dalam pengambilan

keputusan.

 Meningkatkan sharing knowledge.

 menambah efisiensi kerja pada bagian keuangan

d) Komponen sistem informasi Akuntansi

 Manusia adalah pelaku yang menjalankan sistem.

19
 Transaksi merupakan objek dari sistem informasi

akuntansi sebagai masukan, lalu diproses sehingga

menghasilkan informasi.

 Prosedur adalah langkah-langkah yang harus ditempuh

dalam melakukan transaksi atau kegiatan perusahaan.

 Dokumen yaitu berupa formulir yang digunakan sebagai

sarana pencatatan pada saat transaksi.

 Peralatan adalah suatu alat atau sarana yang digunakan

dalam melakukan pencatatan pada sistem informasi

yang bersangkutan.

e) Siklus Akuntansi

Siklus Akuntansi. Siklus Akuntansi merupakan satu

priode dari sebuah pencatatan pembukuan keuangan yang

di mulai dari jurnal dan berakhir pada laporan keuangan.

Siklus akuntansi jika di lihat dari kegiatannya maka

akan di peroleh beberapa poin sebaagai berikut :

 Pencatatan

 Penggolongan

 Pengikhtisaran

 Laporan keuangan

20
E. Permasalahan

Selama melaksanakan KKLP di Badan Narkotika Nasional

Kabupaten Bone, saya ditempatkan di seksi rehabilitasi dibagian medis.

Adapun permasalahan yang saya dapatkan selama KKLP yaitu:

1. Kurangnya sumber daya manusia Bidang seksi rehabilitasi

dibagian tenaga medis sehingga apabila Klien penyalahgunaan

nakotika yang dilapas sudah dijadwalkan untuk konseling dikantor

BNNK tidak biasa hadir maka jadwal konseling akan berubah hal ini

sebaiknya tenaga medis yang datang mengunjunginya.

2. Tenaga medis melakukan sosialisasi atau kegiatan diluar kator

maka akan ada kekosongan sehingga pelayanan untuk periksaan

awal assement untuk pengambilan surat keterangan hasil

permeriksaan narkotika (SHKPN) tidak berjalan.

F. Pemecahan Masalah

Untuk mengatasi permasalahan tersebut di atas, saya

memberikan solusi pemecahan masalah sebagai berikut:

1. Permasalahan mengenai kurangnya sumber daya manusia Bidang

seksi rehabilitasi bagian tenaga medis. Dapat diatasi apabila kantor

BNN melakukan perekrutan Tenaga Medis.

2. Agar tidak terjadi kekosongan apabila tenaga medis melaksanakan

dinas diluar kantor maka perluh adanya tenaga medis yang lain

tetab jaga di kantor.

21
G. Struktur Organisasi

22
H. Aspek Personalia (Pembagian Job Kerja)

1. Kepala BNNK BONE

kepala BNNK BONE mempunyai tugas Memimpin BNN kab

bone dalam pelaksanaan tugas fungsi dan wewenang BNN dalam

wilayah Kabupaten Bone. Mewakili kepala BNN dalam

melaksanakan hubungan kerja sama P4GN dengan instansi

pemerintah terkait dan komponen masyarakat dalam wiyah Kab.

Bone.

a. Umum

1) Merekap/mengangendakan surat masuk/surat keluar.

2) Merekap/mengagendakan surat tugas dan perjalanan dinas.

3) Mengumput laporan keuangan.

4) Merekap data semua pegawai.

5) Merekap kehadiran /ketidakhadiran pegawai untuk

menghitung tunjangan kinerja dan uang makan pegawai.

b. Pencegahan/P2M

1) Menanamkan pencegahan sejak usia dini.

2) Membangun komunikasi efektif.

3) Mendorong Pendidikan Pencegahan.

c. Rehabilitasi

1) Pasal 54 No. 35 Tahun 2009

Pecandu Narkotika dan korban penyalahgunaan Narkotika

wajib menjalani rehabilitasi medis dan rehabilitasi sosial.

23
Anggapan masyarakat bahwa penyalahgunaan narkotika

adalah perbuatan kriminal yang menjadi aib keluarga dan di

penjarakan serta di kucilkan tidak menyelesaikan masalah tapi

menambah masalah.

Rehabilitasi adalah proses pemulihan pada

ketergantungan penyalahgunaan Narkotika (pecandu) secara

kompherensif meliputi aspek biopsikososial dan spiritual

sehingga memerlukan waktu yang lama kemauan keras

kesabaran konsistensi dan pembelajaran secara terus

menerus.

