Anda di halaman 1dari 39

Kerangka Dasar Penyusunan dan

Penyajian Laporan Keuangan


Asuransi Syariah
Oleh,
Sepky Mardian
Quiz 2
 Berikan 1 (satu) ilustrasi implementasi akad
mudharabah pada operasional asuransi syariah
 Berikan ilustrasi implementasi akad wakalah bil ujrah
pada operasional asuransi syariah
 Sebutkan perlakuan atau kebijakan asuransi syariah
jika terjadi surplus underwriting (sesuai Fatwa No.
53/DSN-MUI/III/2006 tentang Akad Tabarru’ pada
Asuransi Syariah)
 Sebutkan dengan lengkap komponen laporan
keuangan entitas asuransi syariah !
 Sebutkan PSAK yang mengatur Standar Akuntansi
untuk Asuransi Syariah dan Asuransi Konvensional !
Daftar Asuransi Syariah s.d. 08 Mei
2008
PT Asuransi Takaful Umum PT Tugu Pratama Indonesia
PT Asuransi Takaful Keluarga PT Asuransi AIA Indonesia
PT Asuransi Syariah Mubarakah PT Asuransi Allianz Life Indonesia
PT MAA Life Assurance PT Panin Life, Tbk
PT MAA General Assurance PT Asuransi Allianz Utama Indonesia
PT Great Eastern Life Indonesia PT Asuransi Ramayana, Tbk
PT Asuransi Tri Pakarta PT Asuransi Jiwa Mega Life
PT AJB Bumiputera 1912 PT AJ Central Asia Raya
PT Asuransi Jiwa BRIngin Life Sejahtera PT Asuransi Parolamas
PT Asuransi BRIngin Sejahtera Artamakmur PT Asuransi Umum Mega
PT Asuransi Binagriya Upakara PT Asuransi Jiwa Askrida
PT Asuransi Jasindo Takaful PT Asuransi Jiwasraya (Persero)
PT Asuransi Central Asia PT Equity Financial Solution
PT Asuransi Umum BumiPuteraMuda 1967 PT Asuransi Kredit Indonesia
PT Asuransi Astra Buana PT Asuransi Bintang, Tbk
PT BNI Life Indonesia PT Asuransi Bangun Askrida
PT Asuransi Adira Dinamika PT Prudential Life Assurance
PT Staco Jasapratama PT Jasaraharja Putera
PT Asuransi Sinar Mas PT AIG Life
PT Asuransi Tokio Marine Indonesia PT Asuransi Karyamas Sentralindo
PT Asuransi Jiwa SinarMas PT Asuransi Jiwa Sequis Life
Learning Objectives
 Menjelaskan Kerangka Dasar Penyusunan dan
Penyajian Laporan Keuangan Asuransi Syariah

 Menjelaskan Dasar-dasar Akuntansi Asuransi


Syariah

 Menyebutkan Jenis-jenis Laporan Keuangan


Asuransi Syariah
Main References
 Ghoni, Abdul, Erny Arianty. 2007. Akuntansi Asuransi Syariah;
Antara Teori dan Praktik. Jakarta: INSCO Consulting, Cet. 1
 IAI. 2009. “Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian
Laporan Keuangan Syariah,” Pernyataan Standar Akuntansi
Keuangan. Jakarta: IAI
 IAI. 2009. “PSAK 101: Penyajian Laporan Keuangan Syariah,”
Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan. Jakarta: IAI
 IAI. 2009. “PSAK 108: Akuntansi Transaksi Asuransi Syariah,”
Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan. Jakarta: IAI
 AAOIFI. 2003. “FAS 12: General Presentation and Disclosure in
the Financial Statements of Islamic Insurance Companies,”
Accounting, Auditing and Governance Standards for Islamic
Financial Institutions.
Supplementary Readings
 Sula, Muhammad Syakir. 2004. Asuransi
Syariah (Life and General). Jakarta: Gema
Insani Press, Cet. 1
 IAI. 2007. “PSAK 28: Akuntansi Asuransi

