Anda di halaman 1dari 18

ARTIKEL

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI BESARAN PREMI DAN


PRINIP-PRINSIP PENETAPAN TARIF PREMI
Dosen pengampu : Ikin Ainul Yakin, ME.
Mata kuliah : Asuransi Jiwa Syariah

Disusun oleh :

Uswatun Hasanah ( 211430075 )


Tyara Putri ( 211430094 )

JURUSAN ASURANSI SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

UNIVERSITAS NEGERI SULTAN MAULANA HASANUDDIN BANTEN

20203
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI BESARAN PREMI DAN
PRINIP-PRINSIP PENETAPAN TARIF PREMI

Abstrak

Perusahaan asuransi membebankan sejumlah tarif asuransi/premi yang harus


dibayar tertanggung. Tarif asuransi merupakan harga per unit produk asuransi.
Premi merupakan salah satu kewajiban dari pihak tertanggung yang harus
dibayarkan kepada penanggung tetapi premi yang sudah dibayarkan tersebut d apat
diminta kembali oleh tertanggung. Dalam penentuan dan perhitungan tarif premi
asuransi ada tiga elemen yang harus diperhatikan dalam menentukan model
perhitungan premi asuransi jiwa itu sendiri. Bayaran asuransi atau harga sebagai
jaminan penanggung asuransi untuk bertanggung jawab, hal itu tidak perlu dibayar
lebih dahulu karena biasanya oleh penanggung asuransi dijadikan sebagai satu
isyarat yaitu perjanjian akan berlaku hanya setelah premi dibayar.

Kata kunci : Tarif Asuransi/Premi, Perhitungan Tarif Premi

A. Pendahuluan
1.1 Latar Belakang

Asuransi merupakan salah satu pilihan yang dipilih oleh masyarakat untuk
mengelola risiko. Asuransi berasal dari kata “insurance” atau “assurance” yang
berarti jaminan atau penjaminan. Siapa pun yang memiliki asuransi masuk ke dalam
kontrak yang disebut asuransi. .

Asuransi adalah lembaga keuangan modern yang menangani manajemen risiko


yang mungkin terjadi di masa depan. Resiko yang akan datang dapat mempengaruhi
kehidupan seseorang, seperti resiko kematian, sakit atau kecelakaan. Oleh karena
itu, setiap resiko yang timbul harus dikelola agar tidak mengalami kerugian yang
lebih besar lagi.1

1 Kasmir, Bank Dan Lembaga Keuangan Lainnya (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2012), h.260.
Perusahaan asuransi membebankan beberapa premi asuransi yang harus
dibayar oleh pemegang polis. Premi asuransi adalah harga satuan produk asuransi.
Harga seperti harga komoditas fisik, yang merupakan fungsi dari biaya produksi.
Dalam industri asuransi, biaya produksi diketahui pada saat kontrak (pada saat
penentuan harga) dan hanya setelah asuransi yang bersangkutan berakhir. 2

Dalam menentukan dan menghitung premi asuransi, ada tiga faktor yang harus
diperhatikan dalam menentukan model perhitungan premi untuk asuransi jiwa itu
sendiri. Yaitu mortalitas, suku bunga dan beban (menentukan biaya operasional).
Semua polis asuransi jiwa memerlukan pembayaran asuransi di muka, yaitu.
sebelum asuransi berlaku. Teknik diskonto digunakan untuk menghitung premi
asuransi, karena manfaat asuransi jiwa adalah pembayaran sejumlah uang tertentu
di masa yang akan datang. Selain itu, saat menghitung premi dasar, biaya
operasional asuransi tidak termasuk dalam premi. Alokasi biaya dasar ini ke premi
disebut beban. Biaya dasar yang ditambahkan ke biaya disebut sebagai biaya
kotor. 3

Risiko yang mungkin timbul akibat peristiwa tertentu dikompensasikan dengan


membayar premi asuransi. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam
perhitungan premi asuransi yaitu faktor kematian, faktor bunga dan faktor biaya.
Tingkat kematian adalah perkiraan kemungkinan atau akurat dari jumlah kematian
dalam periode waktu tertentu dalam suatu kelompok. Life table yang digunakan
dalam karya ini adalah life table Indonesia tahun 2011 karena mencerminkan angka
kematian penduduk Indonesia. Tabel ini dibuat oleh Asosiasi Aktuaria Indonesia
pada tahun 2011 dan masih digunakan.

