Anda di halaman 1dari 21

Mekanisme Operasional

Asuransi Syariah

R. Melda Maesarach, S.Pd, M.Si, CRMP


2019
Pengertian Asuransi menurut UU No.
40/2014
Asuransi adalah perjanjian antara dua pihak, yaitu perusahaan asuransi
dan pemegang polis, yang menjadi dasar bagi penerimaan premi
oleh perusahaan asuransi sebagai imbalan untuk:

a. memberikan penggantian kepada tertanggung atau pemegang polis


karena kerugian, kerusakan, biaya yang timbul, kehilangan
keuntungan, atau tanggung jawab hukum kepada pihak ketiga yang
mungkin diderita tertanggung atau pemegang polis karena
terjadinya suatu peristiwa yang tidak pasti; atau

b. memberikan pembayaran yang didasarkan pada meninggalnya


tertanggung atau pembayaran yang didasarkan pada hidupnya
tertanggung dengan manfaat yang besarnya telah ditetapkan
dan/atau didasarkan pada hasil pengelolaan dana.
Pengertian Asuransi Syariah menurut
UU no. 40/2014
Asuransi Syariah adalah kumpulan perjanjian, yang terdiri atas
perjanjian antara perusahaan asuransi syariah dan pemegang
polis dan perjanjian di antara para pemegang polis, dalam
rangka pengelolaan kontribusi berdasarkan prinsip syariah
guna saling menolong dan melindungi dengan cara:

a. memberikan penggantian kepada peserta atau pemegang


polis karena kerugian, kerusakan, biaya yang timbul,
kehilangan keuntungan, atau tanggung jawab hukum kepada
pihak ketiga yang mungkin diderita peserta atau pemegang
polis karena terjadinya suatu peristiwa yang tidak pasti; atau

b. memberikan pembayaran yang didasarkan pada


meninggalnya peserta atau pembayaran yang didasarkan
pada hidupnya peserta dengan manfaat yang besarnya telah
ditetapkan dan/atau didasarkan pada hasil pengelolaan dana.
Pengertian Asuransi Umum & Jiwa
Syariah menurut UU no. 40/2014
Usaha Asuransi Umum Syariah adalah usaha pengelolaan risiko
berdasarkan Prinsip Syariah guna saling menolong dan
melindungi dengan memberikan penggantian kepada peserta
atau pemegang polis karena kerugian, kerusakan, biaya yang
timbul, kehilangan keuntungan, atau tanggung jawab hukum
kepada pihak ketiga yang mungkin diderita peserta atau
pemegang polis karena terjadinya suatu peristiwa yang tidak
pasti.

Usaha Asuransi Jiwa Syariah adalah usaha pengelolaan risiko


berdasarkan Prinsip Syariah guna saling menolong dan
melindungi dengan memberikan pembayaran yang didasarkan
pada meninggal atau hidupnya peserta, atau pembayaran lain
kepada peserta atau pihak lain yang berhak pada waktu
tertentu yang diatur dalam perjanjian, yang besarnya telah
ditetapkan dan/atau didasarkan pada hasil pengelolaan dana.
Pengertian Asuransi Syariah Menurut DSN MUI

Pengertian Asuransi Syariah menurut Fatwa Dewan Syariah


Nasional No. 21/DSN-MUI/X/2001 :
Asuransi Syari’ah (Ta’min, Takaful, Tadhamun) adalah
usaha saling melindungi dan tolong menolong diantara
sejumlah orang/pihak melalui investasi dalam bentuk aset
dan/atau tabaru’ yang memberikan pola pengembalian
untuk menghadapi resiko tertentu melalui aqad (perikatan)
yang sesuai dengan syariah.
Aqad sesuai syariah yang dimaksud tersebut adalah tidak
mengandung unsur :
1. Maisir (perjudian), Gharar (ketidakpastian), Riba (Bunga)
2. Risywah (suap), barang haram, maksiat dan dzulm
(penganiayaan)
Akad-akad dalam Pengelolaan
Asuransi Syariah
Aqad (perjanjian) di dalam Asuransi syariah terbagi 2 (dua), yaitu :

1. Aqad antar sesama peserta menggunakan aqad Tabarru’ bil hibah,


yaitu akad yang dilakukan dalam bentuk hibah dengan tujuan
kebajikan dan tolong menolong antar peserta, bukan untuk tujuan
komersial.
2. Aqad antara peserta dan pengelola/perusahaan biasanya
menggunakan aqad tabarru’ (non commercial contract) dan atau
aqad tijarah (commercial contract).
A. Pengelolaan Risiko : Wakalah Bil Ujrah
B. Pengelolaan Investasi : Wakalah Bil Ujrah, Mudharabah,
Mudharabah Musytarakah
1. Akad Antar Sesama Peserta
2. Akad Antar Peserta Dengan
Perusahaan
3. Akad Dalam Menginvestasikan Dana
Peserta (Perusahaan Dengan Nasabah)
Proses Bisnis Asuransi Umum Syariah
Sumber Dana, Pengelolaan Dana, dan Penggunaan Dana
A. Dana Peserta :
 Sumber Dana (Kontribusi) :
 Tabarru’
 Pengelolaan dana
 Investasi
 Seleksi Risiko
 Reasuransi

 Penggunaan Dana (Beban Asuransi)