Kerugian,” Pernyataan Standar Akuntansi


Keuangan. Jakarta: IAI
 IAI. 2007. “PSAK 36: Akuntansi Asuransi

Jiwa,” Pernyataan Standar Akuntansi


Keuangan. Jakarta: IAI
Kerangka Acuan Akuntansi Asuransi
Syariah
 Fatwa Dewan Syariah Nasional (DSN)
 Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK)
No. 108 tentang Akuntansi Transaksi Asuransi
Syariah
 Accounting and Auditing Organization for
Islamic Financial Institutions (AAOIFI)
 Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK)
No. 28 tentang Akuntansi Asuransi Kerugian
dan No. 36 tentang Akuntansi Asuransi Jiwa
 Kode Akun Asuransi Indonesia (KODASI)
Fatwa DSN
 Fatwa DSN No. 21/DSN-MUI/X/2001 tentang
Pedoman Asuransi Syariah
 Fatwa DSN No. 51/DSN-MUI/III/2006 tentang

Akad Mudharabah Musytarakah pada Asuransi


Syariah
 Fatwa DSN No. 52/DSN-MUI/III/2006 tentang

Akad Wakalah bil Ujrah pada Asuransi Syariah


dan Reasuransi Syariah
 Fatwa DSN No. 53/DSN-MUI/III/2006 tentang

Akad Tabarru’ pada Asuransi Syariah. Jakarta:


DSN-MUI
AAOIFI
 Financial Accounting Standard (FAS) No. 12:
General Presentation and Disclosure in the
Financial Statements of Islamic Insurance
Companies
 FAS No. 13: Disclosure of Bases for Determining
and Allocating Surplus or Deficit in Islamic
Insurance Companies
 FAS No. 15: Provisions and Reserves in Islamic
Insurance Companies
 FAS No. 19: Contributions in Islamic Insurance
Companies
Kerangka Konseptual Akuntansi
Asuransi Syariah
 Konsep yang mendasari penyusunan dan
penyajian laporan keuangan bagi asuransi
syariah
 Kerangka Konseptual dimaksud:
◦ Tujuan Laporan Keuangan
◦ Karakteristik Usaha Asuransi Syariah
◦ Pemakai dan Kebutuhan Informasi
◦ Asumsi Dasar
Tujuan Laporan Keuangan Asuransi
Syariah
 Menyediakan informasi keuangan (posisi keuangan,
pendapatan dan beban dana peserta, surplus
(defisit) operasi dana peserta, kinerja pengelola yang
bermanfaat bagi pemakai laporan untuk
pengambilan keputusan
 Meningkatkan kepatuhan terhadap prinsip syariah

dalam semua transaksi dan kegiatan usaha


 Informasi untuk membantu mengevaluasi

pemenuhan tanggung jawab terhadap amanah atas


dana peserta, pengelolaan resiko serta pengelolaan
investasi
 Informasi mengenai pemenuhan fungsi sosial
Karakteristik Usaha Asuransi Syariah
 Implementasi prinsip syariah:
◦ Tidak ada unsur MAGHRIB
◦ Tidak ada unsur kezaliman
◦ Tidak ada unsur mudharat
◦ Tidak ada unsur haram
 Kegiatan Asuransi Syariah (Fatwa No. 52):
◦ Penghimpun dana tabarru’ (collector)
◦ Manajer resiko (underwriter)
◦ Pelayanan klaim (claim service)
◦ Manajer investasi
◦ Investor
◦ Pengemban fungsi sosial
Pemakai dan Kebutuhan Informasi
 Peserta asuransi
 Pembayar ZIS
 Dewan Pengawas Syariah
 Pemakai LK Lembaga Keuangan Syariah

