Anda di halaman 1dari 32

POLEMIK DANA DESA YANG MELAHIRKAN DESA FIKTIF

1. Soal Mendeskripsikan rumusan kasus dan/ atau masalah pokok, aktor yang terlibat
dan peran setiap aktornya berdasarkan konteks deskripsi kasus.
Jawaban:
Rumusan kasus dan / atau masalah pokok dalam kasus tersebut ialah polemik
mengenai dana desa yang diselenggarakan oleh pemerintah yang dilakukan sebagai
upaya untuk pemberdayaan masyarakat desa dan pengembangan potensi ekonomi
desa. Sehingga, harapannya dapat mempercepat peningkatan kesejahteraan dan
taraf hidup masyarakat desa, dan diharapkan dapat mendorong inovasi dan
entrepreneur baru sehingga produk-produk lokal yang dimiliki oleh setiap desa dapat
dipasarkan secara nasional maupun global.
Masalah pokok dari kasus tersebut adalah adanya indikasi penyelewengan
dana desa yang selama ini dialokasikan pemerintah pusat yang semestinya untuk
peningkatan kesejahteraan masyarakat desa digunakan untuk kepentingan pribadi
bagi oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab di daerah. Penyelewengan ini
dibuktikan dengan maraknya kabar keberadaan desa fiktif di seluruh wilayah
Indonesia, dimana hal ini sangat merugikan negara dan merusak sendi-sendi
perekonomian negara karena berhubungan dengan tindak korupsi yaitu
penyelewengan dana desa.
Aktor yang terlibat dan peran setiap aktornya dalam kasus tersebut, yaitu :
1. Tim khusus dari Kementrian Dalam Negeri dan Badan Pengelola Informasi
dan Dokumentasi sebagai pihak yang melakukan monitoring terhadap
penyelenggaraan dana desa.
2. Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) sebagai lembaga negara yang
berwenang melakukan penyidikan dan penanganan tindak pidana korupsi dalam
kasus ini yaitu kasus dana desa fiktif.
3. Oknum penyeleweng dana desa yang dengan sengaja menciptakan desa
fiktif dengan memanfaatkan celah pengelolaan yang tidak mudah dilakukan
pemerintah. Oknum ini sangat berperan aktif dalam merugikan negara.
4. Komite Pemantauan Pelaksanaan Otonomi Daerah sebagai pihak
pemerintah yang menyelenggarakan monitoring dan evaluasi dalam praktik
penyelenggaraan otonomi daerah.

2. Soal Melakukan analisis terhadap:


A. Bentuk penerapan dan pelanggaran terhadap nilai-nilai dasar PNS, dan
Pengetahuan tentang kedudukan dan peran PNS dan NKRI oleh setiap aktor yang
terlibat berdasarkan konteks deskripsi kasus.
B. Dampak tidak diterapkannya nilai-nilai dasar PNS dan pengetahuan tentang
kedudukan dan peran PNS dalam NKRI berdasarkan konteks deskripsi kasus
Jawaban:
A. Bentuk penerapan dan pelanggaran terhadap nilai-nilai dasar PNS dan
pengetahuan tentang kedudukan dan peran PNS dan NKRI oleh setiap aktor yang
terlibat berdasarkan konteks deskripsi kasus tersebut,
Bentuk pelanggaran yang terjadi ialah adanya pelanggaran nilai-nilai dasar
ASN yaitu akuntabilitas, nasionalisme, etika publik, komitmen mutu, serta anti korupsi
(korupsi terhadap penyelewengan dana desa). Korupsi merupakan tindakan atau
perbuatan penyalahgunaan uang negara untuk kepentingan pribadi atau orang lain.
Korupsi berakibat merugikan negara dan merusak sendi-sendi perekonomian negara,
rusaknya sendi-sendi kehidupan bermasyarakat dan memperlambat tujuan nasional.
Dalam kasus ini menggambarkan bahwa masyarakat Indonesia belum sadar akan
dampak-dampak dari tindak korupsi sendiri.
PNS memiliki kedudukan sebagai unsur Aparatur Negara yang menjalankan
kebijakan yang sibuat oleh pemerintah dan harus bebas dari pengaruh dan intervensi
publik. Dalam konteks ini, sebagai PNS harus berperan aktif dalam pemberantasan
korupsi dengan mengawal dan memberikan solusi terbaik untuk pemecahan masalah
ini. Seorang PNS juga memiliki peran sebagai perencana, pelaksana, dan pengawas
penyelenggaraan kebijakan dan pembangunan nasional melalui pelaksanaan
pelayanan publik yang profesional, bebas dari intervensi publik, dan bersih dari
korupsi, kolusi, dan nepotisme.

B. Dampak tidak diterapkannya nilai-nilai dasar PNS dan pengetahuan tentang


kedudukan dan peran PNS dalam NKRI berdasarkan konteks deskripsi kasus
tersebut.
Kasus ini dapat dikaitkan dengan UU No. 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil
Negara tentang sikap dan tindakan Aparatur Spil Negara terhadap tindak pidana
korupsi. Dalam mewujudkan sebuah strategi pemberantasan tindak pidana anti
korupsi yang efektif dan terstruktur oleh Aparatur Sipil Negara dibutuhkan pemenuhan
peran, yaitu membentuk komitmen atas kesadaran diri untuk pencegahan tindak
korupsi, transparan dan bebas dari konflik kepentingan, menumbuhkan kesadaran
masyarakat akan dampak korupsi dan mensosialisasikannya. Apabila tidak
diterapkannya nilai-nilai dasar PNS dan pengetahuan tentang kedudukan dan peran
PNS dalam NKRI dalam kasus ini menjadi tidak tercapainya fungsi, tugas, dan
kedudukan PNS sebagai pengawas penyelenggaraan tugas umum pemerintahan.

3. Soal Mendeskripsikan gagasan-gagasan alternatif pemecahan masalah berdasarkan


konteks deskripsi kasus
Jawaban:
Gagasan alternatif pemecahan masalah berdasarkan konteks kasus tersebut
antara lain:
1. Memperkuat koodinasi dan pelaksanaan pengawasan program dana desa.
Hal ini untuk mengantisipasi adanya desa fiktif yang hanya berorientasi pada
pendanaan dari pusat. Adanya desa fiktif merupakan kesalahan kolektif karena
pembentukan desa melibatkan eksekutif dan legislatif.
2. Memperbaiki unsur-unsur yang terdapat dalam pemerintahan itu sendiri
dengan meningkatkan akuntabilitas dan kejelasan kepemimpinan.
3. Meningkatkan kesadaran nasionalisme dan spiritual diantara pegawai-
pegawai.
4. Meningkatkan etika diantara pegawai-pegawai
5. Menciptakan komitmen untuk melahirkan mutu di antara lembaga-lembaga
yang terlibat.
6. Meningkatkan antikorupsi dengan menerapkan kebiasaan kinerja yaitu jujur,
peduli, mandiri, disiplin, dan tanggungjawab.

