Anda di halaman 1dari 33

1

UJIAN AKHIR SEMESTER


ASURANSI KESEHATAN
“ UNDERWRITING”

Dosen : Dr. drg. Wahyu Nugrohadi , SE, M.Si

DI SUSUN OLEH :
Chaerani Triyuliana
166070018

PROGRAM STUDI PASCA SARJANA


MAGISTER KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS RESPATI INDONESIA
JAKARTA
2

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Setiap orang yang pernah tertarik ataupun yang sudah membeli

program asuransi, pasti pernah mendengar istilah Underwriting. Istilah ini

bukan untuk asuransi jiwa saja, tetapi berlaku juga untuk keseluruhan industri

asuransi. Ada beberapa jenis underwriting yang dilakukan dalam asuransi,

antara lain Medical underwriting & Financial underwriting. Dalam

sebuah usaha asuransi, akan mengenal sebuah istilah Underwriting.

underwriting adalah sebuah proses identifikasi dan seleksi resiko dari

calaon tertanggung yang mengasuransikan dirinya di sebuah perusahaan

asuransi.

Individu yang melakukan proses underwriting adalah

seorang underwriter. Underwriting muncul karena adanya beberapa faktor

yang mendasari. Salah satu diantaranya adalah sebuah usaha agar calon

tertanggung mendapatkan beban premi yang sesuai dengan resiko yang di

milikinya dengan kata lain ada keadilan dalam pembebanan premi. Selain

itu, pembebanan premi harus tidak merugikan perusahaan asutransi. Coba

bayangkan ketika tidak ada underwriting dalam perusahaan asuransi,

tertanggung dengan resiko tinggi bisa dengan mudahnya mendapatkan


3

perlindungan asuransi dengan beban premi standar padahal jika terjadi

resiko akan sangat merugikan perusahaan. Penambahan atau

pengurangan premi karena adanya proses underwriting sering dinamakan

sebagai proses rating. Orang dengan resiko yang standar atau tidak

memiliki kecendrungan untuk merugikan perusaahaan dalam waktu yang

relatif pendek akan dikenakan rating standar atau tidak ada penambahan

premi untuk resikonya. Sedang kan orang dengan tingkat resiko diatas

standar akan masuk kedalam kelasSubstandar yang akan dikenakan premi

lebih tinggi dari premi standar. Untuk case dimana individu tidak merokok

dan memiliki resiko rata-rata maka dia akan dimasukkan kedalam Super

preferred class yang dalam bahasa umum dikenakan premi lebih rendah

dari premi standar.

Jenis-jenis resiko pun dapat di kelompokkan dalam beberapa

jenis diantaranya : Resiko pekerjaan, resiko kesehatan, Resiko karena

hobby yang disukai ataupun resiko karena daerah yang ditempati.

Bagaimanapun juga jenis-jenis resiko ini membantu seorang underwriter

untuk melakukan klasifikasi resiko dari calon tertanggung.

B. RUMUSAN MASALAH

Kinerja sistem merupakan tolak ukur, dalam hal ini perusahaan

asuransi, terutama dalam ruang lingkup sistem underwriting, yang menjadi

pusat eksistensi bagi perusahaan. Hal tersebut disebabkan karena, kegagalan

yang terjadi dalam sistem underwriting, merupakan hal yang fatal bagi
4

perusahaan, karena sistem tersebut adalah faktor yang menentukan tingkat

tinggi atau rendahnya suatu resiko bagi perusahaan asuransi itu sendiri,

sebelum diserahkan kepada manajer untuk diambil keputusannya dalam hal

menyetujui polis bagi calon tertanggung. Pada akhirnya penilaian terhadap data

– data calon tertanggung dapat dicatat secara akurat dan tepat, dalam rangka

pembangunan sistem yang lebih ideal bagi perusahaan, dalam hal ini yang

menjadi sasaran utama adalah sistem underwriting.

Beberapa masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah, antara lain

sebagai berikut :

 Apakah sistem underwriting, yang dikembangkan oleh pihak internal

perusahaan memadai dilihat dari sisi isi, tingkat keakuratan sistem, format

tampilan,kemudahan penggunaan sistem, dan tingkat ketepatan pengambilan

keputusan bagi staf underwriting yang diserahkan pada manager

underwriting?

 Apa saja masalah yang dihadapi selama ini dalam menentukan tingkat tinggi

atau rendahnya suatu resiko untuk menyetujui polis calon tertanggung di

dalam perusahaan asuransi?

 Apa metode yang digunakan selama ini dalam menentukan tinggi atau

rendahnya suatu resiko dalam sistem underwriting?

TUJUAN PENULISAN

Makalah ini bertujuan untuk mengetahui tentang penerimaan sejumlah


5

besar para calon tertanggung atau kumpulan yang memenuhi syarat selagi

keseimbangan penanggung baik secara keuangan. Untuk memenuhi hal ini dalam

jangka panjang, seorang underwriter harus mempraktekkan underwriting yang baik,

menghasilkan keuntungan mortalita dan morbiditas, dan menyetujui aplikasi-aplikasi

hanya ketika polis-polis memiliki satu kemungkinan besar masih tetap berlaku.
6

BAB II

TINJAUAN TEORI

1. Pengertian Underwriting

Underwriting berasal dari kata underwrite yang menurut John M.

Echlos dan Hassan Shaolity (2000) dalam kamus Inggris Indonesia,

underwrite mempunyai makna: Mempertanggungkan, Mengasuransikan, dan

Menanggung

Secara umum dapat dikatakan sebagai kegiatan pengalihan

tanggung jawab dari satu pihak kepada pihak lainnya, yaitu pihak asuransi,

yang kemudian bertanggung jawab secara hukum bila terjadi kerugian

tertentu. Underwriting, yang bisa disebut juga dengan risk selection, adalah

suatu fungsi manajemen risiko asuransi yang bertugas atas seleksi dan

klasifikasi risiko yang dimiliki oleh calon tertanggung perorangan maupun

kumpulan. Dengan kata lain, underwriting berfungsi untuk menilai tingkat

risiko yang dimiliki seorang calon nasabah, baik perorangan maupun

kumpulan, serta memberi keputusan yang berhubungan dengan

pertanggungan atas risiko tersebut. Sedangkan orang yang mengevaluasi

berbagai risiko serta menentukan diterima tidaknya surat permohonan

asuransi disebut dengan Underwriter. Untuk mengukur tingkat

keuntungan dari usaha murni perusahaan asuransi salah satunya dapat dilihat
7

dari rasio underwriting yaitu rasio yang menunjukkan tingkat hasil

underwriting yang dapat diperoleh perusahaan.

