Anda di halaman 1dari 6

Nama : Ahmad Fauzi

NIM : 2018330040
Mata Kuliah : Akuntansi Syariah
Dosen : Dr. Dyarini, S.E., M.Si.

Tugas Analisis Jurnal


“Implementasi Akad Pembiayaan Qard dan Wakalah bil Ujrah pada
Platform Fintech Lending Syariah ditinjau Berdasarkan Peraturan
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Fatwa DSN-MUI”

1. Membaca Artikel
Dalam konteks penelitian yang saya analisis berjudul “Implementasi Akad
Pembiayaan Qardh dan Wakalah bil Ujrah pada Platform Fintech Lending Syariah
ditinjau Berdasarkan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Fatwa DSN-MUI” adalah yang
dimana dalam aset platform fintech lending syariah di Indonesia yang terdafatar dan
berizin dari OJK hanya ada 1 perusahaan yaitu PT. Investree Radhika Jaya. Investree ini
memilki 2 produk yaitu Invoice Financing Syariah (Pembiayaan Usaha Syariah) dan
Online Seller Financing Sharia (Pembiayaan Syariah untuk Modal Kerja) yang sudah
sesuai dengan Fatwa DSN-MUI No. 117/DSN-MUI/II/2018. Invstree dalam hal biaya itu
membebaskan pendaftaran saat pembiayaan sudah berhasil didanai oleh pendana, begitu
pula pendana ini menerima pokok pendanaan dan mendapat imbal hasil yang berupa ujrah
wakalah yaitu sebagai jasa penagihan yang dibayarkan Borrower. Yang dimana biaya
wakalah ini memiliki tingkat resiko yang telah dihasilkan oleh Investree dari proses
credit-scoring oleh tim analisis Investree dan nilai invoice. Saat calon peminjam
mengajukan aplikasi pembiayaan, tim analisis Investree secara otomatis akan
menganalisis setiap data, dokumen, keterangan lainnya yang kemudian hasil analisis ini
akan menghasilkan yang namanya loan grade atau tingkat resiko sebagai penentu tingkat
dan biaya wakalah yang harus dibayarkan oleh Borrower. Dalam beban biaya
marketplace itu sebesar 2,4% sampai 4% dari nilai invoice yang tergantung pada grade
pembiayaan yang diberikan kepada setiap aplikasi pembiayaan yang telah dianalisis.
Harganya dikenakan secara otomatis saat pembiayaan sudah dicairkan kepada Borrower.
Ketika Borrower ini mengalami keterlambatan saat pembiayaan yang tidak sesuai waktu
yang ditentukan, maka Investree akan membebankan biaya keterlambatan tersebut per
harinya tetapi dengan nilai yang tidak tinggi dan dana tersebut nantinya akan dialokasikan
untuk dana sosial. Investree dalam produk invoice financing syariah adalah produk
pembiayaan yang memiliki bukti dari tagihan atau invoice, yang dimana dibuat dengan
akad al – Qordh dalam hal menalangi dana tanpa adanya riba dan akad Wakalah bil Ujrah
dalam konteks pengambilan keuntungan dari Lender.
Kesimpulan dari permasalahan dalam penelitian ini mengenai analisis penerapan
akad yang digunakan oleh perusahaan Fintech Syariah yang ditinjau dengan aturan yang
ada di OJK dan DSN MUI yang menyangkut dalam hal keseluruhan akad yang
digunakan. Yang dimana Fintech Syariah ini merupakan pengembangan inovasi teknologi
yang harus menyesuaikan dengan ketentuan dalam prinsip syariah untuk menghindari dari
adanya transaksi yang memiliki unsur bunga dan riba. Penelitian ini juga menunjukkan
Fintech Lending Syariah memiliki berbagai aspek tertentu saja, seperti dalam aspek
hukum, administrasi, bisnis, psikologis, dan akad produk dari perusahaan.
Argumen utama pada jurnal penelitian ini dalam analisis saya adalah ingin
mengetahui cara sistem informasi Lending ini yang digunakan pada Platforms Investree
Syariah yang berdasarkan pada POJK No. 77/POJK.01/2016 pada Bab IV pasal 19, lalu
juga ingin mengetahui cara penerapan akad al – Qordh yang digunakan Platforms
Investree Syariah berdasarkan Fatwa DSN-MUI No. 19/DSN-MUI/IV/2001, selanjutnya
ingin mengetahui penerapan akad Wakalah bil Ujrah yang digunakan Platforms Investree
Syariah berdasarkan Fatwa DSN-MUI No. 113/ DSN-MUI/IX/2017 serta mengenai akad
Anjak Piutang Syariah pada Fatwa DSN-MUI No. 67/DSN-MUI/III/2008, dan ingin
mengetahui klasifikasi akad Qordh dan Wakalah bil Ujrah yang digunakan Platforms
Investree Syariah berdasarkan Fatwa DSN-MUI No. 117/DSN-MUI/II/2018.
2. Perancangan Rancangan Tulisan
3. Menulis Ringkasan
Fintech Syariah merupakan industri keuangan syariah yang sudah cukup
berkembang dan juga terus meningkat jumlahnya setiap periode. Fintech Syariah juga
dianggap dapat mendukung perkekonomian Indonesia dan juga dapat mendorong
perkembangan UMKM. Perusahaan yang berbasis Fintech Syariah ini baru mulai ada
pada tahun 2018. Dari sekian banyaknya perusahaan Fintech yang terdaftar dan berizin di
OJK hanya ada 1 perusahaan fintech yang berbasis syariah yaitu PT. Investree Rhadika
Jaya. Fintech Syariah ini adalah sebuah bisnis yang menggunakan teknologi dengan
layanan keuangan inovatif dan menggunakan skema syariah. Fintech Syariah ini juga
menghadirkan keuangan yang etis, bertanggung jawab, dan juga memberikan peluang
yang sangat besar untuk mempengaruhi sistem keuangan secara global. Fintech syariah
secara hukum sudah dilindungi pada POJK No. 77/POJK.01/2016 dan untuk mendukung
prosesnya dikeluarkan Fatwa DSN-MUI No.117/DSN-MUI/II/2018. Secara bisnis,
perusahaan fintech itu memiliki berbagai cara untuk mendapatkan konsumen dengan
menggunakan sebuah platform teknologi dan membuat aplikasi yang mudah dan
sederhana. Dengan demikian dapat memudahkan layanan secara cepat pada pinjaman
fintech dan juga memberikan kenyamanan, efisiensi, serta kesederhanan. Dari segi
administrasi, dengan adanya tanda tangan elektronik pada fintech lending syariah ini
dapat memudahkan konsumen dalam pengajuan pembiayaan, selain itu juga dengan
menyalurkan pembiayaan ke UMKM, yang dimana ini juga peran perusahaan fintech
untuk dapat membantu permasalah modal wirausaha UMKM dan juga menjadi alternatif
peminjaman modal yang mudah. Dan dari segi akad penelitian ini belum menemukan
yang digunakan perusahaan fintech syariah jika ditinjau dari aturan OJK dan Fatwa DSN
MUI.
Metode penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif dengan pendekatan
deskriptif. Penelitian ini menggunakan data sekunder, yaitu berupa bahan hukum primer,
dan bahan hukum sekunder. Yang dimana teknik pengumpulan datanya menggunakan
studi pustaka. Selain itu penelitian ini juga menggunakan metode pendekatan yuridis
empiris, yaitu penelitian hukum terhadap data primer atau peraturan – peraturan hukum
yang kemudian dikaitkan dengan perilaku masyarakat. Analisis secara kualitatif ini
mengenai implementasi norma hukum yang dilakukan oleh Otoritas Jasa Keuangan
(OJK) terhadap Financial Technology Syariah.

