Anda di halaman 1dari 24

TOKSIKOLOGI

Dra. Nurlaila, M.Si., Apt.


Arief Nurrochmad, M.Si, M.Sc., Ph.D., Apt.
Purwantiningsih M.Si, Apt.
drh. Retno Murwanti, M.P., Ph.D.*

Lab. of Pharmacology & Toxicology


Faculty of Pharmacy
University of Gadjah Mada
Yogyakarta
POKOK BAHASAN V

Dasar Terapi Antidot

Takrif dan makna


Sasaran terapi
Strategi terapi
Tata cara pelaksanaan
TAKRIF DAN MAKNA

Terapi antidot :
? ?
Tata cara yang secara khas ditujukan
Untuk membatasi intensitas efek toksik
Zat kimia atau untuk menyembuhkan
Sehingga bermanfat dalam mencegah
Timbulnya bahaya selanjutnya

Makna ?
KERACUNAN

FAKTOR EKSOGEN

EFEK LOKAL SISTEMIK

PENYAKIT

DIBEDAKAN MENJADI 2
1. A K U T

Terpejani Dosis Tunggal dalam Jumlah yang Cukup


Besar suatu Senyawa.

Gejala : Segera setelah pemejanan


Biasanya berat
Harus segera diberi pertolongan / ke RS

Senyawa dapat berupa


Obat :
Pestisida :
Produk rumah tangga :
Bahan makanan dan minuman:
Bahan di tempat kerja :
2. K R O N I S

Pemejanan berulang senyawa toksik dalam jumlah kecil


pada diri manusia, baik disengaja ataupun tidak
disengaja

Lama pemejanan beberapa hari sampai beberapa tahun

Gejala : Umumnya bertingkat


Pada pemejanan awal belum terlihat
Kadang tertutupi sudah parah

Penyebabnya :
Polusi : air , udara , tanah :
Makanan dan minuman :
Pestisida :
Toksin alami :
Obat atau senyawa kimia :
KERACUNAN DIKATEGORIKAN :

1. Tak disengaja
a. Kecelakaan pada anak
obat
produk rumah tangga
minyak mineral
meniru kebiasaan ortu
b. Kecelakaan secara umum
pada orang dewasa
kecelakaan kerja
kebakaran
2. Disengaja
a. Bunuh diri / percobaan
b. Pembunuhan / percobaan
(Polle`s syndrome)
SASARAN TERAPI
Zat beracun
Absorpsi

Sirkulasi sistemik

Disposisi

Distribusi Eliminasi

Sel sasaran
(> KTM) Metabolisme Ekskresi

Efek toksik Metabolit

Penentu Ketoksikan ?
Sasaran terapi antidot ? Toksik Tak toksik

Strategi terapi ?
STRATEGI TERAPI ANTIDOT
Keberadaan ZB
di sel sasaran > KTM

Bergantung

Efektivitas
Absorpsi
Distribusi
Eliminasi

Strategi terapi ?

