Anda di halaman 1dari 3

Alicia Hera Ramadhani

01210000009

Asuransi Kesehatan Konvensional & Syariah

1. Pengertian Asuransi Syariah

Dalam bahasa arab asuransi disebut at-ta’min (penanggung disebut mu’ammin,


tertanggung disebut mu’amman lahu atau musta’min) yang mempunyai arti memberi
perlindungan, ketenangan, rasa aman dari rasa takut.

Pengertian lebih spesifik terdapat dalam Fatwa DSN Nomor 21/DSN-MUI/X/2001


tentang Pedoman Umum Asuransi Syariah disebutkan bahwa yang diartikan dengan
asuransi syariah merupakan usaha saling melindungi serta tolong-menolong di
antara beberapa orang atau pihak lewat investasi dalam wujud aset atau tabarru’
yang memberikan pola pengembalian untuk menghadapi resiko tertentu melalui
akad (perikatan) yang syariah.

Asuransi Syariah menerapkan prinsip dasar sharing of risk, yaitu resiko ditanggung
bersama dengan peserta lainnya.

Umum nya masyarakat menggunakan asuransi ini karena ingin memenuhi


kepentingan yang halal tanpa riba.

2. Pengertian Asuransi Konvensional

Asuransi konvensional adalah produk asuransi yang lebih mengedepankan prinsip


jual-beli risiko (transfer risk). Artinya, premi yang dibayarkan peserta bertujuan untuk
mengalihkan risiko ekonomis ke perusahaan asuransi. Dengan kata lain, peserta
membeli atau bergabung sebagai peserta asuransi akan ditanggung risiko ekonomis
sepenuhnya oleh perusahaan asuransi.

3. Perbedaan Asuransi Konvensional dan Syariah

-Asuransi konvensional menerapkan resiko transfer of risk, adanya perpindahan


risiko dari tertanggung kepada penanggung. Berbeda dengan asuransi syariah,
asuransi syariah menerapkan resiko sharing of risk, adanya proses saling
menanggung antara satu peserta dengan peserta lainnya.
-Kepemilikan dana pada asuransi konvensional yaitu, dana yang terkumpul dari
premi peserta seluruhnya menjadi milik perusahaan. Berbeda dengan asuransi
syariah yaitu, dana yang terkumpul dari peserta dalam bentuk iuran atau kontribusi
merupakan milik peserta. Perusahaan hanya sebagai pemegang amanah dalam
mengelola dana tersebut.

-Pengawasan dana dalam asuransi konvensional tidak memiliki badan pengawas


khusus tertentu untuk setiap kegiatan dan transaksi perusahaan. Meski demikian,
asuransi konvensional ditetapkan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

Sedangkan pengawasan dana pada asuransi syariah melibatkan Dewan Pengawas


Syariah (DPS) sebagai pihak ketiga yang bertindak sebagai pengawas kegiatan
asuransi syariah tersebut. Tugas Dewan Pengawas Syariah (DPS) adalah
mengawasi seluruh proses transaksi perusahaan asuransi syariah agar tetap
memegang prinsip syariah. DPS juga memiliki tanggung jawab kepada Majelis
Ulama Indonesia (MUI).

-Pada asuransi konvensional berlaku dana hangus. Status dana langsung menjadi
hangus untuk kondisi-kondisi tertentu, seperti periode polis berakhir, nasabah yang
tidak sanggup membayar premi berjalan, hingga ketentuan lainnya.

Sedangkan pada asuransi syariah, tidak ada istilah dana hangus yang diberlakukan.
Dana pada asuransi syariah tetap bisa diambil walaupun pada akhirnya akan ada
sebagian kecil dana yang diikhlaskan sebagai dana tabarru’. Namun, saat
seseorang tidak sanggup melanjutkan asuransi syariah, dana yang telah terkumpul
tetap bisa ditarik secara penuh sesuai nominal yang sudah pernah dibayarkan
kepada perusahaan asuransi syariah

4. Mengapa ada Asuransi Syariah?

Karena ada banyak masyarakat yang ingin begabung dalam asuransi yang halal dan
tanpa riba, hal itu terdapat dalam asuransi syariah. Dalam asuransi syariah juga
tidak ada dana hangus sehingga premi yang sudah dibayarkan bisa diambil kembali
sehingga banyak masyarakat yang ingin menggunakan syariah

5. Mekanisme

Sistem Pencairan

Proses pencairan asuransi syariah berprinsip saling menolong antar peserta, yaitu
dicairkan di tabungan bersama. Berbeda dengan sistem klaim asuransi konvensional
yang mendapatkan dana pertanggungan langsung dari perusahaan asuransi dan
didasari oleh perbandingan risiko serta modalnya.
Pemegang Polis

Untuk asuransi konvensional, pemegang polis hanya diperbolehkan bagi satu orang
saja, sedangkan pada asuransi syariah satu keluarga memungkinkan untuk
memegang satu polis yang sama dan bisa mendapatkan manfaatnya sekaligus.

Pengawasan Dana

Pada pengawasan dana, cara kerja asuransi syariah melibatkan pihak ketiga yakni
Dewan Pengawas Syariah (DPS) sebagai pemantau segala aktivitas asuransi.
Sementara itu perusahaan asuransi konvensional tidak memiliki badan pengawas
sebagai pihak ketiga hanya diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

Anda mungkin juga menyukai