a. Dampak Deductible
Asuransi kesehatan adalah produk asuransi yang memberikan manfaat jika
tertanggung terkena risiko kecelakaan atau sakit dan menyebabkan hilangnya
pendapatan, sehingga membutuhkan biaya. Manfaat paling penting dalam
penelitian ini dari asuransi penyakit adalah penggantian biaya pengobatan. Desain
penentuan premi dengan menerapkan deductibles (deductibles datar) dipandang
sebagai salah satu kebijakan polis asuransi yang memenuhi prinsip-prinsip
penentuan premi. Aspek aktuaria yang dipertimbangkan dalam model asuransi
kesehatan dalam penelitian ini untuk perhitungan premi yang berkaitan dengan
jenis tunjangan asuransi dengan penggantian biaya untuk jangka waktu satu tahun
pertanggungan, dengan memperhatikan jenis pekerjaan. Tujuan dari penelitian ini
adalah untuk melihat penerapan deductible terhadap premi yang harus dibayarkan
kepada perusahaan asuransi yang memberikan manfaat untuk klaim yang
diajukan. Kebijakan menerapkan deductible tentu saja membuat jumlah
penggantian diganti
Deductible adalah jumlah yang telah ditentukan untuk dibayar oleh
tertanggung sebelum pemberi tanggungan menanggung atau menutupi sisa biaya
sebagai selisih biaya tanggungan dengan biaya yang ditentukan (Klugman dkk,
1949 dalam Lewaherilla dan Gaumahu, 2019)
Deductible dimaksudkan jumlah biaya pelayanan kesehatan yang menjadi
tanggungjawab peserta asuransi untuk dibayar sebelum menerima manfaat
asuransi. Dengan kata lain, manfaat asuransi belum akan jalan sebelum peserta
membayar dulu deductible (Murti, 1998)
Deductible merupakan jumlah biaya pelayanan yang dicakup dalam paket
yang harus dibayar oleh pihak tertanggung sebelum asuradur atau bapel
memberlakukan pembayaran jaminan (Nadjib Mardianti, 2005)
Jika konsep ini diterapkan maka peserta diwajibkan membayar sejumlah uang
terlebih dahulu untuk dapat memenfaatkan pelayanan kesehatan yang dijamin,
biasanya jumlah besaran uangnya telah ditentukan terlebih dahulu dan besarnya
cukup signifikan sehingga peserta tidak akan menggunakan haknya untuk
pelayanan yang sifatnya remeh, misalnya pergi ke RS karena flu ringan
(Thabrany, 2005)
Deductible adalah besaran biaya yang harus dibayar pemilik polis asuransi jika
terjadi pengajuan klaim. Misalnya, mobil Anda mengalami kerusakan akibat
kecelakaan dengan kerugian Rp5 juta dan deductible Anda sebesar Rp300 ribu,
Anda hanya perlu membayar deductible Rp300 ribu untuk memperbaiki mobil
Anda. Sementara sisanya sebesar Rp4,7 juta ditanggung perusahaan asuransi
b. Dampak Co-insurance
Co-insurance adalah biaya bersama antara tertanggung dan perusahaan
asuransi untuk perawatan kesehatan tertentu. Ini adalah persentase dari
pembayaran setelah dikurangkan. Co-asuransi biasanya dinyatakan sebagai
perpecahan, di mana tertanggung membayar persentase tertentu dan perusahaan
asuransi membayar sisanya. Pembagian asuransi bersama yang paling umum
adalah 80/20. Ini berarti perusahaan asuransi akan membayar 80% dari prosedur
dan tertanggung harus membayar 20% lainnya. Klausul co-insurance tidak
menjadi bingung dengan deductible yang merupakan bagian dari asuransi yang
diasuransikan akan membayar sendiri sebelum perusahaan asuransi mulai
membayar imbalan. Contoh bagaimana kerja sama asuransi : Mary memiliki
klausul co-insurance 80/20. Dia membayar 20% dari biaya dan perusahaan
asuransi akan mengganti 80% biaya nya (Thabrany, 2005)
Dengan co-insurance (disebut juga co-payment) dimaksudkan, fraksi biaya
kesehatan yang harus dibayar peserta asuransi. Misalkan biaya medic diperkirakan
Rp. 1.000.000. dengan tingkat ko-asuransi 20 persen, maka peserta berbagi biaya
sebesar Rp. 200.000. Perusahaan asuransi/JPKM membayar sisanya, yakni
Rp.800.000. dengan ko-asuransi peserta berbagi biaya ataskerugian yang dialami
sehingga terdorong untuk meminimalkan biaya (Murti, 1998)
Sumber:
Astono, Rianto. 2013. Salah Kaprah Memilih Asuransi. PT Elex Media Komputindo: Jakarta
Mardiah dan Jamil. 2016. Efisiensi Alokasi Berdasarkan Maqoshid Syariah, Studi Kasus
Terhadap Pola Distribusi Laz. Jurnal I-Finance. Vol. 2, No. 2
Murti, Bhisma. 1998. Implikasi Ekonomis Pembiayaan Pelayanan Kesehatan Melalui JPKM:
Problem Moral Hazard. Jurnal Manajemen Pelayanan Kesehatan. Vol. 1., No3.
Nadjib Mardianti, dkk. 2005. Dasar-Dasar Asuransi Kesehatan Bagian B. Jakarta: PAMJAKI
Pujiyanti dkk. 2020. Kajian Literatur Sistematis: Skema Pengendalian Biaya Dalam Asuransi
Kesehatan Nasional di Beberapa Negara. Jurnal Ekonomi Kesehatan Indonesia. Vol,
4, No. 2.
Setyawan, Febri Endra Budi. 2018. Sistem Pembiayaan Kesehatan. Jurnal Berkala Ilmiah
Kedokteran dan Kesehatan. Vol. 2, No. 4.
Supriyanto dkk. 2018. Sistem Pembiayaan Dan Asuransi Kesehatan. Zifatama Jawara:
Sidoarjo
Thabrany H, ed. 2005. Dasar-dasar Asuransi Kesehatan Bagian A. Jakarta: Pemjaki. Model
Asuransi Kesehatan Optimal Dengan Pengaruh Moral Hazard. Thesis. Universitas
Brawijaya
World Health Organization. 2000. The World Health Report 2000 : Health System :
Improving Performance. Geneva