Tujuan underwriting adalah menyeleksi dan mengklasifikasikan

calon tertanggung sesuai tingkat risikonya masing-masing untuk menjadi

bagian dari portofolio perusahaan dan menentukan kondisi khusus seperti

ekstra premi karena kesehatan atau pengecualian sesuai dengan tingkat risiko

yang akan menjadi bagian dari portofolio.

Seorang tertanggung yang memiliki tingkat risiko yang lebih

tinggi, harus membayar premi pertanggungan yang lebih tinggi pula.

Keputusan awal tentang klasifikasi risiko dan jumlah premi yang layak untuk

dibebankan terhadap risiko risiko yang diterima adalah tugas agen sebagai

seorang underwriter di lapangan (Field Underwriter).

Selanjutnya jika calon nasabah sudah mengisi formulir, maka

tugas underwriter di kantor asuransi yang akan menilainya. Mereka harus

mampu melakukan proses underwriting dengan adil, dalam arti menerima

atau menolak asuransi sesuai dengan evaluasi terhadap risiko yang dilakukan.

Prosedur dalam underwriting melalui beberapa tahapan. Dalam mengisi

formulir asuransi, ada beberapa informasi yang harus diberikan oleh calon

nasabah, seperti informasi tentang riwayat kesehatan, pekerjaan, status

keuangan, dan geografi. Dari empat faktor tersebut, aspek geografi yang

paling jarang diberlakukan, karena ini hanya untuk mereka yang berasal dari
8

area yang tinggi risikonya.

Keputusan underwriting yang efektif memungkinkan perusahaan

asuransi untuk menerbitkan polis yang adil dan memberikan jaminan manfaat

bagi pemegang polis, terjangkau oleh si pembeli dan tidak merugikan

perusahaan asuransi.Individu yang melakukan proses underwriting adalah

seorang underwriter.

Underwriting muncul karena adanya beberapa faktor yang

mendasari. Salah satu diantaranya adalah sebuah usaha agar calon

tertanggung mendapatkan beban premi yang sesuai dengan risiko yang di

milikinya dengan kata lain ada keadilan dalam pembebanan premi. Selain itu,

pembebanan premi harus tidak merugikan perusahaan asuransi. Coba

bayangkan ketika tidak ada underwriting dalam perusahaan asuransi,

tertanggung dengan risiko tinggi bisa dengan mudahnya mendapatkan

perlindungan asuransi dengan beban premi standar padahal jika terjadi risiko

akan sangat merugikan perusahaan.

Penambahan atau pengurangan premi karena adanya proses

underwriting sering dinamakan sebagai proses rating. Orang dengan risiko

yang standar atau tidak memiliki kecendrungan untuk merugikan perusaahaan

dalam waktu yang relatif pendek akan dikenakan rating standar atau tidak ada

penambahan premi untuk risikonya.

Jenis-jenis risiko pun dapat di kelompokkan dalam beberapa jenis


9

diantaranya :Risiko pekerjaan, risiko kesehatan, Risiko karena hobby yang

disukai ataupun risiko karena daerah yang ditempati. Bagaimanapun juga

jenis-jenis risiko ini membantu seorang underwriter untuk melakukan

klasifikasi risiko dari calon tertanggung.

1. Hasil Underwriting dan Komponennya

Underwriting merupakan laba/rugi dari aktivitas utama asuransi

yang didapat dari selisih pendapatan premi dan beban underwriting (beban

klaim dan beban komisi). Hasil underwriting ini merupakan salah satu

variabel pembentuk laba bersih dan juga digunakan untuk investasi.

Menurut Satria Sulastria (2010:35) menyatakan bahwa rincian hasil

underwriting adalah sebagai berikut:

“Rincian hasil underwriting merupakan laporan penunjang ikhtisar laba rugi.

Komponen hasil underwriting adalah pendapatan premi, beban klaim dan

komisi.”

Dari pengetian diatas dapat disimpulkan bahwa hasil underwriting adalah

laba/rugi dari aktivitas utama asuransi yang didapat dari selisih pendapatan

premi, beban klaim, dan beban komisi.

Komponen-komponen hasil underwriting meliputi pendapatan

underwriting dan beban underwriting, yang dapat dijelaskan sebagai berikut:

a) Pendapatan Underwriting
10

Pengertian pendapatan underwriting dijelaskan oleh Radiks Purba (2007:58)

adalah sebagai berikut:

“Pendapatan underwriting adalah pendapatan yang diperoleh dari aktivitas

pokok perusahan asuransi, komponen-komponen pendapatan underwriting

(premi tanggungan sendiri) terdiri dari premi bruto, dikurangi premi

reasuransi dan dikurangi atau ditambah kenaikan atau penurunan premi yang

belum merupakan pendapatan.”

Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa pendapatan

underwriting/pendapatan premi merupakan pendapatan sebagai imbalan jasa

atas pengalihan risiko kepada perusahaan asuransi.

b) Beban Underwriting

Menurut Radiks Purba (2009:59) pengertian dan komponen dari beban

underwriting adalah sebagai berikut:

“Beban underwriting adalah beban yang dikeluarkan perusahaan asuransi

untuk mendapatkan, memelihara, dan menyelesaikan kerugian suatu

pertanggungan”.

Komponen-komponen beban underwriting terdiri dari:

a. Komisi tanggungan sendiri

b. Klaim tanggungan sendiri

c. Kenaikan/penurunan estimasi klaim tanggungan sendiri


11

d. Beban underwriting rupa-rupa.”

Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa beban underwriting adalah

beban yang dikeluarkan perusahaan yang meliputi beban klaim dan beban

komisi.

2. Tugas Departemen Underwriting

Menurut A. Hasyim (2003:235) menjelaskan mengenai tugas dan tanggung

jawab departemen underwriting, adalah sebagai berikut:“Departemen

underwriting bertanggung jawab menciptakan standar seleksi dan

memberikan keputusan atas semua para pelamar. Underwriting (penanggung)

tidak hanya meninjau bisnis baru tetapi juga bisnis yang telah mantap. Ia

mungkin membatalkan polis yang menunjukkan pengalaman yang sangat

merugikan atau menunjukkan ciri-ciri yang tidak menguntungkan.

