Anda di halaman 1dari 23

AKUNTANSI ASURANSI SYARIAH

Makalah Ini Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Akntansi Asuransi
Syariah

Dosen pengampu : Nur Wachidah Yulianti, SE.,M.S.Ak

DISUSUN OLEH:
Kelompok 1

Nugraha Pratama 11160820000094


Viera Salsabila Prilyang 11170820000005
Nurul Aqmarina 11170820000012
Aditya Pratama 11170820000020
Yuthi Marada 11170820000027
Siti Anita Nurhasanah 11170820000035

AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UIN SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2019

i
KATA PEGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan petunjuk kepada kami
sehingga terselesaikannya makalah ini. Tak lupa shalawat serta salam semoga tercurahkan
kepada Nabi Muhammad SAW yang telah membebaskan kita dari zaman jahiliyah ke zaman
yang penuh dengan kemuliaan.

Adapun tujuan pembuatan makalah ini untuk memenuhi tugas mata kuliah Akuntansi
Keuanga Syariah dan sebagai penunjang materi dalam pembelajaran. Ucapan terima kasih
kami sampaikan kepada dosen pengampu mata kuliah Akuntasi Keuangan Syariah Nur
Wachidah Yulianti, SE.,M.S.Ak yang telah membimbing kami dalam pembuatan makalah
ini dan kepada pihak yang bersangkutan atas dukungan yang telah membantu dalam
penyelesaian makalah ini.

Kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat sebagai referensi Akuntansi
Keuangan Syariah. Kami sebagai penulis pun masih memiliki banyak kekurangan dalam
pembuatan makalah ini. Maka dari itu, dengan penuh keikhlasan dan hati yang lapang kami
berharap kepada pembaca untuk dapat memberikan kritik dan saran yang membangun, demi
menyempurnakan makalah kami yang selanjutnya.

Jakarta, 27 Maret 2019

Penulis

ii
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI.......................................................................................................................................... 3
BAB I ...................................................................................................................................................... 4
PENDAHULUAN ................................................................................................................................. 4
A. Latar Belakang .......................................................................................................................... 4
B. Rumusan Masalah .................................................................................................................... 4
C. Tujuan ........................................................................................................................................ 4
BAB II .................................................................................................................................................... 5
PEMBAHASAN .................................................................................................................................... 5
1. Konsep-Konsep Akuntansi Asuransi Syariah ........................................................................ 5
2. Akuntansi Untuk Kontribusi Peserta, Alokasi surplus, dan Defisit Underwriter ............. 6
3. Akuntansi untuk penyisihan teknis ......................................................................................... 8
4. Akuntansi Untuk Cadangan Dana Tabarru ......................................................................... 10
5. Laporan Keuangan Asuransi Syariah................................... Error! Bookmark not defined.
6. Peniaian Kinerja Asuransi Syariah (KASUS) ................................................................... 14
BAB III................................................................................................................................................. 21
PENUTUP............................................................................................................................................ 21
Kesimpulan ...................................................................................................................................... 21
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................................................... 23

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam kehidupan, seorang manusia pasti akan mengalami sebuah musibah atau
sebuah masalah yang mana masalah tersebut akan menimbulkan sebuah kerugian atau
risiko. Nah dalam hal ini ada yang namanya asuransi, yang berfungsi sebagai solusi
untuk mengatasi hal tersebut. Sebagai orang muslim disini kami akan membahas
mengenai akuntansi transaksi Asuransi yag Syariah tentunya. Sehingga dengan adanya
pembahasan ini maka kita akan tahu dan paham mengenai akuntansi Asuransi.
Akuntansi Asuransi yang akan kami bahas disini adalah yang digunakan di lembaga
keuangan syariah. Dalam akuntasi asuransi syariah ada beberapa prinsip yang ada
didalamnya yang harus diterpakan meliputi : saling bertanggung jawab, saling
bekerjasama, saling melindungi. Dan akuntnasi asuransi syariah dan konvensional
mempunyai perbedaan. Dan dengan ini kami akan mempersembahkan sebuah makalah
yang akan memaparkan hal-hal tersebut.

B. Rumusan Masalah
a. Bagaimana konsep Akuntansi Asuransi Syariah?
b. Bagaimana Akuntansi untuk kontribusi peserta, alokasi surplus dan defisit
underwriter
c. Bagaimana Akuntansi untuk penyisihan teknis?
d. Bagaimana Akuntansi untuk cadangan Tabarru?
e. Bagaimana Laporan Keuangan Asuransi Syariah dan apa saja?
f. Bagaimana penilaian kinerja Asuransi Syariah (kasus)?

