Anda di halaman 1dari 6

TUGAS 3

MUHAMMAD SOETRISMAN

031351269

HUKUM DAGANG DAN KEPAILITAN

Ekomemilikimobil Alphard dan mengasuransikannya pada perusahaanasuransi Bintang.


Sesuaidengankesepakatandalam polis, makaEkomembayarpremisetiapbulannya. Setelah
beberapabulankemudian, Rocky meminjammobil Alphard milikEko dan mobil Alphard
milikEko pun hilangdicuri orang.
Ekoberniatuntukmengajukanklaimasuransikerugiankarenamobilnyatelahhilangkarenapen
curian.
1. Menurutsaudaraapakahklaimasuransi yang diajukan oleh Ekoditerima oleh
pihakasuransi? Jelaskan!
Jawab :

Ditolak karena Alasan berikutnya yang kerap ditemukan ketika klaim asuransi


ditolak ialah karena hal yang diklaim tidak tercakup dalam klausul perlindungan.
Misalnya, Anda memiliki asuransi mobil total loss only (TLO). Asuransi mobil
TLO biasanya menyediakan perlindungan jika mobil mengalami kerusakan 75% ke
atas.

Maka, ketika mobil Anda baru rusak 60% atau kurang, maka perusahaan asuransi
akan menolak klaim Anda. Begitu pula jika asuransi kesehatan Anda hanya
mencakup pengobatan di Indonesia. Maka ketika Anda berobat ke negeri tetangga,
perusahaan asuransi akan menolak klaim Anda.

2. Jelaskanpengaturanasuransikerugianbaik yang
berbentukkonvensionalmaupunsyariah!
Jawab :
Dalam perkembangannya, asuransi syariah memiliki banyak keunggulan dan
kelebihan jika dibandingkan dengan asuransi konvensional. Hal ini tentu saja
membuat adanya perbedaan mendasar di antara kedua jenis asuransi tersebut.

Sebagai contoh bila Anda ingin mengajukan asuransi kesehatan syariah dari
Prudential, Allianz, Sinarmas, atau AIA, tentu saja ada beberapa keuntungan yang
diberikan dibandingkan dengan asuransi kesehatan biasa.Berikut ini adalah perbedaan
yang terdapat di antara asuransi syariah dan asuransi konvensional secara umum:
Pengelolaan Risiko
Pada dasarnya, dalam asuransi syariah sekumpulan orang akan saling membantu dan
tolong menolong, saling menjamin dan bekerja sama dengan cara mengumpulkan
dana hibah (tabarru). Dengan begitu bisa dikatakan bahwa pengelolaan risiko yang
dilakukan di dalam asuransi syariah adalah menggunakan prinsip sharing of risk, di
mana resiko dibebankan/dibagi kepada perusahaan dan peserta asuransi itu sendiri.

Sedangkan di dalam asuransi konvensional berlaku sistem transfer of risk, di mana


resiko dipindahkan/dibebankan oleh tertanggung (peserta asuransi) kepada pihak
perusahaan asuransi yang bertindak sebagi penanggung di dalam perjanjian asuransi
tersebut seperti pada asuransi kesehatan, asuransi mobil, atau asuransi perjalanan.

Pengelolaan Dana
Pengelolaan dana yang dilakukan di dalam asuransi syariah bersifat transparan dan
dipergunakan sebesar-besarnya untuk mendatangkan keuntungan bagi para pemegang
polis asuransi itu sendiri.

Di dalam asuransi konvensional, perusahaan asuransi akan menentukan jumlah


besaran premi dan berbagai biaya lainnya yang ditujukan untuk menghasilkan
pendapatan dan keuntungan yang sebesar-besarnya bagi perusahaan itu sendiri.

Sistem Perjanjian
Di dalam asuransi syariah hanya digunakan akad hibah (tabarru) yang didasarkan
pada sistem syariah dan dipastikan halal. Sedangkan di dalam asuransi konvensional
akad yang dilakukan cenderung sama dengan perjanjian jual beli.