Faktor suku bunga menjadi salah satu pertimbangan karena seiring


berkembangnya dana yang dikelola oleh perusahaan asuransi, maka setiap
perusahaan asuransi akan menawarkan suku bunga yang disesuaikan. Faktor
selanjutnya adalah faktor biaya. Dalam hal ini, biaya berarti biaya Kompensasi dari

2 Herman Darmawi, Manajemen Asuransi, Ed. 1, Cet. 4 (Jakarta:PT Bumi Aksara, 2006), h.37-38
3 Ibid, h. 42.
perusahaan asuransi sendiri atas risiko yang disebabkan oleh peristiwa operasional
dan biaya lain yang tidak termasuk dalam perhitungan pembayaran bersih .

Premi asuransi dapat dibayarkan setiap tahun atau beberapa kali dalam setahun.
Asuransi tahunan disebut premi tahunan. Selain ketiga faktor biaya, mortalitas dan
bunga, besarnya premi asuransi yang dibayarkan juga dipengaruhi oleh seri
pembayaran (pensiun) dan besarnya santunan yang dibayarkan setelah berakhirnya
masa perlindungan. Seri pembayaran (anuitas) dibagi menjadi dua jenis: anuitas
individu dan anuitas berkelanjutan. Pembayaran untuk anuitas individu dilakukan
dengan interval yang sama di setiap periode, sedangkan pembayaran untuk anuitas
berkelanjutan dapat dilakukan kapan saja.

Berdasarkan jumlah tertanggung, asuransi jiwa terbagi menjadi dua bagian,


asuransi jiwa tunggal dan asuransi jiwa ganda. Asuransi MultiLife adalah asuransi
jiwa minimal dua jiwa yang memberikan santunan jika salah satu pemegang polis
meninggal dunia dalam masa polis . Dalam asuransi multilife dikenal istilah
community life dan last marital status. Asuransi jiwa komunitas adalah asuransi
jiwa yang dalam hal terjadi kematian kelompok pertama, uang pertanggungan
dibayarkan kepada anggota yang tersisa. Survivorship insurance adalah polis
asuransi jiwa di mana uang pertanggungan dibayarkan kepada ahli waris ketika
semua tertanggung telah meninggal dunia. 4

1.2 Rumusan Masalah


2. Apa faktor-faktor yang mempengaruhi Besaran Premi?
3. Apa saja prinsip-pinsip Penetapan Tarif Premi?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi Besaran
Premi
2. Untuk mengetahui apa saja prinsip-ptinsip Penetapan Tarif Premi
1.4 Metode Penelitian

4 E Maulana, (Bandung : UIN SUNAN GUNUNG DJATI, 2019), h. 1-2


Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode kepustakaan yaitu.
dengan mengumpulkan berbagai sumber bahan pendukung seperti buku, majalah
dan beberapa artikel dari internet. Beberapa metode digunakan untuk menentukan
biaya, termasuk metode probabilitas dan metode pergantian.
B. PEMBAHASAN
Premi adalah sejumlah uang yang dibayarkan oleh pemegang polis kepada
perusahaan Asuransi dengan jumlah yang telah di tetapkan oleh perusahaan
asuransi dan disetujui oleh pemegang polis untuk memperoleh manfaat berdasarkan
perjanjian asuransi yang dilindungi perundang-undangan yang mendasari program
asuransi wajib (UU No. 40, 2014).5
2.2 Faktor-faktor yang mempengaruhi Besaran Premi
Saat ini, semakin banyak orang yang sadar akan perlunya asuransi dalam
hidupnya. Kebutuhan akan perlindungan menjadi salah satu prasyarat ekonomi
pribadi yang sehat. Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) melaporkan dalam
konferensi pers mengenai kinerja industri asuransi jiwa bahwa jumlah pemegang
polis naik 17,4 persen menjadi 20,87 juta polis. Dan saat ini, hadiah diberikan dan
dijual oleh pelanggan dengan denominasi yang berbeda, semuanya tergantung pada
profil pelanggan itu sendiri.
Besaran premi setiap nasabah dan produk asuransi berbeda – beda, semua
tergantung pada beberapa aspek. Berikut adalah beberapa faktor yang
mempengaruhi nilai premi:
1. Perokok Aktif