C. Tujuan
Mampu mencatat, mengukur dan menyajikan dan melaporkan Transaksi Asuransi
Syariah

4
BAB II

PEMBAHASAN

1. Konsep-Konsep Akuntansi Asuransi Syariah : Kontribusi Peserta, Alokasi


Surplus, dan Defisit Underwriter
Dana Tabarru’ terdiri dari kata dana dan tabarru’. Dalam kamus bahasa
Indonesia, kata dana berarti uang yang disediakan atau sengaja dikumpulkan untuk
suatu maksud, derma, sedekah, pemberian, atau hadiah. Dari segi istilah, Wizarah
dalam Hasan (2005: 69) hanya memberikan makna berbagai jenis tabarru’ diantaranya
al-wasiat, al-waqaf, dan al-hibah. Kata lain yang berkaitan erat dengan tabarru’ adalah
tathawwu’ yang berarti nama bagi apa-apa yang disyariatkan sebagai bentuk tambahan
atas hal yang wajib. Sehingga makna tabarru’ secara implisit dapat menjadi suatu hal
yang wajib dan hal yang tidak wajib, bisa juga menjadi hal yang sunnah atau tambahan
atas hal-hal yang wajib.
Dalam Istilah Asuransi, Pengelolaan Dana adalah cara kerja suatu Perusahaan
Asuransi dalam mengurusi dana premi yang sudah terkumpul dengan cara
menginvestasikannya ke lembaga-lembaga keuangan lain sebagai persediaan
pembayaran ganti rugi pertanggungan. Dengan kata lain, dana tabarru’ dikembangkan
dengan tujuan mengantisipasi risiko kerugian yang mungkin timbul di masa yang akan
datang.
Setiap periode pengelolaan dana tabarru’ akan menghasilkan dua kemungkinan,
yaitu Surplus Underwrting dan Defisit Underwrting. Surplus Underwrting adalah ketika
total dana yang terkumpul lebih besar dari total klaim dan biaya-biaya lain dalam satu
periode, sedangkan Defisit Underwriting adalah ketika total klaim dan biaya-biaya lain
lebih besar dari dana yang terkumpul.
Mengenai ketentuan bagi hasil jika terdapat Surplus Underwriting Dana
Tabarru’, Perusahaan selaku pengelola dapat menentukan pilihan pembagian sesuai
dengan kesepakatan dengan para peserta, yaitu a) seluruhnya ditambahkan ke dalam
Dana Tabarru’; b) sebagian ditambahkan ke dalam Dana Tabarru’ dan sebagian
dibagikan kepada Peserta; c) sebagian ditambahkan ke dalam Dana Tabarru’, sebagian
dibagikan kepada Peserta, dan sebagian dibagikan kepada Perusahaan (Pasal 13 Ayat 1
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 18/PMK.10/2010).
Namun jika dalam pengelolaan dana tabarru’ terjadi defisit dana akibat banyak
klaim yang harus dibayar, maka perusahaan wajib memiliki kemampuan untuk
memberikan pinjaman dalam bentuk qardh kepada dana tabaru’ dengan menyetornya
ke dalam rekening tabarru’ secara tunai. Sedangkan pengembalian qardh dilakukan jika
dana tabarru’ telah mengalami surplus underwriting.
a. Apabila terjadi Surplus Underwriting, maka peserta sepakat untuk mengalokasikan surplus
underwriting sebagai berikut :
 50% untuk kumpulan dana tabarru’
 20% untuk Peserta yang memenuhi kriteria

5
 30% untuk perusahaan sebagai operator
b. Surplus underwriting akan didistribusikan kepada peserta paling lambat 90 hari kalender
setelah perhitungan selesai dilakukan
c. Pembagian dari hasil surplus underwriting hanya diberikan kepada peserta yang memenuhi
ketentuan sebagai berikut :
 Peserta tidak pernah mengajukan klaim pada tahun perhitungan surplus/defisit
underwriting
 Tidak sedang mengajukan klaim pada tanggal perhitungan surplus/defisit underwriting
d. Apabila jumlah surplus underwriting yang akan didistribusikan kepada setiap peserta lebih
kecil Rp.50.000,-. Maka surplus underwriting tersebut akan dimasukkan kedalam kumpulan
dana tabarru’

2. Akuntansi Untuk Kontribusi Peserta, Alokasi surplus, dan Defisit Underwriter


Akuntansi Untuk Kontribusi peserta, Alokasi surplus dan efisit Uderwriter
dijelaskan pada PSAK 108 (tahu 2016) masih sama dengan PSAK 108 (tahun 2009)
Cakupan PSAK 108 tahun 2016 adalah:
a. Diterapkan untuk transaksi asuransi syariah, yaitu transaksi yang terkait
dengan kontribusi peserta, alokasi surplus atau defisit underwrititing,
peyisihan teknis dan saldo dana tabarru’.
b. Tansaksi yang dimaksud adalah sebgaimana yang diatur dalam
peraturan perundangan-undangan yang berlaku, terdiri dari asuransi
umum syariah,asuransi jiwa syariah, rasuransi syariah, dan unit usaha
syariah dari enitas asuransi dan reasuransi konvensional.