Departemen underwriting tidak hanya memeriksa tarif dan formulir-formulir

yang diserahkan oleh agen, tetapi ia juga mengembangkan formulir-formulir

polis baru. Masalah-masalah mengenai limit, reasuransi, dan retrocession

juga ditangani oleh departemen underwriting.”

Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa tugas underwriting

bertanggung jawab atas semua kegiatan yang diperlukan untuk menyeleksi

(menerima atau menolak) sesuai dengan pemenuhan tujuan perusahaan secara

umum.

B.Risk Based Capital


12

Menurut pasal 1 dari SK nomor PER- 02/BL/2009 tentang Pedoman

Perhitungan Batas Solvabilitas Minimum bagi Perusahaan Asuransi dan

Perusahaan Reasuransi, sebagai berikut:

“Batas tingkat solvabilitas minimum bagi Perusahaan Asuransi dan

Perusahaan Reasuransi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 Keputusan

Menteri Keuangan Nomor 424/KMK.06/2003 tanggal 30 September 2003

tentang Kesehatan Keuangan Perusahaan Asuransi dan Perusahaan

Reasuransi sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan

Peraturan Menteri Keuangan Nomor 158/PMK.010/2008 tanggal 28 Oktober

2008, ditetapkan berdasarkan besarnya risiko kerugian yang mungkin timbul

sebagai akibat dari deviasi dalam pengelolaan kekayaan dan kewajiban”

Batas Tingkat Solvabilitas Minimum (BTSM) adalah jumlah minimum

tingkat solvabilitas yang harus dimiliki perusahaan asuransi atau perusahaan

reasuransi, yaitu sebesar jumlah dana yang dibutuhkan untuk menutup risiko

kerugian yang mungkin timbul sebagai akibat dari deviasi dalam pengelolaan

kekayaan dan kewajiban. BTSM terdiri dari enam komponen yaitu (a)

Kegagalan pengelolaan kekayaan; (b) Ketidakseimbangan antara proyeksi

arus kekayaan dan kewajiban; (c) Ketidakseimbangan antara nilai kekayaan

dan kewajiban dalam setiap jenis mata uang asing; (d) Perbedaan antara

beban klaim yang terjadi dan beban klaim yang diperkirakan; (e)

Ketidakcukupan premi akibat perbedaan hasil investasi yang diasumsikan

dalam penetapan premi dengan hasil investasi yang diperoleh; dan (f)
13

Ketidakmampuan pihak reasuradur untuk memenuhi kewajiban membayar

klaim.

Dewasa ini, istilah “Risk Based Capital” (singkatnya RBC) telah

menjadi penting, khususnya berkaitan dengan pengukuran keamanan finansial

atau kesehatan perusahaan-perusahaan asuransi. Regulasi pemerintah

berdasarkan RBC mengenai kesehatan perusahaan-perusahaan asuransi

diluncurkan ke industri asuransi di Indonesia oleh Pemerintah setempat di

tahun 1999. Beberapa perusahaan asuransi sekarang telah berada dibawah

pengawasan khusus Pemerintah karena rasio kesehatan RBC mereka tidak

memenuhi ketentuan minimum Pemerintah.

1. Pengertian Risk Based Capital

Risk Based Capital adalah salah satu metode pengukuran Batas

Tingkat Solvabilitas yang disyaratkan dalam undang-undang dalam

mengukur tingkat kesehatan keuangan sebuah perusahaan asuransi untuk

memastikan pemenuhan kewajiban Asuransi dan Reasuransi dengan

mengetahui besarnya kebutuhan modal perusahaan sesuai dengan tingkat

resiko yang dihadapi perusahaan dalam mengelola kekayaan dan

kewajibannya.

RBC merupakan rasio antara aktiva bersih perusahaan asuransi

menurut nilai buku (book value) atau selisih antara aktiva yang diukur dengan

“kekayaan yang diperkenankan”. Jadi untuk mengetahui RBC, kita harus

melakukan perhitungan untuk selisih aktiva bersih dan BTSM terlebih


14

dahulu. Perusahaan asuransi harus mempunyai RBC minimal sebesar 120%.


15

Munir Samsudin (2003) menyatakan bahwa, ada perusahaan

asuransi yang punya RBC sampai 3.000 persen, tetapi pelayanan kepada

nasabah tidak baik, sering mempersulit hak-hak nasabah dalam mencairkan

klaimnya. Perusahaan itu juga tidak tertib administrasinya, misalnya membuat

pelaporan kinerja keuangan kepada pemerintah atau publik. Meskipun tingkat

RBC-nya tinggi, tentu perusahaan itu tidak baik. Lain halnya dengan

perusahaan asuransi yang RBC-nya hanya 120 persen, tetapi cukup

memperhatikan hak-hak konsumen atau nasabah dan taat dengan peraturan yang

berlaku. Otomatis perusahaan itu sehat dan baik karena bagi nasabah yang

terpenting bukan RBC-nya tinggi, tetapi kembali tidak uangnya itu pada saat

jatuh tempo. Namun demikian, kata Munir, RBC diperlukan bagi perusahaan

asuransi nasional guna mengukur tingkat kesehatan keuanga perusahaan dan

sebagai pegangan bagi para nasabah untuk menganalisa apakah perusahaan itu

cukup punya modal atau tidak jika seseorang beli polisnya atau ikut melakukan

investasi pada perusahaan tersebut.

Pemohon (applicant) adalah orang atau lembaga yang mengirim satu

aplikasi untuk asuransi individu dan mencari untuk membeli perlindungan asuransi.

Tertanggung (insured) juga dikenal dengan yang diasuransikan atau dijamin (assured)

adalah orang yang kehidupannya atau kesehatannya dilindungi oleh satu polis asuransi

individu. Selama proses underwriting tertanggung sering disebut calon tertanggung

(proposed insured). Pemilik Polis (policyowner) adalah orang atau lembaga yang

menguasai atau memiliki satu polis individu. Pemohon, tertanggung dan pemilik polis
16

dari satu polis asuransi, boleh jadi, dan sering adalah orang yang sama. Jika, untuk

contoh, anda mengajukan dan diterbitkan satu polis asuransi atas kehidupan anda, lalau

anda adalah pemohon, tertanggung dan pemilik polis. Namun, jika, pasangan anda

mengajukan satu polis untuk kehidupan anda, lalu pasangan anda adalah pemohon

asuransi, dan anda adalah tertanggung. Ketika satu polis diterbitkan, pasangan anda-

pemohon-menjadi pemegang polis. Ketika seseorang membeli satu polis asuransi

individu atas kehidupan orang lain, polisnya dikenal sebagai satu polis pihak-ketiga

(third-party policy).