4. Soal Mendeskripsikan konsekuensi penerapan dari setiap alternatif gagasan


pemecahan masalah berdasarkan konteks deskripsi kasus.
Jawaban:
Konsekuensi penerapan dari setiap alternatif gagasan pemecahan masalah
berdasarkan konteks deskripsi kasus tersebut adalah Diperlukan ketelitian dan
ketegasan dalam menindak semua pelanggaran pembentukan desa dan tidak serta
merta menyetujui semua usulan pembentukan desa. 2, 3, 4, dan 5 yaitu akan menjadi
kebiasaan dalam pegawai yang tidak bertanggungjawab, tidak adanya kesadaran
nasionalisme diantara pegawai, tidak adanya etika diantara pegawai, tidak adanya
komitmen sehingga kebijakan yang telah di buat tidak akan tercapai secara efektif dan
efisien. 6. Akan mendarah daging di dalam diri dan kebiasaan

KPK TANGKAP 7 KEPALA DAERAH SEPANJANG JANUARI-OKTOBER 2019

1. Mendeskripsikan rumusan kasus dan/ atau masalah pokok, aktor yang terlibat dan
persan setiap aktornya berdasarkan konteks deskripsi kasus.
Jawaban:

1. Khanami di tetapkan sebagai tersangka kasus dugaan suap proyek pembangunan


infrastruktur di kabupaten mesuji tahun 2018. perannya khanami menerima sekurang
kurangnya uang suap sebesar RP. 1,58Miliar dari pihak swasta terkait proyek
infrastruktur di kabupaten mesuji.

2. Sri Wahyumi maria manalip ditetapkan sebagai sebagai tersangka kasus dugaan
suap pengadaan barang dan jasa di revitalisasi pasar di kabupaten Talaud. perannya
kasus dugaan suap pengadaan barang dan jasa revitalisasi pasar di kabupaten talaud
pada periode 2014-2019

3. Nurdin Basirun selaku gubenur kepulauan Riau ditetapkan sebagai tindak pidana
korupsi memberikan atau menerima hadiah atau janji terkait dengan perizinan dan
lokasi pemanfaatan laut, proyek reklamasi di wilayah pesisir dan pulau pulau kecil
kepulauan Riau. perannya sebagai gubenur pada tahun 2016-2021,Nurdin Basirun
memberikan atau menerima hadiah atau janji terkait dengan perizinan dan lokasi
pemanfaatan laut, proyek reklamasi di wilayah pesisir dan pulau pulau kecil kepulauan
Riau pada tahun 2018/2019

4. Tamzil selaku Bupati Kudus tersangka kasusu dugaan korupsi terkait jual beli
jabatan di Kabupaten Kudus Tawa Tengah. perannya selaku bupati Tamzil pernah
melakukan korupsi terkait dana bantuan sarana dan prasarana pendidikan di
Kabupaten Kudus dan ditangani kejaksaan Negeri Kudus pada tahun anggaran 2004

5. Bupati Muara Enim, Ahmad Yani diduga suap proyek Dinas Pekerjaan umum
Kabupaten Muara Enim, Perannya Ahmad Yani menerima suap proyek Dinas
Pekerjaan umum Kabupaten Muara Enim.

6. Suryadman Gidot,selaku Bupati Kabupaten Bengkayang tersangka kasus dugaan


suap proyek pemerintahan di Kabupaten Bengkayang, Kalimantan Barat, Perannya
Suryadman disebut menerima uang RP. 336 juta dari sejumlah pihak swasta melalui
kepala Kepala DInas PUPR Kabupaten Bengkayang, Alexius. Ia pun saat ini sedang
menjalani masa tahanan Polres Jakata pusat.

7. Bupati Lampung Utara, Agung Ilmu Mangkunegara, ditetapkan sebagai tersangka


kasus dugaan suap proyek di Dinas PUPR dan Dinas Perdagangan Kabupaten
Lampung Utara. Perannya Memanfaatkan posisinya sebagai sebagai Kepala Daerah
Baru untuk Memperoleh Pendapatan diluar Penghasilan resminya.

2. Melakukan analisis terhadap:


A. Bentuk penerapan dan pelanggaran terhadap nilai-nilai dasar PNS, dan
Pengetahuan tentang kedudukan dan peran PNS dan NKRI oleh setiapaktor yang
terlibat berdasarkan konteks deskripsi kasus.
B. Dampak tidak diterapkannyanilai-nilai dasar PNS dan pengetahuan tentang
kedudukan dan peran PNS dalam NKRIberdasarkan konteks deskripsi kasus
Jawaban
A. Pegawai ASN berperan sebagai perencana, pelaksana, Penyelenggara,
danpengawas tugas umum pemerintah dan pembangunan nasional melalui
pelaksanaan kebijakanpublik yang profesional, bebas dari intervensi politik, serta
bersih dari praktek korupsi,kolusi, dan nepotisme. Ditegaskan ASN sebagai pelayan
masyarakat harus memiliki nilainilai seperti, Akuntabilitas, Nasional, Etika Publik,
Komitmen Mutu dan Anti korupsi(ANEKA), sebagai acuan dalam melaksanakan tugas
dan jabatannya. kelima nilai dasartersebut diharapkan dapat membentuk Karakter
PNS yang kuat.

B. dampak tidak diterapkannya nilai dasar ASN adalah:


1. tidak adanya kejujuran dalam bekerja
2. tidak adanya kepedulian terhadap sesame
3. tidak adanya disiplin kerja
4. tidak adanya tanggung jawab dalam menjalankan tugas sebagai ASN
5. tidak adanya keadilan semua itu jika tetap dilakukan akan membentuk karakter
akan menjadi individu yang akanmementingkan diri sendiri dari kepentingan bersama,
contohnya seperti kasus korupsi.korupsi merupakan contoh sikap yang tidak
nasionalisme karena dapat merugikan NegaraKesatuan Republik Indonesia
3. Mendeskripsikan gagasan-gagasan alternatif pemecahan masalah berdasarkan
konteksdeskripsi kasus
Jawaban:
Gagasan alternatif dalam memecahkan Isue
1. Berikan hukuman yang paling berat pada pelaku korupsi bahkan hukuman Mati
2. Supremasi Hukum yang kuat
3. Menjadi pemimpin yang mempunyai integritas yang tinggi
4. Tanamkan nilai nilai religi secara intensif
5.Tanamkan sikap mementingkan persatuan dan kesatuan sejak dini
6. Memanfaatkan teknologi sistem demi terciptanya transparansi
7. Menutup Celah Internasional

4. Mendeskripsikan konsekuensi penerapan dari setiap alternatif gagasan pemecahan


masalah berdasarkan konteks deskripsi kasus.
1.Memberikan hukuman yang berat pada koruptor , memberikan hukuman yang berat
bahkanhukuman mati agar pelaku jera , selain itu hal ini juga dapat menjadi pelajaran
bagi seluruhkalangan agar tidak melakukan hal korupsi
2. Supremasi hukum yang kuat ketika hukum tidak berfungsi sebagai mana funsinya,
makakepercayaan masyarakat akan hilang. Dengan membangun Supremasi hukum
yang kuat,maka pelaku pelaku koruptor tidak menemukan celah untuk melancarkan
aksi mereka.membangun supremasi hukum yang kuat adalah dengan
memberlakukan hukuman secaraadil tanpa pilih kasih sehingga tidak ada lagi
manusia yang kebal hukum
3. Menjadi pimpinan yang Integritas tinggi sebagai seorang pemimpin sudah
seharusnyamenjadi contoh yang baik setiap anggotanya, jika seluruh pemimpin suatu
negara,pemerintah, perusahaan tidak melakukan korupsi ini bisa menghalangi orang
orang yangberada dibawahnya untuk melakukan tindakan korupsi
4. Tanamkan nilai religi yang tinggi setiap agama pasti selalu mengajarkan hal yang
baik, tidak kan mengajarkan hal baik, orang orang yang beriman kakn takut pada dosa
sehinggamereka tidak kan melakukan hal yang dilarang agama termasuk tindakan
korupsi
5. memananmkan sikap mementingkan persatuan dan kesatuan sebagai pondasi
yang harusdiberikan dari kecil. dengan pendidikan moral yang baik makan setiap
orang tidak akantergiur melakukan kegiatan yang dilarang
6. Memanfaatkan teknologi. Pada sistem teknologi digital yang semakin berkembang
denganpesat, teknologi juga dapat digunakan untuk memudahkan sistem birokrasi
baik dalampemerintahan, perusahaan, bisnis, maupun lembaga pendidikan, dengan
memanfaatkanteknologi tersebut setiap perilaku asn akan dipantau sehingga
meminimalisir kesempatanuntuk melakukan korupsi
7. Menutup cela Internasional, banyak koruptor yang melakukan pencucian uang
danmenyembunyikan aset dan uang meraka di negara lain, dengan menutup cela
tersebut makatindakan koruptur karena mudah dilacak
REVOLUSI 4.0: TANTANGAN DAN PELUANG UNTUK OPTIMALISASI
PELAYANAN PUBLIK