6
Akan tetapi untuk pembahasan kali ini, kita hanya akan membahas mengenai
kontibusi dana peserta, alokasi surplus atau defisit Underwriting saja.
1) Kontribusi dana peserta
Akad yang digunakan dalam pengelola dana peserta secara kolektif
(dana Tabarru’) adlah akad wakalah, sedangkan pengelolaan dana
peserta secara idividual (dana investasi) akad wakalah,Mudharabah,
dan mudharabah musyarakah. Tekait dengan hal ini PSAK 108 (tahun
2016) mengatur bahwa akad wakalah atas dana tabarru’ dan dana
investasi memiliki substansi yang serupa dengan murabahah, sehingga
dana tabarru’ dan dana investasi disajikan sebagai dana peserta dan
terpisah dari liabilitas dan ekuitas. Hal ini dikarenakan:
a) Dana peserta terdiri dari dana tabarru’ dan dana investasi, yang
mana ketka mengalami kerugian atau defisit, entitas pengelola
tidak berkewajiban untuk megembalikan jumlah dana awal dari
peserta, kecuali akibat dari kelalaian atau wanprestasi pengelola,
sehingga dana peserta tidak dikategorikan sebagai liabilitas.
 Dana Tabarru
Tabarru’ arinya sumbangan atau donasi setiap peserta
asuransi memberikan sumbangan sebagai bagian dari
kotribusi untuk menolong peserta lainnya dalam
menghadapi musibah
 Dana Investasi
Dana investasi adalah dana yag dibayarkan dengan tujuan
untuk memperoleh keuntungan pada masa yang akan datang.
b) Dana peserta memiliki waktu jatuh tempo dan peserta tidak
mempunyai hak kepemilikan yang sama dengan pemegang
saham, sehingga dana pesrta tidak dapat digolongkan sebagai
ekuitas.
2) Alokasi Surplus dan Defist Underwriting
Surplus atau defisit underwriting adalah selisih dari total
kontribusi peserta kedalam dana tabarrru’ setelah dikurangi
pembayaran klaim, kontribusi reasuransi dan cadangan teknis,dalam
satu periode tertentu.
Kemudian untuk penetapan besarnya alokasi surpus unde
writing dana tabarru’ bergatung pada peserta secara kolektif, regulator
tau kebijakan manajemen. Berkut cara pengalokasian surplus
underwriting
a) Seluruh Surplus Underwriting tersebut sebagai peambahan saldo
dana tabarru
b) Sebagian surpls underwriting tersebut sebagai penambah saldo
dana tabarru dan sebagian lainnya ddistribusikan ke peserta
secara individual
c) Sebagian surplus underwriting tersebut sebagai penambah saldo
dana tabarru, dan sebagian didistribusikan ke peseta secara

7
individual, sementara sebagian lainnya didistribusikan ke entitas
pengelola.

3. Akuntansi untuk penyisihan teknis


a. Pengertian Penyisihan Teknis
Menurut OJK (otoritas jasa keuangan) penyisihan teknis adalah dana yang
disisihkan dalam dana perusahaan untuk memenuhi biaya yang akan dikeluarkan untuk
jangka waktu yang belum dijalani atau yang akan dikeluarkan di masa yang akan datang
dan/atau manfaat yang dijanjikan dalam polis. Yang akan dibayarkan dari dana
perusahaan.
Dalam asuransi syariah, berikut penyisihan teknis dalam asuransi syariah
berdasarkan PSAK 108 (tahun 2006) dan FAS No.15
a) Kontribusi yang belum menjadi hak (unearned contribution) adalah jumlah
penyisihan untuk memenuhi estimasi klaim yang timbul pada periode mendatang.
Penyisihan ini untuk akad asuransi syariah jangka pendek.
Contoh : PT Makmur Bahagia menjadi peserta salah satu produk asuransi SABI
Insurance, Co., yang mana polis diterbitkan dengan nilai kontribusi/premi sebesar
Rp800 dengan fee (ujrah) sebesar 10% atau Rp80 untuk 12 bulan keikutsertaan,
mulai tanggal 3 September 2017 sampai 31 Agustus 2018. Sementara itu, SABI
Insurance, Co. melakukan kerja sama reasuransi dengan PT Anugerah Syariah
sebesar 30% OR (own retention) dan 70% QS (quote share).
Dik : kontribusi : Rp800
Fee (upah) : Rp80
OR (own retention) : 30% x (Rp800-Rp80) = Rp216
QS (quota share)-kontribusi reasuransi : 70% x (Rp800-Rp80) = Rp504

