Anda di halaman 1dari 5

Nama 

    : Andalan Raihad 

No Absen :5

Kelas      : XMIPA2

Jadi Tersangka Kasus Suap Jual Beli Jabatan, Puput Tantriana Ternyata
Sering Mutasi ASN Probolinggo
Selasa, 31 Agustus 2021 14:46 WIB

TRIBUNNEWS.COM - KPK telah resmi menetapkan Bupati Probolinggo, Puput Tantriana dan
suaminya yang menjadi Anggota DPR RI, Hasan Aminuddin sebagai tersangka kasus dugaan
suap jual beli jabatan di Pemkab Probolinggo. Melansir Surya.co.id, Puput Tantriana disebut
sering melakukan mutasi ASN di Pemkab Probolinggo. Berdasarkan data yang dihimpun, saat
belum genap setahun menjabat sebagai Bupati Probolinggo, Puput Tantriana sudah melakukan 4
kali rotasi jajaran ASN dibawahnya. Rotasi jabatan yang terakhir dilakukannya bahkan terjadi
pada satu bulan yang lalu. Sebanyak tiga ASN eselon II dan 15 ASN eselon III telah dirotasi oleh
istri mantan Bupati Probolinggo ini.

ASN Pemkab Probolinggo yang dirotasi tersebut di antaranya:

Tiga ASN eselon II

1.  R Umar sebagai Kepala Dinas Perumahan Kawasan Permukiman & Pertanahan

2.  Hengky Cahyo Saputra sebagai Kepala Dinas Pekerjaan Umum & Penataan

3.  Taufik Alami sebagai Kepala Dinas Perhubungan

15 ASN eselon III

1.  Ferry Pribadi sebagai Camat Krucil

2.  Imron Rosadi sebagai Camat Pakuniran

3.  Teguh Prihantoro sebagai Camat Tiris

4.  Febria Hidayat sebagai Camat Kotaanyar

5.  Selviningtyas sebagai Camat Dringu

6.  Mariyono sebagai Sekretaris Dinas Perpustakaan & Kearsipan

7.  Maliki sebagai Dinas Sosial


8.  Suud Maheli sebagai Kepala Bagian Pengadaan Barang & Jasa Sekretaris Daerah

9.  Soeharto sebagai Sekretaris Dinas PUTR

10.  Raden Retno sebagai Dinas Perumahan Kawasan Pemukiman.

11.  Juhono sebagai Kepala Bagian Adminitrasi

12.  Muhammad Abdi Utoyo sebagai Kepala Tata Ruang Dinas PUTR

13.  Asrul Bustani sebagai Kepala Bidang Sumber Daya Air Dinas PUTR

14.  Nasir sebagai Sektoris Dinas Peizinan & Perdagangan

Dahulu Janjikan Pemerintahannya Bebas Korupsi

Diberitakan sebelumnya, perlu diketahui dahulu setelah dilantik menjadi Bupati


Probolinggo untuk periode kedua, Puput Tantriana pernah memiliki tekad untuk menjalankan
pemerintahan yang bebas korupsi. Dilansir Surya.co.id, salah satu upaya Puput Tantriana dalam
mengantisipasi tindakan korupsi adalah dengan membuat benteng sistem penganggaran yang
akuntabel dan transparan. Bahkan Puput Tantriana berani menjamin bahwa tidak akan ada celah
di pemerintahannya untuk melakukan korupsi dalam kurun waktu lima tahun selama ia
menjabat."Program khusus yang benar-benar baru sih tidak ada. Tapi sejak tahun 2013 lalu, kami
sudah melakukan perbaikan sistem agar bisa menjaga tidak ada yang memanfaatkan jabatan dan
melakukan korupsi," kata Puput Tantriana di Gedung Grahadi, Senin (24/9/2018).

