Anda di halaman 1dari 9

Kelompok 9 MK Asuransi Syariah

UNDERWRITING,PRINSIP & PROSES UNDERWRITING


DAN SURVEY RESIKO
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tidak semua peserta asuransi bisa langsung menjadi peserta asuransi begitu
saja, ada beberapa hal yang harus di lakukan, dan ada beberapa tahapan sebelum
menjadi peserta asuransi, profil peserta asuransi harus di ketahui sedemikian rupa,
resiko yang di tanggung oleh peserta harus di ketahui oleh perusahaan Asuransi
sehingga perusahaan akan mampu mengelola dana peserta sesuai resiko, inilah yang
di namakan underwraiting.
Underwraiting adalah proses penerimaan peserta asuransi, apakah pendaftar
asuransi bisa di terima sebagai peserta asuransi ataukah tidak, yang dengannya antara
peserta asuransi dan perusahaan menentukan dan menyebutkan syarat-syarat dan
ketentuan yang berlaku di perusahaan tersebut, maka dari itu sangat penting bagi
perusahaan asuransi mengetahui serta mencatat data-data calon peserta asuransi,
untuk menentukan apakah dia layak menjadi peserta asuransi ataukah tidak.
B. Rumusan masalah
1. Bagaimana teknik Underwraiting
2. Apa itu Underwraiting Asuransi Jiwa
3. Apa saja Tugas dan Fungsi Underwraiting
4. Apa saja Jenis-Jenis Risiko Yang Mempengaruhi Underwraiting
5. Bagaimana Proses Underwraiting
6. Apa saja Prinsip-prinsip Underwraiting Syariah
C. Tujuan
1. Mengetahui teknik Underwraiting
2. Mengetahui Underwraiting Asuransi Jiwa
3. Mengetahui Tugas dan Fungsi Underwraiting
4. Mengetahui Jenis-Jenis Risiko Yang Mempengaruhi Underwraiting
5. Mengetahui proses Underwraiting
6. Mengetahui Prinsip-prinsip Underwraiting Syariah
7. Untuk memenuhi Salah satu tugas mata kuliah Asuransi Syariah

1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Teknik atau surplus Underwraiting dalam akad tabarru

Dana di dalam akad tabarru’,jika terdapat kelebihan atau surplus maka pihak
Underwraiting ada dua hal yang harus di lakukan oleh pihak Underwraiting atas dana
tabarru ’yaitu :

1. Jika terdapat surplus Underwraiting atas dana tabarru’ maka boleh di lakukan
beberapa alternatif berikut :
a. Seluruhnya diperlukan sebagai dana cadangan dalam akad tabarru’
b. Disimpan sebagai dana cadangan dan di bagikan sebagian lainnya kepada para
peserta yang memenuhi syarat aktuaria / manajemen resiko.
c. Di simpan sebagai dana cadangan dan dapat di bagikan sebagian lainnya
kepada perusahaan asuransi dan reasuransi dan para peserta sepanjang di
sepakati oleh para peserta.
2. Pilihan terhadap salah satu alternatif tersebut di atas harus di setujui terlebih
dahulu oleh peserta dan di tuangkan dalam akad
Defisit underwriting dalam akad tabarru’
Dana di dalam akad tabarru’ jika dapat kekurangan atau deficit ada dua hal yang
harus di lakukan oleh pihak underwriting, yaitu:
a. Jika terjadi deficit underwriting atau ( deficit tabarru’ ) atas dana tabarru’,
maka perusahaan asuransi atau reasuransi wajib menanggulangi kekurangan
tersebut dalam bentuk pinjaman.
b. Pengambilan dana pinjaman kepada perusahaan di tutup dari surflus dana
tabarru’

2
Proses seseorang untuk menjadi agen asuransi syariah

Pendaftaran calon Perusahaan


Calon Agen ASURANSI
agen Asuransi

Pelaksanaan
ujian AAJI
Pelatihan tentang Pendaftaran secara online
Pemilik leader Asuransi dan ujian AAJI
agen Asuransi pengenalan produk
Hasil ujian AAJI
Online