Periode keikutsertaan dalam asuransi : 12 bulan, 3 September 2017- 31 Agustus 2018


Penyisihan untuk periode yang akan dating (Januari-Agustus 2018) : 8/12 x Rp216 = Rp14
Jawab
Beban kontribusi yang belum menjadi hak 144
Penyisihan kontribusi yang belum menjadi hak
144

b) Manfaat polis masa depan adalah jumlah penyisihan untuk memenuhi estimasi klaim
yang timbul pada periode mendatang. Penyisihan ini untuk akad asuransi syariah jangka
panjang.
Contoh :PT Makmur Bahagia menjadi peserta salah satu produk asuransi SABI
Insurance, Co., yang mana polis diterbitkan dengan nilai kontribusi/premi sebesar
Rp800 dengan fee (ujrah) sebesar 10% atau Rp80 untuk 12 bulan keikutsertaan, mulai
tanggal 3 September 2017 sampai 31 Agustus 2018. Sementara itu, SABI Insurance,

8
Co. melakukan kerja sama reasuransi dengan PT Anugerah Syariah sebesar 30% OR
(own retention) dan 70% QS (quote share).
Dik : kontribusi : Rp800
Fee (upah) : Rp80
OR (own retention) : 30% x (Rp800-Rp80) = Rp216
QS (quota share)-kontribusi reasuransi : 70% x (Rp800-Rp80) = Rp504
Periode keikutsertaan dalam asuransi : 18 bulan, 3 Juni 2017- 31 November 2018
Penyisihan untuk periode yang akan dating (Juni-November 2018) : 11/18 x
Rp216=Rp132

Jawab
Beban manfaat polis masa depan 132
Penyisihan manfaat polis masa depan 132

C) Klaim yang masih dalam proses (outstanding claim) adalah jumlah penyisihan atas
estimasi klaim yang telah terjadi dan dilaporkan sampai dengan akhir periode
berjalan, yang mana akan dibayarkan pada periode mendatang. Penyisihan ini untuk
akad asuransi syariah jangka panjang.
Contoh : Pada akhir bulan Desember 2017, aktuaria menghitung penyisihan klaim
yang masih dalam proses untuk periode ini sebesar Rp32.
Jawab
Beban klaim yang masih dalam proses 32
Penyisihan klaim yang masih dalam proses 32

d) Klaim yang terjadi tetapi belum dilaporkan (incurred but nit reported-IBNR) adalah
jumlah penyisihan atas estimasi klaim yang telah terjadi tetapi belum dilaporkan
sampai dengan akhir periode berjalan. Penyisihan ini untuk akad asuransi syariah
jangka panjang.

Contoh : Pada akhir bulan Desember 2017, aktuaria menghitung penyisihan IBNR
untuk periode ini sebesar Rp20.
Jawab
Beban IBNR 20
Penyisihan IBNR
20

9
4. Akuntansi Untuk Cadangan Dana Tabarru
a. Akuntansi Dana Peserta
Dana Peserta adalah kumpulan dana kontribusi dari para peserta yang
diperuntukkan untuk dana tolong menolong sesama peserta
Peruntukkan dana peserta:
a. Klaim
b.Reasuransi
c. Penyisihan teknik (unearned, outstanding claim, IBNR)
d.Investasi

1) Transaksi Terkait Dana Peserta


a) Kontribusi/premi
“Jumlah bruto yang menjadi kewajiban peserta untuk porsi risiko dan ujroh”
(PSAK 108/FAS No. 19)
Komponen kontribusi:
 Tabarru’
 Tabungan/investasi
 Ujroh
 Premi reasuransi (dr tabarru’)
 Klaim
 Dasar Pengaturan
 PSAK 108
 FAS No. 19
 Fatwa DSN No. 21, 52 dan 53

2) Perlakuan Akuntansi
 Pengakuan dan Pengukuran
o Kontribusi dapat berupa tabarru dan ujroh.
o Kontribusi dari peserta diakui sebagai bagian daridana tabarru’ dalam
dana peserta
o Bagian kontribusi untuk ujrah/fee diakui sebagai beban (bagi peserta)
dalam LSDU dan sebagai pendapatan (bagi pengelola) dalam laporan
laba rugi
3) Penyajian
a) Penerimaan kontibusi tabarru disajikan dalam Laporan Surplus (Defisit)
Underwriting Dana Tabarru
b) Penerimaan kontribusi ujroh disajikan dalam LSDU dan Laporan Laba Rugi
c) Pada akhir periode keuangan, kontribusi yang masih outstanding (kontribusi
yang belum menjadi hak/unearned contribution) disajikan dalam Laporan
Posisi Keuangan

