Anda di halaman 1dari 15

INTEGRITAS: Jurnal Antikorupsi, 6 (1), 125-139 Jurnal Integritas Volume 6 Nomor 1 Tahun 2020

e-ISSN/p-ISSN: 2615-7977/2477-118X
DOI: https://doi.org/10.32697/integritas.v6i1. 270 Dapat diunduh melalui link berikut:
©Komisi Pemberantasan Korupsi https://tinyurl.com/JurnalIntegritasVolume6No12020

Metode Storytelling:
Peningkatkan Motivasi Perilaku Antikorupsi
Jamila Lestyowati
Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan Republik Indonesia

jlestyowati@kemenkeu.go.id

Abstract
Anti-corruption education must improve understanding of anti-corruption concepts and
motivate life with anti-corruption behavior. This study analyzes the use of storytelling methods
in order to increase understanding of the concept. The study uses classroom action that is
applied to the Anti-Corruption Basic Training Subject. The action’s recipients were participants
batch IV with 61 persons and the action subject was instructor. Data collection used observation,
questionnaires and interviews while analysis used qualitative descriptive including reduction,
presentation, and verification of data. The results showed that the storytelling method was a
method that made participants active, increased learning motivation, improved learning
outcomes and in accordance with the learning objectives through trustworthy and honest
behavior.

Keywords: Learning Methods, Storytelling, Anti-Corruption, Behavior Motivation

Abstrak
Pendidikan antikorupsi harus meningkatkan pemahaman konsep antikorupsi dan
memotivasi hidup dengan perilaku antikorupsi. Penelitian ini menganalisis penggunaan
metode storytelling dalam rangka meningkatkan pemahaman konsep tersebut. Penelitian
menggunakan tindakan kelas yang diterapkan pada materi Antikorupsi Pelatihan Dasar
(Latsar). Subyek penerima tindakan adalah peserta Latsar Periode IV berjumlah 61 orang dan
subyek pelaku tindakan adalah widyaiswara yang mengampu materi antikorupsi sekaligus
sebagai peneliti. Pengumpulan data menggunakan observasi, kuesioner, dan wawancara.
Analisis data menggunakan teknik deskriptif kualitatif meliputi tahap reduksi data, penyajian
data, dan verifikasi data. Hasil penelitian menunjukkan bahwa metode storytelling
merupakan metode yang membuat peserta pelatihan aktif, menjadikan situasi pembelajaran
menyenangkan, meningkatkan motivasi belajar peserta, mampu meningkatkan hasil belajar,
dan sesuai dengan tujuan pembelajaran yaitu meningkatkan motivasi perilaku antikorupsi
melalui perilaku yang amanah dan jujur.

Kata Kunci: Metode Pembelajaran, Storytelling, Antikorupsi, Motivasi Perilaku

125
Jamila Lestyowati

Pendahuluan menjadi hal yang niscaya untuk dilakukan.


Korupsi di Indonesia sudah Program ini kemudian dilaksanakan di
mencapai tahap kritis. Kasus korupsi berbagai tempat dengan nama dan situasi
terjadi di berbagai institusi. Kasus korupsi yang berbeda-beda. Upaya untuk
pun terjadi dengan berbagai tipologi, membangun kesadaran antikorupsi
seperti gratifikasi, suap, penyalahgunaan banyak digalakkan baik oleh organisasi
wewenang, merugikan keuangan negara, formal maupun nonformal. Strategi
dan lain-lain. Tabel 1 berikut menginternalisasikan budaya antikorupsi
menunjukkan tindak pidana korupsi menjadi pemikiran yang harus terus
berdasarkan jenis perkara sampai dengan ditumbuhsuburkan oleh setiap individu,
tahun 2019. keluarga, masyarakat maupun secara
kelembagaan oleh instansi pemerintah
Tabel 1. TPK Berdasarkan dan swasta dan organisasi masyarakat.
Profesi/Jabatan pada 2004 s.d. 2019 Pada tataran pemerintahan, reformasi
Jabatan 2004- 2018 2019 Jml
administrasi negara selain meliputi
2017 penyempurnaan organisasi juga perlu
memperbaiki perilaku orang yang ada di
Anggota 62 103 10 257
DPR dan dalamnya (Suwitri, 2007).
DPRD Pemberantasan korupsi tidak dapat
Kepala K/L 5 1 2 28
selesai secara instan. Untuk mengurangi
Duta Besar 0 0 0 4 bahaya laten ini dilakukan langkah
Komisioner 0 0 0 7 preventif yang dimulai dari lembaga
Gubernur 5 2 1 21 pendidikan sebagai satuan pembelajaran
Walikota/ 26 30 18 119 dengan mengintegrasikan konsep dan
Bupati dan nilai-nilai moral (integrated curriculum)
Wakil
Eselon I/II/ 60 24 26 225 ke dalam perilaku yang berkarakter dan
III humanistik (Manurung, 2012). Zubaedi
Hakim 7 5 0 22 (2005) memaparkan bahwa karakter
Jaksa 4 0 3 10 tersebut dapat dimunculkan melalui
Polisi 0 0 0 2 upaya sistematis yang dilalui oleh
Pengacara 3 4 1 12 seseorang yaitu knowing mengetahui nilai-
Swasta 74 56 59 297 nilai), comprehending (memahami),
Lainnya 37 31 33 142 accepting (menerima), internalizing
Korporasi 1 4 1 6 (menjadikan nilai sebagai sikap dan
Jml 284 260 127 1152 keyakinan) dan implementing
Sumber: website KPK https://kpk.go.id (mengamalkan nilai-nilai).
Salah satu kegiatan dalam kerangka
Berdasarkan data (utuh) di atas, pemberantasan korupsi yang dilakukan
pelaku korupsi terbanyak dilakukan oleh secara terstruktur oleh lembaga negara
swasta disusul oleh anggota DPR/DPRD, adalah melalui Pelatihan Dasar Calon
dan pejabat eselon I/II/III, dengan jenis Pegawai Negeri Sipil CPNS (Latsar CPNS).
perkara yang dominan yaitu penyuapan Latsar CPNS ini wajib diikuti oleh semua
dan pengadaan barang dan jasa yang CPNS seluruh Kementerian/Lembaga baik
berada pada Kementerian/Lembaga dan pusat maupun daerah, yang akan menjadi
Pemda. Aparatur Sipil Negara (ASN). Berdasarkan
Mengamati data tersebut, maka Peraturan Kepala Lembaga Administrasi
pemberantasan tindak pidana korupsi Negara Nomor (Perkalan) 22 Tahun 2016

126
Metode Storytelling:
Peningkatan Motivasi Perilaku Antikorupsi

tentang Pedoman Penyelenggaraan membuka modul antikorupsi pertama kali.


Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Jawaban yang diberikan adalah materi ini
Sipil Golongan I dan Golongan II dan fullcolor, ada komiknya, ada gamenya,
Peraturan Kepala Lemabaga Administrasi berwarna, lebih tebal, lebih menarik, dan
Negara Nomor 12 Tahun 2018, Latsar ada ceritanya.
bertujuan untuk membentuk PNS Keistimewaan materi ini selain dari
profesional yang berkarakter yaitu PNS penampilannya, juga terletak pada
yang karakternya dibentuk oleh sikap dan penyusun modulnya. Modul materi yang
perilaku displin PNS, nilai-nilai dasar PNS, lain disusun oleh LAN sebagai lembaga
dan pengetahuan tentang kedudukan dan pembina pelatihan dasar ini, sedangkan
peran PNS dalam Negara Kesatuan materi antikorupsi disusun oleh Komisi
Republik Indonesia (NKRI), serta Pemberantasan Korupsi (KPK). KPK
menguasai bidang tugasnya sehingga merupakan lembaga negara yang bersifat
mampu melaksanakan tugas dan perannya independen, yang dalam melaksanakan
secara profesional sebagai pelayan tugas dan wewenangnya bebas dari
masyarakat. Selain itu juga bertujuan kekuasaan manapun.
untuk mengembangkan kompetensi CPNS KPK dibentuk berdasarkan Undang-
yang dilakukan secara terintegrasi. Undang Nomor 30 Tahun 2002 tentang
Sasaran penyelenggaraan Latsar Komisi Pemberantasan Tindak Pidana
CPNS adalah terwujudnya PNS profesional Korupsi sebagaimana telah diubah dengan
yang berkarakter sebagai pelayan UU Nomor 19 tahun 2019 tentang
masyarakat. Salah satu kurikulum materi Perubahan Kedua atas UU Nomor 30
pembelajaran pada Latsar CPNS adalah Tahun 2002 tentang KPK. KPK diberi
antikorupsi. Materi ini diberikan selama amanat melakukan pemberantasan
24 jam pelatihan dengan durasi selama korupsi secara profesional, intensif, dan
dua hari pada kurikulum periode berkesinambungan. Adapun tugas KPK
sebelumnya. Saat ini diubah menjadi 12 adalah melakukan tindakan pencegahan
Jam Pelatihan (JP) dengan 9 JP klasikal dan sehingga tidak terjadi tindak pidana
3 JP e-learning. Muatan materi ini terbagi korupsi (TPK), koordinasi dengan instansi
dalam sadar antikorupsi, semakin jauh yang berwenang melaksanakan
dari korupsi dan bangun sistem integritas, pemberantasan TPK, monitor terhadap
pembiasaan nilai antikorupsi, dan studi penyelenggaraan pemerintahan negara,
kasus. Materi lain pada Latsar CPNS ini supervisi terhadap instansi yang
adalah akuntabilitas, nasionalisme, etika berwenang melakukan pemberantasan
publik, komitmen mutu (nilai ANEKA, TPK, melakukan penyelidikan,
materi agenda kedua Latsar) dan materi penyidikan, dan penuntutan terhadap
pada agenda ketiga yaitu manajemen ASN, TPK, dan melakukan tindakan untuk
Whole of Government (WOG) dan melaksanakan penetapan hakim dan
pelayanan publik. putusan pengadilan yang telah
Materi antikorupsi memiliki memperoleh kekuatan hukum tetap.
keistimewaan dibandingkan dengan Peran serta masyarakat dalam
materi lainnya. Pada saat Peneliti-yang pencegahan tindak pidana korupsi sangat
merupakan salah satu fasilitator materi dibutuhkan dan memiliki peran yang
antikorupsi pada Latsar Golongan II di sangat penting sebagai bentuk kontrol
Kementerian Keuangan, pada awal sosial. Tingginya kontrol sosial akan
pertemuan menanyakan kepada peserta mempersempit ruang gerak bagi korupsi
mengenai apa yang mereka lihat pada saat dan memperlebar ruang bagi antikorupsi

127
Jamila Lestyowati

(Ridwan, 2014). Terdapat tiga unsur Menurut Arikunto (2017) model


utama strategi pemberantasan korupsi, pembelajaran yang tepat adalah model
yaitu pencegahan, penindakan, dan peran pembelajaran yang menyenangkan, baik
serta masyarakat (Wijayanti, 2016). bagi siswa maupun bagi guru. Dalam
Melalui Latsar CPNS, diharapkan terdapat proses pembelajaran, yang menjadi subjek
peran dari masyarakat karena peserta belajar adalah siswa. Sehingga metode
Latsar akan menjadi bagian dari pelaksana pembelajaran harus melibatkan siswa.
kebijakan publik dan pelayan masyarakat. Salah satu metode yang digunakan pada
Materi antikorupsi memfasilitasi pembelajaran antikorupsi adalah
pembentukan nilai-nilai dasar antikorupsi storytelling. Penggunaaan metode ini
pada peserta pelatihan melalui mempunyai tujuan untuk menarik
pembelajaran penyadaran antikorupsi, perhatian peserta pelatihan, membuat
menjauhi perilaku korupsi, membangun pembelajaran yang menyenangkan dan
sistem integritas, dan proses internalisasi mampu mencapai tujuan pembelajaran
nilai-nilai dasar antikorupsi. Materi melalui bawah sadar. Penggunaan metode
antikorupsi terdiri dari dua modul yaitu ini menarik peneliti untuk
modul sadar antikorupsi dan semakin jauh menuangkannya dalam penelitian
dari korupsi. Salah satu pokok bahasan tindakan karena memenuhi unsur masalah
pada modul semakin jauh dari korupsi yang ditindaklanjuti dengan PTK. Menurut
adalah Tunas Integritas. Pembahasan Arikunto (2017) ada empat masalah yang
mengenai Tunas Integritas meliputi dapat ditindaklanjuti dengan Penelitian
pengertian dan peran Tunas Integritas. Tindakan Kelas (PTK), yaitu (1) keaktifan
Topik penelitian ini menyangkut pokok siswa, (2) motivasi siswa, (3) suasana
bahasan Tunas Integritas. pembelajaran ,dan (4) hasil belajar selama
Pembelajaran materi antikorupsi proses dan sesudah selesai pembelajaran.
dilakukan melalui pendekatan PAIKEM Melalui PTK ini, penulis ingin
yaitu Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, mengetahui sejauh mana peningkatan
Efektif, dan Menyenangkan, yaitu motivasi perilaku antikorupsi pada
pendekatan mengajar (approach to peserta pelatihan melalui metode
teaching) yang digunakan bersama storytelling. Berdasarkan latar belakang
metode tertentu dan berbagai media tersebut, maka penulis melakukan
pengajaran yang disertai penataan penelitian tindakan kelas dengan judul
lingkungan sedemikian rupa agar proses “Metode Storytelling: Peningkatkan
pembelajaran menjadi aktif, inovatif, Motivasi Perilaku Antikorupsi.”
kreatif, efektif, dan menyenangkan. Selain
itu pembelajaran antikorupsi pada Latsar Rumusan Masalah
juga mengunakan media dan metode Berdasarkan latar belakang di atas,
pembelajaran yang tepat. Pembelajaran maka masalah utama dalam penelitian ini
dilakukan dengan suasana yang yaitu:
menyenangkan namun tetap dilakukan 1. Bagaimanakah penggunaan metode
dengan menyentuh sisi manusiawi peserta storytelling pada pembelajaran materi
pelatihan sehingga tujuan materi antikorupsi dapat membuat peserta
pelatihan ini tercapai yaitu mampu lebih aktif?
mengaktualisasikan sikap dan perilaku 2. Bagaimanakah penggunaan metode
yang amanah, jujur, dan mampu mencegah storytelling pada pembelajaran materi
terjadinya korupsi di lingkungannya. antikorupsi dapat meningkatkan