 Beban Klaim
 Beban Reasuransi
 Pembagian surplus Underwriting Dana Tabarru’
 Pengelolaan investasi dana tabarru’ 10
Proses Bisnis Asuransi Syariah
Sumber Dana, Pengelolaan Dana, dan Penggunaan Dana
B. Dana Perusahaan :
 Sumber Dana :
 Ujroh atas Kontribusi
 Ujroh/bagi hasil atas pengelolaan investasi dana tabarru’
 Hasil Investasi Dana perusahaan
 Surplus Underwriting Dana Tabarru’
 Pengelolaan dana
 Investasi
 Penggunaan Dana
 Beban Operasional
 Beban Komisi
 Beban Reasuransi
 Qardh 11
Regulasi Asuransi Syariah
I. Fatwa Dewan Syariah Nasional (DSN)
Fatwa-Fatwa DSN mengenai asuransi syariah yang menjadi
acuan dalam pelaksanaan bisnis asuransi syariah,
sementara ini adalah :
1. Fatwa DSN No. 21/DSN-MUI/IX/2001 tentang pedoman
Pelaksanaan Operasional Asuransi Syariah.
2. Fatwa DSN No. 51/DSN-MUI/III/2006 tentang akad
Mudharabah musytarakah pada asuransi dan reasuransi
syariah.
3. Fatwa DSN no. 52/DSN-MUI/III/2006 tentang wakalah
bil ujrah pada asuransi dan reasuransi syariah.
15
4. Fatwa DSN no. 53/DSN-MUI/III/2006 tentang akad
tabaru’ pada asuransi dan reasuransi syariah.
5. Fatwa DSN no. U-153/DSN-MUI/V/2009 tentang
Akuntansi Ijarah dan Akuntansi Transaksi
Asuransi syariah.
6. Fatwa DSN no. 81/DSN-MUI/III/2011 Tentang
Pengembalian Dana Tabarru bagi peserta
Asuransi yang berhenti sebelum masa perjanjian
berakhir.

16
II. Standar Akuntansi Keuangan (PSAK)
PSAK yang menjadi pedoman dalam Akuntansi Asuransi Syariah
adalah
1. PSAK 101
Mengenai Penyajian Laporan Keuangan Syariah
2. PSAK 108
Mengenai Akuntansi Transaksi Asuransi Syariah.
Dalam PSAK 108 ini mengatur pengakuan, pengukuran, penyajian
dan pengungkapan transaksi asuransi syariah.

III. Peraturan Pemerintah


1. Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (POJK) No. 69/POJK.05/2016
Tentang Penyelenggaraan Usaha Perusahaan Asuransi, Perusahaan
Asuransi Syariah, Perusahaan Reasuransi, dan Perusahaan
Reasuransi Syariah.
2. Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (POJK) No. 72/POJK.05/2016
tentang Kesehatan Keuangan Usaha Asuransi dan Reasuransi
dengan Prinsip Syariah.
Perusahaan Asuransi & Reasuransi Syariah harus menjaga Tingkat
Solvabilitas internalnya atas Dana Tabarru’ dan Dana Perusahaan
17
masing-masing paling rendah 120% pada 31 Desember 2019.
Penyisihan Teknis pada Asuransi Syariah adalah :

1. Kontribusi yang belum menjadi hak (unearned contribution) yaitu jumlah


penyisihan untuk memenuhi estimasi klaim yang timbul pada periode
mendatang. Penyisihan ini untuk akad asuransi syariah jangka pendek.
2. Penyisihan Kontribusi /Manfaat polis masa depan yaitu jumlah penyisihan
untuk memenuhi estimasi klaim yang timbul pada periode mendatang.
Penyisihan ini untuk Akad Asuransi Jangka Panjang
3. Klaim yang masih dalam proses (outstanding claims) yaitu jumlah
penyisihan atas estimasi klaim yang telah terjadi dan telah dilaporkan sampai
dengan akhir periode berjalan yang akan dibayar pada periode mendatang.
Penyisihan ini untuk akad asuransi syariah jangka pendek dan panjang.
4. Klaim yang terjadi tetapi belum dilaporkan (incurred but not reported
claims) yaitu jumlah penyisihan atas klaim yang telah terjadi tetapi belum
dilaporkan sampai dengan akhir periode berjalan. Penyisihan ini untuk akad
18
asuransi syariah jangka pendek dan panjang.
Laporan Keuangan Perusahaan
Asuransi Syariah sesuai PSAK 101
I. Laporan Keuangan Dana Peserta
 Laporan Posisi Keuangan (Neraca) Dana Peserta
 Laporan Surplus (Defisit) Underwriting Dana Tabarru’
 Laporan Arus Kas

II. Laporan Keuangan Dana Perusahaan


 Laporan Posisi Keuangan (Neraca) Dana Penelola
 Laporan Laba Rugi Komprehensif
 Laporan Perubahan Ekuitas
 Laporan Arus Kas
 Laporan Sumber dan Penggunaan Dana Zakat
 Laporan Sumber dan Penggunaan Dana Kebajikan

III. Catatan atas Laporan Keuangan 19


Laporan Keuangan Asuransi Umum Konvensional & Syariah
sebelum PSAK 101 Revisi 2016
Asuransi Umum Konvensional Asuransi Umum Syariah

Laporan Posisi Keuangan (FP) Laporan Posisi Keuangan (FP)


Laporan Surplus /Defisit
Underwriting Dana Tabarru

Laporan Laba Rugi Komprehensif Laporan Laba Rugi Komprehensif


Laporan Arus Kas Laporan Arus Kas
Laporan Perubahan Ekuitas Laporan Perubahan Ekuitas
Laporan & Sumber Penggunaan
Dana Zakat
Laporan & Sumber Penggunaan
Dana Kebajikan
Catatan Atas Laporan Keuangan Catatan Atas Laporan Keuangan
Alhamdulillah
Wassalamu’alaikum.wr.wb.

21

Anda mungkin juga menyukai