2) Alur Layanan Rehabilitasi

a) Klien datang melakukan pendaftaran pada loket

pendaftaran

b) Melakukan administrasi dengan menyerahkan identitas

diri seperti: KTP/SIM dan mengisi formulir pendaftaran

klien

c) Assesmen atau pemeriksaan medis kepada pendaftar,

riwayat penyalahgunaan Narkobanya, pemeriksaan

psikologisnya, lalu pemeriksaan urine atau lab.

d) Rencana terapi dan pemberian medikasi melalu dua cara

yaitu:

 Pemberian rawat jalan (konseling 8-12 kali pertemuan

dan terapii kelompok 2x).

24
 Rawat inap (program rehabilitasi rawat inap 6 bulan).

e) Pelayan pasca rehabilitasi melalui BNNP/BNNK adalah

pelayanan aktif pada mantan pecanduh Narkoba korban

penyahlagunaan narkoba yang dilakukan oleh klien/residu

sebagai tahapan dari program rehabilitasi yang

berkesinambungan.

f) Tujuan pelayanan pasca rehabilitasi adalah sebagai

tempat yang menyediakan layanan bagi penyalahgunaan

narkoba dan pecandu narkoba yang telah selesai

menjalani rehabilitasi agar klien/residu dapat

mempertahankan kepulihan dan mendapatkan dukungan

komunikasi dan serta dapat meningkatkan kreatifitas.

g) Berhenti total dari ketergantungan narkoba.

d. Pemberantasan

Bidang pemberantasan BNNK BONE mempunyai tugas

melaksanakan P4GN di bidang pemberantasan dalam wilayah kota

Bone.

Dalam melaksanakan tugas, maka Bidang Pemberantasan

memilikii fungsi sebagai berikut:

1) Pelaksanaan kegiatan intelejen berbasis teknologi dalam

Wilayah Kota Bone.

2) Pelaksanaan penyidikan, penindakan dan pengejaran dalam

rangka pemutusan jaringan kejahatan teroorganisasi

25
penyalahgunaan dan peredar gelap Narkotika Psikotropika,

precursor (alat merakit narkoba).

3) Pelaksanaan pengawasan tahapan, barang bukti dan aset

dalam Wilayah Kota Bone.

Pelaksanaan bimbingan teknis P4GN di bidang


pemberantasan melalui intelijen dan interdikti kepada Badan
Narkotika Nasionall Kab/Kota.

26
BAB III
PELAKSANAAN KKLP

A. Waktu dan Tempat KKLP

Kuliah Kerja Lapangan Plus (KKLP) ini dilaksanakan di Badan

Narkotika Nasional (BNN) Kab.Bone di Tanete Riattang Barat Macanang

(Stadion Lapatau Bone). Waktu KKLP dilaksanakan selama 2 bulan yakni

dimulai dari tanggan 01 November sampai dengan 01 Desember 2023.

Adapun jam kerja yang diterapkan oleh Badan Narkotika Nasional

adalah setiap hari senin sampai jumat. Pada hari senin sampai kamis

setiap pukul 08:00 sampai 16:00 WITA dengan jam istirahat pada pukul

12:00 sampai 13:00. Sedangkan hari Jumat pukul 08:00 sampai 16:30

WITA dengan jam istirahat pukul 11:00 sampai 13:00. Adapun seragam

kerja yang dipakai pada hari Senin yaitu baju putih lengan panjang dan

rok/celana hitam, Rabu pakaian baju putih lengan pendek dan rok/celana

hitam. Sedangkan Selasa dan Kamis pakaian batik, dan pada hari Jum’at

pakaian bebas rapi (olahraga/kameja/batik).

27
B. Kegiatan KKLP/Jurnal Mingguan

1. Minggu I (1 November s.d 5 November 2023)

Paraf
NO Hari/Tanggal Pukul Jenis Kegiatan
/Ket
Rabu 08:00-12:00 - Pelepasan KKLP
1. 12:25-14:00 - Pengenalan lokasi KKLP
01-11-2023

08:00-08:20 - Stand by di kantor


10:00-11:00 - Perkenalan dengan
Kamis
2. pegawai seksi P2M
02-11-2023 12:00-14:00 - istirahat
14:00-16:00 - Stempel surat undangan