Pada asuransi kumpulan pemegang polis (policyholder) adalah perusahan

atau organisasi lainnya yang memutuskan perlindungan asuransi jenis apa yang akan

dibeli untuk perkumpulan itu, membicarakan batasan-batasan dari kontrak asuransi

kumpulan, dan terlibat dengan asuransi kumpulan dengan perusahaan asuransi.

Pemegang polis biasanya mengelola dan membayar sebagian atau semua bagian

perlindungan kumpulan. Selama proses underwriting, kumpulan yang telah mengajukan

asuransi, tetapi belum disetujui, perlindungan kumpulan dari satu perusahaan asuransi

dapat dikatakan sebagai prospek kumpulan (group prospect) atau tertanggung kumpulan

(proposed group). Di Amerika Serikat dan Kanada, seseorang yang dilindungi oleh satu

polis asuransi kumpulan dikatakan sebagai tetanggung kumpulan (group insured), dan

kita gunakan istilah itu pada naskah ini.

Jika kejadian terhadap diri tertanggung terjadi ketika polis sedang berlaku,

perusahaan asuransi membayar manfaat yang telah disetujui pada masa polis. Manfaat

asuransi jiwa biasanya dibayarkan kepada penerima manfaat (benefiary)-orang atau


17

pihak yang tertulis untuk menerima manfaat polis. Orang atau pihak yang asuransi

kesehatannya dibayarkan bervariasi tergantung pada jenis asuransi kesehatan itu.

Manfaat-manfaat biaya medis biasanya dibayarkan kepada keduanya yaitu

tertanggung atau rumah sakit, dokter atau penyedia perawatan medis yang menyediakan

pelayanan perawatan kepada tertanggung. Manfaat-manfaat pendapatan karena

mengalami kecacatan atau ketidak mampuan dan penyakit klinis biasanya dibayarkan

kepada tertanggung. Manfaat-manfaat perawatan medis jangka panjang dibayarkan

kepada keduanya yaitu tertanggung atau pihak-ketiga penyedia jasa perawatan medis

jangka panjang.

Perusahaan asuransi akan sanggup untuk menyediakan proteksi terhadap

kerugian keuangan karena konsep pemusatan atau penyatuan risiko. Dengan pemusatan

risiko, para individu yang menghadapi ketidak tertentu dari satu kerugian yang tidak

jelas-untuk contoh, kehilangan mata pencaharian karena meninggalnya tulang punggung

keluarga-memindahkan risiko kerugian tersebut kepada penanggung atau perusahaan

asuransi. Sebagai pertimbangan seorang penanggung menerima risiko tersebut, setiap

pemilik satu polis membayar sejumlah premi-atau pembayaran kepada penanggung.

Premi khususnya terdiri dari satu premi awal (intial premium) yang dibayarkan pada

saat polis diterbitkan dan premi lanjutan (renewal premium) yang dibayarkan setelah

premi awal dan diperlukan untuk kelanjutan polis.

Penanggung menginvestasikan premi tersebut dan dapat digunakan sebagai

satu dana bersama dimana dana tersebut dapat digunakan penanggung untuk membayar

manfaa-manfaat ketika kerugian yang ditanggung terjadi. Dana yang akan cukup besar
18

untuk menutup kerugian-kerugian tertanggung, jumlah yang dibayarkan untuk setiap

polis dan kontribusi dana harus cukup memadai untuk menutup risiko dimana polis

tertentu mengemuka bagi penanggung. Karena tidak semua individu atau kumpulan

yang mengajukan perlindungan asuransi memperlihatkan tingkat risiko yang sama

kepada para penanggung. Penanggung atau perusahaan asuransi membuat atau

mengembangkan daftar tarif premi untuk setiap produk asuransinya. Daftar tarif premi

disusun dari kategori tarif premi yang berbeda yang berkatian dengan berbagai kategori

dari risiko yang diajukan oleh para tertanggung individu atau kumpulan. Seorang

individu atau kumpulan yang memperlihatkan risiko kerugian yang lebih besar

dibebankan dengan satu tarif premi perlindungan yang lebih tinggi. Untuk contoh,

seorang calon tertanggung yang terserang penyakit jantung arteri Koroner, secara

statistik, memperlihatkan satu risiko kematian yang lebih besar dari pada calon

tertanggung tanpa penyakit jantung arteri koroner, mungkin membayar premi yang

tinggi dari pada individu tanpa penyakit jantung arteri koroner.

Untuk mengembangkan daftar tarif premi penanggung harus memprediksi

kemungkinan tingkat kerugian-tingkat kerugian (loss rate)-dimana satu tertanggung

kumpulan tertentu akan alami. Untuk memprediksi tingkat kerugian untuk satu

tertanggung kumpulan tertentu, penanggung harus memprediksi jumlah dan waktu dari

kerugian-kerugian yang ditanggung yang kemungkinan akan terjadi pada para

tertanggung kumpulan.

Tak ada seorang pun yang dapat memprediksi kerugian yang orang tertentu akan alami.
19

Tidak ada seorang pun yang mengetahui kapan orang tertentu akan meninggal,

mengalami cacat, atau membutuhkan perawatan medis. Namun, penanggung dapat

memprediksi dengan tingkat keakuratan yang sangat tinggi jumlah orang dalam satu

perkumpulan besar tertentu yang akan meninggal, mengalami cacat atau membutuhkan

perawatan medis selama satu periode waktu tertentu. Prediksi-prediksi akan kerugian

yang akan datang ini berdasarkan pada konsep bahwa, meskipun kejadian-kejadian

individual-seperti meninggalnya orang tertentu-terjadi secara acak, kita dapat

menggunakan pengamatan dari kejadian-kejadian masa lalu untuk menentukan

kemungkinan-kemungkinan-atau barangkali-bahwa satu kejadian tertentu akan terjadi di

masa yang akan datang. Satu konsep penting yang membantu meyakinkan kita akan

keakuratan dari prediksi kita tentang kemungkinan dari satu kejadian yang akan terjadi

adalah dalil atau hukum bilangan besar.

