Anda di halaman 1dari 4

I

KONSEP DASAR UNDERWRITING


A. Underwriting
B. Pengertian Underwriting dan Underwriter
Underwriting atau seleksi risiko adalah proses menyeleksi risiko dan mengklasifikasikannya sesuai
dengan tingkat insurability (dapat ditanggungnya), sehingga dapat ditentukannya tarif yang sesuai. Proses
ini meliputi proses penolakan atas risiko-risiko yang tak dapat diterima. Pada umumnya underwriting
merupakan salah satu divisi pada perusahaan asuransi yang bertugas untuk melakukan seleksi risiko.
Underwriter menjadi salah satu bagian yang sangat penting bagi perusahaan asuransi tak terkecuali bagi
perusahaan asuransi yang berlandaskan prinsip-prinsip syariah.
Underwriting menurut pengertian asuransi jiwa adalah proses penaksiran mortalitas atau
morbiditas calon tertanggung untuk menetapkan apakah akan menerima atau menolak calon peserta dan
menetapkan klasifikasi peserta.
Yang dimaksud dengan Underwriter adalah seseorang yang mempunyai tugas menetapkan
diterima atau tidaknya risiko untuk penutupan asuransi, atau seseorang yang tugasnya menyeleksi risiko
dan sekaligus menentukan berapa nilai dan persyaratan apa saja yang dikenakan kepada risiko tersebut.
Tugas underwriter antara lain mengatur penggunaan dana seefektif dan seefisien mungkin untuk
menghasilkan laba yang maksimal. Peranan lain underwriter yaitu, mempertimbangkan risiko yang
diajukan, memutuskan untuk menerima atau menolak risiko yang diajukan, menentukan syarat dan
beberapa ketentuan serta lingkup ganti rugi, mengenakan biaya upah pada dana kontribusi peserta,
mempertahankan dan meningkatkan serta mengamankan margin profit.
Dalam asuransi konvensional, underwriting dilakukan untuk memilih mana objek risiko yang
ditanggung dan mana yang tidak. Ini berarti seorang underwriter akan membuat suatu penilaian
berdasarkan semua risiko yang diajukan kepada perusahaan, yang diperkkirakannya secara kolektif akan
menguntungkan. Kemudian underwriter juga akan menentukan besarnya premi dan nilai deductible dll.
yang sepadan dengan nilai antisipasi klaim dari tertanggung, biaya manajemen dan akuisisi.
Dan yang juga dianggap paling penting, harus diperoleh keuntungan underwriting untuk
perusahaan. Underwriting asuransi syariah mempunyai tujuan yang sangat berbeda. Konsep dasarnya
adalah memberikan skema pembagian risiko yang proporsional dan adil di antara para peserta yang secara
relatif homogen. Dengan dasar pemikiran ini, melalui asuransi syariah diharapkan para peserta tolong-
1|UNDERSRITING [SELEKSI RISIKO]
menolong satu sama lain disertai dengan adanya perlindungan yang sifatnya mutual, maka semua peserta
akan merasa aman dan menikmati perlindungan yang mereka butuhkan.
Dalam hal prinsip, underwriting dalam asuransi syariah sama dengan asuransi konvensional.
Namun, dalam asuransi syariah, untuk menyeleksi risiko secara implicit tergabung dua elemen penting,
yaitu seleksi dan pengklasifikasian. Seleksi adalah proses perusahaan dalam mengevaluasi permintaan
asuransi oleh calon peserta untuk menentukan batas risiko yang dimiliki calon.
Pengklasifikasian adalah penetapan individu ke dalam kelompok individu yang sekiranya
mempunyai kerugian sama. Namun, penekanan utama underwriting adalah harus bersifat wasathon,
yaitu penekanan pada rasa keadilan bagi nasabah dan perusahaan.

