Anda di halaman 1dari 31

P E N G A R U H K I N E R J A P E G AWA I P E M E R I N TA H D E S A

K L A R E YA N T E R H A D A P T I N G K AT K E S E J A H T E R A A N
M A S YA R A K A T D E S A K L A R E YA N

Laporan Penelitian Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas

Mata Kuliah MPS Kuantitatif


Dosen Pengampu : Tri Asih Wismaningtyas, S.I.A., M.A

Disusun oleh :
Kelompok 1
Nama Anggota :
1) Winna Kurniasari (1910201012)
2) Anisa Noviliyani (1910201014)
3) Yofa Aldila Dellas M (1910201015)
4) Bagas Daifullah (1910201016)

PROGRAM STUDI ADMINISTRASI NEGARA


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS TIDAR
2020
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Laporan Kinerja Tahunan yang disusun berdasarkan ketentuan Peraturan
Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun
2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara
Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah di Kabupaten Pemalang. Laporan yang
disusun sebagai salah satu upaya dalam mewujudkan reformasi birokrasi di lingkungan
Pemerintah Kabupaten Pemalang dan sebagai perwujudan akuntabilitas serta sarana
informasi kepada masyarakat yang membutuhkan.
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Kabupaten Pemalang Tahun 2018
memuat tentang perencanaan, perjanjian kinerja dan capaian kinerja tahun ketiga
periode 2016-2021 Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)
Kabupaten Pemalang, baik keberhasilan maupun kegagalan dalam mencapai tujuan dan
sasaran strategis. Laporan yang dibuat oleh Pemkab Pemalang juga memuat aspek
keuangan yang secara langsung berhubungan antara masyarakat dan yang dibelanjakan
dengan hasil atau manfaat yang diterima oleh masyarakat.
Penyusunan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) sebagai bentuk
pelaporan kinerja yang telah di wujudkan oleh Pemerintah Kabupaten Pemalang selama
satu tahun untuk mendorong tata kelola pemerintahan yang baik dengan melaporkan
kinerjanya dalam memberikan pelayanan public kepada masyarakat.
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Kabupaten Pemalang Tahun 2018
ini merupakan amanat Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan
Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah, Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014
tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, dan Instruksi Presiden
Nomor 5 Tahun 2004 tentang Percepatan Pemberantasan Korupsi.
Penyusunan Laporan Kinerja ini berdasarkan pada Peraturan Menteri
Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014
tentang Petunjuk Teknis Penyusunan, Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Reviu
atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah, di mana pelaporan capaian kinerja organisasi
secara transparan dan akuntabel merupakan bentuk pertanggungjawaban atas kinerja
Pemerintah Kabupaten Pemalang.
Akuntabilitas merupakan perwujudan dari kewajiban guna mempertanggung
jawabkan keberhasilan atau kegagalan misi organisasi dalam mencapai sasaran yang
telah ditetapkan melalui media pertanggungjawaban yang dilangsungkan secara
periodik. Salah satu rangkaian kegiatan yang harus dilakukan setiap tahun dan
merupakan salah satu bentuk manifestasi dari evaluasi semua rangkaian yang telah
dilakukan selama satu tahun anggaran diwujudkan dalam Penyusunan Laporan Kinerja
Instansi Pemerintah (LKjIP). Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) juga
berperan sebagai alat kendali, alat penilai kinerja serta alat pendorong terwujudnya good
governance.
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) pada Desa Klareyan,Kecamatan
Petarukan,Kabupaten Pemalang dalam memberikan pelayanan publik terhadap
masyarakat Desa Klareyan dengan melihat kesejahteraan masyarakat dalam mengatasi
kemiskinan akan menjadi Permasalahan Utama (Strategic Issued) adalah suatu keadaan
yang memerlukan perhatian serta antisipasi dalam sebuah perencanaan pembangunan
daerah karena dampak yang akan ditimbulkan bagi masyarakat di suatu daerah dimasa
mendatang agar tidak menimbulkan permasalahan yang lebih besar atau menghilangkan
peluang berkaitan dengan kesejahteraan masyarakat dalam jangka panjang.
Analisis isu-isu strategis merupakan bagian penting dan sangat menentukan
dalam proses penyusunan rencana pembangunan daerah untuk melengkapi tahapan-
tahapan yang telah dilakukan sebelumnya. Identifikasi isu yang tepat dan bersifat
strategis meningkatkan akseptabilitas prioritas pembangunan sehingga dapat
dipertanggung jawabkan secara moral dan etika birokratis.
Kesejahteraan masyarakat dapat dijadikan sebagai ukuran atas keberhasilan
pembangunan suatu daerah. Pemerataan hasil pembangunan biasanya dikaitkan dengan
pemerataan pendapatan dan masalah kemiskinan. Adapun Jumlah Penduduk dan
Persentase Penduduk Miskin di Kabupaten Pemalang Tahun 2014-2018 terdapat pada
tabel berikut ini:
Jumlah dan Persentase Penduduk Miskin Kabupaten Pemalang mengalami
penurunan setiap tahunnya. Dari angka awal sebesar 18,44% di tahun 2014 terus
mengalami perbaikan dan penurunan hingga mencapai angka 16,04% pada tahun 2018.
Hal ini menunjukan kinerja Pemerintah Kabupaten Pemalang dalam mengentaskan
program kemiskinan mengalami progres yang cukup memuaskan dan perlu terus
ditingkatkan sehingga mampu memenuhi target sebesar 15,4% sesuai dengan target
akhir RPJMD 2016-2021 serta mampu menyusul capaian Provinsi Jawa Tengah sebesar
11,32% pada Tahun 2018.

Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa capaian kinerja sasaran Rata-rata
Skor Survey Kepuasan Masyarakat pada PD Pelayanan Publik adalah 102,51% dengan
kategori Sangat Baik. Untuk mencapai target akhir RPJMD, dibutuhkan peningkatan
skor sebanyak 0,47 atau 0,59 % kinerja.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana tingkat kesejahteraan masyarakat di Desa Klareyan, Kecamatan
Petarukan, Kabupaten Pemalang?
2. Apa saja peranan pemerintah setempat guna menekan angka kemiskinan di Desa
Klareyan?
3. Bagaimana kualitas kinerja pegawai pemerintah Desa Klareyan?
1.3 Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui tingkat kesejahteraan masyarakat di Desa Klareyab,
Kecamatan Petarukan, Kabupaten Pemalang.
2. Untuk mengetahui peranan pemerintah setempat guna menekan angka
kemiskinan di Desa Klareyan.
3. Untuk mengetahui bagaimana kualitas kinerja pegawai pemerintah Desa
Klareyan.
1.4 Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:
a. Manfaat Praktis
1. Bagi pemerintah, diharapkan dengan adanya penelitian ini dapat mengetahui
kinerja pegawainya dalam rangka meningkatkan kesejahteraan
masyarakatnya. Selain itu, dapat memberikan masukan dan sebagai bahan
pertimbangan membuat kebijakan.
2. Bagi masyarakat, memberi informasi tingkat kinerja pegawai pemerintah
Desa Klareyan sehingga dapat digunakan sebagai alat pengawasan
mengenai kinerja pegawai pemerintah Desa Klareyan.