Dalil bilangan besar (law of large number) menyatakan bahwa, secara khusus, lebih

banyak waktu kita melakukan pengamatan tentang kejadian tertentu, kemungkinan

besar hasil kejadian tertentu yang kita amati akan mendekati “kebenaran” sesungguhnya

dimana kejadian akan terjadi.

Untuk contoh, jika anda melempar satu koin yang bergambar satu kepala

seseorang pada satu sisi, ada 50-50 kemungkinan dimana koin itu akan jatuh dengan

satu sisi yang bergambar kepala di atas, ini adalah kemungkinan yang dapat dihitung.

Empat, atau pun satu lusin, lemparan koin mungkin tidak menghasilkan satu hasil yang

sama atau mendekati jumlah yang sama dari gambar kepala atau bagian bawah koin-sisi
20

lain dari koin-jatuh menghadap ke atas. Jika anda melempar koin 1,000 kali, walaupun,

dengan perkiraan 50 persen dari lemparan koin, koin akan jatuh dengan gambar kepala

berada di atas, 50 persen dari lemparan gambar koin yang lainnya, koin kemungkinan

akan jatuh dengan bagian bawah koin berada di atas. Lebih sering anda melempar koin,

lebih mungkin koin yang akan anda amati memperlihatkan satu proporsi gambar kepala

dan sisi bawah koin yang hampir mendekati sama dan, demikianlah, kemungkinan

bahwa penemuan-penemuan anda akan memperkirakan kemungkinan yang “benar.”

Perusahaan asuransi bertumpu kepada dalil atau hukum bilangan besar

ketika mereka membuat prediksi-prediksi tentang kerugian-kerugian yang ditanggung

dimana satu tertanggung kumpulan tertentu kemungkinan akan alami selama satu

periode waktu tertentu. Perusahaan-perusahaan asuransi mengumpulkan informasi

tertentu tentang sejumlah besar orang jadi mereka dapat mengidentifikasi contoh

kerugian-kerugian yang orang-orang itu telah alami. Selama bertahun-tahun, untuk

contoh, perusahaan-perusahaan asuransi jiwa telah mencatat berapa banyak dari

tertanggung mereka telah meninggal dunia dan berapa usia mereka ketika mereka

meninggal dunia. Perusahaan-perusahaan asuransi lalu membandingkan informasi ini

dengan catatan-catatan populasi umum negara mereka, mencatat usia orang-orang yang

mana dalam populasi umum meninggal dunia.

Menggunakan catatan-catatan statistic, perusahan-perusahaan asuransi telah

menghitung tingkat mortalita dan morbiditas.

a) Mortalita (mortality) yaitu satu hal penting tertentu untuk para underwriter jiwa,

adalah insiden kematian diantara satu kumpulan orang tertentu. Tingkat


21

mortalita (mortality rate) adalah tingkat dimana kematian terjadi diantara satu

kumpulan orang tertentu selama satu periode tertentu, biasanya satu tahun. Para

penanggung menghimpun tingkat mortalita tersebut dan mengembangkan tabel

mortalita (mortality table) yang memperlihatkan keakuratan yang sangat tinggi

jumlah orang pada satu kumpulan besar (1,000 orang atau lebih) yang

kemungkinan akan meninggal pada setiap usia.

b) Sakit (morbidity) yaitu satu hal penting tertentu untuk para penanggung

kesehatan, adalah insiden terserang penyakit atau mengalami luka diantara satu

kumpulan orang tertentu. Tingkat sakit (morbidity rate) adalah tingkat dimana

serangan penyakit atau mengalami luka terjadi diantara satu kumpulan orang

tertentu selama satu periode tertentu. Tabel sakit (morbidity tabe)

memperlihatkan sejumlah orang pada satu kumpulan besar yang kemungkinan

besar akan terserang penyakit atau mengalami luka pada setiap usia.

Dengan menggunakan tabel mortalita dan morbiditas yang akurat, para

aktuaria jiwa dan kesehatan dapat memprediksi tingkat kemungkinan kerugian untuk

kumpulan-kumpulan tertanggung tertentu. Seorang aktuaria (actuary) adalah seorang

ahli teknik dalam asuransi, annuitas, dan instrument-instrumen keuangan yang

menerapkan pengetahuan matematika untuk industri dan statistik perusahaan untuk

menghitung beragam nilai-nilai keuangan. Para aktuaria yang dipekerjakan oleh para

penanggung atau perusahaan asuransi menggunakan tingkat kerugian yang telah

diprediksi untuk membuat tarif premi untuk beragam kelas tertanggung atau satu

kumpulan dimana akan cukup memadai untuk membayar klaim. Para underwriter
22

memikul tanggung jawab mengklasifisikasi risiko dengan tepat untuk meyakinkan

bahwa pengalaman klaim penanggung sedekat mungkin dengan tingkat kerugian yang

telah diprediksi yang digunakan untuk menyusun tarif premi. Dengan kata lain, ketika

para aktuaria memprediksi tingkat kerugian (loss rate) dan menghitung dan

mengkategorikan tarif premi (premium rates) untuk satu populasi secara keseluruhan,

para underwriter mengevaluasi risiko kerugian (loss of risk) yang mengemuka oleh

setiap aplikasi asuransi dan menentukan jumlah premi (premium amount) yang

kenyataannya dikenakan untuk setiap polis yang diterbitkan. Para underwriter tidak

dapat menduga bahwa setiap risiko yang diajukan memperlihatkan satu kemungkinan

kerugian rata-rata karena tidak semua dari usia dan jenis kelamin yang sama

mempunyai satu kemungkinan yang sama dalam mengalami satu kerugian.

Underwriting yang Baik

Underwriting akan dianggap baik jika setiap usulan resiko dievaluasi secara

akurat, digolongkan dengan benar, dan keduanya disetujui dengan satu premi yang tepat

atau dengan kondisi yang relevan atau menolak perlindungan. Dengan kata lain

underwriting yang baik dapat menghasilkan keputusan untuk (1) menerbitkan asuransi

yang diajukan (2) menerbitkan asuransi dengan satu modifikasi tarif preminya, (3)

menerbitkan asuransi dengan satu modifikasi dengan memperluas atau menaikkan

jumlah tarif premi perlindungan atau (4) menolak untuk menerbitkan asuransinya atau

menunda membuat satu keputusan.