1. Mendeskripsikan rumusan kasus dan / masalah pokok, actor yang terlibat dan
person setiap aktornya berdasarkan konteks deskripsi kasus.
Jawaban:
Rumusan masalah / masalah pokok:
1. Belum meratanya sistem pelayanan publik yang berbasis teknologi (digital).
Sehingga pelayanan publik Revolusi Industri 4.0 dirasa belum optimal.
2. Akses pelayan di sektor publik lebih besar daripada sektor privat. Bila pemerintah
ingin mendapatkan kepercayaan dari pelanggan, seharusnya pemerintah serius
dalam memanfaatkna teknologi digital di era Revolusi Industri 4.0 pada
penyelenggaraan pelayanan publik.
3. Belum semua pemerintah daerah maupun kementrian/ lembaga menginput
informasi pelayanan publik di masing-masing instansinya ke aplikasi SIPPN.
Lemahnya kewenangan Menpan RB untuk mendorong instansi tersebut untuk
mengintegrasikan data pelayanan publik tiap instansi ke aplikasi SIPPN menjadi salah
satu kendala belum efektifknya aplikasi tersebut.
4. Masih sedikit Kementrian/Lembaga maupun pemerintah daerah yang
memanfaatkan teknologi dalam proses pelayanan publik. Padahal jika E-Government
sendiri diterapkan disetiap pemerintahan maka hal tersebut sejalan dengan Revolusi
Industri 4.0.5. Mewujudkan pelayanan yang transparan, meningkatkan akuntabilitas
dari proses penyelengaraan pemerintahan, menghemat anggaran pemerintah, serta
memudahkan alur informasi yang dapat diakses secara terbuka guna mewujudkan
cita-cita good governance dan open government pada penyelenggaraan
pemerintahan di Indonesia.

AKTOR TERLIBAT :
Presiden Republik Indonesia Joko Widodo meluncurkan peta jalan (road map)
"Making Indonesia 4.0"2. Pemerintah daerah, pemerintah pusat sebagai
penyelenggara pelayanan publik mampu menerapkan pelayanan publik berbasis
teknolgi digital secara menyeluruh, merata dan trasnparan.
Kemenpan RB sebagai Kementrian yang membantu presiden dalam
menyelenggarakan pemerintah memiliki fungsi merumuskan dan menetapkan
kebijakan terkait pelayanan publik . 3. Sektor publik dan privat sebagai penerima
layanan diharapkan siap dalam memanfaatkan pelayanan publik berbasis teknologi
digital.

2. Melakukan analisis terhadap : A. Bentuk penerapan dan pelanggaran terhadap nilai-


nilai dasar PNS, dan Pengetahuan tentang kedudukan dan peran PNS dan NKRI oleh
setiap aktor yang terlibat berdasarkan konteks deskripsi kasus. B. Dampak tidak
diterapkannya nilai-nilai dasar PNS dan pengetahuan tentang kedudukan dan peran
PNS dalam NKRI berdasarkan konteks deskripsi kasus.
Jawaban:
A. Bentuk penerapan dan pelanggaran terhadap nilai-nilai dasar PNS, dan
Pengetahuan tentangkedudukan dan peran PNS dan NKRI oleh setiap aktor yang
terlibat berdasarkan konteks deskripsi kasus1.
Jawaban:
Menetapkan kebijakan terkait pelayanan publik sudah mulai memanfaatkan Teknologi
Informasi untuk mengaplikasikan Undang-Undang dalam menyediakan informasi
secara nasional tersebut yaitu dengan diundangkannya Peraturan Menteri
Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor
13 Tahun 2017 tentang Pedoman Penyelenggaraan Sistem Informasi Pelayanan
Publik Nasional (SIPPN).
Akuntabilitas dimana pada penetapan kebijakan ini pihak terkait mengaplikasikan
Undang- Undang sebagai dasar yang kuat pertanggungjawaban dari kebijakan
tersebut. Nasionalisme pada kegiatan ini bertujuan bersatu untuk
terselenggarakannya pelayanan publik berbasis sistem SIPPN. Selain itu ada Etika
Publik dalam kegiatan ini menjalankan tugas secara profesioanl tanpa berpihak,
sehingga pelayanan publik merata. Komitmen Mutu dalam kegiatan pelayanan publik
Menpan RB beserta pihak terkait berinovasi dengan SIPPN.
Antikorupsi pada pelayanan publik Menpan RB memasukan unsur pemerintah seperti
Menteri, Pimpinan Lembaga, Gubernur, Bupati, Walikota, Direktur Utama BUMN,
Direktur Utama BUMD untuk memastikan penyediaan informasi pelayanan publik ke
dalam SIPPN setelah berlakunya Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara
dan Reformasi Birokrasi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.2.
Sistem E-Government yang merupakan upaya pemerintah dalam
mengimplementasikan pemanfaatan komputer, jaringan komputer dan teknologi
informasi untuk menjalankan pemerintahan terutama pelayanan publik masih sangat
minim.
Akuntabilitas, pertanggung jawabn dari upaya pemerintah yaitu pelayanan publik yang
bisa mengalami peningkatan yang baik sesuai standar pemerintah. Etika Publik,
meningkatkan kecepatan komunikasi antara pemerintah, masyarakat, swasta,
maupun koordinasi antar instansi yang berbasis internet.
Anti korupsi, mewujudkan pelayanan yang transparan, menghemat anggaran
pemerintah. Komitmen mutu memudahkan alur informasi yang dapat diakses secara
terbuka guna mewujudkan cita-cita good governance dan open government pada
penyelenggaraan pemerintahan di Indonesia

B. Dampak tidak diterapkannya nilai-nilai dasar PNS dan pengetahuan tentang


kedudukan danperan PNS dalam NKRI berdasarkan konteks deskripsi kasus.
Jawaban:
1. Akuntabilitas, jika tidak adanya pertanggung jawaban yang kuat dalam hal ini
pemerintah mengaplikasikan pada Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur
Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2017, maka
kemungkinan besar rasa kepercayaan pihak pemakai / pemanfaat pelayanan publik
tidak ada.
2. Nasionalisme, tidak tercapainya tujuan bersama.
3. Etika Publik, kurang puasnya pemanfaat pelayanan publik.
4. Komitmen mutu, yang diberikan tidak membawa peningkatan bahkan perubahan
yang lebih baik.
5. Anti korupsi, Bila tidak ada pihak pengawasan maka pelayanan publik ini tidak
transparan dan tak terkontrol.

