Anda di halaman 1dari 3

KENDALA ASURANSI SYARIAH

Asuransi merupakan pertanggungan diantara dua pihak ataupun lebih dari itu, yang
mana suatu pihak sebagai penanggung memiliki ikatan asuransi gunanya untuk pemberian
pergantian terhadap tertanggung atas kerugian, hilangnya keuntungan yang diharapkan.
Ataupun merupakan tanggung jawab pihak yang ketiga atas derita yang ditimbulkan dari
peristiwa yang mungkin terjadi dan memberikan bayaran didasarkan atas hidup atau atau
wafatnya orang yang telah ditanggungkan.1

Dalam kegiatan ekonomi secara keseluruhan, asuransi memegang peranan penting,


karena di samping memberikan perlindungan terhadap kemungkinan-kemungkinan kerugian
yang akan terjadi, asuransi memberikan dorongan yang besar sekali ke arah perkembangan
ekonomi lainnya. Saat ini perkembangan asuransi menunjukan perkembangan yang cukup
signifikan. Perusahaan-perusahaan yang bergerak di bidang industri jasa asuransi
menawarkan berbagai macam produk asuransi mulai dari jasa asuransi kerugian, asuransi
jiwa, asuransi kesehatan, asuransi tenaga kerja dan lain-lain sampai dengan asuransi yang
memiliki unsur tabungan seperti asuransi jiwa unit link. 2

Penerapan suatu sistem informasi akuntansi asuransi syariah yang baik dan ideal bagi
lembaga asuransi syariah, sistem tersebut juga harus sesuai dengan nilai-nilai akuntansi
dalam islam. Idealitas sebuah sistem informasi akuntansi, hal tersebut akan membantu pihak
manajemen dalam melakukan langkah dan keputusan strategis dan hasil evaluasi laporan
keuangannya. 3

Dalam perkembangannya asuransi syariah ini sering mengalami berbagai kendala


seperti masih minimya modal yang menyebabkan rendahnya penetrasi pasar asuransi syariah,
SDM yang kurang Profesional, masyarakat yang tidak tahu terhadap produk asuransi syariah,
belum adanya dukungan yang memadai dari masyarakat bahkan belum adanya image yang
baik untuk membuat masyarakat yakin dengan keuntungan dalam menggunakan penawaran
asuransi syariah, maraknya berbagai produk yang diatawarkan oleh perusahaan-perusahaan
asuransi sayangnya tidak diikuti dengan jaminan perlindungan hukum terhadap pemegang
1
Nilam Sari, dkk., Analisis SWOT Strategi Pengembangan Asuransi Syariah Bumiputera di Aceh, (Banda Aceh:
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN Ar-Raniry, 2021), Jurnal Ilmiah Ekonomi Islam Vol.7 No.1 ISSN
2477-6157; E-ISSN 2579-6534, Hal.1
2
Sunarmi, Pemegang Polis Asuransi Dan Kedudukan Hukumnya, (Medan: Jalan Bunga Cempaka IA No.4),
Vol.3 No.1, Hal.2
3
Gina Triana Nafyandhari, Analisis Faktor-faktor Kendala Pelaksanaan Konversi Sistem Akuntansi Asuransi
Syariah PSAK No.59 Ke Sistem Akuntansi Asuransi Syariah PSAK No.111 Pada PT.Allianz Syariah Cabang
Bandung, (Bandung: UIB, 2016), Jurnal Prosiding Keuangan dan Perbankan Syariah, ISSN: 2460-2159,
Hal.106-107
polis asuransi. Permasalahan yang selalu dialami oleh pemegang polis adalah sulitnya
memperoleh pembayaran ganti kerugian ketika evenement terjadi. Padahal tujuan utama
seorang pemegang polis atau nasabah mengikatkan diri dalam perjanjian asuransi adalah
untuk menerima ganti kerugian bila terjadi suatu peristiwa yang tidak diduga menimpa objek
asuransi.4, masalah internal meliputi internal control, sistem penagihan dan pembayaran
premi, dan pengelolaan bisnis yang kurang efektif. Sedangkan masalah eksternal meliputi
kondisi peserta asuransi, kinerja agen/broker dan kebijakan regulator terkait outstanding
premi. Hal yang paling berpengaruh dalam masalah internal adalah sistem penagihan dan
pembayaran premi, kemudian internal kontrol, dan terakhir pengelolaan bisnis yang kurang
efektif. Solusi yang dilakukan yaitu solusi jangka pendek terdiri dari: sanksi struktural,
efektivitas kinerja dan operasional, dan komunikasi dan konfirmasi. Solusi jangka panjang
terdiri dari: evaluasi dan perbaikan internal kontrol, perbaikan sistem penagihan dan
pembayaran premi, dan penetapan kebijakan baru. Hal yang paling prioritas dalam solusi
jangka pendek adalah komunikasi dan konfirmasi, kemudian efektivitas kinerja dan
operasional, dan terakhir sanksi struktural. 5

Pasal 246 KUHD secara tegas menentukan bahwa :

Asuransi atau pertanggungan adalah suatu perjanjian, dengan mana seorang


penanggung mengikatkan diri kepada seorang tertanggung, dengan menerima suatu premi,
untuk memberikan penggantian kepadanya karena suatu kerugian, kerusakan atau kehilangan
keuntungan yang diharapkan, yang mungin akan dideritanya karena suatu peristiwa yang tak
tertentu.

Berdasarkan permasalahan yang menghambat perkembangan asuransi syariah baik dari


pihak perusahaan seperti terkait pemasaran produk yang ditawarkan dan tenaga ahli dalam
marketing serta tidak hanya itu tingkat ekonomi masyarakat dan tingkat edukasi produk
terhadap masyarakat juga menjadi faktor penghambat. Sebetulnya tujuan dari semua asuransi
ialah untuk menutup suatu kerugian yang diderita selaku akibat dari suatu peristiwa yang
bersangkutan dan yang belum dapat ditentukan semula akan terjadi atau tidak. Unsur ganti
kerugian sebagai unsur penting dalam asuransi sayangnya belum berjalan sesuai dengan
tujuan pemegang polis asuransi mengikatkan diri dalam perjanjian asuransi. Pemegang polis

4
Sunarmi, Pemegang Polis Asuransi Dan Kedudukan Hukumnya, (Medan: Jalan Bunga Cempaka IA No.4),
Vol.3 No.1, Hal.5
5
Bambang Dwi Handoko, dkk., Solusi atas Permasalahan Pengawasan dan Penagihan Outstanding Premi
Asuransi Syariah di Indonesia, (Al-Tijary: IAI Tazkia, 2020), Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Vol.5 No.2, P-
ISSN: 2460-9404; E-ISSN: 2460-9412, Hal.13
asuransi mengalami kesulitan ketika akan mengajukan klaim ganti kerugian. Perusahaan
asuransi selaku penanggung selalu mengajukan berbagai macam alasan sebagai dasar untuk
tidak membayar klaim ganti kerugian yang diajukan oleh pemegang polis. Hal ini menjadi
salah satu sebab mengapa masih banyak masyarakat yang belum memiliki kesadaran untuk
berasuransi.

Anda mungkin juga menyukai