Anda di halaman 1dari 28

Kredensial

Tenaga Kesehatan
dr. Ekorini Listiowati, MMR
081548528523
ekorini_santosa@yahoo.com
Kredensial

 Kualifikasi dan Pendidikan Staf (KPS)


 KKS (Kualifikasi dan Kewenangan Staf)
Definisi

 Sebuah proses memeriksa dokumen dari pelamar,


wawancara, dan ketentuan lain sesuai dengan
kebutuhan RS untuk memutuskan apakah
seseorang memenuhi syarat diberi rekomendasi
kewenangan klinis untuk memberikan asuhan
pasien yang dibutuhkan pasien
PERATURAN MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA

 NOMOR 755/MENKES/PER/IV/2011
 TENTANG
 PENYELENGGARAAN KOMITE MEDIK DI RUMAH SAKIT
Konsep Dasar Kredensial
 Salah satu upaya rumah sakit dalam menjalankan tugas
dan tanggung jawabnya untuk menjaga keselamatan
pasiennya adalah dengan menjaga standar dan
kompetensi para staf medis yang akan berhadapan
langsung dengan para pasien di rumah sakit. Upaya ini
dilakukan dengan cara mengatur agar setiap pelayanan
medis yang dilakukan terhadap pasien hanya dilakukan
oleh staf medis yang benar-benar kompeten. Kompetensi
ini meliputi dua aspek, kompetensi profesi medis yang
terdiri dari pengetahuan, keterampilan, dan perilaku
profesional, serta kompetensi fisik dan mental
Proses credentialing

 Tindakan verifikasi kompetensi profesi medis oleh rumah sakit disebut


sebagai mekanisme credentialing, dan hal ini dilakukan demi
keselamatan pasien
 Alasan :
 banyak faktor yang mempengaruhi kompetensi setelah seseorang
mendapatkan sertifikat kompetensi dari kolegium
 keadaan kesehatan seseorang dapat saja menurun akibat penyakit
tertentu atau bertambahnya usia sehingga mengurangi keamanan
pelayanan medis yang dilakukannya. Kompetensi fisik dan mental
dinilai melalui uji kelaikan kesehatan baik fisik maupun mental
Kewenangan klinis
 Kewenangan klinis (clinical priviledge) adalah hak khusus
seorang staf medis untuk melakukan sekelompok
pelayanan medis tertentu dalam lingkungan rumah sakit
untuk suatu periode tertentu yang dilaksanakan
berdasarkan penugasan klinis (clinical appointment )
 Penugasan klinis (clinical appointment) adalah penugasan
kepala/direktur rumah sakit kepada seorang staf medis
untuk melakukan sekelompok pelayanan medis dirumah
sakit tersebut berdasarkan daftar kewenangan klinis yang
telah ditetapkan baginya
Kewenangan klinis
 mencakup derajat kompetensi dan cakupan praktik.
 Rekomendasi pemberian kewenangan klinis dilakukan oleh komite
medik berdasarkan masukan dari subkomite kredensial
 rekomendasi berupa:
 kewenangan klinis yang bersangkutan dilanjutkan;
 kewenangan klinis yang bersangkutan ditambah;
 kewenangan klinis yang bersangkutan dikurangi;
 kewenangan klinis yang bersangkutan dibekukan untuk waktu
tertentu;
 kewenangan klinis yang bersangkutan diubah/dimodifikasi;
 kewenangan klinis yang bersangkutan diakhiri.
Komite medik
 Komite medik mempunyai tugas meningkatkan
profesionalisme staf medis yang bekerja di rumah sakit
dengan cara:
 melakukan kredensial bagi seluruh staf medis yang
akan melakukan pelayanan medis di rumah sakit
 memelihara mutu profesi staf medis; dan
 menjaga disiplin, etika, dan perilaku profesi staf medis
SUB KOMITE KREDENSIAL
 Tugas :
 penyusunan dan pengkompilasian daftar kewenangan klinis sesuai dengan masukan dari kelompok staf
medis berdasarkan norma keprofesian yang berlaku
 penyelenggaraan pemeriksaan dan pengkajian:
 1. kompetensi;
 2. kesehatan fisik dan mental;
 3. perilaku;
 4. etika profesi.
 evaluasi data pendidikan profesional kedokteran/kedokteran gigi berkelanjutan;
 wawancara terhadap pemohon kewenangan klinis;
 penilaian dan pemutusan kewenangan klinis yang adekuat.
 pelaporan hasil penilaian kredensial dan menyampaikan rekomendasi kewenangan klinis kepada komite
medik;
 melakukan proses rekredensial pada saat berakhirnya masa berlaku surat penugasan klinis dan adanya
permintaan dari komite medik; dan rekomendasi kewenangan klinis dan penerbitan surat penugasan
klinis.
Tujuan