128
Metode Storytelling:
Peningkatan Motivasi Perilaku Antikorupsi

motivasi perilaku antikorupsi peserta diklat dengan menerapkan metode


diklat? storytelling. Penelitian ini juga
3. Bagaimanakah penggunaan metode sekaligus dapat mengembangkan
storytelling pada pembelajaran materi kompetensi penulisan karya tulis dan
antikorupsi dapat membuat suasana meningkatkan kemampuan
pembelajaran menyenangkan? penggunaan metode pembelajaran
4. Bagaimanakah penggunaan metode yang beragam.
storytelling pada pembelajaran materi b. Bagi peserta
antikorupsi dapat meningkatkan hasil Peserta merasa senang dilibatkan
belajar? dalam proses pembelajaran. Dengan
Masalah pada penelitian ini dibatasi terlibat aktif peserta akan
pada kelas A dan C Latsar Periode IV menemukan sendiri jawaban dan
Tahun 2018 pada Balai Diklat Keuangan kesimpulan atas materi
(BDK) Yogyakarta, dengan menggunakan pembelajaran.
metode storytelling pada materi c. Bagi lembaga diklat
Antikorupsi sub pokok bahasan Tunas Memberikan gagasan proses
Integritas. pembelajaran yang menarik dan
variatif sehingga dapat meningkatkan
Tujuan dan Manfaat Penelitian kualitas pembelajaran sekaligus
Tujuan PTK adalah untuk meningkatkan performa lembaga
memperbaiki dan meningkatkan kualitas diklat.
pembelajaran serta membantu
memberdayakan widyaiswara dalam Kerangka Konseptual
memecahkan masalah pembelajaran di Pelatihan Dasar CPNS
lembaga pelatihan. PTK juga akan UU nomor 5 tahun 2014 tentang
mendorong widyaiswara untuk Aparatur Sipil Negara (UU ASN)
memikirkan apa yang mereka lakukan menyebutkan bahwa CPNS wajib
sehari-hari dalam menjalankan tugasnya. menjalani masa percobaan yang
Mereka akan kritis terhadap apa yang dilaksanakan melalui proses diklat
mereka lakukan tanpa tergantung pada terintegrasi untuk membangun integritas
teori yang muluk-muluk dan bersifat moral, kejujuran, semangat, dan motivasi
universal yang ditemukan oleh para pakar nasionalisme dan kebangsaan, karakter
yang seringkali tidak cocok dengan situasi kepribadian yang unggul dan
dan kondisi kelas (Masnur, 2016). bertanggungjawab, dan memperkuat
Penelitian ini memiliki manfaat baik profesionalisme serta kompetensi bidang.
secara teori maupun praktis. Manfaat Diperlukan sebuah penyelenggaraan
tersebut akan diperoleh baik widyaiswara pelatihan yang inovatif dan terintegrasi,
sendiri sekaligus peneliti, peserta diklat yaitu penyelenggaraan pelatihan yang
maupun lembaga diklat. Manfaat secara memadukan pembelajaran klasikal dan
teori adalah mendapatkan penguatan non-klasikal di tempat bekerja. Perkalan
keberhasilan penerapan metode nomor 22 tahun 2016 dan nomor 12 tahun
storytelling dalam diklat. Sedangkan 2018 merupakan dasar penyelenggaraan
manfaat praktisnya antara lain: Latsar CPNS di Indonesia. Pelatihan dasar
a. Bagi widyaiswara/peneliti ini dirancang untuk membentuk sosok
Menambah pengetahuan, wawasan, PNS yang profesional, yaitu PNS yang
dan pengalaman mengenai mampu memenuhi standar kompetensi
peningkatan pemahaman peserta jabatannya sehingga mampu

129
Jamila Lestyowati

melaksanakan tugas jabatannya secara pribadi, keluarga, masyarakat, dan


efektif dan efisien. Untuk dapat bangsa;
membentuk sosok PNS profesional 5. Peserta menganalisis kasus nilai
seperti tersebut di atas perlu antikorupsi.
dilaksanakan pembinaan melalui jalur Untuk menuju ke arah tersebut, maka
pelatihan. materi pokok mata pelatihan ini adalah
Latsar CPNS Golongan II sebagai berikut:
diselenggarakan untuk membentuk PNS 1. Sadar antikorupsi;
profesional yang berkarakter yaitu PNS 2. Semakin jauh dari korupsi;
yang karakternya dibentuk oleh sikap dan 3. Membangun sistem integritas;
perilaku displin PNS, nilai- nilai dasar PNS, 4. Pembiasaan nilai-nilai dasar
dan pengetahuan tentang kedudukan dan antikorupsi;
peran PNS dalam NKRI, serta menguasai 5. Studi kasus antikorupsi.
bidang tugasnya sehingga mampu Pembelajaran antikorupsi
melaksanakan tugas dan perannya secara merupakan bagian dari pendidikan
profesional sebagai pelayan masyarakat. karakter. Mulyasa (2014) memaparkan
Mata pelatihan untuk pembelajaran bahwa pendidikan karakter adalah usaha
agenda Nilai-Nilai Dasar PNS adalah sadar dan terencana untuk mewujudkan
Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, suasana, proses pemberdayaan potensi,
Komitmen Mutu, Antikorupsi, dan Studi serta pembudayaan peserta didik guna
Lapangan. Materi antikorupsi membangun karaker pribadi/kelompok
memfasilitasi pembentukan nilai-nilai yang unik dan baik sebagai warga Negara.
dasar antikorupsi kepada peserta Memiliki makna lebih tinggi dari pada
pelatihan melalui pembelajaran pendidikan moral karena tidak hanya
penyadaran antikorupsi, menjauhi berkaitan dengan masalah benar salah tapi
perilaku korupsi, membangun sistem menanamkan kebiasan hal baik dalam
integritas, dan proses internalisasi nilai- kehidupan. Tujuan pendidikan antikorupsi
nilai dasar antikorupsi. Setelah mengikuti lebih dari sekadar menghadang terjadinya
pembelajaran ini, peserta diharapkan korupsi, tetapi bertindak lebih cepat
mampu mengaktualisasikan sikap dan dalam menyentuh sisi moral manusia
perilaku yang amanah, jujur, dan mampu dengan menumbuhkan dan memperkuat
mencegah terjadinya korupsi di nilai-nilai antikorupsi. Bagi mereka yang
lingkungannya, sehingga indikator hasil bermoral, pengawasan dan hukum yang
pembelajarannya adalah sebagai berikut: ada pada dirinya jauh lebih keras dan tegas
1. Peserta menyadari dampak perilaku dari pada hukum yang ditetapkan oleh
dan tindak pidana korupsi bagi negara (Sofia dan Herdiansyah, 2009).
kehidupan diri pribadi, keluarga, Pendidikan perlu disertai gerakan moral
masyarakat, dan bangsa; yang mendesakkan opini publik agar
2. Peserta menjelaskan cara-cara menjadi efektif (Nubowo dan Aryanti,
menghindari perilaku dan tindak 2003).
pidana korupsi;
3. Peserta menjelaskan pembangunan Tunas Integritas
sistem integritas untuk mencegah Tunas Integritas merupakan
terjadinya korupsi di lingkungannya; terjemahan dari konsep yang memandang
4. Peserta membiasakan nilai dasar bahwa manusia adalah faktor kunci
antikorupsi bagi kehidupan diri perubahan. “Change” merupakan kata
yang sering didengungkan pada awal