Jika Anda seorang perokok, banyak perusahaan asuransi yang masih


menawarkan asuransi jiwa, tetapi mereka mungkin membebankan premi
bulanan yang lebih tinggi kepada Anda. Merokok dapat meningkatkan risiko
terkena penyakit pada usia yang lebih muda. Dan perusahaan asuransi
memperhitungkan hal ini saat menetapkan premi asuransi jiwa untuk calon

5Taswin, Andinna Anda, dkk, Asuransi Kesehatan; (Bandung: CV. Feniks Muda Sejahtera,
2022),h. 166
pelanggan. Tapi itu bukan satu-satunya hal yang diperhitungkan oleh
perusahaan asuransi saat menentukan jumlah premi.

Meskipun Anda mungkin sedang mencari asuransi jiwa terbaik untuk


perokok atau asuransi jiwa murah untuk perokok, perlu diingat bahwa biaya
yang akan Anda bayarkan juga akan bergantung pada faktor lain seperti
kesehatan dan gaya hidup Anda. Ini bukan hanya tentang apakah Anda
merokok atau tidak.

2. Faktor Berat Badan


Faktor bobot yang tidak ideal menjadi salah satu penyebab mengapa premi
asuransi cenderung lebih tinggi. Lalu mengapa? Karena obesitas mereka, mereka
rentan terhadap penyakit kronis. Alasan inilah yang bisa menjadi alasan
mengapa premi asuransi jiwa Anda berbeda dengan yang lain. Namun, bukan
berarti penanggung hanya memperhatikan penampilan luar saja. Perusahaan
asuransi akan tetap meminta Anda untuk melakukan pemeriksaan kesehatan.
Perusahaan asuransi yang membuat penilaian berdasarkan laporan medis
berasumsi bahwa kelebihan berat badan atau obesitas menimbulkan risiko
kesehatan dan keuangan yang tinggi. Oleh karena itu, dalam praktiknya, premi
yang harus dibayar bagi mereka yang bermasalah dengan lemak tubuh menjadi
lebih mahal.
3. Memiliki Pekerjaan Berisiko Tinggi
Faktor lain yang dapat mempengaruhi besaran premi adalah pekerjaan
dengan resiko kecelakaan yang tinggi. Misalnya buruh tani. Dibandingkan
pekerja kantoran, pekerja lapangan memiliki risiko kecelakaan yang lebih tinggi.
Misalnya, jika Anda bekerja di industri yang risiko kecelakaan dan kematiannya
tinggi, seperti pertambangan minyak atau gas alam, sebagai awak pesawat,
sebagai pilot maskapai, sebagai pekerja konstruksi atau bahkan sebagai reporter,
preminya. cenderung cukup tinggi. Maka jangan heran jika premi asuransi Anda
tinggi dan pekerjaan yang Anda lakukan termasuk dalam kelompok risiko untuk
kesehatan Anda.
Tingkat pendapatan dan pekerjaan, Biaya klaim untuk kesehatan gigi
cenderung lebih tinggi pada orang yang berpendapatan tinggi.6

4. Penyakit Bawaan dan Catatan Medis


Perusahaan asuransi biasanya mewajibkan calon pembeli untuk menjalani
pemeriksaan kesehatan sebelum menandatangani kontrak asuransi. Selain itu,
saat mengisi asuransi, Anda pasti akan diminta untuk dengan jujur menuliskan
riwayat kesehatan Anda sendiri bahkan riwayat kesehatan orang tua Anda. Hal
ini dikarenakan perusahaan asuransi ingin mengetahui riwayat kesehatan secara
detail untuk melihat informasi riwayat kesehatan secara umum. Namun,
kesehatan merupakan salah satu faktor terpenting yang mempengaruhi risiko
kematian seseorang.
Berikut adalah beberapa penyakit yang akan mempengaruhi premi Anda:
• Kanker: Perusahaan melakukan penilaian risiko tinggi ketika calon klien
menderita atau pernah menderita kanker.
• Diabetes: Penderita diabetes dianggap lebih berisiko, sehingga premi
asuransi jiwa dan kesehatan menjadi lebih mahal.
• Penyakit kardiovaskular: Diyakini bahwa mereka yang memiliki kondisi
terkait tekanan darah tinggi dan penyakit jantung yang dapat
menyebabkan kematian akan menerima premi yang lebih tinggi.
5. Memiliki Hobi Ekstrem
Faktor lain yang membuat premi asuransi mahal adalah calon tertanggung
memiliki hobi ekstrim atau berisiko. Premi lebih tinggi jika Anda memiliki hobi
seperti panjat tebing, olahraga motor, sky diving, scuba diving atau terjun
payung. Kegiatan ini memiliki resiko yang tinggi dan merupakan nilai penting
dalam menilai besaran premi asuransi yang akan ditanggung.
Pada dasarnya, perusahaan asuransi menentukan premi asuransi jiwa dan
kesehatan yang dibayarkan berdasarkan tingkat risiko yang ditanggung.

