Anda di halaman 1dari 12

CONTOH : ATB mengaku jumlah suap yang

diterimanya seharusnya lebih dari itu Pasalnya, ada


nama lain yang menerima nominal lebih banyak
darinya. Padahal, jabatan orang itu hanya eselon 4?
LANJUTAN
STUDY KASUS
Awalnya ATB menyatakan pada Jaksa Penuntut Umum pada Komisi Pemberantasan
Korupsi (KPK), Jojo, bahwa praktek pemberian suap melalui ATM yang dilakukan
Saudara CDE merupakan praktik lama di Kementerian xxxxxxx sesuai dengan
kesaksian para saksi dalam persidangan sebelumnya.

Saya tahu sejak penyelidikan (Praktik pemberian ATM kepada pihak lain)’ itu pun setelah
saya buka - buka BAP PAIJO , saya baru paham, saya baru tahu makanya

waktu pemeriksaan saya, nama saya ditengah, diatas diblok, dibawah diblok saya bilang
Joni (penyidik KPK), boleh enggak saya lihat di atas saya siapa dibawah saya siapa ?”
kata ATB

PAIJO merupakan nama lain CDE (mantan Komisaris PT ABC) yang menyuap ATB.
Jaksa Jojo menanyakan apakah kedudukan
mempengaruhi besaran suap yang diberikan. ‘Apakah
itu ada berdasar eselon penerimanya, 4,3,2,1, atau
seperti apa?” ATB menyebut secara logika harusnya
dirinya sebagai dirjen mendapat jatah lebih besar.
“Logikanya saya harus lebih besar daripada eselon 4,
tapi mungkin masalah proyek,” tukas dia.
Atas Perbuatan itu Jaksa memberikan dakwaan
pertama yang diancam pidana sebagaimana diatur
dalam pasal 12 huruf b Undang Undang No. 31
Tahun 1999 sebagaimana diubah dengan Undang
Undang Nomor 20 Tahun 2001 Tentang
Pembrantasan Tindak Pidana Korupsi jo Pasal 64 ayat
(1)
KUHP.
1. Deskripsikan kasus diatas berdasarkan :
a. Masalah pokoknya?
b. Aktor yang terlibat beserta perannya masing-masing berdasarkan
konteks deskripsi kasus?
1. Masalah Pokok
Terjadinya Korupsi Transaktif ( korumpsi yang menunjukkan adanya kesepakatan timbal balik
antarapemberi dan penerima (Suap Menyuap)

* Gratifikas
2. Aktor yang terlibat yaitu :
* Atb sebagai Mantan Dirjen XXXX
Dalam perkara ini, ia didakwa menerima uang suap Rp. 2,3 miliar. Uang suap ini berkaitan dengan
sejumlah proyek Kemenhub yang memuluskan PT. ABC menjadi pemenang tender, ATB juga didakwa
menerima setoran dan gratifikasi dari bawahan dan pihak swasta sejak dia menjabat staf ahlimenteri. (
Suap Menyuap).
* PAIJO (Bapak CDE ) sebagai mantan Komisaris PT. ABC Pada kasus ini yongki/adi putra
kurniawan terdakwa sebagai pemberi suap kepada ATB.

SIMULASI JAWABAN :
Lakukan a. Bentuk penerapan dan pelanggaran terhadap nilai- nilai
dasar PNS, dan pengetahuan tentang kedudukan dan
peran PNS dalam NKRI oleh setiap aktor yang terlibat
analisis berdasarkan konteks deskripsi kasus.

terhadap; b. Dampak tidak diterapkannya nilai-nilai dasar PNS dan


pengetahuan tentang kedudukan dan peran PNS dalam
NKRI berdasarkan konteks deskripsi kasus.
• Bentuk penerapan pelanggaran pada
kasus diatas terhadap nilai-nilai ASN yaitu
perlunya kita sebgai ASN
SIMULASI menerapkan nilai-nilai pada Anti koruppsi
yaitu penanaman nilai integrits yang
JAWAB : beran dalam proses
perubahan sikap dan perilaku serta
mengidentifikasi nilai dasar anti
korupsi seperti :
Jujur, peduli, mandiri, displin, tanggung
jawab, kerja keras, sederhana, berani,
dan adil
Kemudian menjalakan kedudukan dan
peran pns dalam NKRI sebagai pelaksana
kebijakan public, Perekat
pemersatu bangsa, dan pelayan publik
• Dampak yang akan terjadi jika nilai-nilai PNS
tidak diterapkan adalah
1. Pembangunan sarana prasaran, insfrastruktur
yang jauh dari kualitas yang diharapkan
SIMULASI 2. Turunnya kualitas pelayanan publik

JAWAB : 3. Hak-hak warga Negara tidak terpenuhi


dengan baik
4. Rusaknya pengelolaan keuangan Negara
5. Terjadinya kesenjangan sosial
6. Berkurangnya kepercayaan masyarakat terhadap
pemerintah
7. Apatisme masyarakat terhadap kemajuan Negara
8. Hukum tidak lagi dihormati
9. Rapuhnya keamanan dan ketahanan Negara
10. Hilangnya kepercayaan investor .
Gagasan alternatife pemecahan
masalah pada kasus di atas
adalah
Economy
1. Membentuk perilaku anti korupsi melalui pendidikan
2. Penanaman nilai-nilai budaya luhur pada masyarakat
seperti (kejujuran, budaya malu, displin,
kesederhanaan, daya juang.
3. Teladalan dari keluarga dan masyarakat
4. Transparansi perencanaan program penganggarab
5. Hukuman yang sangat berat pada aparat
penegak hokum yang korupsi pada waktu
menangani kasus korupsi
6. Presiden dan Wakil Presiden mempunyai
komitmen yang kuat dalam konsisten dalam
pemberantasan korupsi
IG : @megadlestari
E-mail :
megadwilestari5@gmail.com

Anda mungkin juga menyukai