Anda di halaman 1dari 26

PROPOSAL

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PEMERINTAH


DESA MATARA KECAMATAN MAWASANGKA

Oleh :
DARMAWATI
181811514

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS SEMBILANBELAS NOVEMBER KOLAKA
2022
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakag

Perkembangan sektor pablik tidak bisa dilepaskan dari peran pemerintah

mengingat pemerintah merupakan entitas sektor publik yang paling besar dan

dominan dinegara. Sektor publik merupakan sebuah entitas ekonomi yang

memiliki sumber daya ekonomi yang tidak kecil, bahkan bisa dikatakan sangat

besar. Pemerintah daerah dalam menyelenggarakan urusan pemerintah memiliki

hubungan dengan pemerintah pusat dengan pemerintah daerah lainnya

(Nordiawan, 2001).

Perkembangan sektor pablik karena adanya pelaksanaan otonomi daerah

dan desentralisasi. Otonomi daerah dapat mendorong masyarakat agar dapat

mengatur dan mengurus daerahnya, maka pemerintah daerah harus memiliki

tingkat kemandirian keuangan daerah yang lebih besar. Dalam tingkat

kemandirian keuangan yang lebih yang dimaksud yaitu daerah tidak akan lagi

bergantung pada bantuan dari pemerintah pusat dan provinsi melalui dana

pertimbangan, dana pertimbangan masih sangat diperlukan untuk mempercepat

pembangunan daerah (Nordiawan, 2001).

Undang-Undang Nomer 32 Tahun 2004 tentang pemerintahan daerah

pasal 1 ayat 12 dan undang- undang khusus mengenai desa nomor 6 tahun 2014

pasal 1 ayat 1 menjelaskan bahwa pengertian desa yakni kesatuan masyarakat

hukum yang mempunyai batas wilayah dan berwenang mengatur serta mengurus

kepentingan masyarakat beserta urusan pemerintahan terkait prakarsa, asal-usul


dan adat istiadat masyarakat di wilayahnya serta sistem pemerintah NKRI

nengakui dan menghormati hak tradisional. Penyelenggaraan pemerintah daerah

adalah subsistem pemerintah negara guna meningkatkan efektifitas dan efisiensi

penyelenggaraan pemerintah dan pelayanan masyarakat (fathah 2017).

Pemerintah desa diberikan hak dan kewenangan yang luas dalam

menyelenggarakan urusan pemerintah desa. Kewenangan ini dimulai dari

perencanaan, peleksanaan, pengawasan, pengendalian hingga evaluasi. Sebagai

konsekuensi dari kewenangan yang telah diberikan, pemerintah desa mempunyai

kewajiban meningkatkan pelayanan dan dan kesejahteraan masyarakat desa secara

demokratis, adil, merata, dan berkesinambungan. Pada hakekatnya hak dan

kewenangan tersebut merupakan amanah yang harus dipertanggung jawabkan

sacara trasparan dan akuntabel, baik kepada masyarakat desa maupun kepada

pemerintah pusat/daeah. Kemampuan pemerintah desa dalam mengelola keuangan

dituangkan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APBDesa) yang

mengambarkan kemampuan pemerintah desa dalam membiayai pelaksanaan

tugas-tugas pemerintah, pembagunan desa, dan pelayanan sosial masarakat desa.

Pengelolaan keuangan desa mempunyai pengaruh yang sangat besar

terhadap perkembangan suatu desa. Pengelolaan keungan desa yang dilaksanakan

dengan baik akan menunjukan bahwa kinerja pemerintah desa juga baik. Untuk

mengetahui seberapa baik suatu pengelolaan keuangan desa, maka perlu

dilakukan analisis kinerja keuangan (Eva,2019).

Analisis kinerja keuangan pemerintah desa merupakan pengukuran atau

penilaian terhadap kinerja pemerintah desa mengenai tingkat pencapaian


pelaksanaan kegiatan pada bidang keuangan dalam jangka waktu tertentu. Dengan

melakukan analisis kinerja keuangan, pemerintah desa dapat melihat bagaimana

pencapaian target, kinerja keuangan yang telah ditetapkan, untuk mengevaluasi

kinerja pemerintahannya, serta sebagai pedoman untuk perbaikan kinerja

keuangan pada periode berikutnya (Eva,2019). Salah satu alat analisis untuk

melakukan kinerja keuangan pemerintah desa adalah dengan menggunakan rasio

keuangan daerah.

Penggunaan rasio keuangan daerah sebagai alat analisis kinerja keuangan

dilakukan dengan cara membadingkan hasil yang dicapai dari satu periode dengan

periode sebelimnya sehingga dapat diketahui bagaimana kecenderungan yang

terjadi (susanto,2019).