3. Mendeskripsikan gagasan-gagasan alternatif pemecahan masalah berdasarkan


konteks deskripsi kasus:
Jawaban:
Gagasan-gagasan alternatif pemecahan masalah berdasarkan konteks deskripsi
kasus:
1. Membuat draft SOP pelayanan publik sehingga alur dan prosedur serta standar dari
pelayanan publik jelas, merata masyarakat.
2. Mengadakan pelatihan pada pihak terkait penyelenggara pelayanan publik
sehingga pelayanan publik tepat sasaran dalam pelaksanaan dan sasarannya.
3. Adanya monitoring dan evaluasi dari pelayanan publik sehingga pelayanan publik
berjalan dengan baik dari segi akuntabilitas, nasionalisme, etika publik, komitmen
mutu, dan anti korupsi.
4. Menyempurnakan undang-undang sehingga ada kontrol, pertanggungjawaban, dan
transparan.
5. Melengkapi sarana-prasarana yang dibutuhkan dalam pelayanan publik
terkhususkan pada pemeriataan jaringan internet.

4. Mendeskripsikan konsekuensi penerapan dari setiap alternatif gagasan pemecahan


masalah berdasarkan konteks deskripsi kasus.
Jawaban:
Konsekuensi penerapan dari setiap alternatif gagasan pemecahan masalah
berdasarkan konteksdeskripsi kasus.
1. Pihak pelayanan publik harus menyesuaikan tugas dengan SOP. Jika tidak sesuai
maka pelayanan publik menyimpang, alur, prosedur dan standar pelayanan publik.
sehingga perlu adanya Sanksi baik teguran maupun sanksi disiplin.
2. Adanya pelatihan untuk pihak terkait maka konsekuensinya terbatasnya waktu
untuk kegiatan yang lain, dan menguras tenaga, pikiran dan tambahan biaya.
3. Jika tidak adanya monitoring dan evaluasi baik pelayan publik maupun sistem
pelayanan publik maka tidak ada peningkatan yang lebih baik. Bahkan pelayanannya
hanya begitu saja jauh dari harapan dan tujuan pemerintah.
4. Adanya undang-undang pada pelayanan publik sangat menjaga agar terhindar dari
penyalahgunaan.
5. Tanpa sarana-prasanan yang lengkap dan memadai pelayan publik tidak akan
berjalan sesuai SOP.
REVOLUSI 4.0: TANTANGAN DAN PELUANG UNTUK OPTIMALISASI
PELAYANAN PUBLIK

1. Mendeskripsikan rumusan kasus dan/ atau masalah pokok, aktor yang terlibat dan
peransetiap aktornya berdasarkan konteks deskripsi kasus.
Jawab:
Deskripsi Rumusan Kasus

Revolusi Industri 4.0 merupakan fenomena yang mengkolaborasikan teknologi


siberdan teknologi otomatisasi. Revolusi Industri 4.0 dikenal juga dengan istilah “cyber
physicalsystem”. Konsep penerapannya berpusat pada otomatisasi. Dibantu teknologi
informasidalam proses pengaplikasiannya, keterlibatan tenaga manusia dalam
prosesnya dapatberkurang. Dengan demikian, efektivitas dan efisiensi pada suatu
lingkungan kerja dengansendirinya bertambah. Saat ini perkembangan teknologi
begitu pesat dan tidak bisaterbendung lagi. Digitalisasi sudah mulai memasuki celah-
celah kehidupan kita sehari-hari.

Beberapa waktu lalu Presiden Republik Indonesia Joko Widodo meluncurkan


petajalan (road map) "Making Indonesia 4.0" yang merupakan strategi nasional
dalammenghadapi era Revolusi Industri 4.0. Dengan diluncurkannya peta jalan
tersebut pemerintahkini berpacu mempersiapkan diri untuk menghadapi gelombang
disrupsi.

Era reformasi memberikan harapan besar bagi terjadinya perubahan


menujupenyelenggaraan yang lebih demokratis, transparan, dan memiliki
akuntabilitas tinggi sertaakan terwujudnya good governance dengan adanya
kebebasan berpendapat (Undang-undangdasar, 1945). Reformasi birokrasi
merupakan perubahan signifikan (mind-set dan culture-set) elemen-elemen birokrasi,
yaitu kelembagaan, sumber daya manusia aparatur, ketatalaksanaan, akuntabilitas,
pengawasan, dan pelayanan publik. Reformasi birokrasimerupakan kehendak rakyat
yang tertuang dalam TAP MPR-RI Nomor VI/2001 yangmengamanatkan kepada
presiden agar membangun kultur birokrasi Indonesia yang transparan, akuntabel,
bersih dan bertanggung jawab, serta dapat menjadi pelayanan masyarakat, abdi
negara, dan contoh teladan masyarakat.

Secara umum, revolusi industri ke-4 ditandai dengan full automation,


prosesdigitalisasi, dan penggunaan alat elektronik dengan sistem informatika.
Menurut Sommer,perubahan akibat inovasi tersebut akan berdampak pada industri
manufaktur, sektorpelayanan dan jasa, serta kebijakan pemerintah. Dan menurut
Jones (1996) mengemukakanbahwa tahapan-tahapan dalam perumusan kebijakan
publik terdapat perception/definition mendefinisikan masalah adalah tahap awal dari
proses kebijakan publik. Aggregation yaitutahap mengumpulkan orang-orang yang
mempunyai pikiran sama dengan pembuat kebijakanatau mempengaruhi orang-orang
agar berpikiran sama terhadap suatu masalah. DanOrganization, Representatio,
Formulation serta Legitimation merupakan proses pengesahandari alternatif yang
terpilih. Keseluruhan proses perumusan kebijakan sampai denganpenetapan
kebijakan selalu melibatkan partisipasi masyarakat

Dalam UU 25/2009 tentang pelayanan publik menegaskan bahwa pelayanan


publikadalah kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan
pelayanansesuai dengan peraturan perundang-undangan bagi setiap warga Negara
dan penduduk atasbarang, jasa, dan/atau pelayanan administratif yang disediakan
oleh penyelenggara pelayananpublik. Program peningkatan kualitas pelayanan publik
(secara makro) bertujuanmeningkatakan kualitas pelayanan publik sesuai kebutuhan
dan harapan masyarakat. Targetyang ingin dicapai adalah meningkatnya kualitas
pelayanan publik kepada masyarakat(transparan, cepat, tepat, sederhana, aman
terjangkau, dan memiliki kepastian), meningkatnyajumlah unit pelayanan yang
memperoleh standardisasi pelayanan internasional, danmeningkatnya indeks
kepuasan masyarakat terhadap penyelenggaraan pelayanan publik

Dan ini mengenai permasalahan kesiapan di era 4.0 dalam Implementasi


kebijakanpelayanan publik. Bahwasanya hal tersebut membutuhkan proses dalam
menjalankannya,serta di era reformasi ini juga banyak sekali perubahan terutama
kemajuan pada suatuteknologi yang membuat suatu perubahan pada setiap aspek
maupun bidang. Hal tersebutmerupakan sebuah tantangan pada sebuah individu
maupun kelompok dalammenjalankannya. Dan kemajuan terhadap teknologi juga
membutuhkan sebuah adaptasi sertakemampuan Sumber Daya Manusia yang
menjalankannya. Perkembangan sebuah teknologisemakin berkembang dengan
pesatnya untuk itu harus adanya keseimbangan, dikarenakanHal tersebut dapat
dimanfaatkan dalam membantu masyarakat untuk menyebarkan
informasi,memproduksi dan mengolah data.