b. Manfaat Teoritis
Membantu untuk memperluas wawasan dan pengetahuan mengenai kualitas
kerja pemerintah sehingga bisa mengetahui pengaruh kinerja pegawai dengan
tingkat kesejahteraan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Deskripsi Teori


2.2.1 Kinerja Pegawai
Menurut Mangkunegara (2012:9), kinerja pegawai (prestasi kerja) adalah hasil
kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang karyawan dalam
melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya
Kemudian Sedarmayanti (2011:260) juga mengemukakan bahwa kinerja adalah hasil
kerja yang didapat oleh seseorang atau sekelompok orang dalam suatu organisasi sesuai
dengan wewenang dan tanggung jawab masingmasing dalam upaya mencapai tujuan
organisasi.
Karakteristik orang yang mempunyai motif berprestasi/kinerja tinggi menurut
David C. McClelland (1961:112) yang dikutip oleh Mangkunegara (2012:68) yaitu:
1. Memiliki tanggung jawab pribadi yang tinggi.
2. Berani mengambil dan memikul resiko.
3. Memiliki tujuan yang realistis.
4.Memiliki rencana kerja yang menyeluruh dan berjuang untuk merealisasi tujuan.
5. Memanfaatkan umpan balik (feed back) yang konkrit dalam seluruh kegiatan kerja
yang dilakukan.
Menurut Hennry Simamora (1995:500) seperti dikutip Mangkunegara
(2012:14), faktor–faktor yang mempengaruhi kinerja sebagai berikut:
1. Faktor Individu .
2. Faktor Psikologis
3. Faktor Organisasi
Sedarmayanti (2011:268) menjelaskan indikator-indikator yang digunakan
dalam menilai kinerja pegawai, yaitu : prestasi kerja, tanggung jawab, ketaatan,
kejujuran, kerjasama, kemampuan inisiatif, kepemimpinan.
Kemudian berdasarkan peraturan pemerintah nomor 46 tahun 2011 tentang penilaian
prestasi kerja pegawai negeri sipil (PNS) dikemukakan unsur-unsur dalam penilaian
prestasi kerja PNS yang terdiri dari sasaran kerja pegawai (SKP) dan perilaku kerja.
Dimana, SKP dinilai dengan indikator: kuantitas, kualitas, waktu, dan biaya. Sedangkan
perilaku kerja dinilai dengan indikator: orientasi pelayanan, integritas, komitmen,
disiplin, kerjasama dan kepemimpinan.
2.2.2. Kesejahteraan Masyarakat
Konsep kesejahteraan dikembangkan menjadi lebih luas dibandingan sekedar
mengukur aspek pendapatan nominal. Kesejahteraan adalah standard living, wellbeing,
welfare, dan quality of life. Brudeseth (2015) menyatakan kesejahteraan sebagai
kualitas kepuasan hidup yang bertujuan untuk mengukur posisi anggota masyarakat
dalam membangun keseimbangan hidup mencakup antara lain, (a) kesejahteraan materi,
(b) kesejahteraan bermasyarakat, (c) kesejahteraan emosi, (d) keamanan.
Kajian organisasi ekonomi dalam keluarga menggunakan permintaan terhadap
barang strategis sebagai indikator kesejahteraan. Ukuran lainnya kesejahteraan adalah
proporsi pengeluaran untuk pangan. Kesejahteraan merupakan pencerminan dari
kualitas hidup manusia (quality of human life), yaitu suatu keadaan ketika terpenuhinya
kebutuhan dasar serta terealisasikannya nilai-nilai hidup. Istilah kesehatan sosial
keluarga dan kesejahteraan sosial keluarga bagi keluarga yang dapat melahirkan
individu dengan pertumbuhan dan perkembangan yang baik.
Pengertian kesejahteraan sosial merupakan sistem suatu bangsa tentang manfaat
dan jasa untuk membantu masyarakat guna memperoleh kebutuhan sosial, ekonomi,
pendidikan, kesehatan yang penting bagi kelangsungan masyarakat tersebut. Seseorang
yang mempunyai kekurangan kemampuan mungkin memiliki kesejahteraan yang
rendah, kurangnya kemampuan dapat berarti kurang mampu untuk mencapai fungsi
tertentu sehingga kurang sejahtera. Terdapat beragam pengertian mengenai
kesejahteraan, karena lebih bersifat subjektif dimana setiap orang dengan pedoman,
tujuan dan cara hidupnya yang berbeda-beda akan memberikan nilai-nilai yang berbeda
pula tentang kesejahteraan dan faktor-faktor yang menentukan tingkat kesejahteraan.
Keluarga sejahtera lebih sedikit dari keluarga pra-sejahtera, pendapatan per
kapita keluarga prasejahtera lebih rendah dari keluarga sejahtera, pendapatan keluarga
sejahtera dan prasejahtera lebih tinggi dari kriteria kemiskinan. Persentase pengeluaran
pangan keluarga prasejahtera lebih besar dari keluarga sejahtera, pengetahuan gizi ibu
dari keluarga prasejahtera lebih rendah dari keluarga sejahtera, status gizi balita baik
dari keluarga sejahtera lebih baik dari status gizi balita keluarga pra-sejahtera. Dalam
kaitannya dengan perilaku konsumsi di keluarga, khususnya menyoroti perilaku
altruistik dari sebagian anggota keluarga dari sudut pandang ahli ekonomi terhadap
perilaku konsumsi di keluarga. Anggota keluarga altruistik melakukan serangkaian
perilaku pengorbanan yang menyebabkan peningkatan kesejahteraan bagi anggota
lainnya dalam keluarga. Hasil kajian sebaliknya menunjukkan bahwa peningkatan
sumber daya bagi anggota keluarga yang egoistik berakibat terhadap penurunan
kesejahteraan anggota keluarga lainnya, khususnya yang altruistik. Sedang Narayan, et
al., (2000) mengkaji kemiskinan (poverty) di berbagai negara serta menganalisis faktor-
faktor yang mempengaruhinya. Dalam kajian tersebut digunakan beberapa konsep atau
istilah kesejahteraan sebagai sisi lain pengukuran kemiskinan seperti kesejahteraan
material dan kesejahteraan psikologi.