Tujuan analisis laporan keuangan adalah menyediakan informasi mengenai

posisi keuangan dan perubahan posisi keuangan suatu perusahaan atau pemerintah

daerah yang berguna bagi para penggunaannya untuk membuat suatu keputusan.

Untuk mengetahui posisi laporan keuangan dengan menganalisis Rasio keuangan.

Rasio yang digunakan dalam menganalisis kinerja keuangan pemerintah desa

sebagai acuan untuk menganalisis kinerja keuangan suatu pemerintah desa selama

satu periode. Rasio keuangan yang digunakan dalam mengukur kinerja keuangan

daerah yaitu Rasio Efektivitas, Rasio Efisiensi, dan Rasio Pertumbuhan.

Kinerja keuangan pemerintah desa matara kecamatan mawasangka

merupakan suatu proses penilaian mengenai tingkat kemajuan pencapaian

pelaksanaan pemerintah dalam bidang keuangan. pembagunan yang ada di desa

matara semakin meningkat dan Pengelolaan keuangannya yang transparan, jujur,

efektif, dan efisiensi itu semua tidak menjamin bahwa kinerja keuangan
pemerintah desa matara baik, maka penulis melihat perlu untuk mengevaluasi

atau menganalisis kinerja keuangan pemerintah desa matara selama ini, sehingga

menjadi suatu bentuk informasi yang penting dalam pengelolaan keuangan

terutama dalam menilai apakah pemerintah desa mampu dan berhasil dalam

mengelola keuangannya dengan baik, serta memberi dampak posistif terhadap

masyarakat desa, atau sebaliknya yang menyebabkan rendahnya tingkat pelayanan

dan tidak mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan suatu

masalah di dalam penelitian ini yaitu “bagaimana kinerja keuangan pemeintah

Desa matara Kecamatan Mawasangka?”

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah ditemukan, maka tujuan

dilakukan penelitian ini yaitu untuk menilai kinerja keuangan pemerintah Desa

Matara Kecamatan Mawasangka.

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan terhadap

pengembangan ilmu dan terutama yang berhubungan dengan kinerja keuangan

pemerintah.

1.4.2 Manfaat Praktis

1. Bagi Peneliti

Mafaat Penelitian yakni sebagai latihan dalam penelitian dan penulisan yang

bersifat ilmiah, dan penelitian ini diharapkan dapat berguna untuk menambah

pengetahuan megenai kinerja keuangan pemerintah desa.


2. Bagi Pemerintah

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat, saran, dan informasi bagi

pihak-pihak terkait baik itu pemerintah pusat, pemerintah daerah, pemerintah

desa dan kelompok masyarakat. Dalam hal pengukuran kinerja keuangan

pemerintah desa
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kajian Teori

2.1.1 Pengertian Kinerja Keuangan

Kinerja adalah suatu pencapaian terkait apa yang direncanakan, baik

secara pribadi ataupun secara oleh organisasi (Lubis dan hafni 2017).Menurut

(Fahmi, 2014) dalam bukunya yang berjudul manajemen teori, kasus, dan solusi

mengatakan bahwa kinerja adalah hasil yang diperoleh oleh suatu organisasi

tersebut bersifat profit oriented dan non profit oriented yang dihasilkan selama

satu periode waktu. Lebih lanjut lagi (Hery, 2019) kinerja (performance) adalah

gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan suatu kegiatan atau kebijakan

dalam mewujudkan sasaran, tujuan, misi dan visi organisasi yang tertuang dalam

strategi, planning suatu organisasi.

Dari beberapa teori di atas dapat disimpulkan bahwa kinerja adalah hasil

kerja yang telah dicapai dari pelaksanaan suatu organisasi untuk mencapai

sasaran, tujuan, visi dan misi organisasi. kinerja merupakan hasil dari evaluasi

terhadap pekerjaan yang telah selesai dilakukan, hasil pekerjaan tersebut

dibandingkan dengan kriteria yang telah ditetapkan bersama. Setiap pekerjaan

yang telah selesai dilakukan perlu dilakukan penilaian/pengukuran secara

periodik.

Analisis laporan keuangan adalah suatu proses dalam rangka membantu

menganalisis atau mengevaluasi keadaan keuangan perusahaa, hasil-hasil operasi

perusahaan masa lalu dam masa depan, adapun tujuan analisis laporan keuangan
adalah untuk menilai kinerja perusahaan pada masa mendatang. Analisis laporan

keuangan juga dapat melihat pertumbuhan kinerja keuangan dari tahun ke tahun.