Pada Agenda 1 Isu Kontemporer dan Agenda 4 Habituasi, isu atau masalah yang
terjadi pada kasus ini yaitu tantangan dan peluang optimalisasi pelayanan Publik
dalampenggunaan e-government di era digitalisasi. Selain itu masih sedikit
Kementrian/Lembagamaupun pemerintah daerah yang memanfaatkan teknologi
dalam proses pelayanan publik. Kita mengenal istilah Revolusi Industri 4.0 yang
memacu pada inovasi-inovasiteknologi dan pelayanan yang memberikan dampak
disrupsi atau perubahan fundamentalterhadap kehidupan masyarakat. Hal tersebut
memberi tantangan baru tak terkecuali layananbirokrasi publik di sektor
pemerintahan. Oleh karena itu, manajemen layanan publik dipemerintahan didorong
terus untuk melakukan perubahan-perubahan serta inovasi-inovasi disegala bidang
untuk merespons tuntutan dan kebutuhan masyarakat.

Digitalisasi Pelayanan publik dan era Revolusi Industri 4.0 saat ini, sebetulnya
telahjelas tertuang di dalam Undang-Undang Nomor 25/2009 yang mengatur pada
aspekpelayanan publik harus memilki sistem yang dapat memberikan kemudahan
kepadamasyarakat.
Kasus tersebut mendeskripsikan tentang program Pemerintah melalui
KementerianPendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi yang telah
meluncurkan aplikasiSIPPN melalui http://sipp.menpan.go.id/ sebagai wadah
informasi pelayanan publik semuainstansi penyelenggara pelayanan publik nasional
dan daerah, namun pada pelaksanaannyabelum semua instansi menyelesaikan input
data informasi pelayanan publik mereka padaaplikasi tersebut karena lemahnya
kewenangan dari Menpan RB.

Sistem E-government dalam pelayanan publik pun kurang dimanfaatkan dengan


baiksehingga pemerintahan belum dapat sejalan sepenuhnya dengan Revolusi
Industri 4.0 yangmemanfaatkan teknologi dan jaringan internet dalam aplikasinya.
Dalam hal ini sektor publikpemerintahan sudah tertinggal dibandingkan dengan sektor
publik/swasta dalam pemanfaatanteknologi informasi tersebut.

Aktor yang terlibat yaitu:


1. Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi sebagai
Kementrian yang membantu Presiden dalam menyelenggarakan pemerintahan yang
memiliki fungsi merumuskan dan menetapkan kebijakan terkait pelayanan publik
2. Menteri, Pimpinan Lembaga, Gubernur, Bupati, Walikota, Direktur Utama BUMN,
Direktur Utama BUMD wajib memastikan penyediaan informasi pelayanan publik ke
dalam SIPPN
3. Sektor privat/swasta: sebagai pengguna sistem informasi Revolusi Industri 4.0
diluar pemerintahan (non pelayanan publik).
4. Masyarakat: sebagai pengawas dan pengguna pelayanan.

2. Melakukan analisis terhadap:


A. Bentuk penerapan dan pelanggaran terhadap nilai-nilai dasar PNS, dan
Pengetahuan tentang kedudukan dan peran PNS dan NKRIoleh setiap aktor yang
terlibat berdasarkan konteks deskripsi kasus.
B. Dampak tidakditerapkannya nilai-nilai dasar PNS dan pengetahuan tentang
kedudukan dan peranPNS dalam NKRI berdasarkan konteks deskripsi kasus.
Jawaban:
A.1. Penerapan Nilai-Nilai Dasar PNS
Aparatur Sipil Negara harus memahami dan mengamalkan Wawasan
Kebangsaan,Sikap Bela Negara, Memahami Isu-isu Kontemporer, menjunjung tinggi
Akuntabilitas,Memiliki sikap Nasionalisme, memegang teguh Etika Publik, menjaga
Komitmen Mutu,Anti Korupsi, memahami Manajemen ASN, mengaplikasukan Whole
of Government sertamelaksanakan Pelayanan Publik yang prima.
Permasalahan-permasalahan terkait dengan efektifitas pelayanan publik tentu
tidaksesuai dengan nilai-nilai dasar ASN. Buruknya kualitas pelayanan publik
menggambarkan aktor pemberi layanan tersebut tidak memahami dan mengamalkan
Wawasan Kebangsaan.Wawasan Kebangsaan merupakan dasar bagi seluruh
penyelenggara pemerintah agarmemiliki cara pandang atau pemahaman yang baik
untuk kehidupan berbangsa dan bernegaradengan memegang teguh dan
mengamalkan Pancasila, UUD 1945, NKRI dan Bhinneka Tunggal Ika sebagai
konsensus dasar berbangsa dan bernegara. Sebagai ASN/PNS memberikan
pelayanan publik yang prima dengan menjaga kualitas layanan, merupakanamalan
dari Wawasan Kebangsaan.

Digitalisasi Pelayanan publik dan era Revolusi Industri 4.0 saat ini, sebetulnya
telahjelas tertuang di dalam Undang-Undang Nomor 25/2009 yang mengatur pada
aspekpelayanan publik harus memilki sistem yang dapat memberikan kemudahan
kepadamasyarakat. Namun kenyataannya, masih ada pemerintah daerah,
kementrian/ lembaga,lembaga non struktural dan BUMN/BUMD yang belum
melakukan input data informasipelayanan publik pada website SIPPN menunjukkan
kurangnya kesadaran dari penerapankonsep akuntabilitas dalam pelaksanaan sistem
pemerintahan terutama di sisi akuntabilitasPNS dalam konteks transparansi dari
akses informasi. Hal lain yang dibahas pada artikel tersebut adalah bahwa tidak
efektifnya prosespenginputan data dalam website SIPPN adalah karena rendahnya
kewenangan Menpan untukmendorong optimalisasi kebijakan tersebut. Tampaknya
pemerintah belum mempersiapkanmanajeman ASN yang cukup baik. perilaku
Lembaga yang tidak melaksanakan input datamenunjukkan rendahnya tanggung
jawab ASN dalam memenuhi tanggung jawabnya dalam bela negara, tidak sesuai
dengan penerapan etika publik dan gagalnya pemenuhankomitmen mutu.

Dengan menerapkan nilai Pelayanan Publik, Kemenpan RB menghadirkan


penggunaan aplikasi SIPPN sebagai wadah informasi pelayanan publik semua
instansipenyelanggara pelayanan publik secara nasional. Sesuai dengan nilai Whole
of Govermentpada Agenda 3 berupa pemberian pelayanan yang terintegrasi. Adapun
penerapannya denganmemperhatikan nilai-nilai dasar PNS yaitu profesional, cepat,
efektif sesuai dengan nilaiKomitmen Mutu. Selain itu adaptif untuk menjawab
kebutuhan masyarakat sesuai dengannilai Akuntabilitas. Serta mengelaborasi
pendekatan pelayanan negara dengan meningkatkankepercayaan publik sesuai
dengan nilai Etika Publik.
A.2. Pelanggaran Nilai-Nilai Dasar PNS :
1. Akuntabilitas Kurangnya pertanggung jawaban atau hasil yang dilaporkan tentang
kinerja ASNsebagai pelayan publik. Hal ini bisa dilihat dari masih sedikitnya yang
menginput informasitentang pelayanan publik melalui aplikasi SIPPN.
2. Nasionalisme Kurang memperhatikan dan melaksanakan tentang UU pelayanan
publik yangdikeluarkan oleh Kemenpan-RB. Tentang pedoman penyelenggaraan
sistem informasipelayanan publik nasional (SIPPN)
3. Etika Publik Kurangnya penerapan etika publik dalam pelayanan publik
4. Komitmen mutu ASN sebagai pelayan publik belum sepenuhnya memberikan mutu
pelayanan yangoptimal. Hal ini bisa dilihat dari pelayanan yang diberikan belum
sepenuhnya menggunakanteknologi informasi. Masih sedikit menginput informasi
melalui aplikasi SIPPN.
5. Anti Korupsi Masih tidak adanya kejujuran dalam pelayanan publik. Dengan tidak
sepenuhnya menerapkan pelayanan publik dengan mengunakan SIPPN. Data
informasi belumsepenuhnya diinput di aplikasi tersebut.

