OKTOBER 2019
NAMA LENGKAP : dr. FENY RAFNASARI
ANGKATAN : ANGKATAN 1
KELOMPOK : KELOMPOK 1
ASAL INSTANSI : UPT PUSKESMAS TEBING
1. Mendeskripsikan rumusan kasus dan/ atau masalah pokok, aktor yang terlibat dan peran setiap
aktornya berdasarkan konteks deskripsi kasus.
a. Rumusan isu
Rumusan Isu pada kasus diatas adalah “Maraknya Kepala Daerah Yang Terjerat
Kasus Korupsi melalui Operasi Tangkap Tangan Oleh KPK Sepanjang Tahun 2019”
Pelanggaran :
a) Pejabat daerah baik itu Bupati ataupun Gubernur yang melakukan korupsi tidak
menerapkan nilai Berorientasi Pelayanan. Sejatinya pejabat daerah adalah pelayan publik yang
harus memahami dan memenuhi kebutuhan masyarakat dan melakukan pelayanan secara
transparan, tidak diskriminatif, akuntabel dan berkeadilan.
b) Pejabat daerah yang melakukan tindak korupsi dalam menjalankan tugasnya tidak
menerapkan nilai Akuntabel yaitu tidak bertanggungjawab atas kepercayaan yang diberikan
oleh masyarakat. Yaitu dengan menggunakan kekayaan dan barang milik negara untuk
kepentingan pribadinya. Dan menyalahgunakan kewenangan jabatannya untuk menghasilkan
keuntungan pribadi.
c) Pejabat daerah yang korupsi juga tidak menerapkan nilai Kompeten yaitu tidak
melaksanakan tugas sebagai kepala daerah dengan kualitas yang terbaik. Jika uang negara
digunakan untuk melakukan suap atau kepentingan pribadi, uang yang seharusnya digunakan
untuk membangun daerah tidak akan terlaksana dengan baik dan optimal.
d) Pejabat daerah yang korupsi juga tidak menerapkan nilai Loyal, ia tidak mengutamakan
kepentingan bangsa dan negara melainkan untuk kepentingan dan keuntungan pribadi saja.
Pejabat yang korupsi tidak memegah teguh nilai Pancasila, tidak taat terhadapat hukum UUD
1945 dan NKRI. Dan tidak menajaga nama baik sesama ASN, Pimpinan dan Instansinya
e) Pejabat daerah yang korupsi dan menerima keuntungan dari pihak swasta melakukan
pelanggaran terhadap nilai kolaboratif. Seharusnya kolaborasi pembangunan yang dilakukan
antar pemerintah daerah dengan pihak swasta harus menghasilkan nilai tambah untuk daerah dan
seharusnya bermanfaat untuk tujuan bersama bukan untuk kepentingan individu atau kelompok
tertentu. Hal ini jelas telah melanggar nilai kolaboratif antar pemerintah daerah dan pihak swasta.
Penerapan dan pelanggaran terhadap Kedudukan dan Peran PNS dalam NKRI
Penerapan :
a) KPK melakukan tugas sesuai dengan kewajiban sebagai ASN yaitu melaksanakan tugas
kedinasan dengan penuh pengabdian, kejujuran, kesadaran, dan tanggung jawab
b) KPK melakukan tugas dengan jujur dan berintegritas tinggi
Pelanggaran :
a) Pejabat daerah baik itu Bupati ataupun Gubernur tidak melaksanakan tugas secara
professional dan tidak melaksanakan tugasnya sebagai ASN jujur, bertanggung jawab,dan
berintegritas tinggi. Pejabat daerah dalam menjalankan tugasnya tidak bersih dari praktek
korupsi, kolusi dan nepotisme
b) Pejabat daerah yang korupsi juga tidak menerapkan sistem merit yaitu melakukan
penempatan jabatan berdasarkan kualifikasi kompetensi dan penilaian kinerja yang berkeadilan.
A. Bentuk penerapan dan pelanggaran terhadap nilai-nilai dasar PNS, dan Pengetahuan tentang
kedudukan dan peran PNS dan NKRI oleh setiap aktor yang terlibat berdasarkan konteks
deskripsi kasus.
B. Dampak tidak diterapkannya nilai-nilai dasar PNS dan pengetahuan tentang kedudukan dan
peran PNS dalam NKRI berdasarkan konteks deskripsi kasus
b) Edukasi
1) Aktif melakukan kegiatan seminar atau pelatihan bagi kepala daerah dengan
penerapan nilai dasar ASN yaitu BERAKHLAK sehingga selalu termotivasi
untuk bekerja dengan mengaktualisasikan nilai-nilai tersebut
2) Melakukan pelatihan-pelatihan atau pendidikan bagi kepala daerah tentang tindak
korupsi yang merugikan negara
c) Perbaikan Sistem
1) Rutinitas Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dalam melakukan monitoring
tindak pidana korupsi di Indonesia
2) Menyarankan untuk pilkada selanjutnya memberi kriteria khusus kepada calon
kepala daerah seperti : Tidak pernah terlibat kasus korupsi sebelumnya, memiliki
kecerdasan emosional yang tinggi, beriman dan bertaqwa kepada tuhan yang
maha esa
b) Edukasi
• Gambaran kepala daerah selanjutnya menerapkan nilai-nilai BERAKHLAK
dalam mengatualisasikan pekerjaan dan tugasnya
• Kepala daerah lebih berhati-hati dalam menjalankan tugasnya setelah
mendapatkan pelatihan tindak pidanan korupsi
c) Perbaikan Sistem
• Termonitor oleh KPK setiap aksi tindak pidana korupsi yang dilakukan oleh
pejabat daerah
• Munculnya atau hadirnya pemimpin daerah yang cakap, bertintegritas, jujur dan
tanggung jawab