2.2 Penelitian Yang Relevan


Adapun beberapa penelitian yang relevan dengan penelitian yang akan
dilakukan dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:
No Data Peneliti Judul Peneliti Metode
Hasil
1. SYUTRIKA Pengaruh Penelitian ini
Kesejahteraan
REMPOWATU Kesejahteraan menggunakan
berpengaruh positif
ALDEN Terhadap Kinerja metode survei
dan signifikan
LALOMA Pegawai di dengan
terhadap kinerja
RULLY MAMBO Inspektorat Daerah pendekatan
pegawai di
Kabupaten Bolaang kuantitatif
Inspektorat Daerah
Mongondow Kabupaten Bolaang
Mogondow. Hal ini
berarti semakin baik
kesejahteraan maka
semakin tinggi
kinerja pegawai.
2. TITA KOMALA PENGARUH Metode Kesejahteraan
KESEJAHTERAAN deskriptif- berpengaruh positif
TERHADAP kuantitatif dan signifikan
KINERJA dengan jenis terhadap kinerja
PEGAWAI PADA penelitian pegawai pada UPTD
UPTD lapangan
PEMELIHARAAN
JALAN
MAJENANG
3. Hermanto dan PENGARUH Metode Adanya pengaruh
Darmanah KESEJAHTERAAN deskriptif- yang sedang antara
TERHADAP kuantitatif. Kesejahteraan dan
KEPUASAN
KERJA PEGAWAI Kepuasan Kerja
PADA Pegawai pada
SEKRETARIAT Sekretariat Dewan
DEWAN OKU OKU Timur.
TIMUR

2.3 Kerangka Berpikir


Kerangka pikir merupakan pemahaman yang melandasi pemahaman-
pemahaman yang lain guna memperjelas gambaran isi dari suatu penelitian. Di tingkat
desa, masyarakat merupakan pengguna dan penerima pelayanan publik yang harus
mendapatkan kualitas pelayanan publik yang baik dari pemerintah desa atau
perangkat/aparat desa,karena kualitas pelayanan yang baik akan mempengaruhi tingkat
kesejahteraan masyarakat.Apabila pelayanan publik yang diberikan kepada masyarakat
sesuai dengan harapan, maka masyarakat akan puas dengan, namun apabila layanan
yang diberikan kepada masyarakat tidak sesuai dengan harapan, maka masyarakat tidak
puas atau akan kecewa.
Adapun gambaran kerangka berfikir dari penelitian ini:

Kesejahteraan masyarakat
Kualitas kinerja pegawai (x)
(y)
2.4 Hipotesis
Hipotesis adalah alternatif dugaan jawaban yang dibuat oleh peneliti bagi
problematika yang diajukan dalam penelitianya. Dugaan jawaban tersebut merupakan
kebenaran yang sifatnya sementara, yang akan diuji kebenaranya dengan data yang
dikumpulkan melalui penelitian.Dengan kedudukanya itu maka hipotesis dapat berubah
menjadi kebenaran,akan tetapi juga dapat tumbang sebagai kebenaran (Arikunto, 2000:
55). Logika berpikir pada proposal ini yang diuji kebenarannya yaitu mengenai kualitas
kinerja pegawai dengan cara mencari tahu kepuasan masyarakat dengan melihat
kesejahteraan masyarakat. Berdasarkan kerangka berpikir diatas,maka hipotesis
sementara yang akan dirumuskan oleh peneliti yaitu “Pengaruh kualitas kinerja
pegawai yang ada di pemerintah Desa Klareyan, Kecamatan Petarukan, Kabupaten
Pemalang terhadap tingkat kesejahteraan masyarakat Desa Klareyan”
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian


Dalam penelitian ini, metode yang digunakan adalah teknik kuantitatif,
Penelitian Kuantitatif adalah Penelitian ilmiah yang sistematis terhadap bagian-bagian
dan fenomena serta hubungan-hubungannya. Hasil dari analisis akan disajikan dalam
bentuk angka yang kemudian dijelaskan dan diinterpretasikan dalam suatu uraian.
3 .2 Lokasi Penelitian
Penelitian ini dibuat dan dilakukan di Kabupaten Pemalang, 18 Oktober 2020.
Bertempat di Desa Klareyan Kecamatan Petarukan Kabupaten pemalang , karena
peneliti sangat tertarik dengan topik yang dibuat dan dikaji secara sistematis, topik
tersebut berjudul “PENGARUH KINERJA PEGAWAI PEMERINTAH DESA
KLAREYAN TERHADAP TINGKAT KESEJAHTERAAN MASYARAKAT DESA
KLAREYAN”.
3.3 Populasi dan Sampel
Dalam suatu penelitian perlu menentukan subjek dan objek penelitian, yang
menjadi subjek penelitian adalah orang atau responden sebagai sumber data, sedangkan
yang menjadi objek penelitian adalah yang menjadi pusat penelitian. Untuk lebih lanjut
dapat diuraikan sebagai berikut :
3.3.1 Populasi
Populasi dalam penelitian adalah sekumpulan individu, benda atau organisme yang
jumlahnya cukup besar atau banyak ( keseluruhan subjek). Dalam penelitian ini
populasinya adalah beberapa masyarkat Desa Klareyan & Pegawai pemerintahan Desa
klareyan.
3.3.2 Sampel
Menurut penuturan Hadi,(Margono,2004 : 121) bahwasannya sampel adalah suatu
kegiatan penelitian yang dilakukan karena beberapa hal berikut:
 Peneliti memiliki tujuan mereduksi objek penelitian sebagai akibat yang akan
ditimbulkan terkait dengan jumlah populasi. Sehingga hanya diperlukan
penelitian sebagian saja.
 Peneliti memiliki tujuan atau maksud untuk mengadakan generalisasi dari
berbagai hasil penelitiannya tersebut. Dengan kata lain terkait berbagai
kesimpulan terhadap objek, gejala, dan juga kejadian yang lebih luas.
Apa yang dipelajari dari sampel itu, kesimpulan akan dilakukan untuk populasi. Untuk
itu sampel yang diambil dari populasi harus betul-betul representative (mewakili).
Untuk mencari jumlah sampel dapat menggunakan teknik slovin (Sugiyono, 2013:116).
Cara menentukan ukuran sampel dengan metode slovin, sebagai berikut:
n= N
1+Ne 2
Dimana :
n = Jumlah sampel
N = Jumlah populasi
e = Kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambil sampel yang dapat
ditoleransi
jadi
n= N
1+14(0,1)2
= 12,5
Jadi, (N) = 14 pegawai, sedangkan (n) = 12,5
Pada penelitian ini telah dibulatkan menjadi 13 orang karena subyek bilangan
pecahan, dengan batas toleransi kesalahan terbesar 10%. Teknik sampling yang
digunakan dalam penelitian ini adalah area (cluster) sampling. Teknik sampling daerah
digunakan untuk menentukan sampel bila obyek yang akan diteliti atau sumber data
sangat luas. Untuk menentukan penduduk mana yang akan dijadikan sumber data, maka
pengambilan sampelnya daerah populasi yang telah ditetapkan (Sugiyono, 121).
3.4 Teknik Pengumpulan Data
Cara memperoleh data dikenal dengan berbagai macam metode yaitu anatara
lain: observasi, wawancara, dan metode kuesioner. Dalam penelitian ini, peneliti
menggunakan metode pengumpulan data berupa kuesioner/ Angket yang disebar ke 13
orang di Desa Klareyan. Menurut Sugiyono (2008:199) “Angket atau kuesioner
merupakan tehnik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat
pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawab”.
Teknik angket digunakan untuk mengumpulkan data tentang Pengaruh Kinerja Pegawai
Pemerintah Desa Klareyan Terhadap Tingkat Kesejahteraan Masyarakat Desa Klareyan.
Angket diberikan kepada beberapa masyarakat Desa Klareyan. Terdapat alat ukur untuk
mengukur instrument penelitian yang akan diteliti oleh peneliti (dalam Arifah, 2016).
Skala likert yang akan digunakan sebagai alat ukur skala sikap dengan empat kategori
jawaban sebagai berikut:
Kategori Nilai
Sangat Puas (SP) 5
Puas (P) 4
Cukup Puas (CP) 3
Tidak Puas (TP) 2
Sangat Tidak Puas (STP) 1

