Disusun Oleh :
SRI LESTARI
1800029211
KELAS D
2018
1
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Tuhan yang telah menolong hamba-Nya menyelesaikan makalah ini dengan
penuh kemudahan.Tanpa pertolongan Dia mungkin penyusun tidak akan sanggup
menyelesaikan dengan baik. Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu
tentang ALAT INDRA MANUSIA yang kami sajikan berdasarkan pengamatan dari berbagai
sumber. Namun dengan penuh kesabaran dan terutama pertolongan dari Tuhan akhirnya
makalah ini dapat terselesaikan. Walaupun makalah ini mungkin kurang sempurna tapi juga
memiliki detail yang cukup jelas bagi pembaca. Penyusun juga mengucapkan terima kasih
kepada Dosen mata kuliah BIOMEDIK 1 yang telah membimbing penyusun agar dapat
mengerti tentang bagaimana cara kami menyusun makalah ini. Semoga makalah ini dapat
memberikan wawasan yang lebih luas kepada pembaca. Walaupun makalah ini memiliki
banyak kekurangan. Penyusun mohon untuk saran dan kritiknya.
Penyusun
2
DAFTAR ISI
Halaman judul................................................................................................................1
Kata pengantar...............................................................................................................2
Daftar isi.........................................................................................................................3
Pembahasan
Alat indra penglihatan.....................................................................................................4
Alat indra pendengaran...................................................................................................6
Alat indra peraba.............................................................................................................8
Alat indra pembau...........................................................................................................9
Alat indra perasa.............................................................................................................10
Daftar pustaka.................................................................................................................11
3
BAB 1
PENDAHULUAN
Alat indera adalah organ yang berfungsi untuk menerima jenis rangsangan
tertentu. Semua organism memiliki reseptor sebagai alat penerima informasi.
Informasi tersebut dapat berasal dari dalam dirinya atau datang dari luar. Reseptor
diberi nama berdasarkan jenis rangsangan yang diterimanya, seperti kemoreseptor
(penerima rangsang zat kimia), fotoreseptor (penerima rangsang cahaya),
aodioreseptor (penerima rangsang suara), dan mekanoreseptor (penerima rangsang
fisik, seperti tekanan, sentuhan, dan getaran). Selain itu dikenal pula beberapa
reseptor yang berfungsi mengenali perubahan lingkungan luar yang
dikelompokkan sebagai eksoreseptor. Sedangkan kelompok reseptor yang
berfungsi untuk mengenali lingkungan dalam tubuh disebut interoreseptor.
Interoreseptor terdapat diseluruh tubuh manusia.
4
SISTEM INDRA PADA MANUSIA
Tubuh kita dilengkapi dengan organ penerima rangsangan dari luar berupa sistem
indra. Indra manusia berfungsi sebagai reseptor atau penerima rangsangan dari lingkungan
sekitar. Indra manusia berupa indra penglihat (mata), indra pendengar (telinga), indra peraba
(kulit), indra pembau (hidung), dan indra pengecap dan perasa (lidah).
Kelima alat indra ini akan berfungsi dengan baik jika :
a. Saraf-saraf yang berfungsi membawa rangsangan bekerja dengan baik.
b. Otak sebagai pengolah informasi bekerja dengan baik.
c. Alat-alat indra tidak mempunyai kelainan bentuk dan fungsinya
Berikut ini akan kalian pelajari alat indra manusia satu demi satu.
1. Mata
A. Indera Penglihat (Mata)
Mata memiliki sejumlah reseptor khusus untuk mengenali perubahan sinar dan warna.
Selain itu terdapat otot- otot yang berfungsi sebagai penggerak bola mata, kotak mata,
kelopak mata dan bulu mata.
5
Disebelah dalam kelopak mata terdapat kelenjar air mata yang menghasilkan air mata.
Air mata berfungsi membunuh kuman yang akan masuk ke dalam mata serta menjaga agar
permukaan bola mata selalu basah dan bebas dari debu.
Bagian – bagian mata terdiri dari otot, dinding bola mata, dan lensa mata:
6
1) Lapisan luar atau selaput luar
Lapisan luar bola mata bagian depan bersifat tembus cahaya (transparan). Lapisan ini
disebut kornea atau selaput bening. Fungsi kornea adalah untuk meneruskan cahaya ke dalam
bola mata. Selaput bening ini hanya ada di depan dan bentuknya bulat. Disebelah luar kornea
terdapat selaput konjungtiva yang berlanjut ke kelopak mata. Lapisan luar bagian samping
dan belakang bola mata berwarna putih. Lapisan ini disebut sklera.
7
c. Lensa Mata
Lensa mata terletak tepat dibelakang selaput pelangi dan dibelakang pupil mata.
Lensa mata berbentuk bikonveks (cembung muka dan belakang), seperti lensa pada kamera.