Tidak lulus ujian


Lulus Ujian AAJI AAJI online
online

Sertifikat AAJI Pengulangan


ujian AAJI online

3
B. Klaim Asuransi Jiwa
Klaim adalah aplikasi oleh peserta untuk memperoleh pertanggungan atas
kerugiam yang tersedia berdasarkan perjanjian. Klaim adalah proses yang mana
1
peserta dapat memperoleh hak hak berdasarkan perjanjian tersebut. Definisi klaim
menurut modul Lisensi AAJI ( Asosiasi Asuransi jiwa Indonesia ) adalah tuntutan
yang di ajukan pemegang polis terhadap pelayanan atau janji yang diberikan
penanggung pada saat kontrak asuransi di buat.2
Jadi klaim merupakan pembayaran santunan yang dilakukan oleh perusahaan asuransi
kepada peserta atau ahli waris sesuai dengan isi akad atau yang telah di perjanjikan,
baik itu klaim karena kontrak sudah habis, klaim kecelakaan, klaim meninggal
mampu klaim kesehatan.
C. Underwraiting Asuransi Jiwa
1) Pengertian Underwraiting dan Underwriter
Underwraiting menurut asuransi jiwa adalah proses penaksiran mortalitas (tingkat
kematian) atau mordibitas (tingkat kesehatan) calon tertanggung untuk menetapkan
apakah akan menerima atau menolak calon peserta dan menetapkan klasifikasi
peserta3.

Underwraiting adalah proses Penilaian dan penggolongan tingkat risiko yang


dimiliki oleh seorang calon tertanggung atau sekumpulan calon tertanggung, atau
pengambilan keputusan untuk menerima atau menolak risiko tersebut.4

Underwraiting disebut juga seleksi risiko, adalah proses penaksiran dan


penggolongan tingkat risiko yang terdapat pada seorang calon tertanggung.5

Jadi, dari beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa underwraiting adalah
proses penilaian dan pengklasifikasian risiko seseorang atau sekelompok calon
tertanggung, yang bertujuan untuk melindungi perusahaan asuransi dari kerugian.

1
Ibid,hlm.259
2
Modul prufast start,. PT. Prudental Life Assurance, hlm. 133
3
Abdullah Amrin, Asuransi: Keberadaan dan Kelebihannya di Tengah Asuransi Konvensional (Jakarta: Elex
Media Komputindo, 2006), 103.
4
Bramantyo Djohanputro, Manajemen Risiko Korporat Terintegrasi, cet. 2 (Jakarta: Penerbit PPM, 2006), 22.
5
AM Hasan Ali, Asuransi dalam Perspektif Hukum Islam, Ed. 1 cet. II (Jakarta Kencana, 2004), 89.

4
Seorang underwriter adalah bagian penting dari perusahaan asuransi. Untuk itu
tugas dan fungsi underwriter harus dijalankan dengan prinsip keadilan, baik untuk
peserta atau perusahaan asuransi.
2) Tujuan Underwraiting
Tujuan utama underwraiting adalah melindungi perusahaan
terhadap seleksi kerugian. Namun, proses underwraiting perusahaan
asuransi tetap berfokus pada pemberian persetujuan dan penerbitan
pertanggungan yang :
a. Bertanggung jawab dalam risk assessment (penilaian risiko yaitu proses
penentuan tingkat risiko setiap/group calon tertanggung dimana setiap
tertanggung membayar premi yang mencerminkan tingkat risiko yang dimiliki
dan sesuai dengan produk asuransi yang diminta.
b. Wajar dan adil bagi para tertanggung dan perusahaan.
c. Delivery by the agent (dapat disampaikan oleh agen) Seorang Seorang
pemohon asuransi perorangan membuat keputusan akhir yaitu akan menerima
polis asuransi pada saat diserahkan. Jika si pembeli memilih untuk tidak
menerima polis asuransi pada saat agen asuransi berusaha untuk menyerahkan
polisnya, maka polis tersebut dikatakan undeliverable (tidak dapat
disampaikan) atau not taken.
d. Memberikan profit bagi perusahaan. Akhirnya seorang underwriter harus
mengambil keputusan yang menguntungkan perusahaan selama perusahaan
asuransi memerlukan underwriter yang sehat untuk menjamin hasil yang
memuaskan dalam segi keuangan.
D. Tugas dan Fungsi Underwraiting
Seorang underwriter adalah bagian penting dari perusahaan asuransi. Untuk itu
tugas dan fungsi underwriter harus dijalankan dengan prinsip keadilan, baik untuk
peserta atau perusahaan asuransi. Adapun tugas dan fungsi underwriter adalah sebagai
berikut:
a. Tugas Underwriter
Tugas underwriter antara lain mengatur penggunaan dana efektif mungkin
dan seefisien mungkin untuk menghasilkan laba yang maksimal. Peranan lain
underwriter, yaitu:

5
 Mempertimbangkan risiko yang diajukan
 Memutuskan untuk menerima atau menolak yang diajukan.
 Menentukan syarat dan beberapa ketentuan serta lingkup ganti rugi.
 Mengenakan biaya upah pada dana kontribusi peserta.
 Mempertahankan, meningkatkan, dan mengamankan margin profit.
b. Fungsi Underwriter
 Menilai dan menggolongkan tingkat risiko yang dimiliki oleh seorang
calon tertanggung atau sekelompok orang dalam pertanggungan
sehubungan dengan produk asuransi tertentu.
 Mengambil keputusan untuk menerima atau menolak risiko.
E. Jenis-Jenis Risiko Yang Mempengaruhi Underwraiting
Sebelum menetapkan suatu kondisi underwraiting terhadap calon tertanggung,
underwriter harus mempertimbangkan dari segi pengaruh risiko dan jenis polis yang
diinginkan oleh calon tertanggung. Jenis-jenis risiko yang mempengaruhi penetapan
underwraiting adalah sebagai berikut : 6
a. Increasing risk (risiko menarik) Ada beberapa penyakit tertentu, misalnya
besarnya risiko akan bertambah berat sesuai dengan kenaikan umur calon
tertanggung.
b. Risiko yang tinggi dialami pada tahun-tahun pertama polis. Makin lama polis
berjalan, risiko semakin menurun
c. Constant extra risk (risiko ekstra yang menetap), pada jenis ini, risiko
tambahan berada pada tingkat yang tetap selama masa pertanggungan.
F. Proses Underwraiting
Seleksi Risiko memerlukan serangkaian tahapan. Para agen memulai proses
underwraiting pada waat mereka mengisi permohonan asuransi bersama dengan calon
tertanggung. Setelah dikirim ke kantor pusat, permohonan diperiksa kembali sebelum
ditaksir oleh seorang underwriter kantor pusat. Bahkan beberapa permohonan dapat
saja tidak diperiksa oleh seorang underwriter karena dilakukan jet screening atau
computer screening. Berikut tahap awal proses underwraiting asuransi jiwa.7

6
Abdullah Amrin, Asuransi syariah keberadaan dan kelebihan ditengan asuransi konvensional (Jakarta: PT Elex
Media Komputindo, 2006), 105.
7
Kenneth Huggins dan Robbert D. Land, Operasi Perusahaan Asuransi Jiwa dan Asuransi Kesehatan (Jakarta :
Yayasan Dharma Bumiputera, 1996), 270.

