Anda di halaman 1dari 4

Jenis perusahaan asuransi syariah :

1. Asuransi Umum unit usaha syariah.
Asuransi umum unit syariah adalah perusahaan asuransi umum yang membuat unit
usaha untuk asuransi syariah.
Contoh perusahaan nya adalah , PT Asuransi Adira Dinamika, PT Asuransi Allianz
Utama Indonesia, PT Asuransi Astra Buana, PT Asuransi Bangun Askrida, PT
Asuransi Bintang, Tbk, PT Asuransi Central Asia, Dll.

2. Asuransi umum full syariah,


Berbeda dari asuransi umum unit usaha syariah, asuransi full syariah ini hanya
berfokus pada 1 perusahaan yang bergerak di bidang asuransi syariah, jadi tidak ada
unit asuransi yang general, seperti asuransi yang non syariah..
Contoh perusahaan nya adalah, PT Asuransi Takaful Umum, PT Jaya Proteksi
Takaful, PT Asuransi Sonwelis Takaful

3. Asuransi jiwa unit usaha syariah,


Asuransi jiwa unit syariah adalah perusahaan asuransi jiwa umum yang membuat unit
usaha untuk asuransi jiwa unit syariah.
Contoh perusahaan nya adalah, PT Asuransi Jasa Raharja Putera, PT Asuransi Sinar
Mas, PT AIG Insurance Indonesia (D/H PT Chartis Insurance Indonesia), PT
Asuransi Wahana Tata, PT Mandiri AXA General Insurance.

4. Asuransi jiwa full syariah


Untuk asuransi jiwa full syariah, perusahaan ini hanya berfokus pada asuransi syariah
nya saja.
Contoh perusahaan, PT Asuransi Takaful Umum, PT Jaya Proteksi Takaful, PT
Asuransi Sonwelis Takafu.

5. reasuransi unit usaha syariah
Reasuransi adalah asuransinya perusahaan asuransi. Maksudnya, perusahaan asuransi
memanfaatkan reasuransi untuk mengalihkan risiko ketidakmampuan finansialnya
kepada perusahaan lain (reasuradur). Dengan demikian, beban yang ditanggung
perusahaan asuransi dapat diminimalkan, sejalan dengan sistem syariah.
Contoh perusahaan, PT. Reasuransi internasional indonesia, PT. Reasuransi nasional
indonesia, PT. Maskapai reasuransi indonesia tbk
Jenis produk asuransi syraiah.

1.    Asuransi Jiwa Syariah

Perusahaan asuransi akan memberikan manfaat berupa uang pertanggungan kepada ahli
waris apabila peserta asuransi meninggal dunia.

2.    Asuransi Pendidikan Syariah

Dengan asuransi ini dana pendidikan akan telah disepakati akan diberikan kepada
penerima hibah (Anak) sesuai dengan jenjang pendidikan. Ahli waris juga tetap akan
mendapatkan manfaat dana pendidikan apabila peserta asuransi meninggal dunia.

3.    Asuransi Kesehatan Syariah

Asuransi yang akan memberikan santunan atau penggantian jika peserta asuransi sakit,
atau kecelakaan.

4.    Asuransi dengan Investasi (unit link) Syariah

Produk yang memberikan manfaat asuransi dan manfaat hasil investasi. Sebagian premi
yang dibayar dalam investasi ini dialokasikan untuk dana tabarru’ dan sebagian
dialokasikan sebagai investasi peserta.

5.    Asuransi Kerugian Syariah

Asuransi yang memberikan ganti rugi kepada tertanggung atas kerugian harta benda yang
dipertanggungjawabkan.

6.    Asuransi Syariah Berkelompok

Asuransi ini dirancang khusus untuk peserta kumpulan seperti perusahaan, organisasi,
maupun komunitas. Dengan jumlah peserta yang lebih banyak asuransi ini lebih murah
bila dibandingakan dengan asuransi syariah individu.

