D. KESIMPULAN
Seperti yang dibicarakan di berbagai media, PT Asabri merupakan bagian dari BUMN
yang terlibat dalam kasus korupsi yang termasuk kasus korupsi terbesar dalam sejarah
Indonesia. Menurut kronologi terjadinya kasus korupsi Asabri, Direktur Utama, Direktur
Investasi dan Keuangan, serta Kadiv Investasi Asabri sebagai pemimpin perusahaan tidak
sejalan dengan beberapa teori kepemimpinan yakni Leadership Ethics Theory dan Decision
Making Theory. Jajaran Direksi Asabri selaku pimpinan PT Asabri, tidak mencerminkan diri
sebagai pemimpin yang beretika. Hal tersebut dapat dilihat dari latar belakang dilakukannya
kerja sama dengan pihak dari luar Asabri yakni dengan memanipulasi harga saham ke tingkat
yang lebih tinggi agar seolah-olah kinerja portofolio Asabri terlihat baik, padahal tindakan
tersebut justru merugikan Asabri yang mana tindakan tersebut mencerminkan pemimpin yang
tidak beretika karena melakukan sebuah tindakan yang tidak jujur. Kemudian dalam
pengambilan keputusan yang dilakukan oleh pimpinan Asabri malah menyebabkan terjadinya
kasus korupsi bahkan sebagai kasus korupsi terbesar dalam sejarah Indonesia. Semua hal
tersebut terjadi karena adanya Toxic Leadership dimana pemimpin tidak etis, tidak
berintegritas, serta cenderung menyalahgunakan kekuasaannya (Abuse of Power) dengan
lebih mementingkan kepentingan pribadi dibanding kepentingan bersama.
Kasus ini belum berakhir namun telah memasuki babak baru dimana tim investigasi dan
auditor BPK memulai proses klarifikasi dari para saksi dan tersangka untuk mengetahui dan
menghitung kerugian keuangan negara akibat dugaan tindakan ilegal. Sejauh ini terdapat 9
tersangka yang didakwa dengan dua klausul alternatif, yakni Pasal 2 ayat 1, dan Pasal 18 UU
No 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi. Serta Pasal 55 ayat (1)
KUHP serta subsidair Pasal 3, Pasal 18 UU No.31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan
Tindak Pidana Korupsi sebagaimana telah diubah dan ditambah dengan UU No.20 Tahun
2001 tentang Perubahan atas UU No. 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pindana
Korupsi.
REFERENSI :
Jurnal
[1] Fisip.ui. 5 Februari 2018. Menilik Penyimpangan Pada Pelayanan Publik. Diakses melalui
https://fisip.ui.ac.id/kuliah-umum-menilik-kejahatan-pada-pelayanan-publik-yang-
dilakukan-negara/.
[4] Umar, B. W. (2017). Krisis Kepemimpinan. Legalitas: Jurnal Hukum, 4(1), 7-21. DOI:
http://dx.doi.org/10.33087/legalitas.v4i1.109.
Website
[1] Kronologi kasus korupsi Asabri dijelaskan oleh Kejagung.
https://www.antaranews.com/berita/1978386/kronologi-kasus-korupsi-asabri-
dijelaskan-oleh-kejagung