0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
16 tayangan4 halaman
Kasus ini membahas tentang penangkapan tujuh kepala daerah oleh KPK sepanjang 2019 atas dugaan korupsi terkait proyek-proyek pemerintah. Aktor yang terlibat adalah pejabat-pejabat pemerintahan daerah yang diduga menerima suap dan melakukan penyalahgunaan wewenang untuk kepentingan pribadi. Analisis menunjukkan pelanggaran nilai-nilai dasar PNS seperti nasionalisme dan integritas. G
Kasus ini membahas tentang penangkapan tujuh kepala daerah oleh KPK sepanjang 2019 atas dugaan korupsi terkait proyek-proyek pemerintah. Aktor yang terlibat adalah pejabat-pejabat pemerintahan daerah yang diduga menerima suap dan melakukan penyalahgunaan wewenang untuk kepentingan pribadi. Analisis menunjukkan pelanggaran nilai-nilai dasar PNS seperti nasionalisme dan integritas. G
Kasus ini membahas tentang penangkapan tujuh kepala daerah oleh KPK sepanjang 2019 atas dugaan korupsi terkait proyek-proyek pemerintah. Aktor yang terlibat adalah pejabat-pejabat pemerintahan daerah yang diduga menerima suap dan melakukan penyalahgunaan wewenang untuk kepentingan pribadi. Analisis menunjukkan pelanggaran nilai-nilai dasar PNS seperti nasionalisme dan integritas. G
Soal Mendeskripsikan rumusan kasus dan/ atau masalah
pokok, aktor yang terlibat dan persan setiap aktornya
berdasarkan konteks deskripsi kasus.
Jawaban Anda KPK Tangkap 7 Kepala Daerah Sepanjang Januari-
Oktober 2019 Dalam deskripsi berita di atas, terdapat kasus yang diberitakan oleh CNN Indonesia yaitu KPK telah melakukan operasi tangkap tangan (OTT) terhadap tujuh kepala daerah sepanjang 2019. Korupsi adalah penyelewengan atau penyalahgunaan uang negara (perusahaan dan sebagainya) untuk keuntungan pribadi atau orang lain (KBBI). Dalam kasus di atas, ada beberapa aktor yang terlibat di dalamnya yaitu pejabat-pejabat pemerintahan diantaranya 1. Bupati Mesuji yaitu Khamami, Khamami lalu ditetapkan sebagai tersangka kasus dugaan suap proyek pembangunan infrastruktur di Kabupaten Mesuji tahun 2018. Ia menerima sekurangkurangnya uang suap Rp1,58 miliar dari pihak swasta terkait proyek infrastruktur di Kabupaten Mesuji. Atas perbuatannya, Khamami dijatuhi vonis hukuman delapan tahun pidana penjara dan denda Rp300 juta subsider 5 bulan kurungan. 2. Bupati Talaud yaitu Sri Whyumi Maria Manalip, Sri ditetapkan tersangka oleh KPK terkait kasus dugaan suap pengadaan barang dan jasa revitalisasi pasar di Kabupaten Talaud. Ia saat ini tengah menjalani proses persidangan di Pengadilan Tipikor Jakarta dengan agenda pemeriksaan saksi-saksi. 3. Gubernur kepri yaitu Nurdin Basirun, Nurdin Basirun ditetapkan sebagai tersangka tindak pidana korupsi memberikan atau menerima hadiah atau janji terkait dengan izin prinsip dan lokasi pemanfaatan laut, proyek reklamasi di wilayah pesisir dan pulau pulau kecil Kepulauan Riau tahun 2018/2019 dan gratifikasi yang berhubungan dengan jabatan. 4. Bupati Kudus yaitu Tamzil, Tamzil merupakan residivis kasus korupsi. Dia sebelumnya pernah menjabat Bupati Kudus periode 2003 hingga 2008. Selama masa pemerintahannya, dia pernah melakukan korupsi terkait dana bantuan sarana dan prasarana pendidikan Kabupaten Kudus untuk tahun anggaran 2004 yang ditangani Kejaksaan Negeri Kudus. 5. Bupati Kab. Muara Enim yaitu Ahmad Yani, Ia ditangkap pada 2 September 2019. Tim Penindakan KPK menyita US $35 ribu dari OTT tersebut. Diduga uang itu terkait dugaan suap proyek Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Muara Enim. 6. penangkapan Bupati Kab. Bengkayang yaitu Suryadman Gidot, Suryadman pun ditetapkan sebagai tersangka kasus dugaan suap proyek pemerintah di Kabupaten Bengkayang Kalimantan Barat. Suryadman disebut menerima uang Rp336 juta dari sejumlah pihak swasta melalui Kepala Dinas PUPR Kabupaten Bengkayang, Alexius. 7. Bupati Lampung Utara yaitu Agung Ilmu Mangkunegara, Agung lalu ditetapkan sebagai tersangka kasus dugaan suap terkait Proyek di Dinas PUPR dan Dinas Perdagangan Kabupaten Lampung Utara.