Menurut (Hery, 2014) analisis rasio merupakan salah satu alat analisis

keuangan yag paling populer dan banyak digunakan. Meskipun perhitungan rasio

hanyalah merupakan operasi aritmatika sederhana, namun hasilnya memerlukan

interpretasi yang tidak mudah. Menurut (V. Wiratna Sujarweni, 2017) menjelaska

bahwa dengan menggunaka metode analisis seperti berupa rasio ini akan dapat

menjelaskan atau memberikan gambaran tentang baik atau buruknya keadaan atau

posisi keuangan suatu perusahaan.

Berdasarkan beberapa definisi yang dikemukakan para ahli, maka dapat

ditarik kesimpulan bahwa yang dimaksud dengan analisis kinerja keuangan adalah

proses menghitung, mendeskripsikan, dan memberi solusi terhadap hasil kerja

yang dicapai suatu instansi periode tertentu.

2.1.2 Indikator Kinerja

Menurut (Indra Bastian, 2015), indikator kinerja adalah ukuran kuantitatif

dan kualitatif yang menggambarkan tingkat pencapaian suatu sasaran atau tujuan

yang telah ditetapkan, dengan memperhitungkan indikantor masukan (input),

keluaran (output), hasil (outcome), manfaat (benefit) dan dampak (impact) dimana

Indra Bastian menjelaskan :

1. Indikator masukan (input) adalah segala sesuatu yang dibutuhkan agar

pelaksanaan kegiatan dapat berupa dana, sumber daya manusia, inrformasi,

kebijaksanaan/peraturan perundang-undangan dan sebagainya.

2. Indikator keluaran (output) adalah sesuatu yang diharapkan langsung dicapai

dari suatu kegiatan yang dapat berupa fisik/non fisik.

3. Indikator hasil (outcome) adalah segala sesuatu yang mencerminkan

berfungsinya kegiatan pada jangka menengah (efek langsung).


4. Indikator manfaat (benefit) adalah sesuatu yang terkait dengan tujuan akhir

dari pelaksanaan kegiatan.

5. Indikator dampak (impact) adalah pengaruh yang ditimbulkan baik positif

maupun negative terhadap setiap tingkatan indikator berdasarkan asumsi yang

telah ditetapkan.

2.2 Pemerintah Desa

2.2.1 Pengertian Pemerintah Desa

Menurut Undang-Undang Nomor 6 tahun 2014 tentang desa merupakan

kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas wilayah yang berwenang untuk

mengatur dan mengurus urusan pemerintah, hak, asal usul, dan tradisional yang

diakui dalam sistem pemerintah Negara Kesatuan Indonesia. Menurut Undang-

Undang Nomor 6 tahun 2014 tentang desa, pemerintahan desa adalah suatu sistem

pemerintahan Negara Republik Indonesia dalam menyelenggarakan urusan

pemerintah dan seluruh kepentingan masyarakat setempat.

Pemerintah desa merupakan lembaga perpanjangan pemerintah pusat yang

memiliki peran strategi untuk mengatur dan mengukur masyarakat yang ada di

pedesaan dami mewujudkan pembagunan pemerintah. Berdasarkan peranannya,

maka diterbitkan peraturanp-peraturan atau undang-undang yang berkaitan dengan

pemerintahan desa yang mengatur tentang pemerintahan desa, sehingga roda

pemerintahan berjalan dengan optimal. Menurut (Wiratna, 2015), Pemerintah desa

merupakan kepala desa atau yang disebut dengan nama lain dibantu perangkat

desa sebagai unsure penyelenggara pemerintah desa.


Dari beberapa definisi atas maka dapat disimpulkan bahwa pemerintah

desa adalah lembaga pemerntah desa yang dipimpin oleh kepala desa yang di atur

menurut undang-undang, serta mengatur dan mengurus masyarakatnya di desa

dalam membangun pemerintahan untuk mencapai tujuan tertentu.

2.2.2 Keuangan Desa

Meneurut (wiratna, 2015), keuangan desa adalah semua hak dan kewajiban

dalam bentuk satuan uang, serta segala sesuatu baik barupa uang maupun barang

dapat menjadi milik desa, keuangan desa terdiri atas:

1. Pendapatan

a. Pendapatan asli desa

1. Hasil usaha desa

2. Hasil kekayaan

3. Hasil swadaya dan partisipasi masyarakat

4. Lain-lain pendapatan asli desa

b. Bahil hasil pajak daerah

c. Bagian dari retribusi daerah

d. Alokasi dana desa

e. Hibah dan sumbangan pihak ketiga

2. Belanja desa

a. Kelompok belanja langsung

b. Kelompok belanja tidak langsung

3. Pembiayaan

a. Penerimaan pembiayaan

b. Pengeluaran pembiayaan
2.2.3 Laporan Keuanga Desa

Menurut (Wiratna, 2015), tahap laporan keuangam desa adalah sebagai

berikut:

1. Membuat recana berdasarkan visi misi yang dituangkan dalam penyusunan

anggaran

2. Anggaran yang dibuat terdiri dari akun pendapatan, belanja, pembiayan,

Selaian anggara disahkan maka perlu dilaksanakan dalam pelaksanaan timbul

transaksi. Transaksi tersebut harus dilakukan pencatatan lengkap dengan

pengumpulan bukti-bukti transaksi, kemudian berdasarkan transaksi ini

dicatat dalam jurnal, buku besar, neraca saldo, jurnal penyesuaian, neraca,.