umum (investor, masyarakat, karyawan,


pemerintah, dsb.)
Asumsi Dasar
 Going Concern
 Dasar Akrual
◦ Sesuai tujuan LK, penyusunan LK atas dasar akrual
◦ Perhitungan bagi hasil/alokasi surplus, LK disusun
atas dasar kas (cash basis) pada sisi pendapatan
dan dasar akrual (accrual basis) pada sisi biaya
PSAK 108
 Tujuan
 Ruang Lingkup
 Karakteristik
 Defenisi
 Pengakuan dan Pengukuran
 Penyajian
 Pengungkapan
Ruang Lingkup
 Diterapkan untuk transaksi asuransi syariah
◦ Kontribusi peserta
◦ Alokasi surplus/defisit underwriting
◦ Penyisihan teknis
◦ Cadangan dana tabarru’
 Entitas Asuransi Syariah:
◦ Asuransi umum syariah
◦ Asuransi jiwa syariah
◦ Reasuransi syariah
◦ UUS dari entitas asuransi dan reasuransi
konvensional
Karakteristik
 Konsep sharing risk diantara peserta
 Premi adalah milik peserta secara kolektif
 Prinsip dasar: ta’awuni dan takafuli
 Akad: tabarru’ antar peserta dan tijari antara
peserta dan pengelola
 Premi dapat berupa kontribusi atau kontribusi
dan investasi
 Sumber dana tabarru’  donasi, hasil investasi,
akumulasi cadangan surplus underwriting
 Pembayaran klaim dari dana tabarru’
Defenisi …(1)
 Cadangan dana tabarru’ adalah cadangan yang dibentuk
dari surplus underwriting yang tidak dibagikan kepada
peserta dan entitas pengelola.
 Dana peserta adalah semua dana baik berupa dana
tabarru’ maupun dana investasi.
 Klaim yang masih dalam proses (outstanding claims)
adalah jumlah beban penyisihan untuk klaim yang
terjadi dan dilaporkan sampai akhir periode berjalan.
Penyisihan tersebut termasuk beban penanganan
dikurangi beban klaim yang menjadi kewajiban
reasuransi.
Defenisi…(2)
 Klaim yang terjadi tetapi belum dilaporkan (claim incurred
but not reported) adalah jumlah penyisihan untuk klaim
yang terjadi, tetapi belum dilaporkan sampai akhir periode
berjalan. Penyisihan tersebut termasuk beban penanganan
dikurangi beban klaim yang menjadi kewajiban reasuransi.
 Kontribusi (contribution) adalah jumlah bruto yang

menjadi kewajiban peserta untuk porsi risiko dan ujrah.


 Kontribusi yang belum menjadi hak (unearned

contributions) adalah bagian kontribusi yang diterima oleh


entitas pengelola pada periode berjalan, tetapi periode
asuransinya meliputi satu atau lebih periode mendatang.
Oleh karena itu, bagian kontribusi tersebut tidak diakui
pada periode berjalan.
Defenisi …(3)
 Kontribusi yang sudah menjadi hak (earned
contributions) adalah bagian dari kontribusi
kontrak asuransi yang diakui pada periode
berjalan.
 Penyisihan kontribusi yang belum menjadi hak
(unearned contributions provision) adalah jumlah
penyisihan untuk memenuhi risiko yang timbul
pada periode yang akan datang.
Pengakuan dan Pengukuran …(1)
 Pengakuan Awal
◦ Kontribusi dari peserta diakui sebagai bagian dari
dana tabarru’ dalam dana peserta.
◦ Bagian pembayaran dari peserta untuk investasi
diakui sebagai:
(a) dana syirkah temporer jika menggunakan akad
mudharabah atau mudharabah musytarakah; dan atau

(b) kewajiban jika menggunakan akad wakalah.


Pengakuan dan Pengukuran …(2)
 Pengakuan Awal
◦ Pada saat entitas asuransi menyalurkan dana
investasi yang menggunakan akad wakalah bil
ujrah, entitas mengurangi kewajiban dan
melaporkan penyaluran tersebut dalam laporan
perubahan dana investasi terikat.
◦ Bagian kontribusi untuk ujrah/fee diakui sebagai
pendapatan dalam laporan laba rugi dan menjadi
beban dalam laporan surplus defisit underwriting
dana tabarru’.
Pengakuan dan Pengukuran …(3)
 Pengukuran setelah Pengakuan Awal

◦ Surplus dan Defisit Underwriting Dana Tabarru’

◦ Penyisihan Teknis (Technical Provision)

◦ Cadangan Dana Tabarru’


Surplus dan Defisit Underwriting Dana
Tabarru’...(1)
 Penetapan besaran surplus underwriting dana tabarru’
tergantung kepada peserta secara kolektif, regulator
atau kebijakan manajemen:
a) seluruh surplus sebagai cadangan dana tabarru’;
b) sebagian sebagai cadangan dana tabarru’ dan sebagian lainnya
didistribusikan kepada peserta; atau
c) sebagian sebagai cadangan dana tabarru’, sebagian
didistribusikan kepada peserta, dan sebagian lainnya
didistribusikan kepada entitas asuransi syariah.
 Bagian surplus underwriting dana tabarru’ yang
didistribusikan kepada peserta dan bagian surplus
underwriting dana tabarru’ yang didistribusikan kepada
entitas pengelola diakui sebagai pengurang surplus
dalam laporan perubahan dana tabarru’.
Surplus dan Defisit Underwriting Dana
Tabarru’...(2)
 Surplus underwriting dana tabarru’ yang
diterima entitas pengelola diakui sebagai
pendapatan dalam laporan laba rugi, dan
surplus underwriting dana tabarru’ yang
didistribusikan kepada peserta diakui sebagai
kewajiban dalam neraca.
 Pinjaman qardh dalam neraca dan pendapatan
dalam laporan surplus defisit underwriting dana
tabarru’ diakui pada saat entitas pengelola
menyalurkan dana talangan sebesar jumlah
yang disalurkan
Perlakuan Akuntansi atas Defisit Tabarru’
 Defisit tabarru’ artinya dalam ekuitas pemegang polis
terjadi saldo surplus yang negatif atau saldo surplus
pada posisi debet.