6Taswin, Andinna Anda, dkk, Asuransi Kesehatan; (Bandung: CV. Feniks Muda Sejahtera,
2022),h. 167
Semakin rentan Anda, semakin mahal premi asuransi jiwa dan kesehatan. Anda
dapat menurunkan premi asuransi jiwa dan kesehatan Anda dengan mengurangi
risiko Anda (menjalani gaya hidup sehat) dan membandingkan penawaran dari
perusahaan asuransi. Untuk mengantisipasi pembayaran yang tidak sesuai
harapan, mulailah lindungi diri Anda sejak dini.
Salah satu jenis asuransi yang paling banyak diminati oleh masyarakat
adalah asuransi jiwa. Asuransi jenis ini menjadi pilihan pertama banyak orang
karena banyaknya manfaat yang ditawarkannya.
Tidak mengherankan jika informasi tentang tingkat premi asuransi jiwa
sangat diminati. Lantas bagaimana cara menghitung berapa premi asuransi yang
bisa dibayarkan saat pertama kali mengetahui berapa besar asuransi yang
dibutuhkan? Artinya: besaran premi asuransi jiwa disesuaikan dengan profil
nasabah dan manfaat asuransi yang dipilih oleh nasabah. Selain memiliki
asuransi jiwa, Anda juga bisa cek lifepal untuk asuransi terbaik bagi diri sendiri
dan keluarga.
Oleh karena itu, sangat penting untuk mengetahui faktor apa saja yang
mempengaruhi besarnya premi asuransi jiwa. Ada lima hal yang mempengaruhi
besarnya premi asuransi yang dibayarkan nasabah. Calon nasabah asuransi harus
mengetahui kelima faktor ini sebelum memutuskan untuk membeli polis ini.
1. Jenis Asuransi yang dipilih
Cara menghitung premi asuransi jiwa yang pertama adalah dengan
mempertimbangkan jenis asuransi yang dipilih nasabah. Secara umum, premi
untuk asuransi jiwa murni atau berjangka lebih murah daripada asuransi jiwa
berjangka. Mengapa? Pasalnya, asuransi jiwa murni memiliki masa
perlindungan 10, 20 atau 30 tahun. Asuransi berjangka, di sisi lain,
menawarkan perlindungan bagi kehidupan pelanggan. Oleh karena itu, premi
asuransi jiwa jangka panjang cenderung lebih mahal daripada polis jangka
panjang.
2. Jangka Waktu Asuransi
Faktor lain yang mempengaruhi besaran premi adalah jangka waktu. Besar
kecilnya premi yang dibayar oleh nasabah sangat tergantung dengan jangka
waktu yang dipilih oleh nasabah.

Semakin lama jangka waktu yang dipilih oleh nasabah, maka akan semakin
besar pula jumlah premi yang harus dibayar. Contohnya, premi untuk proteksi
selama 10 tahun tentu lebih rendah dibandingkan dengan premi untuk
perlindungan selama 20 tahun. Untuk itu, nasabah bisa memilih jangka waktu
yang sesuai dengan kebutuhan.

