HUKUM ASURANSI
Untuk memenuhi tugas mata kuliah Hukum Asuransi
Dibawah bimbingan:
Getah Ester Hayatullah, S.H., M.Hum.
Disusun oleh:
Kelompok Genap
PK 1-PERDATA
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS KRISNADWIPAYANA
Jakarta
2021
Nama-Nama Anggota Kelompok Genap :
1
Tugas Hukum Asuransi 2
Pembahasan Kelompok Genap
Produk asuransi merupakan salah satu bentuk produk yang memberikan banyak
kegunaan baik itu untuk kelangsungan hidup secara perseorangan, masyarakat maupun
perusahaan. Produk asuransi diharapkan dapat menampung sekian banyak resiko yang
ditemui dalam kehidupan masyarakat sehari-hari. Kemungkinan kerugian ini adalah obyek
dari perjanjian. Penanggung sebagai pihak yang menerima peralihan resiko,mengikatkan diri
untuk mengganti kerugian apabila itu benar-benar menjadi suatu kenyataan. Untuk kewajiban
inilah penanggung membebani kewajiban kepada tertanggung, untuk membayar premi. Premi
itu sangat penting dibutuhkan untuk jalannya perusahaan pertanggungan yang sehat. Adanya
premi merupakan syarat mutlak bagi penanggung sebagaiperusahaan pertanggungan. Yang
menetapkan jumlah premi adalah penanggung berdasarkan perhitungan kemungkinan dan
statistik. Pada umumnya dilihat dari sudut asuransi, setiap peristiwa yang tidak sengaja, yang
dapat membawa kerugian pada kekayaan kita, adalah bahaya atau risiko. Risiko,seperti biasa
dalam bahasa sehari-hari, adalah kemungkinan akan rugi. Bahaya atau risiko adalah
kemungkinan terjadinya suatu peristiwa yang merugikan dan tidak tentu, suatu keadaan
terancam oleh peristiwa yang demikian.
2
Dalam Otoritas Jasa Keuangan, marjin jasa kontraktual yaitu komponen jumlah
tercatat aset atau liabilitas untuk suatu kelompok kontrak asuransi yang merupakan laba
belum diakui, yang akan diakui pada saat entitas menyediakan jasa sesuai kontrak asuransi
dalam kelompok tersebut. Dengan ini suatu kontrak dapat merugi atau semakin merugi jika
tidak sesuai dengan marjin kontraktual (komponen jumlah tercatat).
Industri asuransi jiwa membukukan pendapatan premi mencapai Rp 19,09 triliun atau
melesat 25,12% secara year on year (yoy) per Januari 2021. Pencapain itu disebut sebagai
indikator awal kinerja asuransi jiwa tumbuh lebih baik di tahun ini. Mengacu pada statistik
Otoritas Jasa Keuangan (OJK), pencapaian premi bulanan asuransi jiwa di Januari 2021
mampu melampaui rata-rata perolehan premi bulanan sepanjang 2020 di kisaran Rp 14-15
triliun.
Lonjakan premi di awal tahun ini tidak terlepas dari sederet pendekatan di kuartal IV-
2020. Berbagai pendekatan tersebut pada akhirnya membawa optimisme bagi nasabah dan
pelaku asuransi jiwa di 2021. Kemudian, Purchasing Managers' Index (PMI) Manufaktur
Indonesia pada bulan Desember 2020 merambat naik menjadi sebesar 51,3. Dalam hal ini,
kegiatan pabrik-pabrik di Indonesia nampak mulai kembali beroperasi. Ditambah lagi isu
mengenai Tesla, lalu ada kerjasama pembuatan batu baterai dengan Tiongkok. Itu semua
menambah optimisme di 2021 yang makin kuat. Termasuk pemerintah tidak memutus
bantuan terkait program PEN, jadi menumbuhkan banyak harapan. Melihat aktivitas
perekonomian lebih kondusif karena vaksinasi Covid-19 lebih banyak dan merata.
Di samping itu, OJK juga memaparkan statistik kinerja hasil investasi asuransi jiwa
dibuka positif pada Januari 2021 sebesar Rp 998,16 miliar. Pada Januari 2020, hasil investasi
dibukukan negatif Rp 6,26 triliun. Pertama, harus disadari bahwa pembayaran premi unit link
dilakukan seumur hidup bukan jangka waktu tertentu. Kedua, pemegang unitlink harus
menyadari bahwa unitnya ada kaitannya dengan investasi yang sifatnya volatile. Hal penting
lainnya bagi nasabah adalah agar membaca isi polis dengan seksama agar tidak menimbulkan
ekspektasi yang berlebihan di masa mendatang.
OJK turut mencatat bahwa per Januari 2021 total klaim dan manfaat dibayarkan naik
6,32% (yoy) menjadi Rp 14,65 triliun. Pendorong pertumbuhan klaim dicatatkan oleh klaim
penebusan unit (partial withdrawal) yang naik 22,31% (yoy) menjadi Rp 9,06 triliun. Togar
menjelaskan, sejatinya total klaim asuransi jiwa cenderung terus meningkat setiap tahun.
3
Khusus tahun ini, klaim partial withdrawal memang diprediksi menjadi lini sebagai
kontributor terbesar pada total klaim.
Pada saat yang sama, klaim dan manfaat dibayar turun 25,29% (yoy) jadi Rp 4,64
triliun. Januari 2020 tercatat sebesar Rp 6,21 triliun. Menurut Togar, lini klaim tersebut
dicatatkan dari klaim meninggal dan akhir kontrak. Hal itu menunjukkan komitmen dari
perusahaan asuransi jiwa.