Kepemilikan Dana
Sesuai dengan akad yang digunakan, maka di dalam asuransi syariah dana asuransi
tersebut adalah milik bersama (semua peserta asuransi), di mana perusahaan asuransi
hanya bertindak sebagai pengelola dana saja. Hal ini tidak berlaku di dalam asuransi
konvensional, karena premi yang dibayarkan kepada perusahaan asuransi adalah
milik perusahaan asuransi tersebut, yang mana dalam hal ini perusahaan asuransi
akan memiliki kewenangan penuh terhadap pengelolaan dan pengalokasian dana
asuransi.

Pembagian Keuntungan
Di dalam asuransi syariah, semua keuntungan yang didapatkan oleh perusahaan
terkait dengan dana asuransi, akan dibagikan kepada semua peserta asuransi tersebut.
Namun akan berbeda dengan perusahaan asuransi konvensional, di mana seluruh
keuntungan yang didapatkan akan menjadi hak milik perusahaan asuransi tersebut.
Baca Juga: Mengenal Istilah Bagi Hasil (Nisbah) Perbankan Syariah
Kewajiban Zakat
Perusahaan asuransi syariah mewajibkan pesertanya untuk membayar zakat yang
jumlahnya akan disesuaikan dengan besarnya keuntungan yang didapatkan oleh
perusahaan. Hal ini tidak berlaku di dalam asuransi konvensional.

Klaim dan Layanan


Di dalam asuransi syariah, peserta bisa memanfaatkan perlindungan biaya rawat inap
di rumah sakit untuk semua anggota keluarga. Di sini diterapkan sistem penggunaan
kartu (cashless) dan membayar semua tagihan yang timbul.

Satu polis asuransi digunakan untuk semua anggota keluarga, sehingga premi yang
dikenakan oleh asuransi syariah juga akan lebih ringan. Hal ini tidak berlaku dalam
asuransi konvensional, di mana setiap orang akan memiliki polis sendiri dan premi
yang dikenakan tentu akan lebih tinggi.

Asuransi syariah juga memungkinkan kita untuk bisa melakukan double claim,
sehingga kita akan tetap mendapatkan klaim yang kita ajukan meskipun kita telah
mendapatkannya melalui asuransi kita yang lain.

Pengawasan
Di dalam asuransi syariah, pengawasan dilakukan secara ketat dan dilaksanakan oleh
Dewan Syariah Nasional (DSN) yang dibentuk langsung oleh Majelis Ulama
Indonesia (MUI) dan diberi tugas untuk mengawasi segala bentuk pelaksanaan
prinsip ekonomi syariah di Indonesia, termasuk mengeluarkan fatwa atau hukum
yang mengaturnya.
Di setiap lembaga keuangan syariah, wajib ada Dewan Pengawas Syariah (DPS) yang
bertugas sebagai pengawas. DPS ini merupakan perwakilan dari DSN yang bertugas
memastikan lembaga tersebut telah menerapkan prinsip syariah secara benar.

DSN inilah yang kemudian bertugas untuk melakukan pengawasan terhadap segala
bentuk operasional yang dijalankan di dalam asuransi syariah, termasuk menimbang
segala sesuatu bentuk harta yang diasuransikan oleh peserta asuransi, di mana hal
tersebut haruslah bersifat halal dan lepas dari unsur haram. Hal ini akan dilihat dari
asal dan sumber harta tersebut serta manfaat yang dihasilkan olehnya.

Berbeda halnya dengan asuransi konvensional, di mana asal dari objek yang
diasuransikan tidaklah menjadi sebuah masalah, karena yang dilihat oleh perusahaan
adalah nilai dan premi yang akan ditetapkan dalam perjanjian asuransi tersebut.