 1. Tujuan Umum
 Untuk melindungi keselamatan pasien dengan memastikan bahwa staf
medis yang akan melakukan pelayanan medis dirumah sakit kredibel.
 2. Tujuan Khusus
 mendapatkan dan memastikan staf medis yang profesional dan akuntabel
bagi pelayanan di rumah sakit;
 tersusunnya jenis-jenis kewenangan klinis (clinical privilege) bagi setiap staf
medis yang melakukan pelayanan medis di rumah sakit sesuai dengan
cabang ilmu kedokteran/kedokteran gigi yang ditetapkan oleh Kolegium
Kedokteran/Kedokteran Gigi Indonesia;
 dasar bagi kepala/direktur rumah sakit untuk menerbitkan penugasan klinis
(clinical appointment) bagi setiap staf medis untuk melakukan pelayanan
medis di rumah sakit;
 terjaganya reputasi dan kredibilitas para staf medis dan institusi rumah sakit
di hadapan pasien, penyandang dana, dan pemangku kepentingan
(stakeholders) rumah sakit lainnya.
Mekanisme Kredensial
 dilaksanakan oleh subkomite kredensial
 serangkaian kegiatan termasuk menyusun tim mitra bestari, dan
melakukan penilaian kompetensi seorang staf medis yang meminta
kewenangan klinis tertentu
 menyiapkan berbagai instrumen kredensial yang disahkan
kepala/direktur rumah sakit kebijakan rumah sakit tentang kredensial
dan kewenangan klinis, pedoman penilaian kompetensi klinis, formulir
yang diperlukan.
 rekomendasi kepada kepala/direktur rumah sakit tentang lingkup
kewenangan klinis seorang staf medis.
Pengkajian
 Pengkajian oleh subkomite kredensial meliputi elemen:
 kompetensi:
 berbagai area kompetensi sesuai standar kompetensi yang
disahkan oleh lembaga pemerintah yang berwenang untuk itu;
 kognitif;
 afektif;
 psikomotor.
 kompetensi fisik;
 kompetensi mental/perilaku;
 perilaku etis (ethical standing )
KUALIFIKASI STAF MEDIK
 SPK dan RKK
 Ijazah, STR, SIP, bukti pelatihan cardiac life support
 Evaluasi Kompetensi Praktisi Klinik
 Asuhan pasien:
 Pengetahuan medis/klinis:
 Pembelajaran dan peningkatan berbasis praktek:
 Ketrampilan hubungan antar manusia dan komunikasi:
 Profesionalism:
 Praktek berbasis sistem:pemahaman terhadap konteks dan sistem dimana
pelayanan kesehatan diberikan
Kriteria
Pendidikan:
 lulus dari sekolah kedokteran yang terakreditasi, atau dari sekolah
kedokteran luar negeri dan sudah diregistrasi;
 menyelesaikan program pendidikan konsultan.
Perizinan (lisensi):
 memiliki surat tanda registrasi yang sesuai dengan bidang profesi;
 memiliki izin praktek dari dinas kesehatan setempat yang masih berlaku.
 kegiatan penjagaan mutu profesi:
 menjadi anggota organisasi yang melakukan penilaian kompetensi bagi
anggotanya;
 berpartisipasi aktif dalam proses evaluasi mutu klinis.
oleh pasien selama menja lankan profesi
 Kualifikasi personal:
 riwayat disiplin dan etik profesi;
 keanggotaan dalam perhimpunan profesi yang diakui;
 keadaan sehat jasmani dan mental, termasuk tidak terlibat penggunaan
obat terlarang dan alkohol, yang dapat mempengaruhi kualitas pelayanan
terhadap pasien;
 riwayat keterlibatan dalam tindakan kekerasan;
 memiliki asuransi proteksi profesi (professional indemnity Insurance).
 Pengalaman dibidang keprofesian:
 riwayat tempat pelaksanaan praktik profesi;
 riwayat tuntutan medis atau klaim
Area Kompetensi
 Asuhan pasien : praktisi memberikan asuhan pasien dengan kasih,
tepat dan efektif untuk promosi kesehatan, pencegahan penyakit,
pengobatan penyakit dan pelayanan sampai akhir hayat.
 Pengetahuan medis klinis : dalam ilmu-ilmu biomedis, klinis dan sosial
serta penerapan pengetahuan ke dalam asuhan pasien dan
pendidikan orang-orang lainnya.
 Pembelajaran dan peningkatan berbasis praktek ----menggunakan
bukti dan metode ilmiah untuk investigasi, evaluasi dan
meningkatkan praktek asuhan pasien
 Interpersonal dan komunikasi----yang akan memampukan dan
menjaga hubungan profesional dengan pasien, keluarga dan
anggota tim kesehatan lain.
 Profesionalisme : terpancar dalam komitmen untuk secara terus
menerus mengembangkan professionalitas, praktek-praktek etika,
pemahaman dan kepekaan terhadap keragaman dan sikap
tanggungjawab terhadap pasien, profesinya dan masyarakat.
 Praktek berbasis sistem---melalui pemahaman terhadap konteks
dan sistem dimana pelayanan kesehatan diberikan
Evaluasi Kompetensi Praktisi Klinik
 Rumah Sakit menggunakan proses berkelanjutan terstandardisir
untuk mengevaluasi sesuai kualitas dan keamanan pelayanan
pasien yang diberikan oleh setiap staf medik
 Ada proses terstandar untuk, minimal setiap tahun, mengumpulkan
data yang relevan tentang setiap praktisi untuk direview oleh
kepala unit kerja/panitia yang terkait.
 Review memungkinkan rumah sakit untuk mengidentifikasi
kecenderungan praktik professional yang memberi dampak pada
kualitas asuhan dan keselamatan pasien.
 Kriteria yang digunakan dalam melakukan evaluasi
terhadap praktik professional secara berkelanjutan meliputi
tetapi tidaklah terbatas, pada hal-hal sebagai berikut :
 Review terhadap prosedur-prosedur operatif dan klinis lain serta
hasilnya
 Pola penggunaan darah dan obat-obatan/kefarmasian
 Permintaan untuk pemeriksaan/tes dan prosedur/tindakan
 Pola lama dirawat (length-of-stay)
 Data morbiditas dan mortalitas
 Pemanfaatan praktisi terhadap konsultasi dan spesialis
 Kriteria lain yang relevan sebagaimana ditentukan oleh rumah sakit
CONTOH FORM PENGAJUAN KEWENANGAN KLINIS
CONTOH:FORMAT FORMULIR PERMINTAAN
KREDENSIAL/REKREDENSIAL: prosedur/tindakan