10
b. Tabarru’
Tabarru` yaitu “dana yang khusus digunakan untuk dana tolong menolong antar
peserta asuransi” (Fatwa DSN No. 21/DSN-MUI/X/2001). Dana tabbaru merupakan
komponen utama kontribusi yang dibayarkan nasabah,yang selanjutnya akan dikelola
perusahaan sebagai dana tolong-menolong antar sesama nasabah.
1) Dasar Pengaturan
a) Fatwa DSN No. 21/DSN-MUI/X/2001
b) Fatwa DSN No. 53/DSN-MUI/III/2006
c) PSAK 108
2) Perlakuan Akuntansi
a) Pengakuan dan Pengukuran
 Kontribusi dari peserta diakui sebagai bagian daridana tabarru’ dalam dana
peserta
 Tabarru merupakan kontribusi setelah dikurangi ujroh.
 Tabarru neto merupakan tabarru bruto setelah dikurangi tabarru reasuransi
dan kontribusi yang belum merupakan hak/KYBMH (unearned
contribution)
 Dlm asuransi jiwa kontribusi ada 3 (ujroh, tabarru, investasi). Di asuransi
umum cuma ada ujroh dan tabarru.
b) Penyajian
a. Kontribusi tabarru’ disajikan dalam Laporan Surplus (Defisit)
Underwriting Dana Tabarru’
c) Jurnal
a. Mengikuti poin (kontribusi) sebelumnya

1. Dana tabarru’ dibentuk dari akumulasi dari surplus underwriting dana tabarru’ yang
merupakan milik peserta secara kolektif yang dikelola oleh entitas asuransi syariah.
2. Pembayaran manfaat asuransi/klaim berasal dari dana peserta kolektif (dana
tabarru’)dimana risiko ditanggung secara bersama antara peserta asuransi.
DefinisiBerikut ini pengertian istilah yang digunakan dalam pernyataan ini:
3. Cadangan dana tabarru’ adalah cadangan yang dibentuk dari surplus underwriting
yang tidak dibagikan kepada peserta dan kepada entitas asuransi syariah.
4. Dana peserta adalah semua dana baik berupa dana tabarru’ maupun dana investasi.
Klaim yang masih dalam proses (outstanding claims) adalah jumlah beban penyisihan
untuk klaim yang diperkirakan akan dibayar pada periode mendatang untuk klaim yang
terjadi dan dilaporkan sampai akhir periode berjalan. Penyisihan tersebut termasuk
bebanpenanganan dikurangi beban klaim yang menjadi kewajiban reasuransi.
5. Pinjaman qardh dalam neraca dan pendapatan dalam laporan surplus defisit
underwriting dana tabarru’ diakui saat entitas pengelola menyalurkan dana talangan
sebesar junlah yang disalurkan.Penyisihan Teknis (Technical Provision)

11
Penyisihan teknis untuk asuransi syariah terdiri dari:
1. Penyisihan kontribusi yaitu jumlah untuk memenuhi klaim yang terkait dengan
kontribusi yang timbul pada periode berjalan atau periode mendatang (penyisihan
kontribusi yangbelum menjadi hak).
2. Klaim yang masih dalam proses yaitu jumlah penyisihan atas ekspektasi klaim yang
akan dibayar pada periode mendatang yang terjadi dan dilaporkan sampai dengan
akhir periode berjalan. Penyisihan tersebut termasuk beban penanganan dikurangi
beban klaim yang menjadi kewajiban reasuransi.
3. Klaim yang terjadi tetapi belum dilaporkan yaitu jumlah penyisihan atas klaim yang
telah terjadi tetapi tidak dilaporkan sampai dengan akhir periode berjalan.
Penyisihan tersebut termasuk beban penanganan dikurangi beban klaim yang
menjadi kewajiban reasuransi.

6. Penyisihan teknis diakui pada saat akhir periode pelaporan sebagai beban dalam laporan
surplus defisit underwriting dana tabarru’.
7. Penyisihan teknis diukur sebagai berikut:
a. Penyisihan kontribusi yang belum menjadi hak dihitung menggunakan metode yang
berlaku dalam industri perasuransian.
b. Klaim yang masih dalam proses diukur sebesar jumlah estimasi klaim yang masih
dalam proses oleh entitas asuransi syariah. Jumlah estimasian tersebut harus
mencukupi untuk mampu memenuhi klaim yang terjadi dan dilaporkan sampai
dengan akhir periode pelaporan, setelah mengurangkan bagian reasuransi dan
bagian klaim yang telah dibayarkan.
c. Klaim yang terjadi tetapi belum dilaporkan diukur sebesar jumlah estimasi klaim
yang diekspektasikan akan dibayarkan pada tanggal neraca berdasarkan pada
pengalaman masa lalu yang terkait dengan klaim paling kini yang dilaporkan dan
metode statistik. Cadangan Dana Tabarru’
1. 29. Cadangan dana tabarru’ digunakan untuk:
a. menyediakan cadangan defisit yang akan terjadi di periode mendatang; dan
b. tujuan memitigasi dampak risiko kerugian yang luar biasa yang terjadi pada periode
mendatang untuk jenis asuransi (class of business) yang menunjukkan derajat
volatilitas klaim yang tinggi.
8. Cadangan dana tabarru’ diakui pada saat dibentuk sebesar jumlah yang dianggap
mencerminkan kehatihatian (deemed prudent) agar mencapai tujuan pembentukannya yang
bersumber dari surplus underwriting dana tabarru’.
9. Pada akhir periode pelaporan, jumlah yang diperlukan untuk mencapai saldo cadangan
dana tabarru’ yang dibutuhkan diperlakukan sebagai penyesuaian atas
Surplus underwriting dana tabarru’.