Instrumen Investasi
Hal ini juga menjadi sebuah perbedaan yang besar dalam asuransi syariah dan
konvensional. Di dalam asuransi syariah, investasi tidak bisa dilakukan pada berbagai
kegiatan usaha yang bertentangan dengan prinsip syariah dan mengandung unsur
haram dalam kegiatannya. Yang termasuk dalam kegiatan ini adalah:
Perjudian dan permainan yang tergolong ke dalam judi. Perdagangan yang dilarang
menurut syariah, antara lain: perdagangan yang tidak disertai dengan penyerahan
barang/jasa, dan perdagangan dengan penawaran/permintaan palsu. Jasa keuangan
ribawi, antara lain: bank berbasis bunga, dan perusahaan pembiayaan berbasis bunga.
Jual beli risiko yang mengandung unsur ketidakpastian (gharar) dan / atau judi
(maisir).
Memproduksi, mendistribusikan, memperdagangkan dan/atau menyediakan berbagai
barang, seperti: barang atau jasa haram zatnya (haram li-dzatihi), barang atau jasa
haram bukan karena zatnya (haram li-ghairihi) yang ditetapkan oleh DSN-MUI.
Melakukan transaksi yang mengandung unsur suap (risywah).
Ketentuan seperti ini tentu saja tidak berlaku di dalam asuransi konvensional, karena
pada dasarnya di dalam asuransi   konvensional perusahaan akan melakukan
berbagai macam investasi dalam berbagai instrumen yang ditujukan untuk
mendatangkan keuntungan yang sebesar-besarnya bagi perusahaan.

Hal ini bisa dilakukan tanpa menggunakan/mempertimbangkan haram atau tidaknya


instrumen investasi yang dipilih, karena pada dasarnya di dalam asuransi
konvensional dana yang dilekola adalah benar-benar dana milik perusahaan dan
bukan milik pemegang polis asuransi, dengan begitu perusahaan memiliki
kewenangan penuh dalam penggunaan dana tersebut, termasuk dalam memilih jenis
investasi yang akan digunakan.

Dana Hangus
Di dalam beberapa jenis asuransi yang dikeluarkan oleh perusahaan asuransi
konvensional, kita mengenal istilah “dana hangus” yang mana hal ini terjadi pada
asuransi yang tidak diklaim (misalnya asuransi jiwa yang pemegang polisnya tidak
meninggal dunia hingga masa pertanggungan berakhir). Namun hal seperti ini tidak
berlaku di dalam asuransi syariah, karena dana tetap bisa diambil meskipun ada
sebagian kecil yang diikhlaskan sebagai dana tabarru.