DIMIN DISETUJ
PROSEDUR DITOLAK KETERANGAN
TA UI
NO
TINDAKAN

M DS TA TK

M: Mandiri
DS: Dibawah supervisi
TA : Tak ada alat
TK: Tak Ada Kompetensi
TINDAKAN/PROSEDUR Diminta disetujui Ditolak KETERANGAN

M DS TA TK

1. Incisi Hordeolum/Chalazion/Abses
2. Extirpasi Pterygium
3. Extirparsi Pterygium dengan graf
conjungtiva
4. Extirparsi Granuloma
5. Extirpasi cysta conjungtiva
6. Extirpasi tumor jinak kecil di
conjungtiva, cornea dan palpebra
7. Extirpasi Lithiasis
8. phecoemulsifikasi dg IOL
9.SICS dg IOL
10.Lasik dg microkeratome
CONTOH FORM PENGAJUAN KEWENANGAN KLINIS
Pustaka
 Bimbingan Akreditasi KARS 2012
 UU No 44 tahun 2009 tentang RS
 UU No 29 tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran
 UU No 36 tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan
 Permenkes 755/2011 tentang Komite Medik
 Permenkes 49/2013 tentang Komite Keperawatan
 Standar Kompetensi Dokter, 2012
 Standar Kompetensi Dokter Gigi, 2006
 Standar Kompetensi Dokter Spesialis, 2006
 Standar Kompetensi Apoteker, 2011
 SNARS Edisi 1 Tahun 2017

Anda mungkin juga menyukai