12
5. Laporan keuangan asuransi syariah
Laporan Keuangan adalah catatan informasi suatu perusahaan atau entitas yang
menggambarkan kinerja suatu perusahaan. Pada laporan keuangan entitas asuransi syariah akan
dipisahkan bagian dana peseta dengan bagian dana pengelola. Laporan entitas asuransi syariah
sebagaimana disebutkan dalam PSAK 108 (Tahun 2016) terdiri dari:

1. Laporan Posisi Keuangan


2. Laporan Surplus Defisit
3. Laporan Perubahan Dana Tabarru
4. Laporan Laba Rugi
5. Laporan Perubahan Ekuitas
6. Laporan Arus Kas
7. Laporan Sumber dan Penyaluran Dana Zakat
8. Laporan Sumber dan Penggunaan Dana Kebajikan

Tujuan laporan keuangan


Tujuan laporan keuangan asuransi syariah secara umum tertuang dalam KDPPLKS, seperti:
a. Menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja, perubahan ekuitas,
surplus/defisit underwriting dana tabarru, dan laporan perubahan dana tabarru pada
perusahaan asuransi syariah yang bermanfaat bagi sejumlah besar pengguna dalam
pengambilan keputusan ekonomi
b. Meningkatkan kepatuhan terhadap prinsip syariah dalam seua transaksi dan kegiatan
usaha
c. Informasi kepatuhan asuransi syariah terhadap prinsip syariah, serta informasi
mengenai aset, liabilitas, pendapatan, dan beban yang tidak sesuai dengan prinsip
syariah (bila ada) dan bagaimana perolehan dan juga penggunaannya.
d. Informasi untuk membantu mengevaluasi pemenuhan tanggung jawab asuransi syariah
terhadap amanah pengelolaan dana peserta.
e. Informasi mengenai pemenuhan kewajiban (obligation) fungsi sosial, termasuk
pengelolaan dan penyaluran zakat, infak, sedekah dan wakaf.

Laporan Keuangan Asuransi Syariah


Laporan keuangan asuransi syariah terdiri dari:
a. Laporan Posisi Keuangan
Laporan posisi keuangan dari entitas asuransi syariah mencakup aset, liabilitas, dana
peserta, dan ekuitas.

13
b. Laporan Surplus Defisit Underwriting Dana Tabarru
Laporan yang berisi laba rugi peserta dengan memperhatikan ketentuan SAK yang
relevan

c. Laporan Perubahan Dana Tabarru

d. Laporan Laba Rugi


Laporan laba rugi berisi pendapatan pengelola yang diperoleh dan beban operasional
yang dikeluarkan oleh pengelola atas aktivitas usahanya

14
e. Laporan Perubahan Ekuitas
Laporan perubahan ekuitas menunjukan perubahan modal disetor, cadangan, dan saldo
laba dana pengelola pada periode tertentu

f. Laporan Arus Kas


Laporan arus kas dapat memberikan informasi yang memungkinkan para pengguna
untuk mengetahui bagaimana entitas menghasilkan kas dan setara kas.

g. Laporan Sumber dan Penyaluran Dana Zakat


Laporan sumber dan penyaluran dana zakat mengungkapkan sumber zakat, baik
internal maupun eksternal dari entitas asuransi syariah, kebijakan penyaluran zakat, dan
proporsi dana yang disalurkan.

15
h. Laporan Sumber dan Penggunaan Dana Kebajikan
Laporan sumber dan penggunaan dana kebajikan berisi sumber dan penyaluran dana
kebajikan, proporsi dana, dan alasan munculnya penerimaan dan penggunaan dana non
halal.