3.5 Definisi Konseptual


Merupakan penarikan batasan yang dijelaskan suatu konsep secara singkat jelas
dan tegas. Definisi dalam penelitian ini menyangkut variabel sebagai berikut:
3.5.1 Kinerja Pegawai
1. Sasaran Kerja Pegawai
Sasaran Kinerja Pegawai (SKP) adalah rencana dan target kinerja yang harus dicapai
oleh pegawai dalam kurun waktu penilaian yang bersifat nyata dan dapat diukur serta
disepakati pegawai dan atasannya.

a. Kuantitas.
Kuantitas adalah segala bentuk satuan ukuran yang terkait dengan jumlah hasil kerja
dan dinyatakan dalam ukuran angka atau yang dapat dipadankan dengan angka”. Hal ini
dapat dilihat dari hasil kerja pegawai dalam kerja penggunaan waktu tertentu dan
kecepatan dalam menyelesaikan tugas dan tanggung jawabnya. Dengan demikian
kuantitas kerja dapat dilihat dari jumlah kerja dan penggunaan waktu. Jumlah kerja
adalah banyaknya tugas pekerjaanya, dapat dikerjakan. Penggunaan waktu adalah
banyaknya waktu yang digunakan dalam menyelesaikan tugas dan pekerjaan.
b. Kualitas.
Menurut Wungu dan Brotoharsojo (2003: 56) bahwa “quality (kualitas) adalah segala
bentuk satuan ukuran yang terkait dengan mutu atau kualitas hasil kerja dan dinyatakan
dalam ukuran angka atau yang dapat dipadankan dengan angka”. Kualitas kerja dapat
diukur melalui ketepatan, kelengkapan, dan kerapian. Ketepatan adalah ketepatan dalam
melaksanakan tugas dan pekerjaan, artinya terdapat kesesuaian antara rencana kegiatan
dengan sasaran atau tujuan yang telah ditetapkan. Kelengkapan adalah kelengkapan
ketelitian dalam melaksanakan tugasnya. Kerapian adalah kerapian dalam melaksanakan
tugas dan pekerjaannya.
c. Waktu
Apabila ditinjau secara umum waktu adalah batasan dan menjadi pengukuran akan
pekerjaan, usia, dan lain sebagainya. Menurut Choan-Seng Song waktu adalah sebuah
ruang yang didalamnya mereka melakukan segala usaha yang memperluas agar dapat
memenuhinya dengan sebanyak mungkin hal yang akan menguntungkan untuk orang
itu. Dan waktu itu akan menjadi sebuah bentuk kesempatan untuk siapapun yang ingin
maju. Menurut Hasan Al Banna waktu adalah sebuah kehidupan. Dan waktu yang
menjadi kehidupan itu adalah waktu yang kita lalui dan akan berakhir jika kita
meninggal.

d. Biaya
Menurut mulyadi (2005:8) menyatakan bahwa pengertian biaya dalam arti luas
adalah,biaya merupakan pengorbanan sumber ekonomi,yang diukur dalam satuan uang,
yang telah terjadi atau yang kemungkinan akan terjadi tujuan tertentu. Menurut Sunarto
(2003:4) menyatakan bahwa pengertian biaya yaitu biaya merupakan harga pokok atau
bagiannya yang telah dimanfaatkan atau dikonsumsi untuk memperoleh pendapatan.

2. Perilaku Kerja
Perilaku kerja merupakan setiap tingkah laku, sikap atau tindakan yang dilakukan oleh
seorang PNS yang seharusnya dilakukan atau tidak dilakukan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.

a) Orientasi Pelayanan
Orientasi pelayanan merupakan sikap dan perilaku kerja PNS dalam memberikan
pelayanan kepada yang dilayani antara lain meliputi masyarakat, atasan, rekan sekerja,
unit kerja terkait, dan/atau instansi lain.

b) Integritas
Integritas merupakan kemampuan seorang PNS untuk bertindak sesuai dengan nilai,
norma dan etika dalam organisasi.

c) Komitmen

Komitmen merupakan kemauan dan kemampuan seorang PNS untuk dapat


menyeimbangkan antara sikap dan tindakan untuk mewujudkan tujuan organisasi
dengan mengutamakan kepentingan dinas daripada kepentingan diri sendiri, seseorang,
dan/atau golongan.

d) Disiplin

Disiplin merupakan kesanggupan seorang PNS untuk menaati kewajiban dan


menghindari larangan yang ditentukan dalam peraturan perundang-undangan atau
peraturan kedinasan yang apabila tidak ditaati atau dilanggar dijatuhi sanksi.

e) Kerjasama
Kerjasama tim merupakan bentuk kerja kelompok yang bertujuan untuk mencapai target
yang sudah disepakati sebelumnya. Harus disadari bahwa teamwork merupakan
peleburan berbagai pribadi yang menjadi satu untuk mencapai tujuan bersama. Tujuan
tersebut bukanlah tujuan pribadi, bukan tujuan ketua tim, bukan pula tujuan dari pribadi
paling popular dari tim. Dalam sebuah tim yang dibutuhkan adalah kemauan untuk
saling bergandeng tangan menyelesaikan pekerjaan.
f) Kepemimpinan
Kepemimpinan merupakan kemampuan dan kemauan PNS untuk memotivasi dan
mempengaruhi bawahan atau orang lain yang berkaitan dengan bidang tugasnya demi
tercapainya tujuan organisasi.

3.5.2 Kesejahteraan
1. Ekonomi Keluarga
Ekonomi keluarga merupakan salah satu unit kajian ekonomi pada unit paling kecil dari
unit ekonomi paling besar. Kajian unit ekonomi keluarga membahas tentang bagaimana
keluarga menghadapi masalah kelangkaan sumber daya untuk memuaskan keinginan
dan kebutuhan akan barang dan jasa sehingga keluarga dituntut mampu menentukan
pilihan berbagai macam kegiatan untuk mencapai tujuan.

3.6 Definisi perasional

Variabel Dimensi Indikator Item Pertanyaan

Kinerja Pegawai Sasaran kerja Kuantitas Apakah


pegawai kuantitas(bantuan)
pelayanan sudah
diberikan secara
maksimal oleh
pemerintah desa?