Underwriting yang baik membantu perusahaan asuransi tetap bersaing dan

kuat dalam segi keuangan. Jika standar-satandar underwriting seorang penanggung


23

terlalu ketat atau preminya tdak bersaing dengan perusahaan-perusahaan yang lainnya,

para pelaku asuransi kemungkinan akan sedikit mengirim aplikasi kepada perusahaan,

oleh karena itu, penanggung akan kehilangan potensi pendapatan premi. Jika para

underwriter tidak melaksanakan underwriting yang baik dan menerima terlalu banyak

aplikasi beresiko tinggi atau membebankan premi yang terlalu rendah yang

berhubungan dengan tingkat resiko yang diterima, perusahaan asuransi mungkin tidak

memiliki dana yang cukup untuk membayar klaim yang dikirimkan untuk perlindungan

itu. Akibatnya penanggung menjadi rugi atau tidak sanggup membayar. Demikianlah,

fungsi underwriting adalah masalah krusial penting untuk kelanjutan dan keuntungan

perusahaan asuransi.

Pendapatan Mortalita dan Morbiditas

Jika standar-standar underwriting dibuat dengan benar dan para underwriter melakukan

underwriting dengan baik, para penanggung akan memperoleh satu pengalaman

mortalita dan morbiditas.

a) Pendapatan mortalita (mortality gain)

sejumlah uang dimana satu perusahaan asuransi dapatkan ketika

pengalaman mortalita lebih baik dari pada mortalita yang diharapkan. Satu

pengalaman mortalita (mortality experience) adalah sejumlah kematian yang pada

kenyataannya ada dalam satu kumpulan tertentu dimana mortalita yang diharapkan

(expected mortality) adalah jumlah kematian yang telah diprediksi akan terjadi pada

satu kumpulan orang pada usia tertentu sesuai dengan tabel mortalita. Dengan kata

lain, jika lebih sedikit tertanggung meninggal dunia dari pada yang telah diprediksi
24

oleh akturia ketika mereka menetapkan tarif premi, hasilnya adalah pendapatan

mortalita. Jika lebih banyak tertanggung meninggal dunia dari pada yang telah

diprediksi aktuaria ketika mereka menetapkan tarif premi, hasilnya adalah kerugian

mortalita.

b) Pendapatan morbiditas (morbidity gain)

sejumlah uang yang perusahaan asuransi kesehatan dapatkan ketika

pengalaman morbiditas lebih baik dari pada yang diharapkan. Pengalaman

morbiditas (morbidity experience) adalah sejumlah penyakit atau luka yang pada

kenyataanya terjadi pada satu tertanggung kumpulan tertentu dikalikan dengan biaya

rata-rata per kejadian, dimana morbiditas yang diharapkan (expected morbidity)

adalah sejumlah penyakit atau luka yang diprediksi akan terjadi pada satu kumpulan

orang tertentu pada satu usia tertentu sesuai dengan tabel morbiditas dikalikan

dengan biaya rata-rata yang telah diestimasi per kejadian. Dengan kata lain, jika

lebih sedikit tertanggung mengalami sakit atau luka dan/atau biaya rata-rata per

kejadian lebih rendah dari pada yang telah diprediksi aktuaria ketika mereka

menetapkan tarif premi, hasilnya adalah perolehan morbiditas, jika lebih banyak

tertanggung terserang penyakit atau mengalami luka, dan/atau biaya rata-rata per

kejadian lebih tinggi dari pada yang telah diprediksi aktuaria ketika mereka

menetapkan tarif premi hasilnya adalah kerugian morbiditas.

c) Mempertahankan Polis

Ketika menetapkan resiko yang diajukan oleh seorang calon tertanggung,


25

seorang underwriter harus mempertimbangkan kemungkinan polis akan tetap berlanjut

jika diterbitkan. Mempertahankan polis (persistency) adalah tetap mempertahankan satu

bisnis seorang penanggung yang sedang berjalan itu tetap ada ketika polis masih tetap

berlaku. Persistensi adalah satu faktor penting bagi kondisi keuangan penanggung.

Biaya-biaya yang timbul pada tahun pertama setelah polis diterbitkan biasanya melebihi

biaya-biaya premi tahun pertama polis. Dalam menetapkan satu premi untuk satu

produk tertentu, staf aktuaria seorang penanggung mengantisipasi bahwa penanggung

akan menetapkan biaya-biaya awal itu sudah meliputi premi tahun pertama yang

dibayarkan. Namun, jika satu penanggung mengalami persistensi yang buruk atau

kehilangan banyak polis, lalu penanggung tidak sanggup untuk menutup biaya-biaya

tahun pertama polis dan akan mengalami satu kerugian.

Untuk kebanyakan produk-produk asuransi individu, persistensi tergantung

pada kelanjutan pembayaran premi-premi selanjutnya dan tetap mempertahankan

polisnya sepanjang (1) premi berikutnya tetap bersaing, (2) pemilik polis memiliki satu

kebutuhan akan perlindungan, dan (3) pemilik polis mampu secara keuangan untuk

membayar perlindungan tersebut. Untuk mengelola agar polis tetap berlanjut, para

underwriter harus menyetujui sejumlah perlindungan yang para pemohon beli dengan

alas an-alasan yang berlaku dan tampaknya masuk akal berdasarkan pada keuangan para

pemohon. Para pemohon yang membeli lebih banyak asuransi dari pada yang mereka

butuhkan atau akan condong menjadikan polis mereka terhenti di tengah jalan. Catat,

namun, bahwa pada era asuransi jangka waktu yang murah ini, persistensi underwriting

untuk asuransi jiwa individu cepat berkurang.


26

d) Penetapan Resiko

Setiap produk asuransi dirancang untuk memberikan perindungan tertentu

yang ditetapkan dengan satu premi yang membuat penanggung akan membayar

manfaat-manfaat yang dijanjikan oleh produk. Seorang penanggung merancang struktur

tarif premi untuk setiap produknya agar premi yang dibebankan kepada setiap orang

atau kumpulan yang akan diasuransikan merefleksikan jumlah resiko pada orang

tersebut dimana setiap jumlah resiko memperlihatkan berhubungan dengan orang lain

atau kumpulan tertanggung melalui produk. Seorang atau kumpulan yang

memperlihatkan sejumlah resiko yang lebih besar dibebankan dengan satu premi yang

lebih tinggi yang cocok untuk perlindungan.