 Pinjaman oleh perusahaan diberikan bukan untuk


mengkreditkan saldo surplus tetapi melainkan
sebagai ‘bantuan cash flow’ dari dana pengelola
kepada dana pemegang polis.
ILUSTRASI DEFISIT TABARRU’:

Kewajiban
Kewajiban kepada peserta :
Utang surplus pemegang polis……………………….. 500
Cadangan teknis :
PYBMP………………………………………………….. 3.000
Ekuitas Pemegang Polis
Saldo surplus…………………………………………… (1.000)
Cadangan tabarru’…………………………………….. 0
Total Pasiva 2.500
ILUSTRASI DEFISIT TABARRU’:

Kewajiban
Kewajiban kepada peserta :
Utang surplus pemegang polis……………………….. 500
Cadangan teknis :
PYBMP………………………………………………….. 3.000
Qardh dari pengelola …………………………………. 1.000
Ekuitas Pemegang Polis
Saldo surplus…………………………………………... (1.000)
Cadangan tabarru’…………………………………….. 0
Total Pasiva 3.500
Penyisihan Teknis (Technical
Provision) …(1)
 Penyisihan teknis untuk asuransi syariah terdiri dari:
◦ (a) Penyisihan kontribusi yaitu jumlah untuk memenuhi klaim
yang terkait dengan kontribusi yang timbul pada periode berjalan
atau periode mendatang (penyisihan kontribusi yang belum
menjadi hak).
◦ (b) Klaim yang masih dalam proses yaitu jumlah penyisihan atas
ekspektasi klaim yang terjadi dan dilaporkan sampai dengan
akhir periode berjalan. Penyisihan tersebut termasuk beban
penanganan dikurangi beban klaim yang menjadi kewajiban
reasuransi.
◦ (c) Klaim yang terjadi tetapi belum dilaporkan yaitu jumlah
penyisihan atas klaim yang telah terjadi tetapi tidak dilaporkan
sampai dengan akhir periode berjalan. Penyisihan tersebut
termasuk beban penanganan dikurangi beban klaim yang
menjadi kewajiban reasuransi.
Penyisihan Teknis (Technical
Provision) …(2)
 Penyisihan teknis diakui pada saat akhir
periode pelaporan sebagai beban dalam
laporan surplus defisit underwriting dana
tabarru’.
Penyisihan Teknis (Technical
Provision) …(3)
 Penyisihan teknis diukur sebagai berikut:
◦ (a) Penyisihan kontribusi yang belum menjadi hak dihitung
menggunakan metode yang berlaku dalam industri
perasuransian.
◦ (b) Klaim yang masih dalam proses diukur sebesar jumlah
estimasi klaim yang masih dalam proses oleh entitas pengelola.
Jumlah estimasian tersebut harus mencukupi untuk mampu
memenuhi klaim yang terjadi dan dilaporkan sampai dengan
akhir periode pelaporan, setelah mengurangkan bagian
reasuransi dan bagian klaim yang telah dibayarkan.
◦ (c) Klaim yang terjadi tetapi belum dilaporkan diukur sebesar
jumlah estimasi klaim yang diekspektasikan akan dibayarkan
pada tanggal neraca berdasarkan pada pengalaman masa lalu
yang terkait dengan klaim paling kini yang dilaporkan dan
metode statistik.
Cadangan Dana Tabarru’ …(1)
 Cadangan dana tabarru’ digunakan untuk:
◦ (a) menutupi defisit yang akan terjadi di periode
mendatang; dan
◦ (b) tujuan memitigasi dampak risiko kerugian yang
luar biasa yang terjadi pada periode mendatang
untuk jenis asuransi (class of business) yang
menunjukkan derajat volatilitas klaim yang tinggi.
Cadangan Dana Tabarru’ …(2)
 Cadangan dana tabarru’ diakui pada saat
dibentuk sebesar jumlah yang dianggap
mencerminkan kehatihatian (deemed prudent)
agar mencapai tujuan pembentukannya yang
bersumber dari surplus underwriting dana
tabarru’.
 Pada akhir periode pelaporan, jumlah yang
diperlukan untuk mencapai saldo cadangan
dana tabarru’ yang dibutuhkan diperlakukan
sebagai penyesuaian atas surplus underwriting
dana tabarru’.
Penyajian …(1)
 Bagian surplus underwriting dana tabarru’ yang
didistribusikan kepada peserta disajikan secara
terpisah pada pos “bagian surplus underwriting
dana tabarru’ yang didistribusikan kepada peserta”
dan bagian surplus yang didistribusikan kepada
entitas asuransi syariah disajikan secara terpisah
pada pos “bagian surplus underwriting dana
tabarru’ yang didistribusikan kepada pengelola”
dalam laporan perubahan dana tabarru’.
 Penyisihan teknis disajikan secara terpisah pada