Tak hanya itu, istri dari mantan Bupati Probolinggo ini juga menuturkan akan melakukan
penguatan pelayanan publik yang berbasis   IT. Karena dengan memanfaatkan IT maka bisa
memangkas celah adanya pungutan dan kecurangan. "Tadi saya jelaskan maslah pelayann publik
yang jadi program prioritas. Nah ini juga terutama dalam pendekatan pelayanan berbasis IT dan
memenimimalsir celah polah adanya tindakan korupsi," jelasnya.

 Sebut Kepala Daerah Tonggak Utama Pencegahan Korupsi

Puput Tantriana pernah menyatakan bahwa sosok teladan kepala daerah adalah tonggak
utama dalam pencegahan tindakan korupsi. Sehingga kepala daerah harus memberikan contoh
yang baik untuk jajaran pemerintahannya. Untuk itu Puput Tantriana menginginkan agar kepala
daerah, wakil kepala daerah, serta anggota DPR bisa ikut memberikan contoh yang baik. Serta
bisa saling mengingatkan agar pola pikir jujur bisa menguat, khususnya di Kabupaten
Probolinggo. "Saya ingin semuanya memberikan contoh. Kepala daerah dan wakil kepala daerah,
serta juga anggota DPR, memberikan contoh. Sehingga saling mengingatkan, sehingga pola pikir
jujur saya harapkan bisa menguat di Kabupaten Probolinggo," pungkasnya.
(Dikutip dari Tribun.News.Com, pada hari Jumat 03 September 2021, Pukul 20.00 WIB)
Setelah kalian membaca tajuk berita diatas silahkan kalian menjawab pertanyaan di bawah ini,
dengan baik dan benar!

1.      Setelah kalian membaca tajuk berita diatas, Coba kalian jelaskan isi dari berita diatas secara
singkat!

2.      Coba temukan pelanggaran kewenangan pemerintahan negara apa saja yang terjadi pada tajuk
berita diatas!

3.      Termasuk dalam pelanggaran kekuasaan pemerintahan secara vertikal ataukah secara horizontal
dalam tajuk berita diatas? Jelaskan alasan mengapa kalian menjawab demikian!.

4.   Coba kalian temukan sebuah solusi nyata untuk mengatasi permasalahan tersebut, sehingga
   
dikemudian hari tidak terjadi kasus yang sama kembali!

5.  Coba kalian amati secara singkat Lembaga-lembaga pemerintahan di lingkup tempat tinggal
   
kalian (RT, RW, Dusun, Kelurahan), apakah dalam pembuatan kebijakan sudah mencerminkan
nilai-nilai Pancasila di dalamnya? Apabila sudah tolong berilah contoh nyatanya!

 JAWABAN

1. Puput Tantriana, bupati Probolinggo dan suaminya anggota DPR RI, Hasan Aminuddin
terduga melakukan korupsi / jual beli jabatan di Pemkab Probolinggo. Hal ini
bertentangan dengan janji dan jaminan Puput pada awal pelantikannya, bahwa tidak akan
ada celah di pemerintahannya untuk melakukan korupsi dalam kurun waktu lima tahun
selama ia menjabat. Dia juga pernah mengharapkan kepala daerah, wakil kepala daerah,
serta anggota DPR bisa ikut memberikan contoh yang baik, sehingga pola pikir jujur bisa
menguat di Probolinggo. 

2. Penyalahgunaan wewenang berupa korupsi dan penyuapan untuk mendapat jabatan di


pemerintahan

pelanggaran janji/jaminan pada masa awal jabatannya sehingga berefek mengkhianati


harapan masyarakat, terutama pendukungnya pada masa pemilihan, jadi tidak
menjalankan pemerintahan berdasarkan aspirasi rakyat