Dalam mengevaluasi satu apikasi untuk satu produk asuransi tertentu, para

underwriter melakukan penetapan resiko (risk assessment), yang melibatkan penetapan

tingkat resiko yang diperlihatkan oleh setiap orang calon tertanggung atau kumpulan

sesuai dengan satu kriteria yang penanggung buat ketika merancang produk asuransi.

Pada bagian ini, kita memperkenalkan beberapa faktor yang para underwriter

pertimbangkan sementara mereka mengevaluasi aplikasi untuk asuransi individu dan

untuk asuransi kumpulan.

e) Underwriting Individu

Tidak semua produk-produk asuransi jiwa dan kesehatan membutuhkan

penetapan tingkat resiko yang sama. Beberapa aplikasi asuransi dapat disetujui hanya

setelah informasi secara menyeluruh terisi dengan baik dan benar, keuangan dan
27

informasi pribadi telah dikumpulkan, sewaktu aplikasi-aplikasi yang lainnya-seperti

aplikasi-aplikasi untuk jumlah perlindungan yang kecil untuk para pemohon yang lebih

muda-dapat disetujui berdasarkan hanya pada informasi yang ada pada apikasi tersebut.

Dalam menentukan berapa banyak informasi yang akan dikumpulkan, underwriter

membandingkan kemungkinan besar pendapatan ekonomi (peningkatan dalam

pendapatan mortalita dan morbidity) terhadap biaya memperoleh informasi.

Para underwriter mempertimbangkan satu rangkaian faktor tentang seorang

calon tertanggung ketika sedang mengevaluasi satu aplikasi untuk asuransi jiwa dan

kesehatan. Kita menggambarkan banyak dari faktor-faktor ini melalui wacana ini. Pada

bagian ini, kita mengidentifikasi beberapa faktor-faktor resiko yang para underwriter

pertimbangkan ketika sedang menetapkan aplikasi untuk polis-polis asuransi individu,

dan kita mendiskusikan kecurangan-kecurangan individu dalam berasuransi atau

antiseleksi, dan kelas-kelas resiko tradisional yang digunakan untuk menggolongkan

tertanggung individu melalui polis-polis asuransi individu.

f) Faktor-faktor Resiko

Untuk tujuan-tujuan underwriting, satu faktor resiko (risk factor) adalah

beberapa aspek dari keadaan kesehatan seorang calon tertanggung, riwayat medis,

kebiasaan-kebiasaan kesehatan (seperti penggunaan tembakau), riwayat keluarga,

kondisi-kondisi keuangan, reputasi, catatan kriminal, atau aktivitas yang meningkatkan

kemungkinan besar bahwa orang tersebut akan menderita satu kerugian yang

ditanggung. Pada situasi-situasi polis pihak ketiga, underwriter akan memperhitungkan

kondisi keuangan pemohon untuk menentukan apakah pemohon memiliki kemampuan


28

untuk membayar perlindungan.

Pada wacana ini, kita mengkategorikan faktor-faktor resiko, faktor-faktor

keuangan, dan faktor-faktor pribadi, dimana faktor-faktor tersebut dijelaskan pada

Gambar 1.2. Ingat bahwa faktor-faktor keuangan dan faktor-faktor pribadi sering

merujuk secara keseluruhan kepada faktor-faktor nomedis (nonmedical factors).

Faktor resiko yang lainnya dimana para underwriter harus sadar akan akan

bahaya moral. Bahaya moral (moral hazard) adalah satu ciri yang ada ketika reputasi,

posisi keuangan, atau catatan criminal dari seorang pemohon atau calon tertanggung

mengindikasikan bahwa orang bertindak dengan tidak jujur dalam transaksi ekonomi.

Bahaya moral ada, untuk contoh, ketika seseorang mengajukan perlindungan

pendapatan ketidak mampuan dengan maksud mengirim satu klaim agar bisa

mendapatkan biaya melalui manfaat-manfaat asuransi ketika dia tidak sedang bekerja.

Jika seorang underwriter mencurigai bahwa seorang pemohon atau calon tertanggung

memperlihatkan satu bahaya moral bagi penanggung, underwriter mungkin memiliki

alasan untuk percaya bahwa pemohon atau calon tertanggung telah tidak menjawab

pertanyaan-pertanyaan yang terdapat pada aplikasi asuransi dengan jujur. Oleh karena

itu, underwriter memverifikasi sebanyak mungkin informasi.

Bahaya moral dapat dicurigai ketika seorang pemohon memiliki satu catatan

usaha bisnis yang tidak beretika atau ditahan karena menghindari pajak, penipuan

bisnis, atau kejahatan-kejahatan yang sama. Seorang pemohon seperti itu mungkin

meniatkan hasil asuransi akan digunakan dengan berbagai cara dimana hasil atau

manfaat asuransi tidak dirancang untuk digunakan seperti itu.


29

Underwriter dengan hati-hati menyelediki satu aplikasi dari satu orang dengan satu

laporan seperti itu, dan underwriter biasanya menolak perlindungan.

Tidak setiap contoh dari penghilangan atau informasi yang tidak konsisten

pada satu aplikasi merupakan bahaya moral. Untuk contoh, seorang calon tertanggung

yang menolak untuk memasukkan pada satu aplikasi kenyataan bahwa beberapa kulit

tumbuh yang tidak berbahaya telah dibuang melalui pembedahan beberapa tahun yang

lalu mungkin tidak mencoba untuk menipu penanggung. Calon tertanggung mungkin

telah lupa tentang prosedur atau telah menduga bahwa karena pertumbuhan itu tidak

berbahaya, pertumbuhan tersebut tidak relevan untuk satu aplikasi asuransi jiwa. Lebih

jauh seorang tertanggung yang memiliki satu riwayat banyak klaim untuk pergantian

biaya medis tidak seharusnya orang tersebut bermaksud untuk membeli asuransi

kesehatan dan lalu mengirim klaim-klaim yang bohong di bawah perlindungan itu.

