- UU Nomor 40 Tahun 2014 tentang - UU Nomor 1 Tahun 2016 tentang Perasuransian Penjaminan - POJK Nomor 17/POJK.05/2017 tentang - POJK Nomor 30 /POJK.05/2018 Tentang Prosedur dan Tata Cara Pengenaan Sanksi Perubahan Atas Peraturan Otoritas Jasa Administratif di Bidang Perasuransian dan Keuangan Nomor 2/Pojk.05/2017 Pemblokiran Kekayaan Perusahaan Tentang Penyelenggaraan Usaha Asuransi, Perusahaan Asuransi Syariah, Lembaga Penjamin Perusahaan Reasuransi, dan Perusahaan - POJK Nomor 6/POJK.05/2014 tentang Reasuransi Syariah Penyelenggaraan Usaha Lembaga - POJK Nomor 55/POJK.05/2017 tentang Penjaminan Laporan Berkala Perusahaan Perasuransian - POJK Nomor 4/POJK.05/2013 tentang - POJK Nomor/73/POJK.05/2016 tentang Penilaian Kemampuan dan Kepatutan Tata Kelola Perusahaan yang Baik bagi bagi Pihak Utama Perusahaan Perusahaan Perasuransian Perasuransian, Dana Pensiun, - POJK Nomor 72/POJK.05/2016 tentang Perusahaan Pembiayaan, dan Kesehatan Keuangan Perusahaan Asuransi Perusahaan Penjaminan dan Perusahaan Reasuransi dengan prinsip - Surat Edaran Otoritas Jasa Keuangan syariah Nomor 11/SEOJK.05/2013 tentang - POJK Nomor 70/POJK.05/2016 tentang Laporan Bulanan Perusahaan Penyelenggaraan Usaha Perusahaan Penjaminan Kredit beserta Lampiran Pialang Asuransi, Perusahaan Pialang Format Laporan dan Pedoman Reasuransi, dan Perusahaan Penilai Penyusunan Laporan Kerugian Asuransi - Surat Edaran Otoritas Jasa Keuangan - POJK Nomor 69/POJK.05/2016 tentang Nomor 4/SEOJK.05/2020 tentang Penyelenggaraan Usaha Perusahaan Rencana Bisnis Lembaga Penjamin Asuransi, Perusahaan Asuransi Syariah, Perusahaan Reasuransi, dan Perusahaan Reasuransi Syariah - POJK Nomor 68/POJK.05/2016 tentang Perizinan Usaha Dan Kelembagaan Perusahaan Pialang Asuransi, Perusahaan Pialang Reasuransi, dan Perusahaan Penilai Kerugian Asuransi - POJK Nomor 67/POJK.05/2016 tentang Perizinan Usaha dan Kelembagaan Perusahaan Asuransi, Perusahaan Asuransi Syariah, Perusahaan Reasuransi, dan Perusahaan Reasuransi Syariah - POJK Nomor 35/POJK.05/2016 tentang Tata Cara Penetapan Perintah Tertulis pada Sektor Perasuransian - POJK Nomor 28/POJK.05/2015 tentang Pembubaran, Likuidasi, dan Kepailitan Perusahaan Asuransi, Perusahaan Asuransi Syariah, Perusahaan Resuransi, dan Perusahaan Resuransi Syariah. - POJK Nomor 23/POJK.05/2015 tentang Produk Asuransi dan Pemasaran Produk Asuransi - POJK Nomor 2/POJK.05/2014 tentang Tata Kelola Perusahaan yang Baik bagi Perusahaan Perasuransian. - POJK Nomor 4/POJK.05/2013 tentang Penilaian Kemampuan dan Kepatutan bagi Pihak Utama Perusahaan Perasuransian, Dana Pensiun, Perusahaan Pembiayaan, dan Perusahaan Penjaminan - SEOJK Nomor 46/SEOJK.05/2017 tentang Pengendalian Fraud, Penerapan Strategi Anti Fraud, dan Laporan Strategi Anti Fraud bagi Perusahaan Asuransi, Perusahaan Asuransi Syariah, Perusahaan Reasuransi, Perusahaan Reasuransi Syariah, atau Unit Syariah - SEOJK Nomor 32/SEOJK.05/2016 tentang Saluran Pemasaran Produk Asuransi Melalui Kerja Sama dengan Bank (Bancassurance - DEFINISI Pasal 1 angka (1) UU Perasuransian: Pasal 1 angka (1) UU Penjaminan Asuransi adalah perjanjian antara dua pihak, Penjaminan adalah kegiatan