menimbulkan kekacauan di pihak pemerintahan dan rakyat

3. Pelanggaran kekuasaan pemerintahan vertikal, karena vertikal merupakan pembagian


kekuasaan berdasarkan tingkatannya, dan pada berita ini pelanggaran terjadi dalam
tingkat kabupaten, yaitu Probolinggo.
4. Sebenarnya menurut saya, ini merupakan masalah yang lebih rumit dari kedengarannya.
Salah satu solusi paling sederhana adalah memberatkan hukuman yang dijatuhkan
kepada pelaku korupsi. Contohnya adalah di Cina, para pelanggar hukum langsung
dihukum mati, lalu diambil semua hartanya untuk menambal uang korupsinya. Itulah
alasan mengapa negara Cina sangat bersih pemerintahannya, karena tidak ada yang
berani melanggar hukum. TAPI, hal seperti itu tidak mudah diterapkan di negara ini.
Rakyat pasti akan protes bahwa itu melanggar Hak Asasi Manusia, pemerintah tidak
memiliki hati nurani, dan sebagainya. Memberatkan hukuman juga pasti melibatkan
perubahan Undang-undang, yang bisa menyulut kontroversi pada masyarakat.
Sebenarnya menurut saya ini merupakan solusi efektif. Jangan biarkan ada celah pada
Undang-Undang, dan tambahkan sanksi yang diberikan.

Dan ada satu masalah besar lagi, para hakim yang bertugas untuk menjatuhkan
keputusan akan hukuman pelaku juga seringkali menerima suapan. Ini sudah kita
lihat terjadi beberapa kali, padahal merekalah yang ibaratnya “wakil Tuhan”, penentu
segalanya, apa jadinya jika mereka juga terhasut? Parahnya lagi, keluarga dan relatif
hakim tersebut juga tersuap, dan terjadilah “korupsi berjamaah”, di mana hakim tidak
bisa membuka mulut mengenai suap karena akan berefek pada dia sendiri dan
keluarganya. Intinya, tak peduli seberapa berat hukumannya, tidak ada gunanya jika
hakim tidak becus dalam menjatuhkan hukuman itu.

Mungkin solusi lain adalah meningkatkan transparansi pemerintahan, sehingga rakyat


bisa melihat lebih jelas apa yang terjadi di pihak pemerintah. Namun sekali lagi, ide ini
bisa berdampak negatif juga, karena rakyat belum tentu mengambil
keputusan/pemahaman yang benar mengenai kasus.

Jadi pada akhirnya, yang bisa saya katakan hanyalah “ubah diri sendiri terlebih
dahulu.” Semua berawal dari diri sendiri, jangan urus orang lain dulu. Sadarilah bahwa
korupsi merupakan tindakan terlarang dan biasakan melakukan sesuatu dengan adil sejak
dini. Teguhkan iman dan jangan biarkan godaan setan mengacaukan pikiranmu, karena
hanya kamu yang bisa mengubah dirimu sendiri. Memang, ini mungkin bukan solusi
terbaik, mengingat masih banyak oknum oknum yang tergoda dengan uang, tapi jika ada
solusi yang lebih efektif dan mudah diterapkan, pastilah sudah diterapkan sejak
dulu. Bisa dibilang ini merupakan tugas yang harus diselesaikan pada generasi-generasi
muda bersama.

5. Sudah ada mencerminkan nilai-nilai Pancasila. Contohnya: warga diberi kebebasan


beragama dan difasilitasi dengan baik (rumah ibadah, perlengkapan). Sedikit terjadi
diskriminasi. Para warga saling menyapa satu sama lain, jika ada menyelenggarakan
pesta, maka tetangga-tetangga ikut diundang tanpa memandang SARA. Hal yang sama
terjadi saat melayat warga yang telah berpulang. Jadi, terasa ada kebersamaan dan
keterdekatan.
Pernah juga warga gotong royong untuk memperbaiki got yang tersumbat. Ibu RT juga
ikut membantu. Orang tua saya menyiapkan minuman/makanan bagi para pekerja.
Semuanya bekerja keras seharian demi got tetangga. Terlihat rasa persaudaraannya kuat.
 

Anda mungkin juga menyukai