Di susun oleh :
Sulchani Farhan
Email: farhansulchani@gmail.com
ABSTRAK
PENDAHULUAN
Kinerja instansi pemerintah daerah merupakan gambaran mengenai pencapaian tujuan dan
sasaran pemerintah sebagai penjabaran dari visi, misi maupun strategi instansi tersebut yang
mengindikasikan tingkat keberhasilan ataupun kegagalan dalam pelaksanaan kegiatan-
kegiatan yang ditetapkan oleh pemerintah daerah sesuai dengan program dan kebijakan yang
telah ditetapkan (BPPK Depkeu, 2014).
Menurut Mardiasmo (2009) dalam organisasi sektor publik memiliki 3 fungsi utama: (1)
Pelayanan publik dilakukan secara vital bagai kepentingan umum. (2) Dapat mendefinisikan
prinsip operasional masyarakat. (3) Menyediakan dan melakukan pelayanan publik yang
diperlukan karena tidak ada sektor swasta atau nirlaba yang ingin menanganinya. Sebagai
organisasi sektor publik, pemerintah daerah dituntut untuk memiliki kinerja yang
mengutamakan kepentingan masyarakat terhadap pertanggung jawaban penyelenggaraan
pemerintah yang transparan dan berkualitas.
Sebagai organisasi sektor publik, pemerintah daerah harus berorientasi kuat pada kebaikan
masyarakat, dan pemerintah harus selalu memenuhi tuntutan lingkungan yang lebih keras
dengan memberikan pelayanan yang terbaik, transparan, dan bermutu tinggi. Pemerintah
daerah harus bertanggung jawab atas mandat yang diberikan kepada mereka. Artinya, kinerja
setiap pemerintah daerah menjadi sorotan karena mengendalikan seluruh perencanaan
pengelolaan dalam satu periode.
Tanggung jawab sangat penting dalam kaitannya dengan kerja Pengurus untuk
meningkatkan pelayanan kepada masyarakat dan mengevaluasi kerja tahun yang lalu untuk
dijadikan dasar dalam merumuskan arah tahun berikutnya. Dalam praktiknya, masih ada
beberapa pelanggaran lokal yang dilakukan oleh partai-partai pro-pemerintah. Salah satu
penyimpangan yang masih sering terjadi adalah lemahnya pengawasan kegiatan pembangunan
dan penyalahgunaan dana yang digunakan untuk kegiatan di luar rencana pembangunan.
Akibatnya, ada beberapa tujuan instansi pemerintah yang telah direncanakan tidak tercapai.
Pengelolaan keuangan daerah yang dijelaskan dalam PP N0. 58 tahun 2005 yang
menjelaskan bahwa keseluruhan kegiatan dalam pengelolaan keuangan daerah meliputi:
perencanaan, penata usahaan, pelaksanaan, pengawasan, pelaporan serta pertanggung jawaban
dalam keuangan daerah. Warsino (2009) menjelaskan bahwa hal yang komprehensif dengan
meningkatnya kinerja organisasi publik. Dimana dalam setiap organisasi sektor publik
merupakan pengguna dalam anggaran dengan tingkat kerja yang bermacam-macam sesuai
dengan kemampuan yang dimiliki serta tanggung jawabnya.
Dalam mengelola dana publik secara efisien, efektif, transparan dan harus dapat
dipertanggung jawabkan. Tujuan pemerintah akan tercapai apabila rencana yang telah disusun
sebelumnya dilakukan dengan baik. Kinerja pemerintah yang baik akan terlihat dari tingkat
pencapaian tujuan yang telah direncanakan.
2. Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah yang telah diuraikan diatas, maka
dilakukan penelitian ini bertujuan untuk:
Oleh karena itu, peningkatan peran atau porsi PAD terhadap APBD tanpa membebani
masyarakat dan investor merupakan salah satu indikasi keberhasilan pemerintah daerah dalam
melaksanakan otonomi daerah, yang lebih penting adalah bagaimana pemerintah daerah
mengelola keuangan daerah secara efisien dan efektif (Saragih, 2003:133)
BAB II
PEMBAHASAN
VISI
MISI
Landasan
bertindak
Tujuan
Program
Tindakan
Kegiatan
Anggaran
Kinerja
Pengukuran kinerja adalah proses mencatat, mengukur pencapaian pelaksanaan
kegiatan dan anggaran dalam arah pencapaian misi melalui hasil-hasil yang ditampilkan berupa
produk, jasa, ataupun suatu proses pelayanan publik. Dalam mengukur kinerja, diperlukan
indikator kinerja. Indikator kinerja pemerintah daerah memiliki karakteristik yang relatif lebih
rumit jika dibandingkan dengan indikator kinerja organisasi privat karena indikator kinerja
pada pemerintah daerah indikator kinerja non finansial secara lebih dominan dibandingkan
indikator finansial.
