Akad ini boleh dilakukan oleh perusahaan asuransi syariah karena merupakan bagian dari
hukum mudharabah dan dapat diterapkan pada produk asuransi yang mengandung unsur
tabungan (saving) maupun yang tidak ada unsur tabungan (non saving). Perusahaan asuransi
dalam akad ini berkedudukan sebagai pengelola (mudharib) dan pemberi dana (musytarik)
bersama-sama dengan peserta. Dana perusahaan dan dana peserta ini akan diinvestasikan
secara bersama-sama dalam portofolio dan hasil investasi ini akan dibagi antara perusahaan
dengan peserta melalui salah satu alternative cara pembagian, sebagaimana yang ditentukan
dalam fatwa DSN-MUI No. 51/DSN-MUI/III/2006.
Dana tabarru’ peserta juga diinvestasikan menurut prinsip Syariah, umumnya perusahaan
asuransi menggunakan akad Mudharabah untuk pengaturan bagi hasil keuntungan atas
investasi dana tabarru’, dengan demikian hasil dari investasi tersebut akan dibagi berdasarkan
kesepakatan perusahaan asuransi dengan peserta.