pemberian yaitu perusahaan asuransi dan pemegang jaminan oleh penjamin atas pemenuhan polis, yang menjadi dasar bagi penerimaan kewajiban finansial terjamin kepada premi oleh perusahaan asuransi sebagai penerima jaminan imbalan untuk: a. memberikan penggantian kepada tertanggung atau pemegang polis karena kerugian, kerusakan, biaya yang timbul, kehilangan keuntungan, atau tanggung jawab hukum kepada pihak ketiga yang mungkin diderita tertanggung atau pemegang polis karena terjadinya suatu peristiwa yang tidak pasti; atau b. memberikan pembayaran yang didasarkan pada meninggalnya tertanggung atau pembayaran yang didasarkan pada hidupnya tertanggung dengan manfaat yang besarnya telah ditetapkan dan/atau didasarkan pada hasil pengelolaan dana. PIHAK 2 pihak : 3 pihak: - Perusahaan Asuransi - Penerima Jaminan - Pemegang Polis - Terjamin - Penjamin (menjamin kewajiban finansial terjamin) RUANG Pasal 2 Pasal 4 UU Penjaminan: LINGKUP 1) Perusahaan asuransi umum hanya Ayat (1), usaha penjaminan meliputi: dapat menyelenggarakan: a. penjaminan Kredit, Pembiayaan, a. Usaha Asuransi Umum, termasuk atau Pembiayaan Berdasarkan lini usaha asuransi kesehatan dan Prinsip Syariah yang diberikan oleh lini usalta asuransi kecelakaan diri; lembaga keuangan; dan b. penjaminan pinjaman yang b. Usaha Reasuransi untuk risiko disalurkan oleh koperasi simpan Perusahaan Asuransi Umum lain. pinjam atau koperasi yang 2) Perusahaan asuransi jiwa hanya dapat mempunyai unit usaha simpan menyelenggarakan Usaha Asuransi pinjam kepada anggotanya; dan Jiwa termasuk lini usaha anuitas, lini c. penjaminan Kredit dan/atau usaha asuransi kesehatan, dan lini pinjaman program kemitraan yang usaha asuransi kecelakaan diri. disalurkan oleh badan usaha milik 3) Perusahaan reasuransi hanya dapat negara dalam rangka program menyelenggarakan Usaha Reasuransi. kemitraan dan bina lingkungan. Pasal 3 Ayat (2), perusahaan penjaminan dapat 1) Perusahaan asuransi umum syariah melakukan: hanya dapat menyelenggarakan: a. penjaminan atas surat utang; a. Usaha Asuransi Umum Syariah, b. penjaminan pembelian barang termasuk lini usaha asuransi secara angsuran; kesehatan berdasarkan Prinsip c. penjaminan transaksi dagang; Syariah dan lini usaha asuransi d. penjaminan pengadaan barang kecelakaan diri berdasarkan dan/atau jasa (surety bond); Prinsip Syariah; dan e. penjaminan bank garansi (kontra b. Usaha Reasuransi Syariah untuk bank garansi); risiko Perusahaan Asuransi Umum f. penjaminan surat kredit Syariah Lain. berdokumen dalam negeri; 2) Perusahaan asuransi jiwa syariah g. penjaminan letter of credit; hanya dapat menyelenggarakan h. penjaminan kepabeanan (customs Usaha Asuransi Jiwa Syariah termasuk bond); lini usaha anuitas berdasarkan Prinsip i. penjaminan cukai; Syariah, lini usaha asuransi kesehatan j. pemberian jasa konsultasi berdasarkan Prinsip Syariah, dan lini manajemen terkait dengan usaha asuransi kecelakaan diri kegiatan usaha Penjaminan; dan berdasarkan Prinsip Syariah. k. kegiatan usaha lainnya setelah 3) Perusahaan reasuransi syariah hanya mendapat persetujuan dari dapat menyelenggaralan Usaha Otoritas Jasa Keuangan. Reasuransi Syariah.