B. Dampak Tidak Diterapkannya Nilai Dasar PNS Apabila tidak terapkannya nilai,
pengetahuan, peran PNS dalam pelayanan publik akan memberikan pelayanan yang
sangat buruk. Akan terbentuk birokrasi yang rumit, lama dan mahal. Sehingga
pelayanan publik tidak akan berjalan secara optimal. Dampak dari tidak diterapkannya
nilai-nilai dasar PNS dan pengetahuan tentang manajemen PNS, antara lain:
1. Lunturnya wawasan kebangsaan dalam diri PNS berakibat pada tidak terwujudnya
cita-cita bangsa ini sesuai amanat Pembukaan dan isi UU 1945. Karena luasnya
wilayah NKRI ibarat pisau bermata dua, baik atau buruk, kelemahan atau kelebihan,
kesimpulannya tergantung dari keberhasilan Pemerintahan dalam mewijudkan cita-
cita bangsa.
2. Kurangnya akuntabilitas dalam konteks transparansi akses informasi
mengakibatkan keterbatasan informas yang dapat diperoleh publik mengenai proses
birokrasi. Hal ini memicu terjadinya penyalahgunaan wewenang, red tape, praktek
KKN, sulitnya pengawasan dari pemerintah pusat ke setiap lembaga dan berbagai
patologi birokrasi lainnya.
3. Rendahnya etika publik dan komitmen mutu menimbulkan sulitnya pemerintahan
berkembang mengikuti zaman yang semakin modern dengan Revolusi Industri 4.0,
karena itulah negara kita hingga saat ini masih disebut sebagai negara berkembang.
Dan entah sampai generasi ke berapa lagi predikat ini tetap kita sandang atau bahkan
akan menurun menjadi negara tertinggal nantinya jika kita tidak mampu
menyesuaikan.
4. Ketidakpahaman akan manajemen ASN dan kurangnya kesadaran bela negara
berdampak pada lalainya ASN dalam memenuhi tupoksi sesuai UU dan secara lebih
lanjut memperngaruhi target dari agenda Nasional “Road Map: Making Indonesia 4.0”.
5. Rendahnya Whole of Government dalam sistem pemerntahan berakibat pada
buruknya sinergi dalam lingkup pertangungjawaban secara vertikal maupun
horizontal.

3. Mendeskripsikan gagasan-gagasan alternatif pemecahan masalah berdasarkan


konteks deskripsi kasus.
Jawaban:
Gagasan alternatif pemecahan masalah sesuai dengan penerapan Manajemen ASN
pada Agenda 3 yaitu dalam konteks yaitu Menpan RB meluncurkan aplikasi SIPPN.
AplikasiSIPPN dapat diakses melalui http://sipp.menpan.go.id/ sebagai wadah
informasi pelayananpublik semua instansi penyelenggara pelayanan publik secara
nasional mulai daripemerintah daerah, kementrian/lembaga, lembaga non struktural
dan BUMN/BUMD. Selainitu, gagasan yang dapat kita lakukan untuk masalah
pelayanan publik kita bisa menggunakanE-Goverment. E-Government yang
merupakan upaya pemerintah dalammengimplementasikan pemanfaatan komputer,
jaringan komputer dan teknologi informasiuntuk menjalankan pemerintahan terutama
pelayanan publik masih sangat minim. Masihsedikit Kementrian/Lembaga maupun
pemerintah daerah yang memanfaatkan teknologidalam proses pelayanan publik. E-
Government dapat diterapkan disemua sektor intansi pemerintahan seperti
sekolah.Apabila ASN dalam instansi mengalami kendala seperti kurangnya informasi
terhadapteknologi yang digunakan maka dapat dilakukan dengan melakukan
pelatihan dalampenggunaan sistem teknologi dan informasi. Sebagai ASN kita harus
siap dalam eradigitalisasi. Penerapan pelayanan publik yang prima dapat ditunjang
dengan memanfaatkanteknologi. Teknologi dapat membantu ASN dalam
mempercepat pelayanan terhadapmasyarakat. Dengan melakukan inovasi melalui
pemanfaatan teknologi diharapkan dapatmengoptimalkan pelayanan publik kepada
masyarakat.

4. Mendeskripsikan konsekuensi penerapan dari setiap alternatif gagasanpemecahan


masalah berdasarkan konteks deskripsi kasus.
Jawaban:
Berdasarkan konsep Wawasan Kebangsaan dan Bela Negara pada Agenda 1
berupasistem administrasi NKRI, dengan Menpan RB meluncurkan aplikasi SIPPN
konsekuensinyaadalah dengan SIPPN tersebut pelayanan publik di Indonesia akan
saling terintegrasi. Makasemua informasi terkait pelayanan publik dapat diakses
melalui aplikasi SIPPN tersebut,selain itu SIPPN merupakan wujud pengawasan dan
partisipasi masyarakat yang efektifsehingga tercegahnya penyalahgunaan
kewenangan dalam penyelenggaraan pelayananpublik. untuk mengintegrasikan data
pelayanan publik tiap instansi ke aplikasi SIPPNmenjadi salah satu kendala belum
efektifnya aplikasi tersebut. Sehingga perlu dilakukantambahan peraturan terkait
pihak Menpan RB untuk mendorong dan mengingatkan instansilain agar pemerintah
daerah maupun kementrian/lembaga menginput data informasipelayanan publik
dimasing-masing instansinya ke aplikasi SIPPN tersebut. Jika semua
lembaga/kementrian sudah melakukan penginputan ke sistem alangkah baiknya
untukmelakukan pemeliharaan sistem atau upgrade kapasitas akses SIPPN agar
terhindar darimasalah kesulitan akses jaringan oleh masyarakat luas. E-Government
memiliki banyak manfaat dalam sistem berdemokrasi yang saat inikita terapkan
diantaranya meningkatkan kecepatan komunikasi antara pemerintah,masyarakat,
swasta, maupun koordinasi antar instansi yang berbasis internet. Selain itu
untukmewujudkan pelayanan yang transparan, meningkatkan akuntabilitas dari
prosespenyelengaraan pemerintahan, menghemat anggaran pemerintah, serta
memudahkan alurinformasi yang dapat diakses secara terbuka guna mewujudkan
cita-cita good governancedan open government pada penyelenggaraan pemerintahan
di Indonesia.
PERILAKU TENAGA KESEHATAN DALAM PELAYANAN KESEHATAN

1. Mendeskripsikan rumusan kasus dan/ atau masalah pokok, aktor yang terlibat dan
peran setiap aktornya berdasarkan konteks deskripsi kasus.
Jawaban:

Rumusan Kasus/ Masalah Pokok


- Masih rendahnya kualitas kesehatan masyarakat yang terlihat pada Renstra
Kemenkes, dengan masih tingginya Angka Kematian Bayi (AKB): 32/1000 kelahiran
hidup (2005), Angka Kematian Ibu Melahirkan (AKI): 262/100.000 kelahiran (2005),
dan Usia Harapan Hidup (UHH): 69 tahun.
- Kualitas kesehatan masyarakat pada wilayah Kawasan Timur Indonesia (KTI)
nampak sekali ketimpangannya, ditambah masih rendahnya strata ekonomi dan
pendidikan.
- Masalah SDM Kesehatan yang lemah kemampuannya dalam membuat
perencanaan pelayanan kesehatan serta sikap dan perilaku yang tidak sesuai
harapan masyarakat yaitu kurang efisien, efektif dan profesionalisme dalam
mengantisipasi dan menanggulangi permasalahan kesehatan.
- Masih tingginya tingkat penyalahgunaan wewenang, masih adanya praktik KKN
serta masih lemahnya tingkat pengawasan terhadap kinerja aparatur pelayanan publik
dalam pelayanan kesehatan.

Aktor yang terlibat dan perannya:


- Tenaga Kesehatan, yang merupakan sumber daya manusia kesehatan sebagai
unsur penunjang utama dalam pelayanan kesehatan
- Pemerintah, dalam upaya peningkatan dan pemberdayaan SDM Kesehatan secara
profesional utamanya dalam pembentukan sikap dan perilaku melalui jalur pendidikan
formal maupun non formal yang terdapat pada Badan Pengembangan dan
Pemberdayaan SDM Kesehatan Depkes RI melalui Pusat Diknakes yang
diselenggarakan oleh Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, TNI/Polri dan Swasta.

2. Melakukan analisis terhadap:


A. Bentuk penerapan dan pelanggaran terhadap nilai-nilai dasar PNS, dan
Pengetahuan tentang kedudukan dan peran PNS dan NKRI oleh setiap aktor yang
terlibat berdasarkan konteks deskripsi kasus.
B. Dampak tidak diterapkannya nilai-nilai dasar PNS dan pengetahuan tentang
kedudukan dan peran PNS dalam NKRI berdasarkan konteks deskripsi kasus
Jawaban:
A.1. Bentuk Penerapan Nilai-Nilai Dasar PNS Etika Publik:
- Memperlakukan user/pelanggan sebagai mitra seumur hidup
- Mampu menciptakan sinergi pelayanan yang baik dan benar sesuai dengan profesi
dan kompetensinya
- Melakukan doktrin Informed Consent secara Ikhlas
- Melaksanakan tindakan Rekam Medik secara lege artis sesuai dengan ketentuan
yang ada
- Memahami, mengerti dan mampu melaksanakan seni pelayanan pelanggan yang
berkualitas sesuai dengan Etika dan Hukum yang berlaku Komitmen Mutu:
- Menghargai keluhan pelanggan dengan kebaikan, simpati dan pemecahan masalah
- Menetapkan sasaran-sasaran kualitas pelayanan dan penghargaan yang akan
diberikan
- Memperlakukan setiap pelanggan sebagai sesuatu yang unik dan khusus
-Mengetahui kepuasan pelanggan melalui sisi mata pelangggan memandang
kepuasan yang didapat
- Mau terjun langsung ke lapangan dan melihat apa yang terjadi
- Bersikap sabar dan tidak mudah puas dengan hasil yang didapat
- Mau mendengar dan menyikapi terhadap gagasan yang timbul terhadap pelayanan
yang berkualitas

A.2. Bentuk Pelanggaran Nilai-Nilai Dasar PNS:


Etika Publik :
- Tidak mengerjakan yang seharusnya mereka kerjakan, juga ada yang mengerjakan
sesuatu yang seharusnya bukan wewenangnya/kompetensinya
- Kesalahan medik yang tidak bisa diterima dan dituntut oleh organisasi profesi
kesehatan
Akuntabilitas :
Pemimpin tidak mau membayar harga yang diperlukan, tidak menyediakan
pendidikan atau pelatihan terhadap pelayanan, serta tidak berupaya mengukur
kualitas pelayanan

Kedudukan dan Peran PNS dalam NKRI - Pelayan Publik pelayanan kesehatan yang
profesional dan tanggap atas kebutuhan masyarakat akan pelayanan kesehatan yang
baik dan benar terlepas dari besar kecilnya organisasi/institusi yang ada, sangat
membutuhkan SDM Kesehatan yang profesional

Dampak tidak diterapkannya nilai-nilai Dasar PNS:


- Sanksi yang diberikan bersifat moral dan yang paling dirugikan adalah para
kliennyaa sehingga untuk menangani pelanggaran yang dilakukan oleh para pelaku
pelayanan agar tidak terlalu merugikan pengguna pelayanan dibentuklah Majelis
Kode Etik Profesi yang berlandaskan pada Etika dan Hukum yang berlaku.

3. Mendeskripsikan gagasan-gagasan alternatif pemecahan masalah berdasarkan


konteks deskripsi kasus
Jawaban:
Gagasan-gagasan alternatif
- Meningkatkan akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan yang berkualitas
dengan sasaran utamanya antara lain di setiap desa tersedia SDM Kesehatan yang
kompeten, pelayanan kesehatan di setiap rumah sakit, puskesmas dna jaringannya
yang memenuhi standar mutu
- Melakukan investasi pembangunan manusia dalam meningkatkan akses dan
kualitas di bidang pendidikan dan layanan di bidang kesehatan
- 5 tahapan bidang kompetensi yang harus dikuasai seseorang yaitu kemampuan
mengidentifikasi emosi diri, mengelola emosi, memotivasi diri, membaca dan
mengenal emosi orang lain serta membina hubungan dengan orang lain
- 7 kompetensi andalan seorang tenaga kesehatan yaitu: manajemen diri sendiri,
keinginan untuk berprestasi, keterampilan hubungan antar manusia, keterampilan
melayani, keterampilan teknis profesionalisme, keterampilan manajerial, mempunyai
wawasan berpikir global
MEMBANGUN EFEKTIFITAS PELAYANAN PUBLIK MELALUI MALL
PELAYANAN PUBLIK
1. Soal : Mendeskripsikan rumusan kasus dan/ atau masalah pokok, aktor yang terlibat dan
persan setiap aktornya berdasarkan konteks deskripsi kasus.

Jawaban:

Masih banyak permasalahan pada pelayanan publik di Indonesia. Hal ini dipengaruhi oleh
Kompetensi SDM pada fasilitas pelayanan publik yang kurang profesional dan sarana
prasarana yang kurang memadai. Contohnya saja etika petugas yang kurang ramah, tidak sopan
dan tidak jelas dalam berbicara selain itu juga sarana prasarana seperti antrian lansia/difabel,
ruang laktasi, tempat bermain anak kurang lengkap.

Segala kekurangan itu dapat mempengaruhi output yang dirasakan oleh pengguna pelayanan
publik. Sehingga menimbulkan kekecewaan publik terhadap kinerja SDM yang dianggap tidak
berkompeten, pelayanan yang terlampau lama, antrean yang membludak dan tidak
transparannya pelayanan yang memungkinkan terjadinya KKN agar mendapat prioritas.
Beberapa tempat pelayanan publik juga belum memiliki SOP (standar operasional pelayanan)
atau alur pelayanan yang jelas sehingga pengguna kebingungan berkas apa saja yang harus
dibawa ketika mengurus administrasi dan bagaimana alur proses pembuatannya.