Neraca berfungsi untuk mengetahui kekayaan atau posisi keuangan desa.

3. Selain menghasilkan neraca bentuk pertanggungjawaban pemakaian anggara

dibuat laporan realisasi anggaran desa.

2.3 Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APBDesa)

2.3.1 Pengertian APBDesa

Menurut (Wijaya ,2018) Anggara pendapatan dan belanja desa (APBDesa)

adalah rencana anggaran keuangan tahunan pemerintah desa yang ditetapkan

untuk menyelenggarakan program dan kegiatan yang menjadi kewenangan desa.

Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APBDesa) menurut (Jan Hoesada 2019)

adalah rencana keuangan tahunan desa yang bersumber dari pendapatan desa,

kepala desa adalah pemegang kekuasaa pengelolaan keuangan desa (pasal 75 UU

Nomor 6 tahun 2014 tentang desa) secara implisit bertanggungjawab atas realisasi

anggaran desa, perbendaharaan desa, akuntansi, dan pelaporan keuangan desa.

Menurut (Mahsun, 2015) APBD merupakan daftar yang memuat rincian

penerimaan daerah dan pengeluaran belanja daerah selama satu tahun yang

ditetapkan oleh peraturan daerah (perda) dalam masa satu tahun.


Berdasarkan dari definisi diatas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa

anggaran pendapatan dan belanja desa (APBDesa) adalah rencana keuangan

pemerintah desa yang memuat penerimaan dan pengeluaran desa serta merupakan

pertanggungjawaban untuk memberikan informasi kepada desa atas segala

aktivitas dan kegiatan desa selama satu tahun.

2.4 Analisis Rasio Keuangan

2.4.1 Pengertian Rasio Keuangan

Rasio Keuangan (wiratna, 2017) merupakan aktivitas untuk menganalisis

lapora keuangan dengan cara membandingkan satu akun dengan akun lainnya

yang ada dalam laporan keuangan, perbandingan tersebut bisa antar akun dalam

laporan keuangan neraca maupun rugi laba. Analisis rasio keuangan ini

dimaksudkan untuk mengetahui hubungan antara akun-akun dalam laporan

keuangan, baik dalam neraca maupun dalam laporan-laporan laba rugi. Analisis

rasio keuangan menggambarkan suatu hubungan dan perbandingan antara jumlah

satu akun dengan jumlah akun lain dalam laporan keuangan.

Hasil Rasio dapat digunakan untuk mengukur kinerja keuangan untuk

mengetahui baik buruknya laporan keuangan suatu daerah. Rasio keuangan

digunakan untuk membandingkan laporan keuangan pemerintah daerah dalam

mengelolah sumber daya secara efektif selama satu tahun periode anggaran.

2.4.2 Jenis-Jenis Rasio Keuangan

Rasio keuangan dapat digunakan dalam mengukur kinerja keuangan

pemerintah daerah. Rasio keuangan bertujuan untuk menganalisis laporan

keuangan pemerintah daerah. Untuk mengukur kinerja pemerintah daerah, rasio

keuangan memiliki fungsi dan tujuan yang berbeda. Sedangkan dalam


pengambilan keputusan tentang hasil dari setiap rasio yang diukur harus dikelola

dengan baik agar dapat mencapai tujuan dan keputusan yang disepakati. Jenis-

jenis rasio keuangan:

1. Rasio Efektivitas

Menurut (Mahmudi, 2016) rasio efektivitas menggambarkan kemampuan

pemerintah desa dalam merealisasi pendapatan asli desa yang direncanakan

dibandingkan dengan target yang ditetapkan berdasarkan potensi riil desa.

Rumus dari Rasio Efaktivitas:

Realisai penerimaan PADes


Rasio Efektivitas= X 100 %
Target Penerimaan PADes

2. Rasio Efisiensi

Menurut Mahmudin (2016) rasio efisiensi adalah rasio yang

menggambarkan perbandingan antara besarnya biaya yang dikeluarkan untuk

memperoleh pendapatan dengan realisasi pendapatan yang diterima.

Rumus dari Rasio Efisiensi:

Realisasi Belanja PADes


Rasio Efisiensi= X 100 %
Realisasi PADes

3. Rasio Pertumbuhan

Menurut (Mahmudin, 2016) rasio pertumbuhan mengukur seberapa besar

kemampuan pemerintah daerah dalam mempertahankan dan meningkatkan

keberhasilannya yang telah dicapai dari periode ke periode berikutnya.