6. Penilaian Kinerja Kemaslahatan ASURANSI BUMIPUTERA SYARIAH


MAKASSAR
1. Sejarah Singkat AJB Bumiputera Syariah
Bumiputera Syariah merupakan bagian atau divisi dari Perusahaan Asuransi Jiwa Tertua
di Indonesia yaitu AJB Bumiputera 1912. Didirikan pada tanggal 12 Februari 1912 di
Magelang, Jawa Tengah atas prakarsa seorang guru sederhana bernama M.Ng. Dwidjosewojo.
Beliau adalah sekretaris Persatuan Guru Hindia Belanda (PGHB) sekaligus Sekretaris
Pengurus Besar Budi Utomo. Gagasan pendirian perusahaan asuransi jiwa ini terdorong oleh
keprihatinanan terhadap nasib para guru pribumi. Dalam pendirian perusahaan tersebut M.Ng.
Dwidjosejewo dibantu oleh dua orang guru lain yaitu M.KH. Soebroto dan M.Adimidjojo.

16
2. Kinerja Hasil
a. Orientasi Ibadah untuk Memelihara Agama

Berdasarkan Tabel 4.2, orientasi ibadah memiliki tiga target, yaitu jumlah produk bebas
riba 100%, keterlibatan DPS dalam pengembangan produk 100%, dan temuan audit internal
sebesar 100%. Ketiga target tersebut dicapai oleh Asuransi Bumiputera Syariah Makassar
meskipun belum maksimal. Oleh karena itu, kinerja hasil orientasi ibadah sebesar 0,142 x 3 /
3 = 0,142.
b. Orientasi Proses Internal untuk Memelihara Jiwa

Berdasarkan Tabel 4.3, orientasi proses internal memiliki dua target, yaitu proses
pembayaran klaim selama 9 hari dan membuka kantor perwakilan Cabang Syariah Kendari.
Target yang dicapai oleh Asuransi Bumiputera Syariah Makassar hanya satu. Karena itu,
kinerja hasil orientasi proses internal sebesar 0,142 x 1 / 2 = 0,071.

17
c. Orientasi Tenaga Kerja untuk Memelihara Keturunan

Berdasarkan Tabel 4.6, orientasi tenaga kerja memiliki tiga target, yaitu persepsi
kepuasan tenaga kerja sebesar 90%, tenaga kerja yang memiliki sertifikasi keahlian sebesar
100%, dan jumlah karyawan yang keluar pada tahun 2015 tidak ada. Ketiga target tersebut
dicapai oleh Asuransi Bumiputera Syariah Makassar meskipun belum maksimal. Karena itu,
kinerja hasil orientasi tenaga kerja sebesar 0,142 x 3 / 3 = 0,142.
d. Orientasi Pembelajaran untuk memelihara Akal

Berdasarkan Tabel 4.7, orientasi pembelajaran memiliki tiga target, yaitu 20 jam
pelatihan bagi setiap tenaga kerja per tahun, agen yang mencapai 100% target pemasaran 2015,
dan satu orang karyawa umroh di tahun 2015. Target yang dicapai oleh Asuransi Bumiputera
Syariah Makassar hanya satu. Karena itu, kinerja hasil orientasi pembelajaran sebesar 0,142 x
1 / 3 = 0,047.

18
e. Orientasi Harta untuk Memelihara Harta

Berdasarkan Tabel 4.8, orientasi harta memiliki dua target, yaitu pembayaran zakat
perusahaan dan peningkatan premi income di tahun 2015. Target yang dicapai oleh Asuransi
Bumiputera Syariah Makassar hanya satu. Karena itu, kinerja hasil orientasi harta sebesar 0,142
x 1 / 2 = 0,071.
f. Orientasi Pelanggan untuk Memelihara Hubungan dengan Pelanggan

Berdasarkan Tabel 4.9, orientasi pelanggan memiliki dua target, yaitu rata-ratakepuasan
pelanggan 90 % dan peningkatan jumlah pelanggan baru di tahun 2015. Seluruh target orientasi
pelanggan dicapai oleh Asuransi Bumiputera Syariah Makassar. Oleh karena itu, kinerja hasil
orientasi pelanggan sebesar 0,142 x 2 / 2 = 0,142.

19
g. Orientasi Lingkungan untuk Memelihara Hubungan dengan Lingkungan

Berdasarkan Tabel 4.11, orientasi lingkungan memiliki dua target, yaitu meningkatnya
persentasi anggaran CSR dan dua kegiatan sosial di tahun 2015. Target yang dicapai oleh
Asuransi Bumiputera Syariah Makassar hanya satu. Oleh karena itu, kinerja hasil orientasi
lingkungan sebesar 0,142 x 1 / 2 = 0,071.
Berdasarkan ketujuh scorecard, maka dapat dihitung kinerja hasil di Asuransi Bumiputer
Syariah Cabang Makassar dengan menggunakan maslahah scorecard. Rumus kinerja hasil
yaitu:
𝐴𝑖
𝑃(𝑟) = ∑𝑛𝑖 𝑊𝑖 × 𝑇𝑖