3. Jumlah uang pertanggungan asuransi


Faktor selanjutnya yang akan mempengaruhi besar kecilnya biaya premi
asuransi adalah jumlah uang pertanggungan (UP). Semakin banyak uang
pertanggungan yang nasabah butuhkan, maka tentunya akan semakin besar
juga biaya premi yang harus dibayar.
Contoh sederhananya adalah uang pertanggungan Rp1 miliar pasti memiliki
premi lebih besar dibandingkan dengan uang pertanggungan yang hanya
Rp500 juta saja. Jadi, jumlah uang pertanggungan sangat memengaruhi biaya
premi yang harus dibayar.
4. Usia nasabah
Usia nasabah juga mempengaruhi besaran premi yang harus dibayarkan.
Semakin muda nasabah polis asuransi jiwa, semakin murah premi yang harus
dibayar. Di sisi lain, jika nasabah sudah cukup umur, biaya asuransi yang harus
dibayarkan juga lebih tinggi. Ini karena risikonya lebih besar untuk orang tua
dan oleh karena itu asuransi yang harus dibayar juga lebih tinggi.
Distribusi umur dan jenis kelamin, Telaah utilisasi di banyak perusahaan
asuransi menunjukkan bahwa terdapat perbedaan besaran klaim pada
kelompok umur dan jenis kelamin. Umur di atas 50 tahun cenderung sakit-
sakitan, sedangkan kelompok wanita cenderung lebih sering memanfaatkan
pelayanan. 7

5. Kondisi kesehatan nasabah


Faktor penting lainnya yang mempengaruhi jumlah pembayaran asuransi
adalah kondisi kesehatan klien. Itu sebabnya perusahaan asuransi menanyakan
tentang riwayat kesehatan dan gaya hidup calon nasabah sebelum membeli
asuransi.
Tujuannya adalah untuk dapat menawarkan perlindungan yang memadai
tergantung pada kondisi kesehatan. Jika nasabah pernah menderita penyakit
serius, merokok, melakukan olahraga ekstrim atau menjalani operasi, biasanya
mendapat asuransi yang lebih tinggi.
Ruang lingkup manfaat asuransi yang spesifik mempunyai dampak yang
dramatis terhadap utilisasi pelayanan kesehatan. Diberlakukannya deductible,
coinsurance, dan copayment akan mempengaruhi tingkat klaim sehingga
berpengaruh pada besaran premi.8
Premi asuransi adalah pembayaran berkala bulanan dan tahunan yang harus
dibayarkan oleh pemegang polis kepada perusahaan asuransi dalam jangka
waktu yang telah disepakati. Sedangkan jumlah asuransi yang dibayarkan
dicatat dalam asuransi yang diterima peserta dari perusahaan.

2.2 Prinsip-prinsip Penetapan Tarif Premi


Prinsip-Prinsip Menentukan Tarif Premi Menurut Januraga, 2006
untukmenentukan tarif premi yang menjamin keberlangsungan pelayanan atau
penggantian kerugian, lembaga asuransi harus memperhatikan prinsip-prinsip
berikut:
a. Kecukupan (adequacy) artinya tarif premi cukup untuk menutupi manfaat
serta biaya-biaya akuisisi, administrasi, dan pajak. Dengan perkataan lain

7 Taswin, Andinna Anda, dkk, Asuransi Kesehatan; (Bandung: CV. Feniks Muda Sejahtera,
2022),h. 167
8 Taswin, Andinna Anda, dkk, Asuransi Kesehatan; (Bandung: CV. Feniks Muda Sejahtera,