Cara kerja kamera meniru cara kerja mata. Mata kita dapat melihat benda yang letaknya jauh
atau dekat. Untuk melihat benda yang letaknya jauh, lensa mata memipih. Sebaliknya, untuk
melihat benda yang dekat lensa mata mencembung.
8
2. Telinga
Telinga merupakan indra pendengar yang peka terhadap rangsang bunyi. Seperti hal nya mata
telinga terdiri dari bagian - bagian danmemiliki fungsi masing - masing
Berikut bagian-bagian telinga beserta fungsinya. (Endang, 2010)
a. Bagian-Bagian Telinga
Telinga terdiri atas tiga bagian, yaitu telinga bagian luar, telinga bagian tengah, dan
telinga bagian dalam. Untuk lebih jelasnya perhatikan gambar tentang bagian telinga tersebut.
1). Telinga bagian luar yaitu daun telinga, lubang telinga dan liang pendengaran
2). Telinga bagian tengah terdiri dari gendang telinga, 3 tulang pendengar ( martil, landasan
dan sanggurdi) dan saluran eustachius.
3). Telinga bagian dalam terdiri dari alat keseimbangan tubuh, tiga saluran setengah
9
lingkaran, tingkap jorong, tingkap bundar dan rumah siput (koklea)
b. Proses Mendengar
Bunyi yang dapat kita dengar ialah bunyi yang mempunyai frekuensi gelombang 20
Hz sampai 20.000 Hz (1 Hz = 1 hertz = 1 getaran per detik). Getaran bunyi ditangkap oleh
daun telinga, masuk melalui liang telinga dan menyebabkan gendang telinga atau selaput
timpani bergetar. Di liang telinga terdapat rambut-rambut dan kelenjar yang mengeluarkan
getah seperti jeli dan berwarna kecoklatan. Fungsi getah tersebut untuk melindungi liang
telinga dari gangguan hewan kecil yang masuk ke liang telinga.
Getaran pada membran timpani dilanjutkan ketelinga tengah. Telinga bagian tengah
terdiri dari tulang-tulamg pendengaran, yaitu martil, landasan, dan sanggurdi yang saling
menyambung. Getaran dari membran timpani dirambatkan oleh ketiga tulang tersebut menuju
ke telinga dalam.
Telinga dalam merupakan bagian penerima getaran. Bagian ini tersusun atas tingkap
(jendela) jorong, tingkap bundar, tiga saluran setengah lingkaran, dan koklea (rumah siput).
Dari telinga tengah, getaran menuju ke tingkap jorong, kemudian masuk kedalam koklea dan
menggetarkan cairan limfa yang ada didalam koklea. Getaran cairan limfa tersebut akan
merangsang ujung saraf pendengaran, kemudian rangsang disampaikan ke otak dan akhirnya
kita bisa mendengar.
c. Keseimbangan
10
Pada telinga bagian dalam terdapat organ berupa tiga saluran berbentuk setengah
lingkaran. Pada organ tersebut terdapat indra keseimbangan. Ketiga saluran tersebut
pangkalnya saling tegak lurus dan berisi cairan limfa (endolimfa). Setiap pangkal saluran
setengah lingkaran menggembung yang disebut ampula.
Didalam ampula terdapat ujung saraf (reseptor) dan berisi cairan. Didalam cairan itu
terdapat butir-butir kapur (otolit) yang letaknya berubah mengikuti gravitasi. Ke arah
manapun kepala bergerak, cairan yang berada disalah satu saluran setengah lingkaran
bergerak mengikutinya, sehingga cairan didalam ampula ikut bergerak pula.
Dengan alat keseimbangan kita dapat mengetahui kedudukan tubuh kita. Misalnya,
meskipun mata kita dalam keadaan terpejam, kita dapat mengetahui posisi tubuh kita miring,
telentang, kepala dibawah, dan sebagainya. Selain dari indra keseimbangan, informasi posisi
tubuh juga datang dari mata dan otot tubuh. Mata dan otot menyampaikan pesan ke otak,
tentang posisi tubuh dan anggota badan kita. Ketiga informasi itu oleh otak diolah menjadi
satu, sehingga kita mengetahui posisi kita.
3. Kulit
Selain berfungsi sebagai alat pelindung dan pengatur suhu tubuh, kulit juga berfungsi
sebagai indra peraba. Pada kulit terdapat beberapa saraf sensori yang disebut reseptor raba.
Reseptor raba berfungsi sebagai penerima rangsangan dari luar. Terdapat beberapa reseptor
pada kulit kita, yaitu reseptor tekanan kuat (korpuskula Pacini), sentuhan dan rabaan
(korpuskula Meissner dan lempeng Merkel), dingin (saraf Krause), dan panas (korpuskula
Ruffini). Oleh karena itu kulit peka terhadap rangsangan rabaan, tekanan dan suhu.