3. Jelaskanperbedaanasuransikerugian dan asuransisejumlahuang!


Jawab

Asuransi merupakan kerugian, merupakan praktik konsep manajemen risiko. Di mana hal
tersebut seiring dengan dasar dari pengertian asuransi, yaitu sebagai upaya untuk memindahkan
risiko kepala pihak lain. Secara umum, asuransi kerugian adalah upaya memperoleh
perlindungan atas kerugian keuangan yang muncul akibat peristiwa tidak pasti atau tidak
terduga. Contoh peristiwa tidak terduga adalah kehilangan, pencurian atau kebakaran.
Asuransi kerugian disebut juga dengan asuransi umum atau general insurance, yaitu jenis
asuransi yang memberi perlindungan atau jaminan pada harta benda dari risiko peristiwa tak
terduga. Dalam pengertian yang lebih kompleks, asuransi kerugian merupakan jenis asuransi
yang memberi ganti rugi kepada seseorang pemilik asuransi yang kemudian disebut sebagai
tertanggung yang menderita kerugian atas harta benda miliknya, di mana kerugian tersebut
terjadi karena suatu bahaya atau bencana. Jenis kerugian yang dimaksud meliputi :
 Kehilangan nilai pakai barang.
 Kerugian atas nilai pakai yang berkurang.
 Kehilangan keuntungan atas barang yang bersangkutan yang diharapkan keuntungan
tersebut oleh tertanggung.
Jenis Asuransi Kerugian
Ada beberapa jenis dari asuransi kerugian, meliputi sebagai berikut :
Asuransi Kebakaran (Fire Insurance)
Asuransi kebakaran adalah jenis pertanggungan yang memberikan ganti rugi atas risiko-risiko
yang disebabkan oleh peristiwa kebakaran terhadap harta benda yang telah diasuransikan.
Barang yang bisa diasuransikan dalam asuransi kebakaran ini meliputi rumah tinggal, hotel,
gedung, pabrik, perkantoran, pertokoan, rumah sakit, dan sebagainya.
Polis Standar Asuransi Kebakaran Indonesia (PSAKI) adalah polis asuransi kebakaran yang
berlaku di Indonesia sejak tahun 1982. Dalam polis tersebut memuat risiko-risiko yang termasuk
dalam pertanggungan kerugian akibat kerusakan harta benda yang diasuransikan atau
dipertanggungkan. Risiko yang termasuk dalam pertanggungan asuransi kebakaran meliputi
risiko kerugian atau kerusakan yang terjadi akibat peristiwa kebakaran, petir, ledakan atau
kejatuhan pesawat terbang.
Asuransi Pengangkutan Barang (Marine Cargo Insurance)
Asuransi pengangkutan barang ini yaitu jenis pertanggungan yang menjamin risiko kerugian
yang dialami atas kehilangan atau kerusakan barang pada saat pengangkutan barang melalui jalur
laut. Pertanggungan ini berlaku untuk kedua belah pihak yang terlibat yaitu pihak pemilik
angkutan barang atau kapal, maupun pihak pemilik barang yang diangkut, tergantung dari
kondisi atau peristiwa kerugian yang terjadi. Misalkan saja kapal yang mengangkut sejumlah
barang ke luar negeri.
Di perjalanan laut mengalami kecelakaan atau menabrak kapal lain yang mengakibatkan terjadi
kerusakan pada kapal pengangkut, barang yang diangkut, juga pada kapal yang ditabrak, Karena
kapal maupun barang-barang tersebut sudah diasuransikan, maka perusahaan asuransi harus
memberi ganti rugi atas kerusakan yang terjadi baik kepada pemilik kapal maupun pemilik
barang-barang yang diangkut. Jika kapal yang ditabrak juga telah diasuransikan, maka
perusahaan asuransi pun harus memberikan ganti rugi kepada pemilik kapal tersebut.
Asuransi Aneka (Miscellaneous Insurance)
Asuransi aneka merupakan jenis asuransi kerugian selain dari 2 jenis asuransi kebakaran dan
asuransi pengangkutan barang di atas. Asuransi aneka ini meliputi jenis-jenis asuransi yang
beraneka macam, seperti :
 Asuransi Pencurian (Burgary Insurance) yaitu asuransi yang memberi ganti rugi karena
risiko pencurian atas harta benda yang diasuransikan.
 Asuransi Kecelakaan Diri (Personal Accident Insurance) yaitu asuransi yang memberi
ganti rugi atas diri yang diasuransikan karena risiko kecelakaan diri.
 Asuransi Perjalanan (Travel Insurance) yaitu asuransi yang memberi ganti rugi karena
risiko saat melakukan perjalanan.
 Asuransi Kendaraan Bermotor (Motor Vehicle Insurance) yaitu asuransi yang memberi
gantu rugi karena risiko atas kendaraan bermotor.
 Asuransi Property All Risks (Industrial All Risks) yaitu jenis asuransi yang memberi
ganti rugi atas risiko kerusakan yang berhubungan dengan gedung industri atau pabrik.
 Asuransi Gempa Bumi (Earthquake Insurance) yaitu jenis asuransi yang memberi ganti
rugi pada harta benda akibat peristiwa gempa bumi.
 Asuransi Mesin dan Peralatan (Engineering Insurance).
 Asuransi Tanggung Gugat,
 dan lain sebagainya
Seiring berkembangnya jaman, kehidupan manusia dan kehidupan ekonomi maupun usaha,
berbagai jenis asuransi semakin beragam. Karena perkembangan asuransi mengikuti
perkembangan kebutuhan manusia. Dan berkaitan dengan asuransi kerugian ini, selama risiko
kerusakan tidak dikaitkan dengan jiwa manusia seperti kesehatan atau kematian, maka asuransi
apa pun bisa tergolong sebagai asuransi kerugian.

Anda mungkin juga menyukai