Rasio pertumbuhan bermanfaat untuk mengetahui apakah pemerintah desa

dalam tahun anggaran bersangkutan atau selama beberapa periode anggaran,

kinerja anggaranya mengalami pertumbuhan pendapatan atau belanja secara

positif atau negatif.


Rumus dari Rasio Pertumbuhan:

Realisasi Pendapatan pn− po


Rasio Pertumbuhan= X 100 %
Realisasi Pendapatan po

Keterangan :

pn = Tahun yang dihitung

po = Tahun sebelumnya

2.5 Penelitian Terdahulu

Penelitian yang dijadikan acuan dalam penelitian terdahulu yang

merupakan salah satu bagian penting untuk menjadi landasan bagi penelitian ini.

Berikut table penelitian terdahulu sebagai berikut:

Tabel 2.1 penelitian Terdahulu

No Judul Penelitian Variabel Hasil dan kesimpulan


penelitian
1 Analisis Mohar Kinerja Hasil penelitian ini
kinerja Modes keuangan menunjukan bahwa
keuangan (2016) pemerintah dan DOP provinsi jambi
pemerintah pengaruhnya atas dasar PAD rata-
provinsi jambi terhadap rata sebesar 39,57%,
dan pertumbuhan berada pada posisi
pengaruhnya ekonomi cukup, namun bila PAD
terhadap ditambah dengan DHB
pertumbuhan menunjukan angka 58,
ekonomi 92%, masuk kriteria
sangat baik.
berdasarkan hasil
pengujian dengan
menggunakan regresi
linier berganda
ditemukan bahwa
variable belanja
langsung dan belanja
tidak langsung
berpengaruh positif dan
signifikan terhadap
pertumbuhan ekonomi
provinsi jambi.
2 Analasis Nur Kinerja Hasil penelitian ini
kinerja Khalifah keuangan pada menunjukan bahwa
keuangan pada Fitriani kegiatan dinas kinerja keungan pada
kegiatan dinas (2018) social kegiatan program kerja
sosial pemberdayaan dinas sosial,
pemberdayaan masyarakat pemberdayaan
masyarakat dan desa masyarakat dan desa
dan desa kabupaten takalar pada
kabupaten tahun 2018-2020
takalar ditinjau dari tingkat
menggunakan ekonomi masuk dalam
value for kategori sangat
money ekonomis ditinjau dari
tingkat efisiensi adalah
bervariasi yakni efisien
dan cukup efisien.
Ditinjau dari tingkat
efektivitas masuk
dalam kategori efektif
dan cukup efektif.
3 Analisis Yayu Sri Kinerja Hasil penelitian ini
kinerja Eva (2019) keuangan menunjuakan bahwa
keuangan pengelolaan secara umum kinerja
pengeleloaan alokasi dana keuangan pemerintah
alokasi dana desa desa jampu kabupaten
desa berdasarkan soppeng sudah baik
berdasarkan rasio dalam mengelola
rasio efektivitas dan keuangan alokasi dana
efektivitas dan rasio desa. Hal ini dapat
rasio pertumbuhan dilihat dari hasil
pertumbuhan perhitungan rasio
pada kantor efektivitas
desa jampu dikategorikan cukup
kabupaten efektif, karena rata-rata
soppeng efektivitasnya di atas
80% yaitu 82,015%.
Sedangkan rasio
pertumbuhan tumbuh
secara positif. Rata-rata
rasio pertumbuhan
pendapatan alokasi
dana desa sebesar
67,69% dan rasio
pertumbuhan belanja
alokasi dana desa
sebesar 61,72%.
4 Evaluasi Ichda Evaluasi Hasil kegiatan
efektivitas dan Apriliana efektivitas dan menunjukan bahwa
efisiensi Lutfi, Della efisiensi rasio efektivitas
kinerja Eka Safitri, kinerja anggaran pendapatan
pemerintah Mega pemerintah tahun 2016-2018
desa kalikurmo Rukmawati, desa kinerja pemerintah desa
kecamatan Saiful kalikurmo kecamatan
desa kalikurmo Anwar, Nur bringin kabupaten
kecamatan Kabib semarang sangat efektif
bringin (2020) dengan presentase
kabupaten 100%. Sedangkan
semarang untuk rasio efisiensi
anggaran belanja tahun
2016-2018 pemerintah
desa kalikurmo
kecamatan bringin
kabupaten semarang
dinilai kurang efisien
dengan kisaran 90%-
100%. Hal ini
disebabkan pemerintah
desa kalikurmo terlalu
boros dalam
menggunakan anggaran
belanja desa.
Berdasarkan hal
tersebut, disimpulkan
sebuah rekomendasi
untuk melakukan
penghematan anggaran
belanja dalam rangka
meningkatkan efisiensi
pembelanjaan dana
desa.
5 Analisis Ade Pengelolan Hasil penelitian
pengelolaan Damayanti, keuangan menunjukan bahwa
keuangan Surianto, dalam menilai nilai rata-rata tingkat
dalam menilai Sumarni kinerja efisiensi (APBDesa)
kinerja Sarong, basr keuangan desa tahun 2016-2020 di
keuangan desa (2021) desa bontomanai
kecamatan bungaya
kabupaten gowa kurang
efisien, karena setelah
dihitung antara realisasi
belanja yang dibagi
dengan realisasi
pendapatan
menunjukan bahwa
biaya yang dikeluarkan
untuk aktivitas belanja
desa lebih besar
dibandingkan dengan
pendapatan yang
diterima oleh desa
dengan perolehan
presentase efisiensi
diatas angka 90%-
100% yaitu sebesar
99% dengan kategori
kurang efisien.
Sedangkan untuk
tingkat efektifitasnya
menunjukan bahwa
efektivitasnya
menunjukan bahwa
efektivitas pengelolaan
keuangan desa
bontomanai tahun 2016
100,04% dan 2017
100,07% artinya sangat
efektif, karena memiliki
tingkat rasio > 100%
tahun 2018 98,993%
artinya total pendapatan
yang diterima
sepenuhnya telah
memenuhi target yang
diharapkan.
6 Analisis Birgita Kinerja Kinerja keuangan
Kinerja Nasya keuangan APBDesa gumuk rejo
Keuangan Naomi APBDesa saat adalah efisien, cukup
APBDesa saat Efrem pandemic efektif. Dan memiliki
pandemi Mentari, kemandirian yang
Imelda tinggi. Efisiensi terjadi
Sinaga, karena pemerintah desa
Victoria Ari dapat memberikan
Palma kemudahan akses
Akadiati laporan keuangan desa
(2022) bago pengguna dan
tingginya tingkat
partisipasi masyarakat
dalam musyawara desa,
kareana memperoleh
informasi mengenai
distribusi pelaksanaan
program dana desa
yang dibiayai dari
APBDesa yang
digunakan masig
rendah, dan sangat
mandiri karena anggran
dana desa yang
digunakan tepat pada
distribusi sasaran.
Sumber: Mohar Mondes (2016), Nur Khalifah Fitriani (2018), Yayu Sri Eva
(2019), Ichda Apriliana, dkk (2020), Ade Damayanti, dkk (2021),
Birgita Neysa, dkk (2022),
2.6 Kerangka Pemikiran