- Apel Pagi
08:00-09:00
- sosialisasi,Perundungan
09:00-12:00
Jum’at anti narkoba di SD Inpr.
3. 4/82 Bajoe
-
03-11-2023 12:00-13:00
- Istirahat
13:00-16:00
- Mengantar Berkas
08:00-0900 - Apel pagi
11:00-12:00 - Mengetik absensi
Senin
4. peserta
06-11-2023 12:00-14:00 - istirahat
14:00-16:00 - print absensi peserta
08:00 - Stand by di kantor
09:00-10:15 - Membuat Video Blog
(Vlog) Kampanye
Selasa Pencegahan NARKOBA
5. - Istitahat
07-11-2023
11:00-14:00 - Membawa Surat kepada
14:00-16:00 KASUBAG UMUM untuk
penandatanganan

Telah dikonsultasikan pada:


Tanggal, 2023
Diketahui:
Pembina Lapangan
BNN Kabupaten Bone
Ka Subbag Umum Dosen Pembimbing,
Drs. ANDI SADIKIN FAHRIL JAYA S,E M,Si.
NIP: 1977610200604 2 001 NIDN: 0927039203

28
2. Minggu II (08 November s.d 14 November 2023)

Paraf/
NO Hari/Tanggal Pukul Jenis Kegiatan
Ket
08:00-09:00 - Apel pagi
09:25-09:35 - Mempersiapakan
fasilitas rapat
12:00-14:00 - Istirahat
Rabu 14:25-14:35 - Print surat undangan
1.
08-11-2023 peserta bimtek
15:20-15:45 - Membawa surat
undangan bimtek ke
subbag umum
Kamis
2. 08:00-15:40 Izin
09-11-2023
08:00-10:00 - Lari Pagi dan Senam
10:00-11:55 - Membuat Vlog
Jum’at Pencegahan Penyalah
3. gunaan NARKOBA
10-11-2023
12:00-13:00 - Istirahat
13:15-15:40 - Membuat Laporan

09:00-11:00 - Videografer BNNK Bone


melakukan Penyiaran
edukasi
Senin Penyalahgunaan
4. Narkoba melalui Radio
13-11-2023
SBB 97,7FM.
12: 00-16:30 - Istirahat

08.00-11.00 - Stempel surat


11:00-13:30 - Istirahat
Selasa
5. 13:30-16:30 - Mengarsip surat
14-11-2023
masuk dan surat
edaran

Telah dikonsultasikan pada:


Tanggal, 2023
Diketahui:
Pembina Lapangan
BNN Kabupaten Bone
Ka Subbag Umum Dosen Pembimbing,

DRS. ANDI SADIKIN FAHRIL JAYA S,E M,Si.


NIP. 19770610200604 2 011 NIDN: 092703920

29
3. Minggu III (15 November s.d 21 November 2023)

Paraf
NO Hari/Tanggal Pukul Jenis Kegiatan
/Ket
- Apel pagi
08:00-08:30
Rabu - Istirahat
1. 12:00-14:00
- Pengataran surat Untuk
15-11-2023 14:45-15:00
diagendakan
- Stand by di kantor
08:00 - Pengimputan pajak
09:00-09:45 kegiatan BNNK Bone
Kamis
2. - istirahat
16-11-2023 12:00-14:00 - Himbauan keliling,
12:00-16:00 sosialisasi,informasi,ed
ukasi melalui dayamas
08:00-08:15 - Apel pagi
Jum’at 08:15-10:25 - Membuat arsip laporan
3. 12:00-14:00 - istirahat
17-11-2023
14:30 15:25 - menyusun arsib laporan

08:00-10.00
- Edit video vlog BNNK
Senin
4. 11:35-16:00
BONE
20-11-2023 - istirahat

08:15-08:25 - Kerja bakti diarea


kantor BNNK
Bone
08:30-10:25 - Main futsal bersama tim
BNN Sport
Selasa
5. 11:00-14:00 - istirahat
21-11-2023 14::5035-14 - menngantar surat ke
subbagian umum untuk
diberikan nomor sprint
kegiatan

Telah dikonsultasikan pada:


Tanggal, 2023
Diketahui:
Pembina Lapangan
BNN Kabupaten Bone
Ka Subbag Umum Dosen Pembimbing,

DRS. ANDI SADIKIN FAHRIL JAYA S,E M,Si


NIP. 19770610200604 2 011 NIDN: 0927039203

30
4. Minggu IV (22 November s.d 01 Desember 2023)

Paraf
NO Hari/Tanggal Pukul Jenis Kegiatan
/Ket
08:00-08:15 - Melaksanakan apel
pagi
09:00-09:20 - Mempersiapakan
peralatan zoom
Rabu meeting
1. 12.00-14.00 - istirahat
22-11-2023
15:20-15:55 - membantu melakukan
pencetakan berkas
kegiatan