Bagaimana caranya ??
TATA CARA PELAKSANAAN
TERAPI ANTIDOT
Kadar dalam darah

KTM

Penghambatan absorbsi

KTM

KTM
Kadar pada tempat aksi

KTM
Penaikkan ambang
toksik

penginduksi eliminasi
METODE PENATALAKSANAAN
A. Metode Tak Khas
I. Penghambatan absorpsi dan distribusi
a. Pemuntahan : 1. mekanis
2. Kimiawi
b. Pengenceran
c. Perubahan pH
d. Penetralan
e. Penyerapan
f. Bilas Lambung
g. Penambahan Infus Albumin
II. Percepatan Eliminasi
a. Perubahan pH
b. Diuresis
c. Dialisis
III. Penaikkan Ambang Toksis
a. Pernafasan Buatan
b. Pemeliharaan Sirkulasi Darah
c. Pemeliharaan Keseimbangan Elektrolit
d. Pemeliharaan Fungsi Vital
METODE PENATALAKSANAAN
B. Metode Khas
I. Penghambatan absorpsi dan distribusi
a. Pembentukkan komplek yg kurang toksik
* Besi -----sodium karbonat ferokarbonat
diferoksamina besi khelat
* Fluorida ------ Ca laktat Ca fluorida
b. Pembentukkan produk kurang toksik dg cara hambatan bersaing
metabolisme
* Metanol ------ etanol hambatan bersaing
* Heparin ------- protamin pembentuk komplek
II. Peningkatan ekskresi atau pembentukkan produk kurang toksik dg cara
kelasi atau kompleksasi
* Br ------- Ca meningkatkan sekresi ginjal
* Timah, Ni, Co, kupri --------- EDTA kelasi
* Hg , arsenat, emas -------- BAL (dimercaprol) kelasi
III. Penggunaan antagonis farmakologi / jalur pengganti
* Insektisida organofosfat ------ Atropina antagonisme
* 5 – fluorourasil ------- timidina jalur pengganti
PB IV. Penatalaksanaan secara
umum terapi keracunan
SUMBER DAN MACAM RACUN
Bahan-bahan kimia beracun
Racun tumbuh-tumbuhan
Racun binatang
Racun yg terdpt pd bahan makanan

BENTUK BAHAN BERACUN


Padat (debu, kabut)
Liquid (cairan, larutan)
Gas dan Uap
IDENTIFIKASI RACUN
Mengenali bahan yang diduga menjadi
penyebab keracunan

Penting untuk diagnosis

Jenis/ sifat berbeda

pertolongan / pengobatan berbeda


CARA :
- wawancara dengan pasien /
keluarga atau teman
- identifikasi di tempat kejadian
- pemeriksaan laboratorium
^ sampel biologis
^ pakaian
^ barang-barang disekitar

TREAT THE PATIENT NOT THE


POISON
Prinsip Penatalaksanaan Terapi
Keadaan Darurat
Tujuan : Menstabilkan Kondisi Pasien