Hasil penelitian ini adalah mengenai penerapan Akad Pembiayaan Qard dan
Wakalah bil Ujrah pada Platform Fintech Lending Syariah yang berdasarkan Fatwa DSN-
MUI dan POJK, yang dapat disimpulkan, yang dimana pada sistem informasi dengan
invoice financing syariah yang digunakan oleh Platform Investree Syariah ini sudah
sesuai yang berdasarkan dari tinjauan POJK No. 77 /POJK.01/2016 pada Bab IV pasal
19 mengenai Perjanjian Penyelenggara Layanan Pinjam Meminjam Uang Berbasis
Teknologi Informasi dengan Pemberi Pinjaman. Selanjutnya penerapan akad Al qordh
yang digunakan Platform Investree Syariah juga sudah sesuai yang berdasarkan Fatwa
DSN-MUI No. 19/DSN-MUI/IV/2001 mengenai Al - Qardh. kemudian pada penerapan
akad Wakalah bil Ujrah yang digunakan Platform Investree Syariah sudah sesuai juga
yang ditinjau berdasarkan Fatwa DSN-MUI No. 113/DSN-MUI/IX/2017 mengenai Akad
Wakalah Bi Al-Ujrah yang dimana dikhususkan pada Fatwa DSN-MUI No. 67/DSN-
MUI/III/2008 Tentang Anjak Piutang Syariah. Dan terakhir pada klasifikasi akad Qardh
dan Wakalah bil Ujrah yang digunakan Platform Investree Syariah yaitu dengan
menggunakan model Pembiayaan Anjak Piutang (factoring) Syariah yang berdasarkan
Fatwa DSN-MUI No. 117/DSN-MUI/II/2018 Tentang Layanan Pembiayaan Berbasis
Teknologi Informasi Berdasarkan Prinsip Syariah.
Gagasan Utama dari jurnal penelitian ini adalah bahwasannya penulis ingin
menganalisis mengenai bagaimana cara implementasikan suatu akad pembiayaan Qardh
dan Wakalah bil Ujrah pada platform fintech lending syariah yang berdasarkan peraturan
dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Fatwa Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama
Indonesia. Yang dimana dalam peraturan itu yang isinya mengenai layanan pinjam
meminjam uang berbasis teknologi informasi, penerapan akad al- qardh dalam platform
Investree Syariah, penerapan akad wakalah bil ujrah dan anjak piutang syariah, serta
mengenai layanan pembiayaan berbasis teknologi informasi berdasarkan prinsip syariah.

Anda mungkin juga menyukai