Kinerja keuangan pemerintah daerah dapat diukur dengan menggunakan

alat analisis dengan menggunakan analisis rasio keuangan untuk menilai kinerja

pemerintah dalam satu periode. Dalam menganalisis kinerja keuangan, rasio

keuangan yang digunakan yaitu rasio efektivitas, rasio efisiensi, dan rasio

pertumbuhan. Dengan melihat hasil rasio tersebut maka dapat diketahui kinerja

keuangan pemerintah desa matara kecamatan mawasangka.

Untuk memperjelas konsep dan arah penelitian, maka peneliti membuat

kerangka piker sebagai berikut:

2.2 Tabel kerangka pemikiran

Kantor desa matara

Laporan realisasi anggaran

Analisis rasio keuangan

Rasio efektivitas Rasio efisiensi Rasio pertumbuhan

Kinerja keuangan
pemerintah desa
Sumber: Data primer yang diolah peneliti
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Pendekatan Penelitian

Jenis penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif dengan

pendekatan kualitatif dengan memberikan gambaran seluruh permasalahan

tentang analisis kinerja kauangan pemerintah desa matara kecamatan

mawasangka. Dalam penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif

yaitu obsevasi.

Metode penelitian kualitatif dinamakan sebagai metode baru karena

popularitasnya belum lama dinamkan metode postpositivistik karena berlandaskan

pada filsafat postpositivisme. Metode ini disebut juga sebagai metode artistic.

Karena proses penelitian lebih bersifat seni (kurang terpola) dan disebut sebagai

metode interpretive karena data hasil penelitian lebih berkenan dengan

interprestasi terhadap data yang ditemukan di lapangan menurut sugiyono (2017).

Dalam penelitian kualitatif teknik pengumpulan data yang utama adalaha

observasi parsitipasi wawancara mendalam dan studi dokumentasi untuk

melengkapi.

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini akan dilakukan di desa matara kecamatan mawasangka,

waktu pelaksanaan penelitian ini direncanakan akan dilaksanakan pada bulan

Agustus-oktober 2022.

