Anda di halaman 1dari 12

EVALUASI

PENYELENGGARAAN
SISTEM ASURANSI
KESEHATAN
KELOMPOK 2

URFAN
ELSA PRATIWI MALIMBONG
SITI SHAKIRA MAHARANI
RAHMAT SUBARKAH
Asuransi
Asuransi merupakan sebuah bentuk
perjanian antara tertanggung
(nasabah) dan penanggung
(perusahaan) untuk risiko kerugian
sebagai yang ditetapkan dalam surat
perjanjian (polis) bila terjadi
kecelakaan, kerusakaan, kematian,
atau kerugian lainnya dengan yang
tertanggung membayar premi
sebanyak yang ditentukan kepada
penanggung tiap bulan.

Beberapa jenis asuransi: asuransi kesehatan, asuransi jiwa, asuransi


pendidikan, asuransi kendaraan, asuransi hari tua, dll.
Manfaat Asuransi Kesehatan
Asuransi kesehatan adalah salah satu Asuransi kesehatan akan membantu ketersediaan
jenis asuransi yang secara khusus untuk semua kebutuhan biaya, seperti biaya rumah
menjamin biaya kesehatan atau sakit, biaya laboratorium, biaya melahirkan, serta biaya
gawat darurat, biaya rawat inap sampai dengan
perawatan para anggota asuransi
tindakan operasi. Maka pihak asuransi yang akan
tersebut jika mereka jatuh sakit atau menanggung biaya pengobatan, sesuai dengan kontrak
mengalami kecelakaan dan kesepaakatan.

Apa itu asuransi


kesehatan?
• Asuransi yang dimiliki perlu dievaluasi,
Perlukah misalnya setahun sekali atau tiga tahun
sekali.

Melakukan • Karena ada banyak perubahan hidup yang


dilalui dalam rentang waktu tersebut.
• Melakukan evaluasi, dapat diketahui apakah
Evaluasi asuransi masih sesuai kebutuhan atau
tidak.
• Jika kebutuhan lebih besar dari asuransi
Asuransi? yang dimiliki saat ini  melakukan upgread
atau mencari asuransi yang sesuai dengan
kebutuhan.
Hal Yang Harus Diperhatikan Dalam Evaluasi Asuransi

Penambahan Perhatikan Perhatikan Inflasi Perubahan Gaya


Anggota Baru Kemampuan Finansial Biaya Medis Hidup

Jika ada penambahan Karier atau bisnis Biaya medis kita tidak Perubahan gaya hidup juga bisa
anggota keluarga dapat mengalami pernah tahu di masa menjadi pertimbangan dalam
maka perlu pasang surut sehingga mendatang, seperti melakukan evaluasi asuransi. Gaya
menambahkan uang dapat mempengaruhi biaya konsultasi hidup yang tidak sehat akan
pertanggungan (UP) finansial pada tahun dokter, obat-obatan, memunculkan potensi penyakit di
agar jumlahnya bisa depan. Kemampuan biaya rawat inap, dan masa depan sehingga perlu
menopang kehidupan finansial juga perlu lain sebagainya memastikan asuransi kesehatan
seluruh anggota diperhatikan ketika sehingga prlu untuk maupun asuransi jiwa dapat
keluarga. melakukan evaluasi melakukan evaluasi. memberikan perlindungan atas
asuransi. penyakit tersebut akibat perubahan
gaya hidup.
BPJS Kesehatan sebagai Badan
Pelaksana merupakan badan hukum
publik yang dibentuk untuk
menyelenggarakan program Jaminan
Kesehatan Nasional (JKN) bagi seluruh
rakyat Indonesia. Tujuan
diberlakukannya program Jaminan
Kesehatan Nasional ini adalah untuk
memenuhi kebutuhan kesehatan
masyarakat yang layak yang diberikan
kepada setiap orang yang telah
membayar iuran atau iurannya dibayar
oleh Pemerintah.
Pencapaian Jaminan Kesehatan dengan penduduk
yang tersebar di berbagai wilayah dalam berbagai aspek
kehidupan dan pelayanan ini memerlukan pemikiran
strategik dan keputusan-keputusan strategik pada tataran
nasional maupun lokal yang diharapkan mampu
menjembatani kondisi saat ini terhadap kondisi yang
diinginkan di masa depan secara menyeluruh disemua
aspek penyelenggaraan jaminan kesehatan.
Untuk dapat memformulasi pemikiran strategik dan
keputusan-keputusan strategik perlu didukung dengan
data dan informasi yang akurat. Kegiatan monitoring dan
evaluasi terhadap pelaksanaan program JKN di
Content Here
Indonesia seperti kegiatan-kegiatan penelitian perlu terus
ditingkatkan agar kebutuhan terhadap data dan informasi
mengenai permasalahan dilapangan dapat diperoleh
dengan baik dan akurat.
Tahap Evaluasi Terhadap Program JKN