kewajiban dalam neraca.


Penyajian …(2)
 Dana tabarru’ disajikan sebagai dana peserta
yang terpisah dari kewajiban dan ekuitas
dalam neraca
 Cadangan dana tabarru’ disajikan secara

terpisah pada laporan perubahan dana


tabarru’.
Pengungkapan …(1)
 Entitas asuransi syariah mengungkapkan terkait
kontribusi, tetapi tidak terbatas pada:
◦ (a) Kebijakan akuntansi untuk:
 (i) kontribusi yang diterima dan perubahannya;
 (ii) pembatalan polis asuransi dan konsekuensinya
◦ (b) Piutang kontribusi dari peserta, entitas asuransi, dan
reasuransi;
◦ (c) Rincian kontribusi berdasarkan jenis asuransi;
◦ (d) Jumlah dan persentase komponen kontribusi untuk bagian
risiko dan ujrah dari total kontribusi per jenis asuransi;
◦ (e) Kebijakan perlakuan surplus atau defisit underwriting dana
tabarru’
◦ (f) Jumlah pinjaman (qardh) untuk menutup defisit underwriting
(jika ada).
Pengungkapan …(2)
 Entitas asuransi syariah mengungkapkan terkait dengan
dana investasi, tetapi tidak terbatas pada:
◦ (a) Kebijakan akuntansi untuk pengelolaan dana investasi yang
berasal dari peserta; dan
◦ (b) Rincian jumlah dana investasi berdasarkan akad yang
digunakan dalam pengumpulan dan pengelolaan dana investasi.
 Entitas asuransi syariah mengungkapkan terkait
penyisihan teknis, tetapi tidak terbatas pada:
◦ (a) Jenis penyisihan teknis (saldo awal, jumlah yang
ditambahkan dan digunakan selama periode berjalan, dan saldo
akhir);
◦ (b) Dasar yang digunakan dalam penentuan jumlah untuk setiap
penyisihan teknis dan perubahan basis yang digunakan.
Pengungkapan …(3)
 Entitas asuransi syariah mengungkapkan terkait
cadangan dana tabarru’, tetapi tidak terbatas pada:
◦ (a) Dasar yang digunakan dalam penentuan dan pengukuran
cadangan dana tabarru’;
◦ (b) Perubahan cadangan dana tabarru’ per jenis tujuan
pencadangannya (saldo awal, jumlah yang ditambahkan dan
digunakan selama periode berjalan, dan saldo akhir);
◦ (c) Pihak yang menerima pengalihan saldo cadangan dana
tabarru’ jika terjadi likuidasi atas produk atau entitas;
◦ (d) Jumlah yang dijadikan sebagai dasar penentuan
distribusi surplus underwriting.
 Entitas asuransi syariah mengungkapkan aset dan
kewajiban yang menjadi milik dana tabarru’.
Quiz 3
 Apa yang Anda pahami tentang Kerangka Dasar
Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan Asuransi
Syariah ?
 Sebutkan lingkup penerapan PSAK 108 pada transaksi
asuransi syariah !
 Sebutkan entitas asuransi syariah yang dimaksud
dalam PSAK 108 !
 Bagaimana pengakuan awal terhadap kontribusi dari
peserta dan bagian kontribusi peserta untuk investasi !
 Bagaimana pengakuan terhadap bagian surplus
underwriting dana tabarru’ yang diterima entitas
pengelola !

Anda mungkin juga menyukai