Kualitas Apakah kualitas


layanan sudah
diberikan secara
maksimal oleh
pemerintah desa
kepada masyarakat?
Waktu Sudah efektif waktu
pelayanan yang
berikan kepada
masyarakat?
Biaya Apakah pemerintah
desa sudah secara
terbuka terkait
biaya bantuan
selama pandemi ini
kepada masyarakat
Perilaku kerja Orientasi Bagaimana
pelayanan pelayanan yang
diberikan kepada
masyarakat sudah
cukup memuaskan?

Intregritas Bagaimana sikap


perhatian
pemerintah desa
kepada masyarakat,
apakah sudah
sesuai dengan
keinginan
masyarakat?

Komitmen Apakah pemerintah


desa sudah
bersungguh
sungguh dalam
memberikan
pelayanan
terbaiknya kepada
masyarakat?

Disiplin Apakah pegawai


pemerintah desa
Klareyan sudah
berangkat kerja
tepat waktu?
Kerjasama Apakah pegawai
pemerintah desa
Klareyan dapat
berkerja sama
dengan pegawai
yang lain?
Kepemimpinan Apakah pegawai
pemerintah
Klareyan sudah
dapat
mengkoordinasi tim
nya?
Kesejahteraan Ekomoni dalam Apakah masyarakat
ekonomi masyarakat keluarga sudah merasakan
menggunakan dampak baik dari
permintaan kebijakan
terhadap barang perekonomian yang
Rendahnya Tingkat strategis dilakukan oleh
Kesejahteraan pemerintah desa
Klareyan, (contoh
menerima
bantuan) ?
3.7 Pengujian Validitas
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan kevalidan atau kesahihan suatu
instrument. Jadi pengujian validitas itu mengacu pada sejauh mana suatu instrument
dalam menjalankan fungsi. Menurut Arikunto (1995) Validitas adalah keadaan yang
menggambarkan tingkat instrumen bersangkutan yang mampu mengukur apa yang akan
diukur.
Setelah melakukan uji validitas konten kepada ahli, kemudian instrumen direvisi
sesuai saran/masukan dari ahli. Instrumen dinyatakan valid secara konten tergantung
dari ahli. Ahli bebas memberikan penilaian apakah instrumen ini valid atau tidak.
Indikator bahwa suatu instrumen telah valid adalah ahli sudah menerima instrumen,
baik secara isi maupun formatnya, tanpa ada perbaikan kembali. Jika setelah revisi ahli
masih meminta ada perbaikan, maka revisi masih perlu dilakukan hingga ahli benar-
benar menerima instrumen tanpa perbaikan lagi (Fraenkel, Wallen, & Hyun, 2012).
3.7.1 Validitas Konstruk
Validitas konstruk fokus pada sejauh mana alat ukur menunjukkan hasil
pengukuran yang sesuai dengan definisinya. Definisi variabel harus jelas agar penilaian
validitas konstruk mudah. Definisi tersebut diturunkan dari teori. Jika definisi telah
berlandaskan teori yang tepat, dan pertanyaan atau pernyataan item soal telah sesuai,
maka instrumen dinyatakan valid secara validitas konstruk (Fraenkel, Wallen, & Hyun,
2012).
3.7.2 Validitas Kriteria
Validitas kriteria fokus pada membandingkan instrumen yang telah
dikembangkan dengan instrumen lain yang dianggap sebanding dengan apa yang akan
dinilai oleh instrumen yang telah dikembangkan. Instrumen lain ini disebut sebagai
kriteria. Ada dua jenis validitas kriteria: 1) Validitas Kriteria Prediktif dan 2) Validitas
Kriteria Bersamaan (Concurrent) (Fraenkel, Wallen, & Hyun, 2012). Perbedaan kedua
uji validitas kriteria tersebut terletak pada waktu pengujian instrumen dengan
kriterianya. Jika pengujian instrumen dan kriterianya dilakukan pada waktu yang
berbeda, maka disebut dengan validitas kriteria prediktif, sedangkan jika pengujian
instrumen dengan kriterianya dilakukan pada waktu yang bersamaan maka disebut
dengan validitas kriteria bersamaan (concurrent). Hasil dari uji instrumen dan
kriterianya kemudian dihubungkan dengan uji korelasi. Berikut ini disajikan rumus
korelasi untuk mencari koefisien korelasi hasil uji instrumen dengan uji kriterianya.
3.8 Pengujian Reliabilitas
Pengertian reliabilitas menurut Azwar (2011) adalah sejauh mana hasil dari
pengukuran yang mempunyai keterpercayaan, keterandalan, keajegan, konsistensi,
kestabilan yang dapat dipercaya. Hasil ukur yang bisa dipercaya jika dalam beberapa
kali pengukuran pada kelompok subjek yang sama, didapatkan dengan hasil yang relatif
sama.
Reliabilitas instrumen dapat diuji dengan beberapa uji reliabilitas. Beberapa uji
reliabilitas suatu instrumen yang bisa digunakan antara lain test-retest, ekuivalen, dan
internal consistency. Internal consistency sendiri memiliki beberapa teknik uji yang
berbeda. Teknik uji relibilitas internal consistency terdiri dari uji split half, KR 20, KR
21, dan Alfa Cronbach. Namun, setiap uji memiliki kriteria instrumen seperti apa yang
bisa diuji dengan teknik tersebut.
3.8.1 Test-Retest
Pengujian reliabilias dengan testretest dilakukan dengan cara mencobakan satu
jenis instrumen beberapa kali pada subjek (responden) yang sama. Reliabilitas
ginstrumen diukur dari koefisien korelasi antara percobaan pertama dengan percobaan
selanjutnya. Instrumen dinyatakan reliabel jika koefisien korelasi positif dan signifikan.
Korelasi antara hasil uji pertama dengan hasil uji selanjutnya diuji dengan korelasi
Product Moment untuk mencari koefisien korelasinya.
Signifikansi koefisien korelasi dapat ditentukan dengan dua cara. Cara pertama
dengan membandingkan koefisien korelasi dengan tabel r Product Moment. Dikatakan
signifikan jika nilai r hitung lebih besar saat dibandingkan dengan r tabel pada tabel r
Product Moment (ri > rt). Cara kedua dengan uji t (Sugiyono, 2014).
Setelah nilai uji t hitung diperoleh, nilai tersebut selanjutnya dibandingkan
dengan harga t tabel. Nilai t tabel yang digunakan disesuaikan dengan signifikansi
penelitian yang digunakan. Signifikansi yang tersedia pada t tabel antara lain 0,50; 0,25;
0,20; 0,05; 0,02; 0,01; dan 0,0005. Namun, biasanya, dalam penelitian pendidikan, nilai
signifikansi yang digunakan yaitu 0,01 atau 0,05. Derajat kebebasan (dk) merupakan
hasil jumlah responden dikurangi dua (dk = n – 2). Signifikansi korelasi antara dua
instrument termasuk signifikan apabila t hitung > dari t tabel (t > tt) (Sugiyono, 2014)
3.8.2 Equivalent
Pengujian reliabilias dengan uji equivalent dilakukan dengan cara mencobakan
instrumen yang berbeda tetapi ekuivalen (sebanding/sepadan). Percobaan dilakukan satu
kali saja pada responden yang sama. Reliabilitas instrumen diukur dari koefisien
korelasi antara percobaan instrumen satu dengan percobaan instrumen yang lainnya.
Instrumen dinyatakan reliabel jika koefisien korelasi positif dan signifikan. Pengujian
koefisien korelasi dan signifikansinya dilakukan seperti pada uji test-retest
menggunakan rumus korelasi Product Moment dan diuji signifikansinya menggunakan r
tabel atau uji t.
3.8.3 Internal Consistency
Pengujian reliabilias dengan uji internal consistency, dilakukan dengan cara
mencobakan instrumen sekali saja pada subjek penelitian. Pengujian ini dapat dilakukan
dengan teknik belah dua (split half) dari Spearman Brown, KR 20, KR 21, atau dengan
teknik Alfa Cronbach. Hasil pengujian tersebut kemudian dianalisis dengan teknik
tertentu tergantung jenis instrumennya.