3.3 Fokus Penelitian

Adapun fokus dalam penelitian ini yaitu ingin mengetahui bagaimana

kinerja keuangan pemerintah desa matara.


3.4 Informan Penelitian

Untuk memperoleh informasi yang diharapkan peneliti menentukan

informan yang akan diminta informasinya. Penentuan informan dalam penelitian

ini dilakukan dengan teknik purposive sampling (sugiyono,2016), yaitu

mengambil informan secara tidak acak tetapi dengan pertimbangan dan kriteria

tertentu yaitu:

1. Informan merupakan subjek telah lama dan intensif menyatu dengan kegiatan

atau medanaktivitas yang menjadi sasaran atau perhatian peneliti dan ini

biasanya ditandai dengan kemampuan memberikan informasi mengenai suatu

yang ditanya peneliti.

2. Informan meruoakan subjek yang masih terikat secara penuh aktif pada

lingkungan atau kegiatan yang menjadi sasaran dan perhatian peneliti.

3. Informan merupakan subjek yang ada dalam memberikan informasi tidak

cenderung diolah atau dikemas terlebih dahulu.

Berdasarkan ketentuan tersebut maka informan dalam penelitian ini adalaha:

a) Kepala desa

b) Sekretaris desa

c) Bendahara desa

3.5 Jenis dan Sumber Data

jenis dan sumber data yang digunakan dalam penelitian ini dapat

dikelompokan menjadi dua jenis yaitu:


1. Data primer. Data primer dalam penelitian ini adalah data yang diperoleh

melalui kegiatan obserwasi maupun wawancara secara langsung dengan

pihak yang terkait.

2. Data sekunder merupakan data primer yang telah diolah dan data yang

bersumber dari laporan yang telah dibuat oleh pihak lain. Data sekunder yeitu

data-data yang berasal dari perusahaan atau organisasi yang berupa bukti.

Data sekunder dalam penelitian berupa data kuantitatif berupa laporan

realisasi APBDesa.

3.6 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

menggunakan teknik pengumpulan data menurut sugiyono (2016), yaitu:

1. Pengamatan (observasi), hal ini adalah melakukan obsevasi yaitu mengamati

langsung kegiatan-kagiatan pada lokasi penelitian.

2. Wawancara yaitu penelitian melakukan Tanya jawab lansung atau tatap muka

dengan informan penelitian menggunakan pedoman wawancara dengan

memberikan pertanyaan yang berkaitan dengan permasalahan yang diteliti.

3. Studi dokumentasi. Sumber tertulis meliputih buku dan dokumen seperti data

dari lokasi penelitian. Dokumen sangat berguna terutama dapat memberikan

latar belakang yang lebih luas mengenai pokok penelitian.

3.7 Teknik Analisis Data

Sesuai dengan penelitian yang dilakukan, teknik analisis data yang digunakan

untuk mendeskripsikan APBDesa dengan menggunakan rasio keuangan daerah

sebagai berikut:

1. Rasio Efektivitas
menurut mahmudi (2016) rasio efektivitas menggambarkan kemampuan

pemerintah desa dalam merealisasi pendapatan asli desa yang direncanakan

dibandingkan dengan target yang ditetapkan berdasarkan potensi riil desa.

Realisai penerimaan PADes


Rasio Efektivitas= X 100 %
Target Penerimaan PADes

Semakin tinggi rasio efektivitas kinerja akan semakin baik, dan semakin

rendah rasio efektivitas berarti akan semakin buruk.

Menilai tingkat rasio efektivitas keuangan pemerintah desa digunakan table

sabagai berikut:

Tabel 3.1

Efektivitas Keuangan Desa

Kemampuan keuangan Rasio efektivitas (%)

Sangat efektif Diatas 100%

Efektif 90% – 100%

Cukup efektif 80% – 90%

Kurang efektif 60% – 80%

Tidak efektif Kurang 60%

2. Rasio Efisiensi

Menurut Mahmudin (2016) rasio efisiensi menggambarkan perbandingan

antara besarnya biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh pendapatan dengan

realisasi pendapatan yang diterima.

Realisasi Belanja PADes


Rasio Efisiensi= X 100 %
Realisasi pendapan PADes
Menilai tingkat rasio efisiensi keuangan pemerintah desa digunakan tabel

sebagai berikut:

Tabel 3.2

Efisiensi Keuangan Desa

Kemampuan keuangan Rasio efisiensi (%)

Tidak efisien 100% keatas

Kurang efisien 90% -100 %

Cukup efisien 80% – 90%

Efisien 60% – 80%

Sangat efisien Kurang dari 60%

3. Rasio Pertumbuhan

Menurut Mahmudin (2016) Rasio pertumbuhan bermanfaat untuk

mengetahui apakah pemerintah desa dalam tahun anggaran bersangkutan

mengalami pertumbuhan pendapatan atau belanja secara positif atau negatif.