08:00 - Stand by di kantor

09:20-10:00 - Melakukan scan berkas


atau file
Selasa
2.
23-11-2023
12.00-14.00 - istirahat

14.45-15.15 - menjilid berkas yang


telah di print
Rabu - IZIN
3.
24-11-2023

Kamis 08:00 - IZIN


4. 08:35-15:45
25-11-2023
- Kerja bakti diarea
08.00-08.35
kantor BNNK
Bone
- Main futsal bersama tim
08.40.10.25
Jumat BNN Sport
5. - istirahat
26-11-2023 11.00-14.00
- Pengabdian
14.30-15.00
Masyarakat Mobil
ukasesi Narkoba

31
Paraf
NO Hari/Tanggal Pukul Jenis Kegiatan
/Ket
Senin
1. 08:30-15:55 - Sakit
27-11-2023

Selasa
2. 08:30-15:40 - Sakit
28-11-2023

08:00 - stand by diruangan


rehabilitas
10:00-12:00 - penyusunan surat
perintah bayar
- istirahat
Rabu
3. 12:00-14:00
29-11-2023
- Mengedit foto-foto hasil
13:15-14:15 kegiatan rapat kerja
pada instansi
masyarakat
08:00 - stand by di ruangan
rehabilitas
09:00-09:30 - Mempersiapkan
fasilitas rapat
12:00-14:00 - istirahat
14:40-15:30 - pengetikan hasil
Kamis
4. kegiatan rapat kordinasi
30-11-2023 program pemberdayaan
masyarakat anti
narkoba dilingkungan
masyarakat

Jumat 08.00-08.15
5. 08.30-10.25
- Penarikan
01-11-2023

Telah dikonsultasikan pada:


Tanggal, 2023
Diketahui:
Pembina Lapangan
BNN Kabupaten Bone
Ka Subbag Umum Dosen Pembimbing,

DRS. ANDI SADIKIN FAHRIL JAYA S,E M,Si


NIP. 19770610200604 2 011 NIDN: 0927039203

32
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan

Selama melaksanakan KKLP di Badan Narkotika Nasional Kabupaten

Bone, saya di tempatkan di Seksi Pemberantasan Adapun kesimpulan

yang dapat saya ambil selama ber KKLP dikantor BNNK Bone adalah

sebagai berikut:

1. Tentunya sumber daya manusianya bisa baik apabila dilakukan

perekrutan sumber daya manusia yang sesuai dengan bidang dan

keahlian yang dibutuhkan. Masalah tersebut dapat diatasi apabila

sumber daya manusianya melakukan pendidikan dan pelatihan.

2. Dimasa Pandemik ini diharapkan semua pegawai tetap melaksanakan

protokol Kesehatan dengan rajin mencuci tangan dan menjaga

imunitas tubuh dan tetap melakukan olahraga setiap hari.

B. Saran-saran

Selama malakukan kegiatan KKLP, penulis banyak mendapat

pengetahuan baru khususnya di Seksi Pemberantasan terhadap

penanganan pelaku kasus narkotika. Berdasarkan kesimpulan yang telah

di uraikan maka penulis memberi saran sebagai berikut :

1. Mengingat masalah Kuliah Kerja Lapangan Plus (KKLP) terkadang

mengalami hambatan yang berdampak pada terganggunya aktifitas

mahasiswa atau pun perusahaan, maka diperlukan adanya

penanganan maupun pengelolahan khusus dengan menyediakan

yang diperlukan sebagai mediator sosialisasi.

33
2. Kepada pihak masyarakat (orang tua) seharusnya lebih dini

mengajarkan bahaya narkoba serta Pencegahan dan Pemberantasan

Penyalagunaan dan peredaran Gelap Narkotika (P4GN) kepada anak

agar dikemudian hari terhindar dari peyalahgunaan narkoba.

3. Kepada pihak Perguruan Tinggi agar membekali mahasiswa yang

akan mengikuti Kuliah Kerja Lapangan Plus (KKLP) dengan bidang

masing-masing yang lebih spesifik.

34
DAFTAR PUSTAKA

https://bnn.go.id.Di unduh pada tanggal 14 November 2020

Badan Narkotika Nasional. 2004. Pedoman Pencegahan Peyalahgunaan

Narkotika Bagi Pecandu. Jakarta: Badan Narkotika Nasional.

Peraturan Perundang-undangan :

Undang- Undang No. 20 Tahun 2003tentang sistem pendidikan

Nasional.

Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1997 tentang Psikotropika.

Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1997tentang Narkotika.

Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika.

www.dedihumas.bnn.go.id/read/section/artikel/2011/10/31/189/sejarah-

singkat-narkoba Diunduh tanggal 15 November 2020

35

Anda mungkin juga menyukai