C. Konsep Underwriting
Pada tahap proses penerimaan risiko (underwriting) terdapat tiga konsep penting yang menjadi
dasar bagi perusahaan asuransi untuk menerima atau menolak suatu penutupan risiko. Pertama,
kemungkinan menderita kerugian (chance of loss)/probabilitas berdasarkan kejadian di masa lalu. Kedua,
tingkat risiko (degree of risk) yaitu ketidakpastian atas kerugian dimasa datang yang sulit diramalkan.
Ketiga, hukum bilangan besar (law of large number) yaitu makin banyak objek yang mempunyai risiko
yang sama/hampir sama semakin baik bagi perusahaan.
Dalam proses penerimaan calon nasabah, underwriter dapat menerima calon nasabah sepanjang
memenuhi persyaratan underwriting yang ditetapkan perusahaan.Namun ketika underwriter menolak
suatu risiko, maka dasar pertimbangannya, yaitu bahwa underwriter merasa hazard yang berhubungan
dengan risiko terlalu tinggi sehingga tarif yang nantinya akan dikenakan juga akan terlalu tinggi.
Sebelum menetapkan suatu kondisi underwriting terhadap calon tertanggung, underwriter harus
mempertimbangkannya dari segi pengaruh risiko dan jenis polis yang diinginkan calon tertanggung. Jenis-
jenis risiko yang mempengaruhi penetapan underwriting adalah :
1) Increasing risk (risiko menarik). Ada beberapa penyakit tertentu, missal besarnya akan
bertambah berat sesuai kenaikan umur calon tertanggung.
2) Risiko yang tinggi dialami pada tahun-tahun pertama polis. Makin lama polis berjalan,
risikonya semakin menurun.
3) Constant extra risk (risiko ekstra yang menetap). Pada jenis ini, risiko tambahan berada pada
tingkat yang tetap selama masa pertanggungan.
Ada dua hal yang harus diwaspadai underwriter, yaitu karakteristik risiko fisik harus di

2|UNDERSRITING [SELEKSI RISIKO]


underwrite berdasarkan pedoman dan prosedur akseptasi dan moral hazard yaitu sifat manusia
yang umumnya tidak stabil dan sulit dideteksi. Selain itu, terdapat beberapa faktor yang
memengaruhi risiko dalam melakukan proses seleksi dan klasifikasi oleh underwriter, yaitu faktor
usia, kondisi fisik atau kesehatan, jenis pekerjaan, moral dan kebiasaan, besarnya nilai
pertanggungan, dan jenis kelamin.
Dengan demikian, underwriter perusahaan asuransi memiliki sasaran menyetujui dan
menerbitkan polis asuransi yang adil bagi nasabah, dapat diterima oleh calon peserta di mana polis
asuransi menyediakan benefit yang memenuhi kebutuhannya, premi yang ditetapkan dalam polis
harus berada dalam batas kemampuan keuangannya, dan premi yang dibebankan harus mampu
bersaing di pasar. Disamping itu bagi perusahaan, underwriter harus mampu membuat keputusan
yang memberikan keuntungan kepada perusahaan yang berlaku bagi semua jenis usaha.

a) Field Underwriting
Kegiatan-kegiatan prospecting dan penjualan dari para agen menggambarkan
permulaan proses seleksi risiko. Proses ini sering disebut sebagai field underwriting
karena proses ini meliputi screening dan seleksi yang banyak sekali, seperti
underwriting kantor pusat. Field underwriting terjadi bila seorang agen mengumpulkan
informasi mengenai calon tertanggung dan mencatatkan informasi tersebut dalam
permohonan asuransi. Permohonan tersebut kemudian menjadi suatu faktor penting
dalam keputusan seleksi risiko.
b) Jet Screening
Tidak sedikit perusahaan mempunyai staf underwriting yang khusus menangani jet screening
yaitu penyelesaian suatu kasus segera mungkin. Jika permohonan asuransi menemukan
kriteria yang lengkap maka staf jet screening, atau jet unit, dapat menyetujui, permohonan
tersebut dan meminta agar polis segera diterbitkan. Jika permohonan asuransi tidak
mempunyai kriteria-kriteria tersebut, maka filenya segera diteruskan kepada seorang
underwriter untuk dievaluasi. Jet screening secara khusus tidak dibenarkan menolak atau
menentukan tarif premi untuk suatu permohonan asuransi. Walaupun demikian dalam
beberapa perusahaan, jet unit dibolehkan menetapkan tarif premi untuk polis risiko aviasi,
avokasi, dan okupasi.

3|UNDERSRITING [SELEKSI RISIKO]


4|UNDERSRITING [SELEKSI RISIKO]

Anda mungkin juga menyukai