130
Metode Storytelling:
Peningkatan Motivasi Perilaku Antikorupsi

reformasi birokrasi di Indonesia. Metode Pembelajaran Storytelling


Walaupun terdapat resistensi di awal, Storytelling (bercerita) dalam
namun perubahan itu terus berjalan. konteks pengajaran dan pembelajaran di
Manusia adalah makhluk unik yang Indonesia bukanlah metode yang baru dan
memiliki banyak dimensi dalam dirinya. asing bagi para pendidik. Sejak kecil siswa
Manusia terdiri dari unsur jasmani dan diberikan cerita lewat dongeng baik di
rohani. Dia memiliki perasaan, pikiran, kelas, rumah, maupun di tempat lain.
hati, jiwa, dan akal. Perubahan dari Mendongeng, salah satu tradisi yang sudah
keburukan, kebobrokan, dan kesewenang- lama berlangsung secara turun temurun.
wenangan (dari arti kata korupsi) ke arah Pada dasarnya manusia memang senang
jaman yang lebih baik dengan konsep good bercerita dan mendengarkan cerita
governance akan dapat diwujudkan (story). Oleh karena itu, metode
dengan manusia sebagai faktor kuncinya. storytelling ini dapat dimanfaatkan dalam
Tentu saja hal ini bukan berarti proses belajar mengajar dalam semua
meniadakan faktor lainnya, namun Tunas tingkatan peserta pembelajaran, termasuk
Integritas memastikan bahwa manusia orang dewasa. Metode ini tidak
yang mampu menyeimbangkan antara memerlukan biaya karena tidak
jasmani dan rohaninya, antara pikiran, memerlukan peralatan yang canggih.
perkataan, dan perbuatan sesuai hati Namun yang diperlukan adalah
nuraninya adalah manusia yang mampu kemampuan intonasi, gerak tubuh, dan
berperan dalam pemberantasan korupsi. mimik untuk membantu menyelami jalan
Hal ini terjadi karena sudah terbentuk cerita.
perilaku integritas dalam dirinya. Storytelling merupakan kegiatan
Pemberantasan korupsi dipandang verbal yang dirancang bukan hanya untuk
sebagai pembenahan permasalahan didengarkan tetapi juga untuk terlibat di
moral/akhlak. Oleh karena itu, dalamnya. Kontak mata yang intensif
pembangunan integritas harus dimulai dengan peserta dan dialog yang terjadi
dari membangun integritas individu yang antara widyaiswara-peserta pelatihan
selaras dengan integritas organisasi dan merupakan komponen unik dalam
bangsa. storytelling sebagai bentuk komunikasi
Untuk dapat mencapai kondisi efektif.
bebas dari korupsi, maka Tunas Integritas Sejumlah peneliti, pendidik, dan
menjalankan peran strategis dalam praktisi telah menemukan bahwa ada
organisasi. Peran strategis tersebut adalah kekuatan dalam cerita dan bercerita untuk
sebagai berikut: menghasilkan perubahan. Psikologi narasi
1. Menjadi jembatan masa depan menggambarkan manusia sebagai
kesuksesan organisasi. Mereka pengolah informasi sosial. Mereka
menjadi kumpulan orang yang selalu mengolah cerita dengan efisien, dengan
terdepan untuk memastikan tujuan sedikit usaha dan daya ingat tinggi.
organisasi tercapai; Caminotti (2012) menyatakan bahwa
2. Membangun sistem Integritas. teknik bercerita efektif untuk pembelajar
Berpartisipasi aktif dalam dewasa.
pembangunan sistem integritas hingga
semua peluang korupsi dan berbagai Motivasi Perilaku Antikorupsi
penyimpangan lainnya dapat ditutupi; Motivasi didefinisikan sebagai
3. Memengaruhi orang lain, khususnya kondisi internal yang membangkitkan
mitra kerja untuk berintegritas tinggi. manusia untuk bertindak, mendorongnya