Evaluasi Pada Tahap Awal Implementasi


Program JKN 1
Pada awal pelaksanaan Program JKN, evaluasi terhadap
kesiapan stakeholder baik BPJS Kesehatan, Dinas Kesehatan,
RS, Puskesmas maupun para peserta dalam pelaksanaan
jaminan kesehatan nasional. Sosialisasi merupakan kunci
keberhasilan pelaksanaan JKN mengingat tingkat kepesertaan
jaminan kesehatan saat ini relatif rendah. Sosialisasi yang baik
akan memberikan pemahaman dan kesadaran kepada peserta
dan pemberi kerja akan hak dan kewajibannya. Sosialisasi
diperlukan tidak hanya dari kepesertaan, namun juga untuk
mendapatkan dukungan dari berbagai pihak yang terkait untuk
peningkatan kualitas layanan kesehatan baik di pusat, daerah,
swasta, maupun unsur masyarakat lainnya.
Evaluasi Pada Proses Implementasi Program
2 JKN

Salah satu dimensi yang penting untuk diperhatikan dalam


pelaksanaan program JKN adalah mengenai manajemen obat.
Selama penerapan program JKN di Indonesia salah satu isu
yang menjadi perhatian khususnya bagi pihak fasilitas
kesehatan sekunder adalah penerapan tarif Ina CBGs. Hal ini
terjadi ketika pihak BPJS akan membayarkan biaya klaim
rumah sakit, namun ternyata berkas pasien dalam hal ini rekam
medik belum lengkap terisi, akibatnya akan mengalami
keterlambatan dalam penginputan karena berkas yang telah
menumpuk yang akan berpengaruh kepada pembayaran biaya
klaim untuk rumah sakit yaitu akan terpending, dan biaya
klaimnya akan dibayarkan satu bulan kedepan.
3 Kepuasan Pasien sebagai Output
Kualitas Pelayanan JKN

Salah satu aspek yang digunakan dalam mengukur


pencapaian mutu dari sebuah program/pelayanan
kesehatan adalah dengan melakukan pengukuran
terhadap kepuasan peserta/pasien. BPJS harus
melakukan Pengukuran Kepuasan Peserta (customer
satisfaction measurement) terus menerus secara
konsisten dan valid paling tidak setiap enam bulan

Pihak RS maupun BPJS kesehatan dapat terus


meningkatkan kinerja positif tersebut dengan
melakukan kegiatan monitoring terhadap tingkat
kepuasan pasien secara regular mengingat kepuasan
pasien bersifat dinamis yang dapat berubah dari
waktu ke waktu.
Monitoring dan Evaluasi Aset
Jaminan Sosial Kesehatan pada
BPJS Kesehatan

Monitoring dan evaluasi kondisi Asuransi kesehatan


keuangan aset BPJS Kesehatan dan aset dana
jaminan sosial kesehatan dilakukan oleh DJSN. Hasil
monitoring dan evaluasi oleh DJSN tersebut
disampaikan kepada presiden paling sedikit 6 (enam)
bulan sekali.

Pengawasan pengelolaan aset jaminan sosial


kesehatan dilakukan melalui pengawasan internal dan
eksternal.
Thank you

Anda mungkin juga menyukai