Soal Melakukan analisis terhadap : A. Bentuk penerapan dan
pelanggaran terhadap nilai-nilai dasar PNS, dan Pengetahuan tentang kedudukan dan peran PNS dan NKRI oleh setiap aktor yang terlibat berdasarkan konteks deskripsi kasus. B. Dampak tidak diterapkannya nilai-nilai dasar PNS dan pengetahuan tentang kedudukan dan peran PNS dalam NKRI berdasarkan konteks deskripsi kasus
Jawaban Anda A. Bentuk penerapan dan pelanggaran terhadap nilai-nilai
dasar PNS 1. Nasionalisme Nasionalisme itu sendiri adalah satu paham atau ajaran yang menciptakan dan mempertahankan kedaulatan sebuah negara dalam mewujudkan satu konsep identitas bersama sekelompok manusia dimana bahasa dan budaya menjadi unsur pengikat dalam melakukan interaksi sosial. Sedangkan korupsi adalah penyalahgunaan kekuasaan untuk keuntungan pribadi dan golongan. Dan ini sangat bertentangan dengan konsep nasionalisme itu sendiri. Bahkan kalau disadari dampak korupsi banyak sekali. 2. Integritas Integritas dalam konteks pemerintahan dan birokrasi adalah penggunaan kekuasaan resmi, otoritas dan wewenang oleh para pejabat publik untuk tujuan- tujuan yang syah (justified) menurut hukum. Integritas dengan demikian adalah keteguhan diri aparatur birokrasi dan pejabat publik untuk tidak meminta atau menerima apapun. Dengan demikian, integritas merupakan antitesis dari korupsi yang merupakan penggunaan kekuasaan untuk tujuan-tujuan tidak syah atau ilegal baik oleh individu maupun kelompok yang memegang kekuasaan, otoritas dan wewenang. Karena itu, penciptaan dan penguatan integritas para pejabat publik merupakan salah satu faktor terpenting tidak hanya dalam pemberantasan korupsi, tetapi juga dalam reformasi administrasi guna terbentuknya good governance. B. Dampak tidak diterapkannya nilai-nilai dasar PNS dan pengetahuan tentang kedudukan dan peran PNS dalam NKRI berdasarkan konteks deskripsi kasus di atas yaitu Kurang sadarnya akan tujuan awal yaitu melayani masyarakat yang disalahgunakan hanya untuk kepentingan pribadi dan golongan. Selain itu peraturan undang-undang yang dibuat tidak dijalankan dan diikuti dengan baik.
Soal Mendeskripsikan gagasan-gagasan alternatif pemecahan
masalah berdasarkan konteks deskripsi kasus
Jawaban Anda Seorang pemimpin tentunya merupakan pimpinan yang
dijadikan acuan dan contoh bagi bawahannya ataupun masyarakat langsung, pemimpin memiliki tanggung jawab untuk memimpin sebuah satuan yang dipimpinnya. Dalam hal pemimpin satuan/daerah tentunya kita harus memilih berdasarkan kualitas yang pertama yaitu nasionalisme, integritas, profesionalisme, wawasan global, networking, hospitality kepada seluruh bawahannya atau masyarakat dibawahnya. Oleh karena itu, dalam hal memilih pemimpin tentunya harus dipilih sesuai tes kompetensi ASN yang baik yang selanjutnya setelah lulus dapat direkomendasikan ke dalam pemilihan umum oleh masyarakat, dan masyarakat pun harus mengetahui seberapa jauh kompetensi pemimpin yang dipilih. Kesimpulanya, harus memperketat seleksi kelayakan calon pemimpin daerah. Selanjutnya dari lembaga pemberantasan korupsi juga dapat berkontribusi dalam pemilihan umum kepala daerah. Dalam hal ini KPK dapat ikut serta menguji dan menyaring kompetensi dari bakal calon kepala daerah dalam materi tentang anti korupsi dan sebagainya. Dalam hal ini dapat memberikan ujian materi anti korupsi dan selanjutnya rutin memberikan edukasi ataupun sosialiasi tentang anti korupsi bagi calon calon pemimpin daerah. Selanjutnya, setelah terpilihnya pemimpin maka selanjutnya dapat memperbaiki memberikan contoh atau sosialisasi kepada perangkat di bawahnya tentang edukasi anti korupsi. Dapat dilaksanakan secara rutin setiap bulannya perihal sosialisasi anti korupsi tersbut, sehingga akan tertanam jiwa anti korupsi di setiap pegawainya. Bahkan kita dapat memantau bawahan kita apabila ada yang kurang sesuai dengan teguran yang selanjutnya apabila terdapat kecurangan lagi dapat diperbaiki dengan mengganti perangkat di bawahnya yang tidak sesuai aturan khususnya masalah korupsi.
Soal Mendeskripsikan konsekuensi penerapan dari setiap
alternatif gagasan pemecahan masalah berdasarkan konteks deskripsi kasus.
Jawaban Anda Edukasi masyarakat dan pada lingkungan pendidikan
yang sadar anti korupsi akan menciptakan Lingkungan Masyarakat berintegritas. Tercipta generasi pejabat pemerintah yang "profesional dan akuntable". Selain itu juga menyadarkan masyarakat yang benar-benar demokratis. Memilih calon pemimpinnya benar-benar berdasar kemampuan dan integritasnya bukan berdasarkan keinginan imbalan dari politik praktis. Dengan terciptanya lingkungan yang religius, menumbuhkan kesadaran internal para pegawai. bukan sekedar kesediaan atau identifikasi, yang mungkin akan hilang ketika pejabat dan pegawai sudah tidak berada di lingkungan kerja.