Realisasi Pendapatan pn− po


Rasio Pertumbuhan= X 100 %
Realisasi Pendapatan po
DAFTAR PUSTAKA

Bastian, indra (2015). Akuntansi sektor pablik: suatu pengantar. Jakarta: erlangga
Damayanti, A., Surianto, S., Sarong, S., & Baso, R. (2021). Analisis Pengelolaan
Keuangan Dalam Menilai Kinerja Keuangan Desa: Studi Pada Desa
Bontomanai Kabupaten Gowa. Jurnal Ilmiah Ecosystem, 21(3), 654-
666.
EVA, Y. S. (2019). Analisis Kinerja Keuangan Pengelolaan Alokasi Dana Desa
Berdasarkan Rasio Efektivitas Dan Rasio Pertumbuhan Pada Kantor.
Eva, yayu sri. 2019. Analisis Kinerja Keuangan Pengelolaan Alokasi Dana Desa
Berdasarkan Rasio Efektivitas dan Rasio Pertumbuhan pada Kantor
Desa Jampu Kabupaten Soppeng. (skripsi program studi manajemen,
fakultas ekonomi dan bisnis, universitas muhammadiyah Makassar).
Fahmi, Abdul. 2014. Manajemen Teori, Kasus dan Solusi. Alfabeta, CV:
Bandung.
Fathah, Rigel Nurul. 2017. “Analisis Rasio Keuangan untuk Penilaian Kinerja
pada Pemerintah Daerah Kabupaten Gunung Kidul.” Ebbank 8(2017):
33-48.
Fitriah, N. K. (2018). Analisis Kinerja Keuangan pada Kegiatan Dinas Sosial
Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Kabupaten Takalar
Menggunakan Konsep Value For Money. Skripsi, Universitas
Muhammadiyah Makassar.
Hery. 2014. Analisis Laporan Keuangan. PT Bumi Aksara: Jakarta
Hery.(2019). Manajemen Kinerja. Jakarta: PT. Grasindo
Hoesada jan. 2019. Akuntansi desa. Jakarta. Penerbit: salemba empat
Lubis, Putri Kamela Dewi, dan Nurlia Hafni. 2017. “Analisis Rasio Keuangan
Untuk Mengukur Kinerja Keuangan Pemerintah Daerah Kabupaten
Labuhan Batu Tahun Anggaran 2011-2013.” Kitabah 1 no
1(2017):20-45.
Lutfi, I. A., Safitri, D. E., Rukmanawati, M., Anwar, S., & Kabib, N. (2020).
Evaluasi Efektivitas dan Efisiensi Kinerja Pemerintah Desa
Kalikurmo Kecamatan Bringin Kabupaten Semarang Periode 2016-
2018. Jurnal Abdi Insani, 7(1), 79-86.
Mahmudin. 2016. Analisis laporan keuangan pemerintah daerah. Yogyakarta.
Penerbit: unit dan percetakan
Mahsun, et.al.2015. Akuntansi Sektor Publik. Edisi ketiga. Penerbit BPEF-
yogyakarta
Mentari, BNNE, Sinaga, I., & Akadiati, VAP (2022). Analisis Kinerja Keuangan
APBDes Saat Pandemi. Jurnal Riset Akuntansi (JUARA) , 12 (1), 34-
52.
Mondes, M. (2016). Analisis Kinerja Keuangan Pemerintah Provinsi Jambi dan
Pengaruhnya Terhadap Pertumbuhan Ekonomi. Jurnal Perspektif
Pembiayaan dan Pembangunan Daerah, 4(2), 101-118.
Nodiawan. 2006. Akuntansi Sektor Pablik. Jakarta. Penerbit: Salemba Empat.
Republik Indonesia. 2014. Undang-undang nomor 6 tahun 2014 tentang Desa
Sugiyono. P. (2016) ‘metode penelitian kiantitatif. Kualitatif. Dan R&D’
Jakarta:k8:alfabeta
Sujarweni, V. Wiratna 2017. Analisis Laporan Teori, Aplikasi dan Hasil
Penelitian. Pustaka baru press: Yogyakarta.
Sujarweni,a. 2015 Akuntansi Sektor Publik. Yogyakarta. Penerbit: pustaka baru
press
Susanto, hery. 2019. “ Analisis Rasio Keuangan Untuk Mengukur Kinerja
Keuangan Pemerintah Daerah Kota Mataram”. Jurnal ilmu
manajemen dan bisnis, vol. 7, no.1 , ISNN: 2621 6620
Wijaya david, 2018. Akuntansi Desa. Yogyakarta. Penerbit: Gava Media

Anda mungkin juga menyukai