131
Jamila Lestyowati

mencapai tujuan tertentu, dan kebutuhan manusia, yaitu need for


membuatnya tetap tertarik dalam achievement (kebutuhan akan prestasi),
kegiatan tertentu. Motivasi dapat diartikan need for afiliation (kebutuhan akan
sebagai dorongan internal dan eksternal hubungan sosial), dan need for power
dalam diri seseorang yang diindikasikan (dorongan untuk mengatur) (Abidin,
dengan adanya; hasrat dan minat; 2015). Mc Clelland juga menyebutkan
dorongan dan kebutuhan; harapan dan bahwa motivasi memiliki faktor penting
cita-cita; penghargaan dan penghormatan. yaitu tanda dari lingkungan (stimuli) dan
Para ahli mendefinisikan motivasi bangkitnya afeksi pada individu (Prawira,
dengan berbagai pendekatan yang 2016). Motivasi merupakan suatu energi
berbeda. Dari serangkaian pengertian oleh dalam diri manusia yang menggerakkan,
para ahli, dapat disimpulkan bahwa mengarahkan dan menentukan perilaku
motivasi adalah sesuatu alasan yang (Abidin, 2015).
mendorong seseorang untuk melakukan, Dengan demikian, motivasi
menyelesaikan, menghentikan suatu merupakan dorongan dari hati manusia
aktifitas guna mencapai tujuan tertentu untuk melakukan sesuatu atau mencapai
yang diinginkan dari motivasi tersebut. tujuan. Motivasi menggerakkan seseorang
Stephen P. Robin (2011) untuk berbuat atau tidak berbuat. Bagi
menyebutkan beberapa ahli dengan manusia motivasi dapat menjadi faktor
definisi yang berbeda-beda, antara lain penentu untuk mencapai keberhasilan
Maslow yang mengemukakan kebutuhan dalam hidup. Seseorang yang memiliki
pokok menusia berada pada lima motivasi yang besar akan mengharapkan
tingkatan yang berbentuk piramid, dikenal kesuksesan dalam hidupnya. Penelitian
dengan sebutan Hirarki Kebutuhan membuktikan bahwa suap menyuap
Maslow yaitu kebutuhan fisiologis, rasa dipengaruhi secara signifikan oleh
aman, cinta dan rasa memiliki, motivasi (Wu & Huang, 2013 dalam
penghargaan dan aktualisasi diri. Psikologi Korupsi, 2015).
Sedangkan Herzberg (Robin, 2011)
menyebutkan ada dua jenis faktor yang Penelitian Terdahulu
mendorong seseorang untuk berusaha Rahayu dan Diah P (2015)
mencapai kepuasan dan menjauhkan diri menyimpulkan bahwa ada pengaruh yang
dari ketidakpuasan. Dua faktor itu signifikan antara penerapan
disebutnya faktor higiene (faktor teknik storytelling menggunakan
ekstrinsik) dan faktor motivator (faktor media puzzle dan motivasi dengan hasil
intrinsik). Faktor higiene memotivasi belajar siswa. Caminotti dan Gray (2012)
seseorang untuk keluar dari dalam paper berjudul "The effectiveness
ketidakpuasan, termasuk didalamnya of storytelling on adult
adalah hubungan antar-manusia, imbalan, learning", menyebutkan bahwa
kondisi lingkungan, dan sebagainya storytelling merupakan alat pembelajaran
(faktor ekstrinsik). Sedangkan faktor yang efektif dan metode pengajaran
motivator memotivasi seseorang untuk mendongeng memiliki dampak yang kuat
berusaha mencapai kepuasan, yang pada pembelajaran. Jill Eck (2006)
termasuk di dalamnya adalah menyimpulkan bahwa storytelling sangat
achievement, pengakuan, kemajuan sesuai dengan teori pembelajaran,
tingkat kehidupan, dan sebagainya (faktor merupakan alat pembelajaran dan metode
intrinsik). Mc Clelland menyatakan bahwa pengajaran yang efektif.
ada tiga hal penting yang menjadi

132
Metode Storytelling:
Peningkatan Motivasi Perilaku Antikorupsi

Ariani menyimpulkan bahwa Metodologi


pembelajaran CARILEM (Membaca, Penelitian ini dilaksanakan pada
Bercerita, dan Menonton Film Edukasi) diklat Latsar Periode IV Tahun 2018 kelas
terbukti mampu meningkatkan capaian A dan C pada Balai Diklat Keuangan
perkembangan anak, guru inovatif, dan Yogyakarta. Penelitian semacam ini belum
semangat mendampingi anak didik pernah dilakukan sebelumnya dan peneliti
dengan mengemas model dan media menjadi salah satu pengampu materi
pembelajaran pendidikan karakter diklat sehingga memudahkan dalam
antikorupsi dan adanya pengakuan dan melakukan penelitian. Waktu penelitian
dukungan dari masyarakat untuk sesuai dengan jadwal materi antikorupsi
berpartisipasi mendukung pelaksanaan kelas A yaitu tanggal 25 dan 26 Juli 2018
program sekolah. Lestari (2018) dan kelas C pada tanggal 27 dan 28 Juli
menyebutkan bahwa metode storytelling 2018. Dalam penelitian ini, peneliti
dapat meningkatkan perilaku antikorupsi menggunakan jenis Penelitian Tindakan
pada anak didik. Hal ini dibuktikan dengan Kelas (PTK). Dalam teori tentang belajar
data hasil pra siklus I, pelaksaan siklus I dan pembelajaran, guru perlu melakukan
dan siklus III, serta data hasil pelaksanaan penelitian tindakan untuk memperbaiki
kegiatan menunjukan bahwa terjadi proses pembelajaran, terutama dalam
peningkatan perilaku antikorupsi pada mengganti metode, cara atau strategi
anak. pembelajaran (Arikunto, 2017). Subjek
Melalui pembelajaran project citizen penelitian ini adalah widyaiswara dan
dalam pelajaran Pendidikan Pancasila dan peserta pelatihan dengan jumlah peserta
Kewarganegaraan (PPKn) akan 61 orang.
mengembangkan sifat dan nilai sikap Penelitian Tindakan Kelas ini
antikorupsi pada peserta Didik. Misalnya menggunakan model PTK Kurt Lewin.
sikap kejujuran, kepedulian, kemandirian, Model ini merupakan model dasar yang
kedisiplinan, tanggung jawab, kerja keras, kemudian dikembangkan oleh ahli-ahli
kesederhanaan, keberanian, dan keadilan lain. Penelitian tindakan, menurut Kurt
yang bisa dirasakan secara langsung saat Lewin, terdiri dari empat komponen
mengikuti proses pembelajaran (Sutrisno, kegiatan yang dipandang sebagai satu
2017). Sedangkan Suryani (2015) siklus, yaitu: perencanaan (planning),
menyebutkan mahasiswa sebagai agen tindakan (acting), pengamatan
perubahan dan motor penggerak (observing), dan refleksi (reflecting).
diharapkan berperan aktif pada gerakan Digambarkan dalam sebuah bagan, model
antikorupsi di masyarakat sehingga perlu ini tampak sebagai berikut.
dibekali pengetahuan tentang korupsi dan
pemberantasannya. Pendidikan
antikorupsi berupaya agar mahasiswa
dapat mengetahui dengan jelas
permasalahan korupsi yang terjadi dan
usaha untuk mencegahnya. Upaya
pembekalan ditempuh dengan cara antara
lain kegiatan sosialisasi, kampanye,
seminar atau perkuliahan.
Gambar 1. Rancangan Penelitian Tindakan
Model Kurt Lewin
Sumber : Daryanto (2014)