Dalam pelaksanaannya terdapat berbagai pihak atau aktor yang terlibat. Yang pertama adalah
pemerintah pusat. Pemerintah pusat merupakan pemangku kebijakan, sehingga ketika pusatnya
sudah bermasalah, maka aktor atau pihak di bawahnya akan sulit untuk memperbaiki kualitas
dan transparansi pelayanan publik. Dalam hal ini diwakili oleh Kemenpan RB. Kemenpan RB
menghadirkan Mal Pelayanan Publik (MPP) Indonesia, yang lebih progresif memadukan
pelayanan dari pemerintah pusat, daerah dan swasta dalam satu tempat. Kemudian yang kedua
adalah pemerintah daerah.

Pemerintah daerah kabupaten/kota merupakan aktor pelaksana birokrasi dari pemerintah pusat.
Walaupun pemerintah daerah merupakan pelaksana, tapi pemerintah daerah tetap memiliki
kewenangan untuk memilih, akankah pelayanan publik dikemas dengan tampilan yang
akuntabel atau dikemas dengan hal-hal yang bertentangan dengan nilai dasar ASN.

Pemda mengikat perizinan dengan sertifikasi ISO sehingga ada celah tidak terkontrol dan tidak
transparan sehingga menjadi temuan lembaga pengawasan.. Selanjutnya petugas pemberi
layanan. Petugas pemberi layanan merupakan lembaga maupun seseorang yang berhadapan
langsung dengan konsumen. Dalam pelayanannya, seorang pelayan publik harus menaati SOP
yang berlaku, memiliki etika publik yang baik, tidak melakukan KKN dan menghindari hal-
hal yang menyeleweng dari nilai-nilai dasar ASN.

2. Soal : Melakukan analisis terhadap : A. Bentuk penerapan dan pelanggaran terhadap


nilai-nilai dasar PNS, dan Pengetahuan tentang kedudukan dan peran PNS dan NKRI
oleh setiap aktor yang terlibat berdasarkan konteks deskripsi kasus. B. Dampak tidak
diterapkannya nilai-nilai dasar PNS dan pengetahuan tentang kedudukan dan peran
PNS dalam NKRI berdasarkan konteks deskripsi kasus

Jawaban:

A. Sistem pelayanan publik perlu diterapkan sesuai nilai-nilai dasar ASN yakni akuntabilitas,
nasionalisme, etika publik, komitmen mutu, serta anti korupsi. Pelayanan publik yang baik
seharusnya dapat dipertanggungjawabkan dalam berbagai aspeknya. Tidak adanya data palsu
merupakan suatu keharusan.

Pertanggungjawaban akan mudah diberikan ketika pelayanan publik dilakukan secara


transparan dan tidak ada hal yang ditutup-tutupi. Ketika pelayanan publik sudah dilaksanakan
sesuai SOP, maka lembaga pelayanan publik tersebut sudah mampu mewujudkan keinginan
dan cita-cita masyarakat. Masyarakat akan lebih merasa dihargai ketika masyarakat mampu
menyampaikan review terhadap lembaga pelayanan publik tersebut.

Pelayanan publik saat ini sudah menerapkan penilaian masyarakat sebagai tolok ukur baik
tidaknya pelayanan suatu lembaga. SOP juga berlaku untuk pegawai pelayanan publik yang
harus melayani publik dengan keramahan serta etika yang baik. Kesopanan, keramah-tamahan
harus diterapkan karena ini akan sejalan dengan nilai-nilai ASN. Hal ini juga merupakan suatu
usaha untuk menjaga mutu yang harus dijaga. Sehingga masyarakat akan percaya pada
pemerintahnya.

Yang paling penting, dalam suatu lembaga pelayanan publik harus menghindari adanya
korupsi. Karena korupsi dapat dilakukan oleh siapa saja selama masih ada kesempatan dan
peluang, maka kesadaran penuh dan karakter yang kuat, sangat diperlukan dalam pelayanan
publik agar terhindar dari korupsi. Namun pada penerapannya, masih ada pelayanan publik
yang masih suka memalsukan data sehingga tidak dapat mempertanggungjawabkan hal yang
dikerjakan. Selain itu, karena SDM yang buruk, pelayan publik masih ada yang etikanya tidak
baik.

Misalnya tidak ramah, memakai kalimat yang tidak sopan, serta berperilaku tidak baik
dihadapan publik. Selanjutnya, tidak diperhatikannya sarana dan prasarana yang akhirnya
hanya memberatkan masyarakat yang mustinya dimudahkan oleh pelayanan publik menjadi
berbelit-belit.

B. Ketika suatu pelayanan publik tidak menerapkan nilai-nilai dasar ASN dengan baik, hal ini dapat
mengakibatkan hilangnya kepercayaan dari masyarakat. Pelayanan yang diberikan pun tidak efektif
karena sarana prasarana, etika publik, serta SOP yang tidak diterapkan. Pada akhirnya yang dirugikan
tidak hanya lembaga pelayanan publik saja namun juga masyarakat yang harusnya dilayani dengan
baik. Efeknya kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah menjadi menurun dan tingkat kesadaran
masyarakat dalam hal administratif berkurang karena enggan berurusan dengan pelayanan publik.
Dalam beberapa kasus juga sering terjadi kekerasan fisik karena pengguna layanan publik merasa
tersinggung dengan sikap petugas pelayanan yang dianggap tidak baik atau cenderung menghina

3. Soal : Mendeskripsikan gagasan-gagasan alternatif pemecahan masalah berdasarkan


konteks deskripsi kasus

Jawaban:

Melalui mal pelayanan publik, Kemenpan RB mendorong penuh upaya penyederhanaan


perizinan melalui satu sistem aplikasi yang terintegrasi yang bernama one single submission.
Hal ini sejalan dengan pembangunan sistem pemerintahan berbasis elektronik (e-government).
Mal Pelayanan Publik sebagai the new public service adalah jawaban bagi harapan publik
tentang kemudahan perijinan, kecepatan pelayanan, dan dampaknya adalah kemudahan dalam
mengurus ijin usaha, meningkatkan pertumbuhan industri mikro maupun ekonomi makro.
Melalui MPP, pola pikir antar instansi diubah menjadi kerja bersama yang berfokus pada
komitmen melayani masyarakat.

MPP juga mampu menjadi sarana untuk mengembangkan pelayanan publik yang lebih
kekinian yakni menggunakan teknologi dan mampu melahirkan ASN yang memiliki integritas
serta komitmen untuk melayani publik. MPP menjadi media untuk membangun sistem kerja
dan sinergi yang utuh. Mempraktikkan perubahan budaya kerja yang bertujuan untuk melayani,
tempat untuk menampilkan wajah birokrasi yang mengadopsi the new public service, sehingga
benar-benar merepresentasikan kehadiran negara untuk memberikan manfaat luas bagi
kepentingan dan kemakmuran masyarakat.

Selain itu perlu adanya pendidikan dan pelatihan pelayanan publik secara berkala kepada
petugas MPP guna menjaga kenyamanan pengguna layanan. Optimalisasi standar pelayanan
seperti pemasangan banner prosedur pelayanan, adanya fasilitas antrian untuk difabel dan
lansia, ruang laktasi, tempat bermain anak, peningkatanan jaringan internet dan sistem yang
terintegrasi dengan baik

Anda mungkin juga menyukai