7.    Asuransi Haji dan Umroh

Asuransi ini memberikan perlindungan finansial bagi jama’ah haji/umroh atas musibah
yang terjadi selama menjalankan ibadah haji/umroh. Khusus asuransi haji telah diatur
melalui fatwa MUI nomor 39/DSN-MUI/X/2002 tentang asuransi haji agar para jamaah
mendapatkan ketenangan selama menjalankan ibadah haji.
Sistem pengelolaan dana asuransi syariah.

asuransi syariah menggunakan prinsip berbagi risiko (risk sharing) antarpeserta. Dengan
kata lain, antara pengguna asuransi syariah lainnya memiliki keterikatan dalam hal
tolong-menolong (ta’awun) menanggung beban risiko. Sementara, perusahaan hanya
bertindak sebagai pengelola dana yang masuk dari peserta.

Dalam bahasa yang lebih sederhana, setiap dana yang disetorkan oleh peserta akan
dikumpulkan ke dalam dana tabarru’ oleh perusahaan asuransi sebagai pengelola dana.
Dana tersebut kemudian akan digunakan untuk memberikan manfaat ketika salah satu
peserta terkena risiko, seperti sakit, kecelakaan, cacat, meninggal.

Jika kita bicara tentang asuransi jiwa unit link syariah, sebagian dana peserta yang
dialokasikan untuk investasi akan dimasukkan dalam instrumen investasi syariah yang
pasti dijamin kehalalannya.

Lantas, bagaimana perusahaan bisa mendapatkan keuntungan? Dalam mengelola


asuransi syariah, perusahaan asuransi akan menetapkan sejumlah biaya (ujrah) yang
disepakati oleh semua pihak pada awal kontrak/ akad.

Sementara, jika kita bicara tentang asuransi jiwa unit link syariah, sebagian dana peserta
yang dialokasikan untuk investasi akan dimasukkan dalam instrumen investasi syariah
yang pasti dijamin kehalalannya. Untuk pemilihan saham misalnya, saham yang dipilih
adalah saham perusahaan yang bisnisnya tidak berkaitan dengan perjudian, minuman
beralkohol, atau sesuatu yang mengandung riba (bunga), seperti perbankan konvensional.
Belum lagi, untuk pengesahan setiap produk syariah harus melalui uji dan persetujuan
dari Dewan Pengawas Syariah.

Proses bisnis perusahaan asuransi syariah.


Proses bisnis perusahaan asuransi syariah menggunakan 4 akad syariah diantaranya :

 Akad Tabarru ’ digunakan diantara sesama peserta. Setiap peserta memberikan hibah berupa
kontribusi (premi) melalui dana tabarru’ yang akan digunakan untuk menolong peserta lain
yang terkena musibah. Perusahaan asuransi berfungsi sebagai pengelola dana hibah tersebut.

 Akad Tijarah, akad ini adalah Akad antara Peserta (secara kolektif atau secara individu)
dengan Perusahaan dengan tujuan komersial.

 Akad Wakalah bil Ujrah digunakan sebagai dasar peserta menyerahkan pengelolaan keuangan
kepada perusahaan asuransi, yaitu suatu akadTijarah yang memberikan kuasa kepada
perusahaan sebagai wakil peserta untuk mengelola dana Tabarru’dan/atau dana investasi
peserta, sesuai kuasa atau wewenang yang diberikan dengan imbalan berupa Ujrah (fee).

 Akad Mudharabah digunakan dalam pengelolaan investasi, yaitu suatu akad Tijarah yang
memberikan kuasa kepada perusahaan sebagai mudharib untuk mengelola investasi dana
Tabarru’ dan/atau dana investasi peserta, sesuai kuasa atau wewenang yang diberikan dengan
imbalan berupa bagi hasil (nisbah) yang besarnya telah disepakati bersama.
Bentuk badan hukum asuransi syariah
Bentuk badan hukum perasuransian di Indonesia menurut ketentuan peraturan perundang-undangan
yaitu:

1. Perseroan terbatas.

2. Koperasi.

3. Usaha bersama yang telah ada pada saat Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2014 tentang
Perasuransian.
Usaha bersama yang telah ada sebelum UU No. 40/2014 apabila bermaksud menyelenggarakan usaha
asuransi umum, usaha asuransi jiwa, usaha asuransi umum syariah, atau usaha asuransi jiwa syariah
harus diarahkan untuk menjadi badan usaha berbentuk koperasi dengan pertimbangan kejelasan tata
kelola dan prinsip usaha bersama berdasarkan atas asas kekeluargaan yang diautr lebih lanjut dalam
peraturan pemerintah.

Anda mungkin juga menyukai