2022),h. 167
rate premi harus melebihi perkiraan biaya klaim (expected claim cost) agar
menguntungkan asuradur (penanggung).
b. Kewajaran (reasonnableness) artinya tarif premi harus sesuai atau seimbang
dengan manfaat yang dijanjikan, artinya bagian tertentu dari tarif premi
dikembalikan kepada pemegang polis dalam bentuk kompensasi
pembayaran benefits. Jika porsi dari premi terlalu banyak digunakan untuk
biaya dan keuntungan, maka premi tidak lagi masuk akal.
c. Keadilan (equity) artinya harus ada keadilan dalam penetapan besaran
premi, dan tidak ada diskriminasi. Tertanggung yang memiliki tingkat risiko
besar harus membayar premi lebih besar. Dalam asuransi sosial hal ini tidak
terlalu perlu dilakukan karena besarnya pooling, sehingga distribusi risiko
dan subsidi antar anggota berlangsung lebih baik.
d. Fleksibel, artinya tarif premi harus bisa disesuaikan dengan keadaan.
e. Persaingan (competitiveness) artinya tant premi harus mampu bersaing di
pasaran untuk merebut pasar, khususnya hagi asuransi kesehatan komersial.
Strategi penetuan tarif jasa dapat menggunakan penetuan tarif premium
pada saat permintaan tinggi dan tarif diskon pada saat permintaan menurun.
Keputusan penetuan tarif dari sebuah produk jasa baru memperhatikan beberapa
hal. Hal yang paling utama adalah bahwa keputusan penetuan tarif harus sesuai
dengan strategi pemasaran secara keseluruhan. Tarif spesifik yang akan
ditetapkan akan bergantung pada tipe pelanggan yang menjadi tujuan .
Secara singkat, prinsip-prinsip penetapan harga (tarif),seperti yang
diusulkan oleh Kotler dan Keller (2016) dikutip dari Zeithalm dan Beitner
(2009: 436) yaitu sebagai berikut :
1. Perusahaan harus mempertimbangkan sejumlah factor dalam menetapkan
harga, mencakup; pemilihan tujuan penetapan harga, menuntukan tingkat
permintaan, perkiraan biaya, menganalisis harga yang ditetapkan dan
produk yang ditawarkan pesaing, pemilihan metode penetapan harga, serta
menentukan harga akhir
2. Perusahaan tidak harus selalu berupaya mencari profit maksimum melalui
penetapan harga maksimum, tetapi dapat pula dicapai dengan caea
memaksimumkan penerimaan sekarang, memaksimumkan pengusaan pasar
atau kemungkinan lainnya.
3. Para pemasar hendaknya memahami seberapa responsif permintaan
terhadap perubahan harga. Untuk mengevaluasi sensitivitas harga, para
pemasar dapat menghitung elastisitas permintaan. 9

Banyak unsur penilaian yang harus diperhitungkan dalam penentuan premi


asuransi. Penilaian ini digunakan untuk menyusun klasifikasi risiko,
menginterpretasikan pengalaman masa lalu dan mengevaluasi pengalam saat
ini.
Pada kasus jasa asuransi, tinggat premi asuransi tidak boleh terlalu tinggi
untuk mendapatkan keuntungan yang besar, juga tidak boleh terlalu
rendahsehingga perusahaan menderita kerugian. Tetapi harus ditentukan
sedemikian rupa sehingga setiap tingkat risiko dapat dibayar secara pantas.
Dalam memenuhi standar premi asuransi, maka prinsip-prinsip penentuan
tingkat premi yang biasa harus diperhatikan yaitu :
1. Tingkat premi harus economically feasible
Maksudnya adalah tingkat premi dapat diual sesuai dengan biaya subjek
yang diasuransikan. Jadi, agar jasanya dapat dijual dengan biaya premi yang
relative rendah, maka kemungkinan terjadinya kerugian yang harus relatif
kecil dan jika terjadi kerugian, maka kerugian tersebut harus dalam nilai
yang besar (Mehrer, 1952).
2. Tingkat premi tidak seharusnya menjadi subjek sekiranya sering terjadi
perubahan.
3. Tingkat premi harus fleksibel.
4. Tingkat premi harus responsif pada perubahan dan mempunyai fleksibilitas
dalam jangka Panjang.
5. Dorongan untuk melakukan tindakan pencegahan kerugian.

9 Dr. Hj. R. Dewi Pertiwi, S.E., M.M. Pemasaran Jasa Pariwisata; (Bandung: CV. Budi Utama,
2021), h. 46
Asuransi jiwa berbeda dengan asuransi-asuransi jenis lainnya dalam
beberapa hal, yaitu :
1. Risiko kematian ini pasti akan dijumpai atas dasar kepastian.
2. Kontak asuransi jiwa merupakan kontak jangka Panjang, tidak seperti
kontak asuransi jenis lainnya.
3. Prinsip penggantian kerugian bukanlah karakteristik dari asuransi jiwa.10

Perusahaan asuransi menentukan premi berdasarkan prinsip kesetaraan


yang mengatakan bahwa kerugian yang diharapkan dari kontrak asuransi harus
nol. Hal ini terjadi ketika nilai aktuarial sekarang dari biaya yang dibebankan
kepada tertanggung sama dengan nilai aktuarial sekarang dari pembayaran
manfaat. Dalam hal ini, kami menyebut setiap beban kepada tertanggung
sebagai premi manfaat atau premi bersih. Premi ini biasanya dibuat setiap tahun.
Dalam penentuan premi asuransi diperlukan penerapan dari prinsip premi.
Ada tiga prinsip premi, yaitu :
1. Prinsip Premi Persentil ( Percentile Premiums )
Prinsip ini menghendaki variable random kerugiannya bernilai positif yang
besarnya tidak lebih dari peluang yang sudah ditetapkan. Meskipun prinsip
ini menarik, namun penentuan premi dengan prinsip ini tidak cukup
memuaskan.
2. Prinsip Kesamaan ( Equivalence Principle )
Pada prinsip ini didefinisikan kerugian dari tertanggung sebagai variable
acak.
3. Prinsip Eksponensial ( Exponential Premiums )
Penetuan premi ini menggunakan fungsi eksponensial utilitas. 11