P (r): kinerja hasil MaSC


i : orientasi ke-i kinerja MaSC
Ai : jumlah target yang tercapai pada orientasi ke-i kinerja kemaslahatan
Ti : jumlah target yang ditetapkan pada orientasi ke-i kinerja MaSC
Wi : bobot orientasi ke-i kinerja MaSC

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kinerja hasil Asuransi Bumiputera Syariah Cabang
Makassar sebesar 0,686. Angka tersebut menunjukkan bahwa Asuransi Bumiputera Syariah Cabang
Makassar memberikan nilai kemaslahatan yang cukup

20
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan
Dalam Istilah Asuransi, Pengelolaan Dana adalah cara kerja suatu Perusahaan Asuransi
dalam mengurusi dana premi yang sudah terkumpul dengan cara menginvestasikannya ke
lembaga-lembaga keuangan lain sebagai persediaan pembayaran ganti rugi pertanggungan.
Dengan kata lain, dana tabarru’ dikembangkan dengan tujuan mengantisipasi risiko kerugian
yang mungkin timbul di masa yang akan datang.

Setiap periode pengelolaan dana tabarru’ akan menghasilkan dua kemungkinan, yaitu
Surplus Underwrting dan Defisit Underwrting. Surplus Underwrting adalah ketika total dana
yang terkumpul lebih besar dari total klaim dan biaya-biaya lain dalam satu periode, sedangkan
Defisit Underwriting adalah ketika total klaim dan biaya-biaya lain lebih besar dari dana yang
terkumpul.
1) Kontribusi dana peserta

Akad yang digunakan dalam pengelola dana peserta secara kolektif (dana Tabarru’) adlah
akad wakalah, sedangkan pengelolaan dana peserta secara idividual (dana investasi) akad
wakalah,Mudharabah, dan mudharabah musyarakah
2) Alokasi Surplus dan Defist Underwriting

Surplus atau defisit underwriting adalah selisih dari total kontribusi peserta kedalam dana
tabarrru’ setelah dikurangi pembayaran klaim, kontribusi reasuransi dan cadangan
teknis,dalam satu periode tertentu.

Kemudian untuk penetapan besarnya alokasi surpus unde writing dana tabarru’ bergatung
pada peserta secara kolektif, regulator tau kebijakan manajemen. Berkut cara pengalokasian
surplus underwriting

Menurut OJK (otoritas jasa keuangan) penyisihan teknis adalah dana yang disisihkan
dalam dana perusahaan untuk memenuhi biaya yang akan dikeluarkan untuk jangka waktu
yang belum dijalani atau yang akan dikeluarkan di masa yang akan datang dan/atau manfaat
yang dijanjikan dalam polis. Yang akan dibayarkan dari dana perusahaan.

Dana Peserta adalah kumpulan dana kontribusi dari para peserta yang diperuntukkan untuk
dana tolong menolong sesama peserta

Tabarru` yaitu “dana yang khusus digunakan untuk dana tolong menolong antar peserta
asuransi” (Fatwa DSN No. 21/DSN-MUI/X/2001). Dana tabbaru merupakan komponen utama
kontribusi yang dibayarkan nasabah,yang selanjutnya akan dikelola perusahaan sebagai dana
tolong-menolong antar sesama nasabah.

21
Laporan Keuangan adalah catatan informasi suatu perusahaan atau entitas yang
menggambarkan kinerja suatu perusahaan. Pada laporan keuangan entitas asuransi syariah
akan dipisahkan bagian dana peseta dengan bagian dana pengelola. Laporan entitas asuransi
syariah sebagaimana disebutkan dalam PSAK 108 (Tahun 2016) terdiri dari:
1. Laporan Posisi Keuangan
2. Laporan Surplus Defisit
3. Laporan Perubahan Dana Tabarru
4. Laporan Laba Rugi
5. Laporan Perubahan Ekuitas
6. Laporan Arus Kas
7. Laporan Sumber dan Penyaluran Dana Zakat
8. Laporan Sumber dan Penggunaan Dana Kebajikan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kinerja hasil Asuransi Bumiputera Syariah Cabang
Makassar sebesar 0,686. Angka tersebut menunjukkan bahwa Asuransi Bumiputera Syariah
Cabang Makassar memberikan nilai kemaslahatan yang cukup

22
DAFTAR PUSTAKA

[1] Bayinah, Ai Nur dkk. 2019. Akuntansi Asuransi Syariah. Jakarta : Salemba Empat.
https://www.academia.edu/32870509/AKUNTANSI_ASURANSI_SYARIAH

http://iaiglobal.or.id/v03/standar-akuntansi-keuangan/pernyataan-sas-71-psak-108-akuntansi-
transaksi-asuransi-syariah

http://www.muamalat-institute.com/kegiatan-berita/artikel-syariah/item/790-konsep-dasar-
asuransi-syariah-bagian-1.html

23

Anda mungkin juga menyukai