Tugas ini ditujukan untuk memenuhi tugas kelompok Mata Kuliah Akuntansi
Syariah yang diberikan oleh Dosen Pengampu Aditya Amanda Pane, SE, M.Si
OLEH:
KATA PENGANTAR
Penyusun
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................
DAFTAR ISI...................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................
3
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Krisis ekonomi dan moneter pada kurun waktu 1997-1998, serta krisis
global tahun 2008 merupakan suatu pukulan yang sangat berat bagi sistem
perekonomian Indonesia. Dalam periode tersebut, banyak lembaga-lembaga
keuangan, termasuk perbankan, mengalami kesulitan keuangan. Tingginya
tingkat suku bunga telah mengakibatkan tingginya biaya modal bagi sektor usaha
yang pada akhirnya mengakibatkan merosotnya kemampuan usaha sektor
produksi. Selama periode krisis ekonomi tersebut, bank syariah masih dapat
menunjukkan kinerja yang relatif lebih baik dibandingkan dengan lembaga
perbankan konvensional. Hal ini dapat dilihat dari relatif lebih rendahnya
penyaluran pembiayaan yang bermasalah (non performing finance) pada bank
syariah dan tidak terjadinya negative spread dalam kegiatan operasionalnya. Hal
tersebut dapat dipahami mengingat tingkat pengembalian pada bank syariah tidak
mengacu pada tingkat suku bunga (interest spread based) tetapi mengacu pada
prinsip profit and loss sharing (bagi hasil) dan pada akhirnya dapat menyediakan
dana investasi dengan biaya modal yang relatif lebih rendah kepada masyarakat.
Bahkan, data menunjukkan bahwa bank syariah relatif memiliki
kemampuan lebih dalam menyalurkan dana kepada sektor produktif. Hal inilah
yang kemudian menjadi momentum penting bagi keberadaan lembaga keuangan
syariah di Indonesia. Perkembangan selanjutnya ditandai dengan didirikannya
berbagai lembaga keuangan syariah dan diterbitkannya berbagai instrumen
keuangan berbasis syariah. Adanya perubahan sistem dari konvensional ke
sistem syariah bukanlah menjadi masalah atau hambatan. Konsep syariah
sebenarnya terbuka bukan saja untuk masyarakat muslim, tetapi bisa untuk
nonmuslim seluruh dunia. Prinsip syariah berlaku universal bagi seluruh umat
manusia bukan hanya mengikat umat Islam. Persoalan syariah dalam konteks
muamalah adalah persoalan sosial, bukan sekedar ideologi. Jadi seluruh
penduduk dunia sebenarnya bisa menggunakannya. Nonmuslim yang ingin
4
merealisasikan ekonomi syariah, tidak perlu masuk Islam. Jadi sistem ekonomi
Islam terbuka untuk seluruh umat manusia. Salah satu alasan, mengapa para
investor nonmuslim mendirikan lembaga keuangan dengan sistem syariah,
karena tidak melihat faktor ideologinya saja, tetapi karena penilaian mereka yang
melihat sistem ini netral, win-win solution, untung bersama, rugi juga bersama.
Seirama dengan perkembangan perbankan syariah yang cukup pesat dan
menjanjikan, lembaga-lembaga keuangan syariah yang lain juga mengalami
perkembangan, termasuk asuransi syariah. Bila kelahiran bank syariah di
Indonesia ditandai dengan beroperasinya Bank Muamalat Indonesia pada tanggal
1 Mei 1992, maka kehadiran asuransi syariah di Indonesia ditandai dengan
didirikannya PT. Syarikat Takaful Indonesia yang mulai beroperasi pada tanggal
24 Februari 1994.
2. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari penyusunan makalah ini ialah;
1) Apa pengertian Asuransi Syariah?
2) Bagaimana peran Akuntansi Syariah dalam mendorong kesejahteraan
masyarakat?
3) Bagaimana strategi atas peluang dan tantangan yang dihadapi Asuransi
Syariah dimasa pandemi saat ini?
3. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan dari penyusunan makalah ini
adalah untuk;
1. Memaparkan pengertian Asuransi Syariah
2. Memaparkan peran Akuntansi Syariah dalam mendorong kesejahteraan
masyarakat, serta
3. Memaparkan strategi atas peluang dan tantangan yang dihadapi Asuransi
Syariah dimasa pandemi saat ini
5
BAB II
PEMBAHASAN
6
Salah satunya dalam perkeonomian, dimana asuransi syariah ini dapat
memutus tali kemiskinan. Asuransi syariah memang dapat menurunkan
angka kemiskinan pada suatu negara. Sebagai contoh, jika kepala keluarga
dalam suatu keluarga mendaftarkan dirinya pada perusahaan asuransi syariah.
Kepala keluarga tersebut mendaftar untuk keluarganya jika dia telah
meninggal, maka keluarga yang ditinggalkan mendapat dana dari hasil
membayar premi tersebut. Ini adalah contoh bagaimana asuransi syariah
dapat mengurangi kemiskinan. Asuransi ini dapat menuntas kemiskinan
keluarga yang sudah ditinggalkan oleh kepala keluarganya dengan
memberikan dana santunan dari pembayaran premi. Bayangkan jika setiap
keluarga dalam suatu negara menggunakan asuransi syariah, maka semua
keluarga bisa terhindar dari kemiskinan karena adanya dana untuk menggung
risiko yang dihadapi.
Peran lain asuransi syariah yaitu mengajarkan setiap orang agar saling tolong
menolong. Sesuai dengan prinsip asuransi syariah yaitu tabarru' atau tolong
menolong ini dapat melatih seseorang agar menolong orang lain juga yang
terkena musibah. Seseorang yang sudah mendaftar polis lalu mereka
membayar premi asuransi. Dana dari pembayaran premi seseorang tersebut
bisa menutupi risiko dari orang lain yang masih baru membayar beberapa
premi saja. Begitupun sebaliknya, jika seseorang tersebut sedang terkena
musibah, tetapi premi yang sudah dikumpulkan tidak mampu membayar
seluruhnya. Maka pihak asuransi syariah dapat membayar seluruhnya dengan
premi yang telah dibayarkan orang lain. Asuransi syariah juga mengajarkan
kita untuk tidak berfoya-foya. Kita sebagai umat islam yang dilarang untuk
bersikap boros, dapat menyisihkan sebagian uang kita setiap bulan untuk
membayar premi. Nantinya uang tersebut berguna bagi kita jika terkena
risiko atau musibah. Selain itu, dapat berguna juga untuk keluarga kita
lainnya. Satu polis pada asuransi syariah bisa digunakan untuk satu keluarga.
Misal, kita membayar premi untuk asuransi kesehatan, jika adik kita sedang
dirawat dirumah sakit. Maka, premi yang sudah kita bayarkan bisa juga
digunakan untuk membayar biaya rumah sakit adik kita. Bukan hanya
berlaku untuk satu orang saja, tetapi juga untuk seluruh keluarga inti.
7
Peran lain asuransi syariah juga sebagai rasa tanggung jawab sebuah
perusahaan pada karyawannya. Sesuai dengan ajaran islam yaitu harus
bertanggung jawab jika sudah mengambil sebuah keputusan. Perusahaan
yang sudah mempekerjakan karyawannya harus bertanggung jawab jika
terjadi musibah selama mereka masih bekerja di perusahaan tersebut.
Perusahaan dapat mendaftarkan seluruh karyawannya kepada lembaga
asuransi syariah untuk memperkecil dana yang dikeluarkan jika karyawan
tersebut kecelakaan.
Serta masih banyak lagi peran asuransi syariah itu sendiri bagi kehidupan
ini. Peran asuransi syariah yang sangat penting yaitu untuk menanggung risiko
pemegang polis. Dimana pemegang polis dapat menggunakan dana tersebut jika
terkena musibah, serta bisa dipindahkan kepada pihak keluarga lain. Dalam
asuransi syariah memang tidak mengenal dana hangus. Jika dalam konvensional
dana akan hangus sebab sudah melebihi batas waktu yang telah ditentukan, maka
asuransi syariah tidak. Pemegang polis masih bisa mendapatkan dana meskipun
sudah melebihi batas yang disepakati. Mungkin lembaga asuransi syariah hanya
akan menanggung setengah biaya risiko saja, tetapi peserta masih bisa
melanjutkan untuk membayar premi selanjutnya.