Aturan ABC
A. Airway
Pemeliharaan aliran udara
B. Breathing
Pemeliharaan pernafasan
C. Circulation & Central Nervous System
- Pemeliharaan peredaran darah
- Pemeliharaan sistem syaraf pusat
1. Sianida dalam Makanan
Mekanisme
Gol. umbi, gadung, biji2an. Racun poten.
- mengikat cyt. oksidase (irreversibel)
- gangguan pengikatan oksigen oleh Hb sianhemoglobin
Sifat racun ini tahan panas, ttp mudah larut dlm air
Gejala klinis: Terjadinya cepat sekali
Pusing, mual, bingung, hipoksia, dispnea, sianosis, pingsan,
anoxia, kejang, koma, gagal pernafasan, kolaps
kardiovaskular, mati
Diagnosis
Sejarah, gej. klinis, adanya asidosis laktat, Lab. : darah rutin,
gula, elektrolit, gas darah arteri, fungsi ginjal dan hepar, EKG.
Pengobatan
1. Terapi suportif : infus kristaloid, oksigen, obati koma, kejang
2. Dekontam. : pengosongan lambung, arang aktif, katartika
3. Lilly cianide antidote kit : amil-nitrit dan NaNO2 300 mg i.v
4. Na tiosulfat 12,5 g i.v; hidroksokobalamin (Ind ?)
2. TEMPE BONGKREK
Mekanisme
Ampas kelapa proses peragian, asam bongkrek dan
aflatoksin.
- inhibisi enzim2 mitokondria
- gangguan fosforilasi oksidatif metabolisme glikogen
- menghambat sintesis ATP
hipoglikemia
Sifat racun : tahan panas sampai 170 C
Gejala klinis
1. Badan kurang segar, perut kejang, muntah dan mencret
2. Pusing, keluar keringat banyak, kejang
3. Kesadaran menurun, dapat meninggal dalam beberapa jam
Diagnosis
Sejarah, gej. klinis, Lab. : darah rutin, gula, fungsi ginjal dan
hepar.
Pengobatan
1. Terapi suportif : infus kristaloid, glukosa
2. Dekontam. : pengosongan lambung, arang aktif, katartika
3. Tiosulfat dan injeksi vitamin B komplek.
3. Metanol
Mekanisme
Dimetabolisme lambat oleh
1. alkohol dehidrogenase formaldehide,
2. aldehide dehidrogenase asam format : asidosis,
kebutaan
Gejala klinis
A. Terlihat mabuk & gastritis. Asidosis belum terjadi. Kenaikan
secara nyata osmolar gap, osmolar gap sekecil 10 mosm/l
sudah menunjukkan kadar toksik metanol.
B. Periode latent, sampai 30 jam. Asidosis metabolik (severe
anion gap), gangguan visual seperti haziness, kebutaan,
seizure, koma, dan kematian mungkin terjadi.
Diagnosis
Sejarah, gejala & hasil lab. Osmolar gap dan anion gap dpt untuk
memprediksi kadar metanol dan keparahan ingesti.
A. Spesifik level, > 20 mg/dl toksik,
> 40 mg/dl serius toksik.
Pada periode latent kadar metanol serum nol, adanya keracunan
serius, metanol asam format.
Kenaikkan kadar serum asam fomat utk menegaskan diagnosis
dan baik utk mengukur toksisitas, tapi tak semua lab. bisa.
B. Lab.: darah rutin, elektrolit, glukosa, BUN, kreatinin,
osmolalitas serum dan osmolar gap, gas darah arteri, anion
gap dan kadar etanol dalam serum.
Pengobatan
A. Pelihara airway dan ventilasi, obati koma dan kejang, obati
asidosis metabolik dg Na bicarbonat iv. Koreksi asidosis dg
cara mengamati gas darah arteri
B. Obat spesifik dan antidot
1. Etanol. Diberikan secara iv atau oral, utk mengikat enzim
alkohol dehidrogenase dan mencegah terbentuknya
metabolit toksik dari metanol. Terapi etanol dilakukan
apabila :
a. ada sejarah ingesti metanol, dan osmolar gap > 5 mosm/l
b. Asidosis metabolik dan osmolar gap > 5-10 mosm/l tidak
terhitung untuk etanol.
2. Asam folat, meningkatkan perubahan asam format
CO2 + H2O. Dg dosis 50 mg iv setiap 4 jam
3. 4- metilpyrazole, menghambat alkohol dehidrogenase dan
men- cegah metabolisme metanol.
4. Induksi muntah dan bilas lambung.
4. GOLONGAN KARBAMAT
Mekanisme
Spt organofosfat, ttp hambatannya tak kuat dan
bersifat terbalikkan
Gejala klinis
Tanda & gejala akibat kholinergik terjadi 30 menit,
tetapi mungkin tidak akan timbul sp 1-2 jam
setelah pemejanan. Gejala sama dg gol. organo-
fosfat, tetapi durasi toksisitas lebih pendek dan
gejalanya terbatas
Diagnosis
Sejarah pemejanan dan gejala yg terlihat , Lab.:
darah rutin, elektrolit, glukosa, BUN, kreatinin,
gas darah arteri
Pengobatan : tanpa pralidoksim
1. Pelihara airway dan ventilasi. Beri per
hatian pd kelemahan otot pernafasan,
berhenti mendadak pernafasan. +
suplemen oksigen
2. Obati hydrocarbon pneumonitis, kejang
dan koma
3. Observasi paling tidak 6-8 jam,
kemungkinan adanya gejala penundaan
onzet atau penyimpanan di lemak
4. Beri atropin sbg muskarinik agent, 0,5
– 2 mg iv, diulangi sesering mungkin
sesuai kebutuhan.
5. GOLONGAN PIRETHRIN
Mekanisme
* Pada insek mengganggu transport ion sistem
membran dalam nerve akson paralisis
sistem syaraf kematian
*Pada manusia akan cepat dimetabolisme,
menyebabkan reaksi hipersensitif, efek iritasi
Gejala klinis
*Inhalasi gejala spt asma,
hipersensitivitas paru
*Oral, pada dosis besar berpengaruh pd SSP
kejang, koma, dan gagal pernafasan. Reaksi
anafilaksis
Diagnosis
Sejarah, gas darah arteri, X-ray, tes fungsi paru
Pengobatan (dosis besar > 100mg/kg BB)
Terapi suportif (oksigen, cairan kristaloid)
Induksi muntah, bilas lambung, arang aktif
katartika

Anda mungkin juga menyukai