3.9 Teknik Analisis Data.


Menurut Sugiono,2014 Pengertian teknik analisis data adalah proses penelitian
yang sangat sukar dikerjakan, hal ini lantaran membutuhkan kerja keras, fikiran yang
kreatif, dan kemampuan pengetahuan yang tinggi. Dalam pandangannya, teknik analisis
data tidak bisa disamakan antara satu penelitian dengan penelitian yang lainnya,
terutama mengenai metode yang dipergunakan.
Teknik analisis data menggunakan teknik analisis deskriptif yaitu uraian
penggambaran untuk menjelaskan jawaban yang diberikan responden dalam skala.
Pengolahan data yang akan dilakukan menggunakan software spss, dengan acuan hasil
skala likert untuk menjelaskan kriteria dan menarik kesimpulan.

Pada penelitian kuantitatif pengolahan data berlangsung melalui 3 tahap. ;


1. Editing atau pemeriksaan data- data yang telah di kumpulkan,
2. Pembuatan kode/koding bertujuan menyederhanakan data melalui simbol-simbol
tertentu,
3. Tabulasi atau proses memasukan data yang telah di kelompokan.
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Deskripsi data

Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif deskriptif, sampel yang


digunakan pada penelitian ini adalah masyarakat Desa Klareyan,Kecamatan
Petarukan,Kabupaten Pemalang. Melalui instrument angket yakni terkait Kinerja
Pegawai Pemerintah Desa Klareyan.

Pada saat data untuk melakukan penelitian telah terkumpul, selanjutnya


dilakukan pembuatan instrumen penelitian berupa kuesioner. Langkah-langkah yang
dilakukan adalah membuat kisi-kisi instrument penelitian, menyusun instrument
penelitian berupa kuesioner yang kemudian disampaikan kepada responden. Responden
yang dipercaya untuk memberikan penilaian pada instrument penelitian ini berjumlah
13 orang resonden yang berasal dari sampel penelitian yang berasal dari masyarakat
Desa Klareyan. Kemudian dilakukan uji validitas melalui aplikasi SPSS dan uji
reliabilitas instrument melalui excel, untuk mengetahui apakah data yang didapat valid
atau tidak.

Pekerjaan terakhir adalah perhitungan statistik dan pelaporan hasil. Data hasil
angket yang telah diperoleh dari responden kemudian ditabulasi ke dalam table yang
dapat mendeskripsikan semua nilai dan jumlah dari data responden. Slovin data ini
dibuat guna untuk mempermudah perhitungan statistic berikutnya, yaitu guna
mengetahui nilai kecenderungan. Selanjutnya, hasil perhitungan yang telah dianalisis
dituangkan dalam hasil pembahasan penelitian.

Berikut data yang didapat dari hasil pengisian kusioner berupa total skor dari
item soal yang telah dijawab oleh responden:

NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 Jumlah
1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 21
2 3 3 3 3 4 3 4 4 5 4 5 41
3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 44
4 4 3 3 3 3 3 4 4 2 3 4 36
5 3 4 3 3 4 4 3 4 4 4 4 40
6 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 35
7 5 4 5 4 5 5 5 4 5 5 5 52
8 3 2 2 2 3 3 3 2 3 2 3 28
9 3 3 3 3 2 2 3 4 4 3 3 33
10 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 44
11 3 3 2 1 2 2 2 1 2 2 3 23
12 3 3 3 2 3 3 3 2 2 3 3 30
13 3 3 3 5 4 4 3 3 4 3 4 39
Rata-Rata : 35,84 = 36
No Kode responden Skor total
1. R1 21
2. R2 41
3. R3 44
4. R4 36
5. R5 40
6. R6 35
7. R7 52
8. R8 28
9. R9 33
10. R10 44
11. R11 23
12. R12 30
13. R13 39
Jumlah 466

4.1.1 Pelaksanaan Penelitian

Pelaksanaan pengisian kuesioner dilakukan secara virtual atau dengan


menggunakan google form dikarenakan situasi dan pandemic covid-19 yang melanda
hampir seluruh wilayah di Indonesia sehingga pengisian kuesioner tidak bisa bertemu
langsung kepada responden melalui angket yang dibagikan. Responden diminta untuk
menjawab beberapa item pertanyaan yang tersedia dengan opsi jawaban “SANGAT
PUAS“,”PUAS”,”CUKUP PUAS”,”TIDAK PUAS” & “SANGAT TIDAK PUAS”
sebanyak 11 item pertanyaan.

Dari jumlah terget responden yakni sejumlah 13 orang, peneliti dapat mencapai
angka maksimal yaitu 13 orang partisipan. Angka tersebut adalah angka maksimal yang
dapat diperoleh oleh peneliti, hal ini dikarenakan semua responden telah mengisi
kuesioner sesuai prosedur.

4.1.2. Pengujian Instrumen Penelitian

Pengujian instrument merupakan bagian penting dalam penelitian. Dengan


instrument yang valid dan reliable dalam pengumpulan data,diharapkan hasil penelitian
akan menjadi valid dan reliable. Jadi instrument yang telah teruji validitas dan
reliabilitasnya akan menjadi penentu syarat mutlak untuk mendapatkan hasil penelitian
yang valid dan reliable.