133
Jamila Lestyowati

Tahap planning dilaksanakan Tahap acting merupakan tahap


dengan cara membuat perencanaan dimana peneliti menerapkan apa yang
tindakan apa yang akan dilakukan di kelas sudah direncanakan. Kisah disampaikan
untuk meningkatkan pemahaman dan dengan beberapa teknik, ada yang
motivasi peserta pelatihan. Peneliti dibacakan di depan kelas dengan situasi
menyiapkan metode storytelling dengan kelas yang mendukung, diiringi suara
cara mencari sumber informasi mengenai musik dan tata cahaya yang tepat. Ada juga
tokoh yang akan dikisahkan di dalam yang berupa penugasan kepada setiap
kelas. Tokoh tersebut dianggap mewakili kelompok untuk mencari keteladanan dari
Tunas Integritas dalam melaksanakan tokoh M. Hatta. Kemudian ada peserta
perilaku antikorupsi, yaitu Moh. Hatta yang membaca sendiri dengan mencari
(wakil presiden, proklamator kisah hidup sang tokoh di internet.
kemerdekaan Indonesia), Syafrudin Tahap observing dilalui dengan
Prawiranegara, dan Arif Sardjono melakukan pengamatan selama kegiatan
(pegawai pajak). Syafrudin Prawiranegara berlangsung. Sedangkan tahap reflecting
adalah menteri keuangan pada masa merupakan tahap terakhir, penulis
kabinet Sukarno-Hatta. Beliau juga yang membuat refleksi atas tindakan yang
memimpin perjuangan saat Indonesia dilakukan.
mendirikan Pemerintah Darurat Republik
Indonesia. Walaupun menjabat menteri, Sumber Data dan Teknik Pengumpulan
Syafrudin adalah pejabat yang tidak mau Data
mengambil harta yang bukan haknya dan Data yang dikumpulkan berupa data
menjadi pejabat yang miskin primer yang berasal dari pengamatan
dibandingkan dengan sebelum menjabat terhadap aktivitas widyaiswara dan
sebagai menteri sehingga istri beliau peserta diklat dalam pembelajaran materi
sampai menjual sukun goreng di depan antikorupsi dengan metode storytelling.
rumahnya. Selain itu, dilakukan juga wawancara
Mohammad Hatta memiliki banyak kepada peserta dari data hasil kuesioner
keteladanan dalam perilaku antikorupsi yang diisi oleh peserta diklat setelah
baik di kantor wakil presiden, maupun di melaksanakan tindakan.
kehidupan keluarganya. Misalnya sisi Data dikumpulkan melalui
kesederhanaannya, keberaniannya, observasi, wawancara, dan kuesioner.
konsistensinya tidak menerima tawaran Pengamatan dilakukan oleh widyaiswara
menjadi komisaris BUMN, dan kisah dan peserta diklat. Teknik observasi
heroik lain terkait integritas. Arif Sardjono dilakukan dengan cara mengadakan
merupakan salah satu sosok yang tetap pengamatan di kelas. Penulis sekaligus
bertahan ketika lingkungan belum peneliti berperan sebagai pengamat
sepenuhnya mendukung untuk tetap partisipatif, yaitu terlibat dalam kegiatan
bersih. Dunia perpajakan pada masa lalu sehari-hari orang yang sedang diamati
masih diliputi dengan budaya korupsi, atau yang digunakan sebagai sumber data
akan tetapi beliau tetap bertahan dengan penelitian. Teknik pengumpulan data
kesederhanaannya, berani menolak uang dapat dilakukan dengan interview
yang tidak sah. Setiap tokoh yang penulis (wawancara), kuesioner (angket),
rencanakan untuk disampaikan memiliki observasi (pengamatan), dan gabungan
the best moment dalam hidupnya. Penulis ketiganya (Sugiyono, 2016:193). Teknik
mengharapkan momen terbaik tersebut wawancara yang digunakan dalam
menjadi inspirasi bagi generasi muda. penelitian ini adalah wawancara terbuka.

134
Metode Storytelling:
Peningkatan Motivasi Perilaku Antikorupsi

Peneliti bertanya langsung kepada peserta membacanya sendiri lewat gadget


diklat sebagai informan. Sedangkan masing-masing. Bahan juga dapat
kuesioner ditujukan kepada peserta diklat diambil dari buku Orange Juice KPK.
mengenai metode pembelajaran yang Peserta diklat mengikuti dengan
diterapkan. kesungguhan saat pelaksanaan
Setiap informasi yang akan pembelajaran dengan metode
digunakan sebagai data penelitian harus storytelling.
diuji dan diperiksa dahulu validitasnya, b. Aktivitas widyaiswara selama
sehingga data tersebut dapat pelaksanaan storytelling adalah
dipertanggungjawabkan. Teknik mengamati, membersamai peserta,
pengujian ini diproses dengan triangulasi dan ikut terlibat langsung pada
data. Peneliti menggunakan triangulasi pembelajaran. Widyaiswara selain
sumber yaitu teknik pengumpulan data mengamaati juga sambil membuat
yang sejenis dari berbagai sumber data suasana yang tepat, misalnya
yang berbeda. memutar lagu Hatta (Iwan Fals) saat
storytelling tokoh M Hatta, memutar
Teknik Analisis Data musik tenang untuk membawa
Menurut Sugiyono (2009) analisis peserta ke alam bawah sadarnya saat
data adalah proses mencari dan menyusun storytelling tokoh Arif sarjono. Selain
data yang diperoleh dari hasil wawancara, itu juga dengan menampilkan gambar
catatan lapangan, dan bahan-bahan lain tokoh M. Hatta dan Syafrudin di layar.
secara sistematis sehingga mudah c. Tahap reflecting dilakukan dengan
dipahami dan temuannya dapat mengemukakan kembali apa yang
diinformasikan kepada orang lain. Dalam sudah didengar dan dirasakan setelah
penelitian ini digunakan teknik analisis mengetahui kisah tersebut.
deskriptif kualitatif yaitu dengan Berdasarkan wawancara terhadap
memberikan ulasan atau interpretasi peserta diklat, diperoleh hasil bahwa
terhadap data yang diperoleh sehingga terdapat peningkatan pemahaman peserta
menjadi lebih jelas dan bermakna diklat mengenai materi Tunas Integritas.
dibandingkan dengan sekedar angka- Selain itu peserta juga mengisi kuesioner
angka. Langkah-langkahnya adalah yang berisi pertanyaan terbuka mengenai
reduksi data, penyajian data dengan bagan metode storytelling. Semua peserta (61
dan teks, kemudian penarikan kesimpulan. orang) menyatakan sangat menyukai
metode storytelling karena mampu
Pembahasan menginspirasi. Adanya tokoh nyata yang
PTK dilakukan dengan metode membuat mereka kagum dengan sikap dan
observasi, kuesioner, dan wawancara. perilaku antikorupsi yang ditunjukkan
Berdasarkan obsevasi yang dilakukan oleh oleh tokoh tersebut. Peserta menganggap
peneliti, didapatkan hasil sebagai berikut: metode storytelling mampu menggugah
a. Respon peserta diklat selama hati mereka karena menghadirkan tokoh
mengikuti pembelajaran dengan nyata dalam pembelajaran. Tokoh-tokoh
metode storytelling terlihat antusias. tersebut menginsprasi dan dijadikan
Peserta terlihat semangat mencari panutan dalam perilaku antikorupsi.
bacaan kisah M. Hatta lewat internet “Sebuah cerita nyata yang kelak akan
secara berkelompok, mendengarkan menjadi salah satu landasan untuk
kisah Syafrudin Prawiranegara yang menetapkan hati tidak melakukan korupsi
dibacakan di depan kelas atau dalam bentuk apapun”, tulis salah satu