2. Indikator Kinerja
1. Memastikan pemahaman para pelaksana dan ukuran yang digunakan untuk pencapaian
kinerja
2. Memastikan tercapainya skema kinerja yang disepakati
3. Memonitor dan megevaluasi pelaksanaa kinerja dan membandingkan dengan skema
kerja serta melakukan tindakan untuk memperbaiki kinerja yang telah disepakati
4. Menjadikan alat komunikasi antara bawahan dan pimpinan dalam upaya memperbaiki
kinerja organisasi
5. Mengidentifikasi apakah kepuasan pelanggan sudah terpenuhi
6. Membantu memahami proses kegiatan instansi pemerintah
7. Memastikan bahwa pengambilan keputusan dilakukan secara objektif
8. Menunjukkan peningkatan yang perlu dilakukan
9. Mengungkap permasalahan yang terjadi
B. Pengertian Indikator Kinerja
Indikator kinerja adalah ukuran kuantitatif dan kualitatif yang menggambarkan tingkat
pencapaian suatu sasaran atau tujuan yang telah ditetapkan. Indikator yang komprehensif tidak
hanya memperhatikan aspek output saja, namun juga memperhatikan faktor-faktor sebelum
output didapatkan dan aspek
Setelah output itu dicapai. Dengan demikian kinerja pemerintah daerah yang didasarkan
pada pelayanan yang diberkan kepada publik didasarkan pada indikator-indikator: masukan
(input), keluaran (output), hasil (outcome), manfaat (benefits), dan dampak (impact).
1. Indikator input adalah segala sesuatu yang dibutuhkan agar pelaksanaan kegiatan dapat
berjalan untuk menghasilkan keluaran. Indikator ini dapat berupa dana, sumber daya
manusia, kebijaksanaan/peraturan perundang-undangan, dan sebagainya.
2. Indikator keluaran adalah sesuatu yang diharapkan langsung dicapai dari suatu kegiatan
yang dapat berupa fisik dan atau non fisik
3. Indikator hasil adalah segala sesuatu yang mencerminkan berfungsinya keluaran
kegiata pada jangka menengah
4. Indikator manfaat adalah sesuatu yag terkait dengan tujuan akhir dari pelaksanaan
kegiatan
5. Indikator dampak adalah pengaruh yang ditimbulkan baik positif maupun negatif
terhadap tiap tingkatan indikator berdasarkan asumsi yang telah ditetapkan
C. Syarat_Syarat Indikator Kinerja
Sebelum menyusun dan menetapkan indikator kinerja, syarat-syarat yang berlaku untuk
semua kelompok kinerja tersebut adalah sebagai berikut:
1. Susun dan tetapkan rencana strategis, meliputi visi, misi, tujuan, sasaran, dan cara
mencapai tujuan dan sasaran
2. Identifiasi data/informasi yang dikembangkan dalam indikatir kinerja secara relevan,
lengkap, akurat dan kemampuan pengetahuan tentang bidang yang akan dibahas untuk
menyusun dan menetapkan untuk menyusun dan menetapkan indikator kinerja yang
tepat dan relevan.
3. Pilih dan tetapkan indikator kinerja yang paling relevan dan berpengaruh besar terhadap
keberhasilan pelaksanaan kebijakanaan, program, kegiatan.
4. Aturan Pemerintah
Panyusunan Indikator kinerja dan pelaporan kinerja pemerintah diaerah diatur menggunakan
PP 8 TAHUN 2006 tentang Laporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Maka, untuk mencapai kinerja yang efisien dan efektif dalam pemerintah daerah itu
harus memperhatikan berbagai macam peranan yang harus dilakukan. Pemerintah daerah akan
mencapai tingkat kinerja yang efisien apabila, pemerintah daerah telah menggunakan aturan
yang sesuai dengan pemerintah PP 8 TAHUN 2006. Dengan adanya peraturan tersebut dapat
meningkatkan tingkat pelayanan, tingkat ketepatan pelayanan, tingkat kenyamanan, tingkat
kemurahan, jumlah SDM, dan kualitas SDM.
DAFTAR PUSTAKA
Azhari, A. Surouda. 1995. Perpajakan Indonesia, Keuangan Pajak dan Retribusi Daerah. Gramedia:
Jakarta
Basri, Yuswar Zainul dan Mulyadi Subir. 2003. Keuangan Negara dan Kebijakan Utang Luar Negeri.
PT Grafindo Persada: Jakarta.
Bastian, Indra. 2001. Akuntansi Sektor di Indonesia. BPFE: Yogyakarta.
Bastian, Indra. 2006. Akuntansi Sektor Publik Suatu Pengantar. Erlangga: Jakarta.
Devas, Nick. 1995. Keuangan Pemerintah Daerah di Indonesia. UJ Press:
Jakarta.