6
a. Field Underwraiting
Field underwraiting terjadi bila seorang agen mengumpulkan informasi
mengenai calon tertanggung dan mencatatkan informasi tersebut dalam
permohonan asuransi. Permohonan tersebut kemudian menjadi suatu faktor
penting dalam keputusan seleksi risiko. Setiap permohonan yang diterima,
baik di kantor pusat atau kantor operasional, biasanya ditandai dengan suatu
nomor identifikasi. Nomor ini digunakan untuk keperluan pengontrolan dan
kemudian sebagai nomor polis jika polis sampai diterbitkan. Permohonan dan
materi-materi pendukung diperiksa untuk memastikan lengkapnya file.
b. Jet Screening
Jet Screening yaitu penyelesaian suatu kasus segera mungkin. Jika
permohonan asuransi menemukan kriteria yang lengkap maka staf jet
screening, dapat menyetujui permohonan tersebut dan meminta agar polis
segera diterbitkan. Jika permohonan asuransi tidak mempunyai kriteria-kriteria
tersebut, maka filenya segera diteruskan kepada seorang underwriter untuk
dievaluasi.
c. Computer scanning
Computer scanning menggunakan sistem-sistem otomatis untuk
menyederhanakan proses underwraiting. Perusahaan asuransi membuat
program-program computer dengan kriteria yang diperlukan untuk membuat
formulir-formulir permohonan.
G. Prinsip-prinsip Underwraiting Syariah
Underwraiting syariah dalam Asuransi Syariah sama dengan asuransi
konvensional. Namun, dalam Asuransi Syariah untuk menyeleksi resiko ada dua
elemen penting, yaitu seleksi dan pengklasifikasian. Seleksi adalah proses perusahaan
dalam mengevaluasi permintaan asuransi oleh calon peserta untuk menentukan batas
risiko yang di miliki calon. Pengklasifikasian adalah proses penetapan individu ke
dalam kelompok individu yang sekiranya mempunyai kemungkinan kerugian sama.

Namun penekanan utama underwraiting adalah harus bersifat wasathon


(tengah-tengah) yaitu penekanan pada rasa keadilan bagi nasabah dan perusahaan.

7
Pada prinsipnya cara mendesain produk-produk Asuransi Syariah tidak
terlampau jauh berbeda dengan, cara mendesain produk-produk konvensional.
Walaupun demikian, perbedaan yang ada diantara keduanya dapat menentukan halal-
haram nya suatu produk, misalnya ketika menentukan Kontribusi Premi, Cadangan
Premi, di asuransi konvensional didasarkan pada perhitungan bunga (secara teknik),
sementara pada Asuransi Syariah mendasarkan pada Konsep Bagi Hasil dan Scheme
Bagi Hasil. Dan juga perbedaan dalam menentukan Biaya-Biaya Asuransi, untuk
Asuransi Syariah tidak dibebankan kepada dana peserta, tetapi diambil dari
perusahaan.8

8
Asuransi sinar mas, Produk syariah, //www.sinarmas.co.id/produk/produk-syariah// pada
29 Maret 2017 pukul 22.00 WIB.

8
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Pada dasarnya proses Underwritting itu memilih calon peserta menjadi peserta
Asuransi, sesuai dengan klasifikasi resiko yang di tanggung oleh peserta asuransi,
karena tidak semua pendaftar itu langsung di akui sebagai peserta asuransi,
mereka melalui beberapa tahapan yang harus mereka lewati, menentukan berapa
premi yang harus di bayar di sesuikan dengan resiko yang di tanggung, peserta
asuransi, peserta yang meroko akan berbeda membayar premi dengan peserta
asuransi yang tidak meroko, itu contoh hal kecil, yang apabila resiko tidak sesuai
dengan keadaan kapasitas maupun fasilitas perusahaan asuransi, maka perusahaan
asuransi itu bisa menolak calon peserta asuransi untuk menjadi peserta asuransi,
dalam proses underwriting juga di mana peserta asuransi boleh meminta dan
memperoleh haknya sesui perjanjian awal.
B. SARAN
Kami selaku penulis makalah ini berterima kasih kepada para pembaca yang
sudah meluangkan waktunya, semoga apa yang kalian baca dari makalah ini bisa
bermanfat dan menuai perubahan, dengan besar harapan kami meminta kepada
semua pembaca untuk memberikan keritik dan saran nya untuk kami agar bisa
membuat makalah di masa yang akan datang lebih baik lagi.

Anda mungkin juga menyukai