Kontribusi asuransi syariah terdiri dari bagian Tabarru dan bagian


tabungan (pada asuransi jiwa) dan satu-satunya bagian Tabarru (pada asuransi
non jiwa yaitu asuransi jiwa berjangka). Unsur tabarru dalam jiwa dihitung dari

10 Drs. Danang Sunyoto, S.H., S.E., M.M., Fathonah Eka Susanti, S.E., (Jakarta: PT. Buku Seru,
2015), h. 225-226
11 Hikmah Rahmah, M.SI, dkk, Pengantar Matematika Aktuaria, (Jakarta: PT. Scifintech Andrew

Wijaya,2022), h.141
tabel mortalitas (harapan hidup) yang tingkatannya tergantung pada usia dan
jangka waktu akad. Semakin tinggi usia dan semakin lama masa kontrak, maka
semakin tinggi pula nilai tabarrunya. Peran perusahaan hanya mengelola dana,
termasuk pembayaran kompensasi, sedangkan pendapatan perusahaan berasal
dari transaksi dengan menggunakan akad Wakalah Bil-Ujrah atau akad
Mudharabah.
Pengelolaan Premi Asuransi Pengelolaan dana asuransi (premi asuransi)
dapat dilakukan dengan akad Mudharabah, Mudharabah-Musytarakah atau
Wakalah-bil-ujrah. Dalam akad Mudharabah, keuntungan perusahaan asuransi
syariah diambil dari bagian keuntungan dana investasi. Peserta asuransi syariah
berbadan hukum sebagai pemilik modal dan perusahaan asuransi syariah sebagai
penerjemah modal. Keuntungan dari pengembangan dana tersebut
didistribusikan antara peserta dan perusahaan sesuai dengan ketentuan yang
disepakati. Dalam akad Mudharabah Musytarakah, perusahaan asuransi
bertindak sebagai Mudharib yang melibatkan modal atau dananya dalam
investasi dana peserta. Perusahaan dan peserta berhak untuk berpartisipasi dalam
pengembalian investasi.
Dalam akad Wakalah bil ujrah, perusahaan berhak atas pembayaran
berdasarkan akad tersebut. Peserta memberi wewenang kepada Perusahaan
untuk mengelola keuangan mereka sehubungan dengan kegiatan administrasi,
pengelolaan dana, pembayaran kompensasi, asuransi, portofolio risiko,
pemasaran dan investasi.
Mekanisme pengelolaan alat pembayaran dapat dibedakan menjadi dua
bagian, yaitu ada tidaknya unsur tabungan dan aliran uang dalam asuransi
syariah. Besaran hadiah yang harus dibayarkan tergantung dari kemampuan
peserta. Namun, perusahaan menetapkan besaran minimal premi yang harus
dibayarkan. Setiap peserta dapat membayar hadiah melalui rekening koran,
rekening giro atau secara langsung. Peserta dapat memilih metode pembayaran,
baik bulanan, triwulanan, semesteran, atau tahunan. Perusahaan asuransi
membagi premi yang dibayarkan oleh masing-masing peserta menjadi dua
rekening yang berbeda, yaitu: rekening tabungan, yaitu. H. pengambilan uang
tunai dari peserta, dibayarkan pada saat kontrak berakhir, peserta pensiun, dan
peserta meninggal dunia.
C. KESIMPULAN
Berdasarkan pembahasan di atas, Premi adalah sejumlah uang yang dibayarkan
oleh pemegang polis kepada perusahaan Asuransi dengan jumlah yang telah di
tetapkan oleh perusahaan asuransi dan disetujui oleh pemegang polis untuk
memperoleh manfaat berdasarkan perjanjian asuransi yang dilindungi perundang-
undangan yang mendasari program asuransi wajib (UU No. 40, 2014).
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi Besaran Premi yaitu Besaran premi
setiap nasabah dan produk asuransi berbeda – beda, semua tergantung pada
beberapa aspek. Berikut adalah beberapa faktor yang mempengaruhi nilai premi:
1. Perokok Aktif