Dalam pendekatan alokasi premi terdapat suatu entitas dapat menyederhanakan untuk
pengukuran suatu kontrak reasuransi milikan misalnya munculnya beban atau pengurangan
beban dan bukan pendapat, dapat memilih untuk menakui akuisisi asuransi sebagai beban
ketika entitas mengeluarkan suatu biaya.
Konsep akuntansi pengertian entitas adalah suatu unit usaha atau kesatuan akuntansi
(keuangan), artinya dalam akuntansi terdapat laporan keuangan yang disertakan oleh setiap
unit usaha atau entitas yang disebut sebagai kesatuan akuntansi, lebih tepatnya dengan
aktifitas atau kegiatan ekonomi dari unit tersebut sebagai fokusnya. Dalam darf evaluasi
entitas juga mempertimbangkan hak dan kewajiban subtantifnya, baik yang timbul dari suatu
kontrak, hukum atau regulasi. Dalam kontrak asuransi entitas menetapkan ruang lingkup
sebagai berikut:
a) Garansi produk yang diberikan oleh pabrik, pengecer dalam hubungannya dengan
penjualan barang atau jasa kepada pelanggan
b) Aset dan leabilitas pemberi kerja dari program imbalan kerja
c) Hak kontraktual atau kewajiban kontraktual yang kontijen pada penggunaan dimasa
depan
d) Jaminan nilai residual yang diberikan oleh pabrik atau pengecer yang melekat kepada
penyewa
4
e) Kontrak jaminan keuangan, kecuali pihak penertbit yang telah menyatakan secara
ekplisit bahwa kontrak tersebut merupakan kontrak asuransi dan menerapkan akuntansi
yang berlaku dalam kontrak asuransi
f) Utang atau piutang imbalan kontijensi dalam kombinasi bisnis
g) Kontrak asuransi dimana entitas adalah pemegang polis, kecuali kontrak tersebut adalah
kontrak reasuransi yang dimiliki.
Dalam DE PSAK 74 bahwa jika entitas memiliki informasi wajar dan terdukung untuk
menyimpulkan bahwa sekumpulan kontrak akan berada dalam kelompok kontrak yang sama
jika menerapkan nya entitas dapat melakukan pengukuran atas kumpulan kontrak tersebut
untuk menentukan apakah kontrak tersebut adalah kontrak yang merugi dan melakukan
penilaian atas kumpulan kontrak tersebut untuk menentukan apakah selanjutnya kontrak tidak
memiliki kemungkinan signifikan untuk menjadi kontrak yang merugi. Jika entitas tidak
memiliki informasi wajar dan terdukung untuk menyimpulkan bahwa sekumpulan kontrak
akan berada dalam kelompok kontrak yang sama, entitas menentukan kelompok kontrak
dengan mempertimbangkan kontrak secara individual.
Entitas juga menetapkan atau (meningkatkan) komponen kerugian dari liabilitas sisa
pertanggungan untuk kelompok kontrak merugi yang menggambarkan pengakuan kerugian
sesuai yang telah diterapkan di dalam DE PSAK 74. Ini juga memberikan gambaran yang
seharusnya dalam Pendekatan Alokasi Premi, yaitu pengaturan Simplikasi Untuk Kontra
Jangka Pendek dalam liabilitas kontrak asuransi yang ditetapkan untuk kontra jangka pendek.
Dalam pengaturannya, liabilitas atas sisa masa pertanggungan bila di gabungkan dengan
liabilitas atas kejadian klaim akan menghasilkan dua keterangan yaitu mengenai
penyerdehanaan pengukuran berdasarkan pada premi yang belum diakui (unearned
premiums) dan dalam liabilitas atas kejadian klaim telah menghasilkan arus kas pemenuhan
dengan penyesuaian resiko.
5
peserta asuransi. Demikian pula semakin muda usia peserta asuransi maka semakin kecil
premi yang harus dibayarkan. Bila besarnya premi yang ditawarkan sangat mempengaruhi
pengeluaran peserta asuransi dalam sebulan atau setahun, lebih baik konsumen menunda dulu
kebutuhan berasuransi. Dalam hal pembayaran premi menunggak, maka perlindungan tak
lagi dijamin. Bila tak diminta atas desakan konsumen peserta asuransi, sebagian perusahaan
asuransi kurang memberikan informasi yangdetail dan sejelas-jelasnya tentang sistem
perhitungan besarnya premi yangharus dibayarkan, nilai tunai selama masa pertanggungan,
serta syarat-syarat umum polis.
Jadi, dalam penerapannya dapat disimpulkan dan ditentukan bahwa apakah kontrak
tersebut dapat dikatakan merugi atau bahkan tidak melalui pengukuran atas kumpulan
kontrak tersebut. Hal ini juga berkaitan untuk kontrak yang diterbitkan dimana entitas
menerapkan pendekatan alokasi premi, entitas juga mengasumsikan tidak ada kontrak yang
merugi dalam portofolio pengakuan awal, kecuali fakta dan keadaan yang mengindikasikan
sebaliknya. Entitas juga dapat menilai apakah kontrak yang tidak merugi pada pengakuan
awal, tidak memiliki kemungkinan signifikan untuk menjadi kontrak yang selanjutnya merugi
dengan menilai kemungkinan perubahan fakta dan keadaan yang relevan.