Penyelidikan yang menyeluruh dari jenis dan kesyahan dari klaim-klaim yang

dikirimkan akan memberikan underwriter informasi yang cukup untuk menentukan

apakah klaim-klaim itu telah dijamin dan apakah calon tertanggunng memperlihatkan

kemungkinan bahaya moral.

g) Antiseleksi

Dalam menetapkan tingkat resiko yang diperlihatkan oleh seorang calon

tertanggung, seorang underwriter harus tetap waspada akan tanda-tanda antiseleksi,

yang mengakibatkan satu tingkat resiko yang sangat tinggi. Antiseleksi (antiselection)

adalah kecondongan orang yang mencurigakan atau diketahui mereka yang memiliki

kemungkinan rata-rata lebih besar akan mengalami kerugian mengajukan atau


30

memperbaharui asuransi untuk jumlah yang lebih besar dari pada orang yang kurang

pengetahuan tentang kemungkinan besar mengalami kerugian. Untuk contoh, satu orang

yang percaya atau mengetahui dia terserang penyakit kanker, pembengkakan paru-paru,

atau penyakit-penyakit serius yang lainnya kemungkinan akan mengajukan

perlindungan asuransi atau berusaha untuk lebih menaikkan perlindungan terkininya

dari pada orang yang yakin dia berada dalam kondisi sehat. Kemungkinan antiseleksi

membuat aturan undewriter khususnya menjadi penting dalam proses penetapan resiko.

h) Kelas-kelas Resiko Tradisional

Selama proses penetapan resiko untuk asuransi jiwa individu, para calon

tertanggung digolongkan masuk dalam kelas-kelas resiko. Kelas resiko (risk class)

adalah satu kumpulan tertanggung yang memperlihatkan satu tingkat resiko yang sama

menurut penanggung atau perusahaan asuransi. Meskipun setiap penanggung

mendefinisikan parameter-parameter kelas resikonya sendiri, banyak penanggung

menggolongkan kelas resiko seperti sangat baik (preferred), standar (standard), di

bawah standar (substandard) dan ditolak (declined). Kelas-kelas ini digambarkan pada

Gambar 1.3. Kita menggambarkan penggolongan resiko untuk asuransi kesehatan

individu dan jiwa kumpulan dan asuransi kesehatan dalam wacana berikutnya.

Beberapa penanggung lebih jauh memisahkan antara resiko-resiko yang

sangat baik (preferred risks) dengan merujuk kepada resiko-resiko dengan tingkat

mortalita yang telah diantisipasi sangat rendah hingga pada satu resiko yang paling

sangat baik. Kelas resiko yang sangat paling baik (super-prefered class) secara khusus

menandai para calon tertanggung yang memiliki tingkat mortalita yang telah diantisipasi
31

terendah diantara para calon tertanggung pada kelas resiko yang sangat baik. Sejumlah

penanggung telah menetapkan calon tertanggung dengan kelas resiko yang sangat

paling baik dengan menawarkan premi yang lebih rendah kepada konsumen mereka

yang memiliki kelasa resiko terendah. Kriteria untuk dimasukkan pada kelas tersebut

sangat ketat dan umumnya terfokus pada faktor-faktor seperti tubuh, tekenan darah,

riwayat keluarga, penggunaan tembakau, kolesterol, gula darah, catatan mengemudi,

dan kegemaran.

Beberapa penanggung membagi setiap resiko menjadi kategori pengguna

tembakau dan nonpengguna tembakau. Tingkat premi mempertimbangkan penggunaan

tembakau dari calon tertanggung, dengan nonpengguna pada setiap kelas resiko

ditawarkan dengan tingkat premi yang lebih baik dari pada rekannya yang penggunan

tembakau.

i) Underwriting Kumpulan

Produk-produk asuransi kumpulan umumnya tidak membutuhkan beberapa

jenis penetapan sebagaimana dibutuhkan pada produk-produk asuransi individu. Pada

kebanyakan aplikasi kumpulan, sebagai ganti mengevaluasi karakteristik dari setiap

orang dalam satu kelompok tertanggung, underwriting mengevaluasi kelompok dengan

dasar apakah karakteristik atau ciri-ciri kumpulan itu (seperti besarnya, sifat bisnis,

komposisi batasan usia dan jenis kelamin, jumlah perubahan karyawan, lokasi

geografis, dan informasi premi yang lalu dan klaim) memenuhi parameter yang telah

ditetapkan oleh perusahaan asuransi untuk produk kumpulan. Satu pengecualian untuk

praktik ini khususnya terjadi pada underwriting asuransi jiwa kumpulan kecil, yang
32

sering membutuhkan underwriting dari anggota-anggota kumpulan individu. Prinsip-

prinsip dari underwriting kumpulan, namun, pada pokoknya sama seperti prinsip-prinsip

untuk underwriting individu: untuk menetapkan tingkat resiko seakurat dan selengkap

yang dibutuhkan, dan untuk mencapai satu keputusan apakah akan menerima resiko

yang diperlihatkan oleh orang atau kumpulan yang mengajukan perlindungan.


33

DAFTAR PUSTAKA

Djojosoedarso, Soeisno. 2003. Prinsip-prinsip Manajemen Risiko dan


Asuransi.
Edisi Revisi. Jakarta : Salemba Empat.

Keputusan Menteri Keuangan, KMK No. 424/KMK.06/2003 tentang


Kesehatan
Perusahaan Asuransi dan Reasuransi. Diakses melalui
http://www.bapepam.go.id

Kusuma, Muhammad Rizza Perdana. 2013. Analisis Profitabilitas, Risiko


Underwriting dan Ukuran Perusahaan terhadap Tingkat Solvabilitas
Perusahaan Asuransi di Indonesia (Studi Perusahaan Asuransi
Kerugian yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2006-2012).

Sutrisno. 2009. Manajemen Keuangan Teori, Konsep, Dan Aplikasi.


Ekonisia.
Yogyakarta.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2 tahun 1992 tentang Usaha


Perasuransian.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 40 tahun 2014 tentang
Perasuransian.

Winarno, Wing Wahyu, 2009. Analisis Ekonometrika dan Statistika dengan


Eviews.
Edisi Kedua. STIM YKPN. Yogyakarta.

http://id.wikipedia.org/wiki/Premi. Diakses pada tanggal 23 September 2017.

http://id.wikipedia.org/wiki/Asuransi. Diakses pada tanggal 14 September


2017.

http://www.sahamok.com/emiten/sektor-keuangan/sub-sektor-asuransi/.
Diakses pada tanggal 19 September 2017.

Anda mungkin juga menyukai