135
Jamila Lestyowati

peserta dalam jawaban mengenai kehidupan tokoh terkait perilaku


pendapatnya terhadap metode antikorupsi. Tokoh M. Hatta merupakan
storytelling. tokoh yang memiliki banyak the best
Selain data kualititatif tersebut, moment. Setiap peserta Latsar memiliki
peserta juga mengisi kuesioner pada pendapat yang berbeda-beda. Ada yang
variabel storytelling yang menggunakan menyebutkan momen terbaik dari kisah M.
skala likert. Berikut ini adalah data Hatta adalah saat mengatakan kepada
kuesioner dimaksud. anaknya agar tidak mengirim surat untuk
keperluan pribadi menggunakan amplop
Tabel 2. Pendapat Peserta Pelatihan
kantor, ada yang menyebutkan momen
terhadap Metode Storytelling
terbaik yang lain yaitu kisah sepatu Bally,
No. Storytelling (kisah Rata-Rata kisah mesin jahit dan kesederhanaannya
Syafrudin Skala sampai tidak mampu membayar listrik.
Prawiranegara, M. Jawaban Sedangkan momen terbaik dari Syafrudin
Hatta, Pegawai Pajak) Peserta adalah ketika istrinya mengatakan tidak
1 Storytelling tokoh diatas 4,18 malu berjualan sukun goreng, karena yang
disampaikan dengan membuat malu itu adalah ketika
suasana yang tepat
mengambil yang bukan haknya.
2 Saya menyukai metode 4,51
Sedangkan momen terbaik kisah Arif
storytelling karena ada
Sardjono adalah saat melemparkan
tokoh nyata yang
dikisahkan amplop di hadapan atasan, amplop yang
3 Saya fokus dan 4,13 tidak pernah dibuka dan dikumpulkan
konsentrasi ketika selama dua tahun. Secara keseluruhan
membaca/mendengar nilai rata-rata metode storytelling adalah
kisah tokoh tersebut 4,37. Sehingga dapat disimpulkan bahwa
4 Saya terpana dengan 4,54 metode storytelling tepat untuk
kisah perjalanan hidup meningkatkan motivasi perilaku
tokoh tersebut dalam antikorupsi.
tindakan antikorupsi
Jawaban tersebut kemudian
5 Saya mengakui ada best 4,66
ditriangulasi dengan penelitian terdahulu
moment dalam
dan konsep metode pembelajaran yang
kehidupan tokoh terkait
antikorupsi menyebutkan bahwa metode storytelling
6 Kisah dalam storytelling 4,10 berpengaruh terhadap keberhasilan
mudah diingat pembelajaran. Penelitian terdahulu
7 Tokoh storytelling 4,46 menyimpulkan bahwa metode storytelling
menjadi teladan bagi efektif untuk mencapai tujuan
saya pembelajaran. Studi empirris lain
Sumber : data diolah menyebutkan bahwa metode storytelling
mampu meningkatkan nilai ujian, dapat
Berdasarkan hasil kuesioner dengan meningkatkan kemampuan penalaran,
jawaban tertutup berupa skala likert atas dan mampu menambah daya ingat siswa.
pernyataan metode storytelling, diketahui
bahwa setiap item mendapatkan nilai rata-
Penutup
rata diatas empat (antara setuju dan
Kesimpulan
sangat setuju). Di antara item tersebut,
Berikut ini adalah kesimpulan yang
yang mendapat poin paling tinggi adalah
dapat diambil dari penelitian ini:
item adanya the best moment dalam

136
Metode Storytelling:
Peningkatan Motivasi Perilaku Antikorupsi

a. Berdasarkan penelitian yang Sasaran hasil belajar materi


dilakukan, Penelitian Tindakan Kelas antikorupsi adalah peserta mampu
(PTK) dilakukan dengan satu siklus mengaktualisasikan sikap dan
yang bertujuan untuk meningkatkan perilaku yang amanah, jujur, dan
pemahaman peserta pelatihan mampu mencegah terjadinya korupsi
mengenai materi pembelajaran, yaitu di lingkungannya. Hal ini juga
munculnya motivasi perilaku termasuk dalam kegiatan sehari-hari,
antikorupsi melalui konsep Tunas termasuk di dalam kelas. Nilai-nilai
Integritas. antikorupsi sudah mereka lakukan,
b. Aktivitas peserta pelatihan pada saat misalnya waktu masuk kelas, mereka
pelaksanaan pembelajaran dengan sudah berada di dalam kelas sebelum
metode storytelling adalah dengan pelajaran dimulai, siap membantu
menyimak, mendengarkan, teman dan pengajar, peduli kepada
memperhatikan, membaca, mencatat, sesama teman, berani untuk
dan larut dalam cerita kisah Syafudin berpendapat, dan bertanggungjawab
Prawiranegara, Mohammad Hatta, atas tugas yang diberikan.
dan Arif Sardjono. Respon peserta
diklat selama mengikuti Saran
pembelajaran dengan metode Berdasarkan penelitian yang telah
storytelling yaitu tertarik, menyukai, dilakukan, saran-saran yang dapat
surprise, mengagumi kisah tersebut, disampaikan adalah sebagai berikut:
serta memunculkan komitmen untuk 1. Penentuan tokoh yang akan
menghindari perilaku korupsi. disampaikan melalui storytelling
Sehingga disimpulkan metode harus melalui tahapan identifikasi
storytelling dapat membuat peserta terlebih dahulu. Hal ini diperlukan
lebih aktif. agar tokoh yang akan disampaikan
c. Metode storytelling dalam benar-benar mampu memunculkan
pembelajaran dapat meningkatkan motivasi dan semangat antikorupsi.
motivasi perilaku antikorupsi peserta Perlu dilakukan riset dalam rangka
pelatihan. Hal ini dapat dilihat dari pencarian informasi mengenai sang
jawaban kuesioner maupun pada saat tokoh.
wawancara, dimana peserta memiliki 2. Penciptaan situasi kelas yang
semangat untuk tidak melakukan mendukung akan sangat menunjang
korupsi dan menjadikan tokoh dalam keberhasilan penerapan metode
storytelling sebagai teladan dalam eksperimen. Jika akan menggunakan
bertindak. metode storytelling, maka gunakan
d. Metode storytelling merupakan artikulasi, intonasi, dan pitch control
metode yang menyenangkan bagi suara yang tepat. Selain itu pakailah
peserta dan pengajar karena gaya bercerita, alat bantu cerita,
menyentuh sisi terdalam dari suasana yang mendukung, misalnya
manusia yang senang atau suka tata cahaya dan musik latar yang
dengan sebuah kisah. Maka metode tepat. Oleh karena itu dalam
storytelling sesuai dengan karakter penelitian tindakan, peneliti
manusia sehinga mudah diterima oleh memerlukan manajemen kelas yang
hati dan pikiran. baik.
e. Metode storytelling dapat 3. Pada tahap acting, peneliti
meningkatkan hasil belajar siswa. memerlukan keterlibatan pengamat