4.1.2.1. Uji Validitas

Analisis validitas butir instrument penelitian berupa kuisioner dengan memakai tabel
hasil. Uji validitas akan menguji masing-masing variabel yang digunakan dalam
penelitian ini, dimana di dalam seluruh variabel penelitian ini memuat 11 pertanyaan
yang harus dijawab responden. Adapun kriteria digunakan dalam menentukan valid
tidaknya pertanyaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Perhitungan yang
dilakukan dengan rumus Product Moment Pearson, dengan kriteria pengukuran apabila
Rhitung > Rtabel, maka isntrumen dianggap valid, dan apabila Rhitung < Rtabel, maka instrumen
dianggap tidak valid. Berikut table hasil perhitungan validitas menggunakan aplikasi
SPSS :
Co rre latio ns
Item_1 Item_2 Item_3 Item_4 Item_5 Item_6 Item_7 Item_8 Item_9 Item_10 Item_11 Skor_total
Item_1 Pearson 1 .723** .754** 0.499 .672* .709 ** .811 ** 0.550 0.469 .709** .740** .798 **
Correlatio
n
Sig. (2- 0.005 0.003 0.082 0.012 0.007 0.001 0.051 0.106 0.007 0.004 0.001
tailed)
N 13 13 13 13 13 13 13 13 13 13 13 13
Item_2 Pearson .723** 1 .766** .560* .688 ** .723 ** .589 * .645 * .565* .854** .663* .812 **
Correlatio
n
Sig. (2- 0.005 0.002 0.047 0.009 0.005 0.034 0.017 0.044 0.000 0.013 0.001
tailed)
N 13 13 13 13 13 13 13 13 13 13 13 13
Item_3 Pearson .754** .766** 1 .687 ** .723 ** .754 ** .878 ** .668 * .598* .854** .615* .874 **
Correlatio
n
Sig. (2- 0.003 0.002 0.010 0.005 0.003 0.000 0.013 0.031 0.000 0.025 0.000
tailed)
N 13 13 13 13 13 13 13 13 13 13 13 13
Item_4 Pearson 0.499 .560* .687** 1 .733 ** .749 ** .621 * .722** .688** .666* .621* .812 **
Correlatio
n
Sig. (2- 0.082 0.047 0.010 0.004 0.003 0.024 0.005 0.009 0.013 0.024 0.001
tailed)
N 13 13 13 13 13 13 13 13 13 13 13 13
Item_5 Pearson .672* .688** .723** .733 ** 1 .956 ** .755 ** .608 * .743** .862** .864** .912 **
Correlatio
n
Sig. (2- 0.012 0.009 0.005 0.004 0.000 0.003 0.027 0.004 0.000 0.000 0.000
tailed)
N 13 13 13 13 13 13 13 13 13 13 13 13
Item_6 Pearson .709** .723** .754** .749 ** .956 ** 1 .708 ** 0.550 .629* .806** .740** .879 **
Correlatio
n
Sig. (2- 0.007 0.005 0.003 0.003 0.000 0.007 0.051 0.021 0.001 0.004 0.000
tailed)
N 13 13 13 13 13 13 13 13 13 13 13 13
Item_7 Pearson .811** .589* .878** .621* .755 ** .708 ** 1 .738** .605* .811** .763** .875 **
Correlatio
n
Sig. (2- 0.001 0.034 0.000 0.024 0.003 0.007 0.004 0.028 0.001 0.002 0.000
tailed)
N 13 13 13 13 13 13 13 13 13 13 13 13
Item_8 Pearson 0.550 .645* .668* .722 ** .608* 0.550 .738 ** 1 .712** .803** .697** .823 **
Correlatio
n
Sig. (2- 0.051 0.017 0.013 0.005 0.027 0.051 0.004 0.006 0.001 0.008 0.001
tailed)
N 13 13 13 13 13 13 13 13 13 13 13 13
Item_9 Pearson 0.469 .565* .598* .688 ** .743 ** .629 * .605 * .712** 1 .790** .763** .814 **
Correlatio
n
Sig. (2- 0.106 0.044 0.031 0.009 0.004 0.021 0.028 0.006 0.001 0.002 0.001
tailed)
N 13 13 13 13 13 13 13 13 13 13 13 13
Item_10 Pearson .709** .854** .854** .666* .862 ** .806 ** .811 ** .803** .790** 1 .843** .951 **
Correlatio
n
Sig. (2- 0.007 0.000 0.000 0.013 0.000 0.001 0.001 0.001 0.001 0.000 0.000
tailed)
N 13 13 13 13 13 13 13 13 13 13 13 13
Item_11 Pearson .740** .663* .615* .621* .864 ** .740 ** .763 ** .697** .763** .843** 1 .880 **
Correlatio
n
Sig. (2- 0.004 0.013 0.025 0.024 0.000 0.004 0.002 0.008 0.002 0.000 0.000
tailed)
N 13 13 13 13 13 13 13 13 13 13 13 13
Skor_total Pearson .798** .812** .874** .812 ** .912 ** .879 ** .875 ** .823** .814** .951** .880** 1
Correlatio
n
Sig. (2- 0.001 0.001 0.000 0.001 0.000 0.000 0.000 0.001 0.001 0.000 0.000
tailed)
N 13 13 13 13 13 13 13 13 13 13 13 13
**.
Correlatio
n is
significant
at the 0.01
level (2-
tailed).
*.
Correlatio
n is
significant
at the 0.05
level (2-
tailed).

Berdasarkan table diatas dapat dilihat bahwa Rhitung semua item melebihi atau lebih besar
dibanding dengan Rtabel, maka dari itu kuesioner yang digunakan valid.

4.1.2.1. Uji Reliabilitas


Untuk mengetahui apakah instrument yang digunakan dapat dipercaya atau tidak
sebagai alat pengumpul data maka peneliti menguji reliabilitas dari suatu instrument
yang sudah dibuat. Uji reliabilitas adalah tingkat kestabilan suatu pengukuran dalam
mengukur suatu gejala/kejadian. Semakin tinggi reliabilitas suatu pengukuran maka
semakin stabil pula alat pengukur tersebut. Jika alpha > rtabel = konsisten dan alpha <
rtabel = tidak konsisten. Adapun dasar pengambilan keputusan dalam uji reliabilitas
adalah sebagai berikut : Apabila nilai Cronbach’s Alpha > 0,60 maka kuesioner atau
angket dinyatakan reliabel atau konsisten. Sementara, apabila nilai Cronbach’s Alpha <
0,60 maka kuesioner dinyatakan tidak reliabel atau tidak konsisten.

No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 Jumlah Jenis Kelamin Pekerjaan


1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 21 L Buruh
2 3 3 3 3 4 3 4 4 5 4 5 41 P Ibu rumah tangga
3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 44 L Mahasiswa
4 4 3 3 3 3 3 4 4 2 3 4 36 L Buruh
5 3 4 3 3 4 4 3 4 4 4 4 40 L Mahasiswa
6 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 35 P Mahasiswa
7 5 4 5 4 5 5 5 4 5 5 5 52 P Mahasiswa
8 3 2 2 2 3 3 3 2 3 2 3 28 L Mahasiswa
9 3 3 3 3 2 2 3 4 4 3 3 33 P Mahasiswa
10 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 44 P Mahasiswa
11 3 3 2 1 2 2 2 1 2 2 3 23 P Mahasiswa
12 3 3 3 2 3 3 3 2 2 3 3 30 L Mahasiswa
13 3 3 3 5 4 4 3 3 4 3 4 39 L Mahasiswa
r hitung 0.7980791 0.8117769 0.8738589 0.8116873 0.9116873 0.8794518 0.8754804 0.8234722 0.813862 0.950653 0.880483175
r tabel 0.2732 0.2732 0.2732 0.2732 0.2732 0.2732 0.2732 0.2732 0.2732 0.2732 0.2732
v/t V V V V V V V V V V V
varians 1.15 0.53 0.75 1.15 1.03 1.34 1.63 2.73 3.41 4.07 4.59 22.38 78.14 0.79
jumlah varians varians total Realibilitas
Dari table diatas bisa disimpulkan bahwa hasil uji reliabilitas berikut 78,14 > 0,2732
dan nilai Cronbach’s Alpha > 0,60 yaitu dengan hasil 0,79. Maka dengan hasil itu,
instrument penelitian dianggap reliabel.
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Berdasarkan tanggapan responden sebagian besar menjawab cukup puas