Jika Anda seorang perokok, banyak perusahaan asuransi yang masih


menawarkan asuransi jiwa, tetapi mereka mungkin membebankan premi
bulanan yang lebih tinggi kepada Anda. Merokok dapat meningkatkan risiko
terkena penyakit pada usia yang lebih muda. Dan perusahaan asuransi
memperhitungkan hal ini saat menetapkan premi asuransi jiwa untuk calon
pelanggan. Tapi itu bukan satu-satunya hal yang diperhitungkan oleh
perusahaan asuransi saat menentukan jumlah premi.

2. Faktor Berat Badan


Faktor bobot yang tidak ideal menjadi salah satu penyebab mengapa premi
asuransi cenderung lebih tinggi. Lalu mengapa? Karena obesitas mereka, mereka
rentan terhadap penyakit kronis. Alasan inilah yang bisa menjadi alasan
mengapa premi asuransi jiwa Anda berbeda dengan yang lain. Namun, bukan
berarti penanggung hanya memperhatikan penampilan luar saja. Perusahaan
asuransi akan tetap meminta Anda untuk melakukan pemeriksaan kesehatan.
3. Memiliki Pekerjaan Berisiko Tinggi
Faktor lain yang dapat mempengaruhi besaran premi adalah pekerjaan
dengan resiko kecelakaan yang tinggi. Misalnya buruh tani. Dibandingkan
pekerja kantoran, pekerja lapangan memiliki risiko kecelakaan yang lebih
tinggi.

Prinsip-Prinsip Menentukan Tarif Premi Menurut Januraga, 2006


untukmenentukan tarif premi yang menjamin keberlangsungan pelayanan atau
penggantian kerugian, lembaga asuransi harus memperhatikan prinsip-prinsip
berikut:
a. Kecukupan (adequacy) artinya tarif premi cukup untuk menutupi manfaat
serta biaya-biaya akuisisi, administrasi, dan pajak. Dengan perkataan lain
rate premi harus melebihi perkiraan biaya klaim (expected claim cost) agar
menguntungkan asuradur (penanggung).
b. Kewajaran (reasonnableness) artinya tarif premi harus sesuai atau seimbang
dengan manfaat yang dijanjikan, artinya bagian tertentu dari tarif premi
dikembalikan kepada pemegang polis dalam bentuk kompensasi
pembayaran benefits. Jika porsi dari premi terlalu banyak digunakan untuk
biaya dan keuntungan, maka premi tidak lagi masuk akal.
c. Fleksibel, artinya tarif premi harus bisa disesuaikan dengan keadaan.
DAFTAR PUSTAKA
Kasmir, Bank Dan Lembaga Keuangan Lainnya (Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada, 2012), h.260.
Herman Darmawi, Manajemen Asuransi, Ed. 1, Cet. 4 (Jakarta:PT Bumi Aksara,
2006), h.37-38
E Maulana, (Bandung : UIN SUNAN GUNUNG DJATI, 2019), h. 1-2
Taswin, Andinna Anda, dkk, Asuransi Kesehatan; (Bandung: CV. Feniks Muda
Sejahtera, 2022),h. 166
Taswin, Andinna Anda, dkk, Asuransi Kesehatan; (Bandung: CV. Feniks Muda
Sejahtera, 2022),h. 167
Taswin, Andinna Anda, dkk, Asuransi Kesehatan; (Bandung: CV. Feniks Muda
Sejahtera, 2022),h. 167
Dr. Hj. R. Dewi Pertiwi, S.E., M.M. Pemasaran Jasa Pariwisata; (Bandung: CV.
Budi Utama, 2021), h. 46
Drs. Danang Sunyoto, S.H., S.E., M.M., Fathonah Eka Susanti, S.E., (Jakarta: PT.
Buku Seru, 2015), h. 225-226
Hikmah Rahmah, M.SI, dkk, Pengantar Matematika Aktuaria, (Jakarta: PT.
Scifintech Andrew Wijaya,2022), h.141

Anda mungkin juga menyukai