11
Tidak semua permukaan kulit pada tubuh memiliki kepekaan yang sama. Ada yang
peka terhadap rabaan dan ada yang peka terhadap suhu. Daerah yang peka terhadap rabaan,
misalnya di kuduk, sisi perut, dan bawah ketiak. Daerah yang peka terhadap suhu adalah
punggung tangan.
4. Hidung
Indra pembau bekerja karena adanya rangsangan berupa zat-zat kimia. Zat-zat kimia
yang ada di udara dideteksi oleh hidung, sebagai indra pembau. Pada selaput lendir rongga
hidung bagian atas manusia terdapat serabut saraf pembau yang berhubungan dengan otak.
Serabut saraf ini peka terhadap rangsangan kimia berupa gas yang kita kenal sebagai bau.
12
Rangsangan berupa bau, masuk hidung bersama-sama dengan udara yang kita hirup.
Gas atau uap yang kita hirup bersama udara pernapasan akan mengenai selaput lendir,
sehingga menimbulkan rangsangan. Rangsangan ini diteruskan oleh serabut saraf pembau ke
otak untuk diolah sehingga kita dapat mengetahui bau tersebut. Dengan adanya indra pembau
kita dapat menghindarkan diri dari zat yang berbau tidak sedap atau zat berbahaya.
Mengapa selera makan kita terganggu jika terserang influenza? Jika kita menderita
influenza, saraf pembau tidak peka terhadap rangsangan bau. Hal ini disebabkan ujung saraf
pembau tertutup oleh lendir atau ingus yang menghalangi kontak antara bau dengan ujung-
ujung serabut saraf.
5. Lidah
Indra perasa juga bekerja karena rangsangan zat kimia. Zat kimia yang terdapat dalam
makanan dikenali oleh lidah. Lidah manusia mengandung bermacam-macam reseptor, yaitu
resptor sakit, reseptor sentuhan, dan reseptor rasa. Reseptor rasa yang disebut kuncup
pengecap, peka terhadap rangsangan berbagai rasa. Kuncup pengecap berfungsi untuk
mengetahui rasa suatu zat kimia terlarut.
13
Bagi orang bermata normal, benda jauh maupun dekat dapat dilihat dengan jelas,
karena daya akomodasi lensa mata normal. Mata normal disebut emetropi. Daya akomodasi
mata yang tidak normal menyebabkan gangguan penglihatan, karena bayangan benda tidak
jatuh tepat pada bintik kuning dalam retina.
Beberapa gangguan penglihatan yang diakibatkan oleh daya akomodasi yang tidak
normal antara lain rabun jauh (miopi), rabun dekat (hipermiopi), dan mata tua (presbiopi).
Pada mata miopi, bayangan berada jatuh di depan retina karena bola mata terlalu panjang
(cembung). Pada mata hipermiopi, bayangan benda jatuh dibelakang retina karena bola mata
terlalu pendek (pipih). Kelainan mata miopi dapat dibantu dengan lensa cekung. Sedangkan
hipermiopi dapat dibantu dengan lensa cembung.
Presbiopi adalah gangguan peglihatan yang disebabkan otot penggerak lensa mata
telah mengendur, sehingga daya akomodasi berkurang. Presbiopi biasanya dialami oleh orang
yang telah berusia lanjut.
2. Kekurangan Vitamin A
Kekurangan vitamin A (avitaminosis A) menyebabkan gangguan penglihatan secara
bertahap. Mula-mula penderita akan mengalami rabun senja. Penderita rabun senja tidak
dapat mengamati benda dengan jelas pada saat senja. Jika rabun senja tidak segera diobati,
pada kornea mata penderita muncul bintik putih. Selanjutnya, kornea mata akan mengering
dan akhirnya akan mengalami kebutaan karena bola mata pecah. Keadaan kornea mata yang
mengering ini disebut xeroftalmia. Untuk mencegahnya perlu memakan makanan yang cukup
mengandung vitamin A.
3. Buta Warna
Buta warna adalah gangguan penglihatan dimana seseorang tidak dapat membedakan
warna. Buta warna dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu buta warna total dan buta warna
sebagian. Buta warna total adalah jika seseorang tidak dapat membedakan warna dan hanya
melihat warna hitam dan putih. Buta warna sebagian adalah jika seseorang tidak dapat
membedakan warna tertentu. Ada beberapa tipe buta warna sebagian, yaitu buta warna biru-
hijau, biru-merah, dan merah-hijau. Buta warna lebih banyak diderita laki-laki dan bersifat
menurun. Wanita bersifat pembawa akan lebih banyak mewariskannya kepada anak laki-laki.
Untuk mengetahui dengan pasti apakah seseorang penderita buta warna atau tidak, dapat
dilakukan dengan menjalani tes buta warna.
14
4. Mata Juling (strabismus)
Kelainan otot penggerak bola mata kanan dan kiri yang tidak serasi dapat
menyebabkan mata juling. Mata juling dapat diperbaiki dengan cara operasi.
DAFTAR PUSTAKA
15