terhadap indikator pengalokasian bantuan kemiskinan, hal ini terjadi
dikarenakan adanya bantuan yang digelontorkan oleh pemrintah desa klareyan
ditengah masa pandemi saat ini memang sangat riskan dan benar –benar
dibutuhkan oleh semua masyarakat.
2. Berdasarkan tanggapan responden sebagian besar menjawab cukup puas
terhadap indikator kemampuan kerja, hal ini terjadi dikarenakan adanya pegawai
yang masih belum mampu menyelesaikan pekerjaanya sesuai dengan ketentuan
yang ada, seperti saat proses pembuatan e-KTP adanya kesalahan pada pengisian
data (nama, alamat, tempat/tanggal lahir).
3. Berdasarkan tanggapan responden sebagian besar menjawab puas terhadap
indikator kinerja pelayanan, hal ini terjadi dikarenakan adanya pegawai yang
tepat janji, seperti kesepakatan waktu dalam pembuatan surat izin, surat
rekomendasi atau KTP.
4. Berdasarkan tanggapan responden sebagian besar menjawab puas terhadap
indikator kepedulian, hal ini terjadi dikarenakan adanya pegawai yang banyak
melihat masalah dan kebutuhan masyarakat..
5. Berdasarkan tanggapan responden sebagian besar menjawab cukup puas
terhadap indikator kesungguhan pemerintah desa, hal ini terjadi dikarenakan
adanya pegawai yang belum sepenuhnya bertanggung jawab dalam
melaksanakan pekerjaannya, seperti adanya pekerjaan yang tidak terselesaikan
tepat pada waktunya dan tidak sepenuhnya menerima resiko kesalahan yang
diberikan.
6. Berdasarkan tanggapan responden sebagian besar menjawab puas terhadap
indikator koordinasi antar pemerintah desa, hal ini terjadi dikarenakan sudah
terjadinya koordinasi yang baik antara pemerintah desa baik kepada masyarakat
maupun terhadap pejabat diatas kelurahan.
7. Berdasarkan hipotesis dari hasil uji statistik, diketahui t hitung < t tabel yaitu < ,
maka ini berarti Ho diterima, Ha ditolak. Dapat disimpulkan bahwa ada
pengaruh secara signifikan antara kinerja pegawai terhadap pelayanan di Kantor
Kelurahan Klareyan. Jadi, dapat disimpulkan bahwa antara variabel kinerja
(variabel X) terhadap variabel pelayanan (variabel Y) mempunyai pengaruh
walaupun kecil.
B. Saran

1. Kantor Kepala Desa Klareyan diharapkan dapat memberikan seminar atau


pelatihan kepada masing-masing pegawai terhadap pekerjaannya sehingga
pegawai mengerti sejauh mana tugas yang harus mereka kerjakan serta mampu
melaksanakan pekerjaan dengan penuh tanggung jawab dan kesetiaan, yaitu
bersungguh- sungguh dalam menjalankannya agar selesai tepat pada waktunya.
2. Kantor Kepala Desa Klareyan diharapkan dapat meletakkan pegawai pada
posisi kerja/jabatan sesuai dengan tingkat pendidikan, sehingga pegawai
memiliki kemampuan kerja yang baik.
3. Kantor Kepala Desa Klareyan diharapkan adanya biaya dan penyelesaian waktu
kerja yang transparan dari kantor sehingga terciptanya pegawai yang jujur dan
bersih.
4. Kantor Kepala Desa Klareyan diharapkan dapat menumbuhkan rasa sadar atau
dengan memperketat peraturan kepada setiap pegawai dalam pekerjaan,
sehingga dapat bertanggung jawab pada tugasnya.
DAFTAR PUSTAKA
Anoraga, Pandji. 2003. Psikologi Kepemimpinan. Jakarta: Rineka Cipta.
Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta:
Rineka Cipta.
As’ad, Moh. 1991. Seri Ilmu Sumber Daya Manusia: Psikologi Industri. Edisi IV.
Yogyakarta: Liberty.
Danim, Sudarwan. 2004. Motivasi Kepemimpinan dan Efektivitas Kelompok. Jakarta:
Rineka Cipta.
Hasibuan, Malayu S.P. 2002. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta : Bumi
Aksara. V.
Hariandja, Marihot Tua Efendi. 2002. Manajemen Sumber Daya Manusia Pengadaan,
Pengembangan, Pengkompensasian dan Peningkatan Produktivitas Pegawai. Jakarta.
Grasindo. PT. Gramedia.
Hermanto, H., & Darmanah, D. (2020). PENGARUH KESEJAHTERAAN
TERHADAP KEPUASAN KERJA PEGAWAI PADA SEKRETARIAT DEWAN
OKU TIMUR. Jurnal AKTUAL, 17(2), 119-125.
Holil, Muhammad dan Agus Sriyanto. 2007. “Pengaruh Motivasi dan Disiplin Kerja
Terhadap Kinerja Pegawai Kantor Pelayanan Pajak Badan Usaha Milik Negara”.
Fakultas Ekonomi Universitas Budi Luhur.
Permadi K. 1996. Pemimpin dan Kepemimpinan dalam Manajemen. Jakarta: PT.
Rieneka Cipta.
Tita, Komala (2020) PENGARUH KESEJAHTERAAN TERHADAP KINERJA
PEGAWAI PADA UPTD PEMELIHARAAN JALAN MAJENANG. Skripsi thesis,
IAIN Purwokerto.
Rahmat Sukarja,Machasin. (2015). PENGARUH KEPEMIMPINAN DAN
KOMUNIKASI TERHADAP KEPUASAN KERJA DAN KINERJA PEGAWAI
DINAS PENDIDIKAN PROVINSI RIAU. Vol. VII No. 2
REMPOWATU, S., LALOMA, A., & MAMBO, R. (2020). PENGARUH
KESEJAHTERAAN TERHADAP KINERJA PEGAWAI DI INSPEKTORAT
DAERAH KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW. JURNAL ADMINISTRASI
PUBLIK, 6(90).

Robbins, Stephen P. 2008. Perilaku Organisasi. Edisi 12. Jakarta: Salemba Empat.
-----------1998. Perilaku Organisasi: Konsep, Kontroversi, Aplikasi. Jilid 1. Edisi
Bahasa Indonesia. Jakarta: PT. Prenhallindo V.

Anda mungkin juga menyukai