137
Jamila Lestyowati

untuk membantu melakukan Referensi


pengamatan yang komprehensif dan Abidin, Zainal dan Siswadi, A Gimmy
dapat menjangkau semua peserta. Prathama. (2015). Psikologi
Jika hanya peneliti sekaligus sebagai Korupsi. PT Remaja Rosdakarya.
widyaiswara yang melakukan acting, Bandung.
maka observasi yang dilakukan
Ariani, Intan Hestika Dhesi. (2017).
menjadi kurang optimal. Menumbuhkan Pendidikan
Karakter Antikorupsi Melalui
Rekomendasi Model Pembelajaran Carilem.
1. Bagi lembaga diklat Prosiding Seminar Nasional
a. Balai Diklat Keuangan (BDK) Pendidikan, Sains, dan Teknologi,
Yogyakarta agar mendorong Universitas Muhammadiyah
Semarang.
kepada pengajar diklat latsar
https://jurnal.unimus.ac.id/index.
terutama mata pelatihan php/psn12012010/article/view/
antikorupsi untuk menerapkan 3056.
berbagai macam metode yang
tepat dalam proses pembelajaran; Arikunto, Suharsimi. (2017). Penelitian
b. Menyediakan sarana dan Tindakan Kelas. Penerbit Bumi
prasarana yang dapat menunjang Aksara. Jakarta.
keberhasilan pencapaian tujuan
Caminotti, Enzo dan Gray, Jeremy. (2012).
pembelajaran; The Effectiveness of
c. Melakukan refreshment bagi Storytelling on Adult
semua pengajar mengenai metode Learning. Journal of Workplace
pembelajaran sehingga kegiatan Learning 24(6): 430-438.
belajar mengajar menjadi lebih
menarik. Daryanto. (2014). Penelitian Tindakan
Kelas dan Penelitian Tindakan
2. Bagi widyaiswara/pengajar
Sekolah, Penerbit Gava Media.
a. Metode storytelling menjadi Yogyakarta.
alternatif cara atau proses
pembelajaran sesuai dengan Huda, Miftahul, (2014). Model-Model
tujuannya. Pengajaran dan Pembelajaran.
b. Diharapkan mampu mengelola Pustaka Pelajar. Yogyakarta.
kelas sedemikian rupa agar
Jill, Eck. (2006). An Analysis of the
peserta tetap antusias dan Effectiveness of Storytelling with
memiliki semangat yang tinggi. Adult Learners in Supervisory
3. Bagi peneliti berikutnya Management. Research Paper for
a. Memahami tahapan prosedur Master Thesis. University of
ketika akan menerapkan metode Wisconsin-Stout.
storytelling; https://core.ac.uk/download/pdf
/5066850.pdf
b. Membuat alat atau instrumen yang
berbeda dan tepat untuk setiap Lestari, Dwi Puji. (2018). Peningkatan
metode pembelajaran sehingga Perilaku Antikorupsi Melalui
dapat menjadi alat ukur yang baik. Metode Storytelling. Al-Athfal
Jurnal Pendidikan Anak 4 (1): 17-
30.

138
Metode Storytelling:
Peningkatan Motivasi Perilaku Antikorupsi

Manurung, Rosida Tiurma. (2012). Sugiyono. (2016). Metode Penelitian


Pendidikan Antikorupsi Sebagai Pendidikan, Pendekatan
Satuan Pembelajaran Kuantitatif, Kualtitatif dan R&D.
Berkarakter dan Humanistik. Penerbit Alfabeta. Bandung.
Jurnal Sosioteknologi 11(27).
Suryani, Ita. (2015). Penanaman Nilai-Nilai
Mulyasa. (2014). Manajemen Pendidikan Antikorupsi di Lembaga
Karakter. Bumi Aksara. Jakarta. Pendidikan Perguruan Tinggi
Sebagai Upaya Preventif
Muslich, Masnur. (2016). Melaksanakan Pencegahan Korupsi. Jurnal Visi
PTK itu Mudah. Classroom Action Komunikasi 14(2): 285-301.
Reearch. Penerbit Bumi Aksara.
Jakarta. Sutrisno. (2017). Implementasi
Pendidikan Antikorupsi pada
Nubowo, Andar dan Aryanti, Rosita Susi. Mata Pelajaran PPKn Berbasis
(2003). Membangun Gerakan Project Citizen di Sekolah
Antikorupsi dalam Perspektif Menengah Atas. Jurnal Civics
Pendidikan. Partnership dan LP3 14(2).
UMY. Yogyakarta.
Suwitri, Sri. (2007). Pemberantasan
Prawira, Purwa Atmaja. (2016). Psikologi Korupsi di Indonesia: Sebuah
Pendidikan. Ar Ruzz Media. Upaya Reformasi Birokrasi.
Yogyakarta. Jurnal Ilmu Administrasi dan
Kebijakan Publik 4(1): 23-41.
Rahayu, Mugi Dan Diah P, Stephani.
(2015). Pengaruh Teknik Wijayanti, Daru. (2016). Revolusi Mental:
Storytelling Menggunakan Media Menumbuhkan Jiwa Antikorupsi.
Puzzle Terhadap Motivasi dan Indoliterasi. Yogyakarta.
Hasil Belajar Siswa SMP Kelas VII
pada Materi Energi dalam Sistem Wijayanto dan Zachrie, Ridwan. (2009).
Kehidupan. Unnes Science Dapatkah Pendidikan Mencetak
Education Journal (4)3. Individu-Individu Antikorupsi
dalam Korupsi Mengorupsi
Ridwan. (2014). Upaya Pencegahan Indonesia: Sebab Akibat dan
Tindak Pidana Korupsi Melalui Prospek Pemberantasan.
Peran Serta Masyarakat. Kanun Gramedia. Jakarta.
Jurnal Ilmu Hukum 16(64): 385-
399. Zubaedi. (2005). Pendidikan Berbasis
Masyarakat: Upaya Menawaran
Robbin, Stephen. P. (2010). Perilaku Solusi terhadap berbagai Problem
Organisasi. Penerbit Salemba Sosial. Pustaka Pelajar.
Empat. Jakarta. Yogyakarta.

Sofia, Asriana Issa dan Herdiansyah, Haris.


(2009). Dapatkah Pendidikan
Mencetak Individu-Individu
Antikorupsi. Dalam Korupsi
Mengorupsi Indonesia: Sebab
Akibat dan Prospek
Pemberantasan. Diedit oleh
Wijayanto dan Zachrie, Ridwan.
889- 940. Gramedia. Jakarta.

139

Anda mungkin juga menyukai