8
dahulu untuk memenuhi kebutuhan konsumsinya sehari-hari, terlebih karena
adanya kebijakan PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar) dari presiden yang
sudah diterapkan di beberapa daerah yang mengharuskan seseorang untuk
bekerja dari rumah (WFH/ Work From Home). Penurunan penjualan produk-
produk asuransi syariah ditengah pandemi ini juga dikarenakan
kegiatan marketing dan pendistribuan produk asuransi syariah yang dilakukan
terhambat, salah satu faktor terbesarnya yaitu karena adanya PSBB yang
diterapkan. Sehingga, pekerjaan menawarkan produk-produk asuransi syariah
kepada nasabah yang dilakukan dirumah saja dirasa kualitasnya tidak seoptimal
apabila dilakukan dengan langsung menawarkan produk ke nasabah.
Dilihat dari dampak dari pandemi Virus Corona yang sudah dipaparkan di
atas, jelas merupakan tantangan tersendiri bagi perusahaan Asuransi Syariah.
Tantangan yang dimaksud adalah bagaimana sebuah perusahaan Asuransi
Syariah akan bertindak menghadapi dampak-dampak pandemi ini, seperti
bagaimana caranya menghadapi penurunan penjualan produk-produk asuransi
syariah.
9
Selanjutnya, strategi dalam menghadapi tantangan perusahaan Asuransi
Syariah yaitu penundaan pada pembayaran preminya. Untuk masalah premi,
bila dilihat dari kondisi yang ada jelas hal ini memang sulit untuk diprediksi
sebelumnya. Banyak perusahaan juga mengalami hal semacam ini, maka
salah satu cara menghadapi tantangan ini dengan mengharapkan kebijakan
pemerintah melalui OJK (Otoritas Jasa Keuangan) sebagai regulator untuk
memberikan relaksasi dengan membuat kebijakan. Kebijakan yang
diharapkan dapat membantu mempermudah perusahaan, khususnya pada
perusahaan Asuransi Syariah. Penundaan pembayaran premi pada perusahaan
Asuransi Syariah di tengah pandemi Corona ini, disebabkan banyak faktor
diantaranya adalah karena kegiatan ekonomi yang tidak berjalan seperti
biasanya. Hal ini menyebabkan pendapatan seseorang ataupun perusahaan
yang mengikuti asuransi syariah berkurang, sehingga tidak dapat
membayarkan premi secara tepat waktu.
Lalu, perlunya kebijakan-kebijakan dari pemerintah untuk mengatasi
penundaan pembayaran ini, sebagai stimulus agar dapat menyelesaikan
masalah yang ada. Kebijakan-kebijakan yang diperlukan seperti kelonggaran
dalam pembayaran premi tersebut. Kebijakan pemerintah yang baru-baru ini
dikeluarkan yaitu melalui surat OJK Nomor S-II/D.05/2020 tanggal 30 Maret
2020 atas kebijakan countercyclical sebagai dampak Covid-19 bagi
perusahaan perasuransian. Kebijakan ini merupakan bentuk relaksasi
penundaan pembayaran premi yang dapat dijadikan suatu kebijakan dalam
suatu perusahaan Asuransi Syariah, karena kebijakan ini bersifat tidak
memaksa. Kebijakan ini diberikan untuk mendukung kinerja perusahaan
asuransi syariah serta memberikan kemudahan dalam situasi yang fluktuaktif
seperti saat ini. (beritasatu)
10
Asuransi Syariah harus ikut aktif menghadapi tantangan tersebut, karena hal ini
akan berdampak kedepannya bagi kebaikan industri perusahaan Asuransi Syariah
dan nasabah perusahaan Asuransi Syariah tersebut.
11