Konsep SPM yang baru ini mengalami perubahan yang cukup mendasar dari
konsep SPM sebelumnya. Pada SPM yang lalu pencapaian target-target SPM lebih
merupakan kinerja program kesehatan maka pada SPM ini pencapaian target-target
tersebut lebih diarahkan kepada kewenangan Pemerintah Daerah.
Konsep SPM yang mengalami perubahan dari Kinerja Program Kementerian
menjadi Kinerja Pemda yang memiliki konsekuensi, Pemda diharapkan memastikan
tersedianya sumber daya (sarana, prasarana, alat, tenaga dan uang/biaya) yang
cukup agar proses penerapan SPM berjalan adekuat. SPM merupakan ketentuan
mengenai jenis dan mutu pelayanan dasar yang merupakan urusan pemerintahan
wajib yang berhak diperoleh setiap warga negara secara minimal. SPM merupakan
hal minimal yang harus dilaksanakan oleh Pemda untuk rakyatnya, maka target
SPM harus 100% setiap tahunnya.
Jenis yang satu ini juga berwujud uang yang diberikan perusahaan, namun tidak
secara langsung kepada para karyawan, melainkan melalui pihak ketiga. Misalnya,
perusahaan mengikutsertakan para karyawannya dalam program perlindungan sosial
dan kesehatan. Jadi, perusahaanlah yang membayarkan premi atas asuransi yang
disediakan perusahaan untuk para karyawannya seperti asuransi jiwa, asuransi
kesehatan, asuransi ketenagakerjaan, sehingga karyawan dapat menikmati manfaat
dari program-program tersebut. Selain itu, fasilitas seperti mobil dinas, akses
internet, voucher, keanggotaan klub, dll.